Cinta Yang Dalam - Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal

Di dalam hati Gandi, dia berpikir sendiri kalau Neva tidak memiliki posisi yang begitu tinggi.

“Kepercayaan dirimu yang tinggi ini bukannya terlalu besar dan meledak-ledak?” kata Gandi dingin.

Jika mengerti apa masalahnya, maka akan lebih mudah menyelesaikannya.

Dalam pose ini, Neva merasa pinggangnya hampir patah.

Dia berbisik, "Tuan Gandi, bisakah kamu membiarkanku berdiri dulu?"

Gandi pun akhirnya melepaskan Neva. Neva pun akhirnya duduk.

Setelah merapikan pakaian yang berantakan barusan, Neva berkata dengan suara pelan, "Kakak sepupumu Vito dan aku barusan tadi ini hanya mengobrol mengenai karya seni. Tidak ada satupun sentuhan intim yang mesra atau penting. Adalagi, ketika Vivi mendatangimu tadi, aku melihatnya loh. Dia merangkul lenganmu."

Neva memukul Gandi ke belakang, membuat Gandi sedikit lengah.

Dia memelotot marah ke Neva, lalu berkata dengan suara berat, "Apa maksudmu? Mencurigaiku?"

Neva terkekeh, mengambil teko dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya lalu meneguknya. Aroma teh masih melekat di mulutnya, lalu dia berkata, "Tidak, Tuan Gandi, orang yang sangat bersih dan sadar diri, jadi bagaimana mungkin bisa memelihara orang lain di luar sana!"

Neva sengaja menekankan memelihara orang lain di luar sana.

Gandi menatap Neva dalam-dalam dan berkata, "Sepertinya aku yang menginginkanmu sekali saja kemarin malam, membuatmu sedikit lebih enerjik ya!"

Gandi berdiri dan memandang Neva dari atas, lalu perlahan membungkukkan tubuhnya. Neva secara alami ingin menghindar, tapi sayangnya semakin menghindar, itu malah tampak lebih seperti mau bekerja sama dan akhirnya Gandi menindih dirinya di bawah tubuhnya.

" Vito adalah seorang yang memang ingin membujang. Aku sarankan jangan sampai ada pikiran untuk menginginkannya. Yang ada kamu akan gagal dan malah mengakibatkan pertumpahan darah. Mengenai Rangga itu, permainan menarik baru saja dimulai...”

Begitu mendengar Gandi menyebut nama Rangga. Neva langsung mengerutkan keningnya, “Tuan Gandi, aku dan Rangga tidak ada hubungan apa-apa. Kami hanya sebatas...”

“Hanya sebatas apa? Hanya sebatas dia memelukmu? Memasangkan gelang giok ke tanganmu? Neva, tolong kalau mau berbohong, berikan alasan yang lebih baik.” Tangan Gandi sudah meraih kelembutan di dada Neva. Dia pun meremas dengan penuh tenaga, Neva mendesah kesakitan.

“Dia, dia hanya teman baik adikku!” kata Neva.

Adik? Masih saja mengatakan adik kepadanya?

Gandi langsung marah. Dia sudah lama sekali menyuruh Rey untuk menyelidiki ini. Tapi tidak ada satupun dari penyelidikan tersebut yang mengungkapkan kalau Neva memiliki seorang adik laki-laki.

Wanita ini, apa menganggap dirinya ini orang keterbelakangan mental?

Di titik ini, dia benar-benar sulit untuk tidak kagum dengan kemampuan Gilbert.

Untuk menghapus jejak Neva dan hubungan Neva dengan orang-orang yang pernah berada di Kota Z. Dia mulai mengurutkan hubungan dari atas ke bawah, lalu memberikan uang kepada semua orang yang pernah berhubungan dengan Neva. Semua informasi yang terkait dengan Neva, selama dapat ditemukan olehnya pasti juga telah dihancurkan.

Setelah itu, menurut rantai hubungan Nevi, dia pun memalsukan lagi semua informasi mengenai Neva.

Dia tidak sedikit menghabiskan uang untuk hal ini.

Tapi pengaruhnya juga jelas terlihat. Gandi sudah menyelidiki cukup lama hingga sekarang, tapi masih saja belum menemukan apapun.

Jadi, ucapan Neva sebenarnya cukup menyentuh bagi lubuk hati Gandi.

Tapi sayangnya, semua bukti menunjukkan kalau Neva menipunya.

Gandi menatap Neva, mata Neva sedikit mengelak. Tapi itu bukan karena merasa bersalah, hanya karena sedikit bingung sendiri merasa ditekan oleh Gandi.

Tidak peduli kapanpun, Neva selalu memberikan perasaan yang begitu murni untuk orang lain.

"Neva." kata Gandi.

“Iya, Tuan Gandi,” jawab Neva.

“Apa kamu benar-benar punya adik laki-laki?” Tanya Gandi dari lubuk hatinya terdalam.

Neva gemetar, apakah dia akan mengungkapkan dirinya?

Neva merapatkan bibirnya, kedua tangannya meremas sofa dengan erat, lalu berkata, “Tuan Gandi, apakah kamu bisa mempercayaiku?”

"Em." Jawab Gandi.

"Ada, tapi sudah meninggal."

Setelah Neva selesai berbicara, wajahnya penuh kesepian dan kesendirian.

Tubuh Gandi bergetar, entah kenapa dia merasa kasihan dengan Neva.

Dia pasti sedih, bukan?

Tapi saat berikutnya, Gandi membuang semua pikiran ini.

Wanita ini, apa yang membuatnya sedih coba?

Adik laki-lakinya yang disebut itu, jelas-jelas murni tidak ada.

Neva terus menatap Gandi, dia melihat ekspresi Gandi yang terus berubah. Dan sekarang dia tampak begitu dingin.

Neva menghela nafas dalam-dalam di dalam hatinya. Berapa kalipun dia mengatakan ini, Gandi pada akhirnya tidak akan percaya pada dirinya.

Gandi merasakan kekecewaan pada diri Neva. Dia membungkuk, menempelkan bibirnya ke bibir Neva dan mulai menjarah bibir Neva dengan liar.

"Kedepannya, tanpa izinku, kamu tidak boleh bicara ataupun mengobrol dengan pria lain!"

Neva awalnya mengira Gandi akan melahapnya dengan liar seperti biasanya, jadi dia melawan dengan ketakutan yang tak wajar.

Ada begitu banyak orang di luar. Jika dia keluar dengan wajah memerah dan begitu berkeringat, orang yang sudah dewasa pasti akan langsung tahu apa yang sudah terjadi.

Namun tak disangka, Gandi hanya menciuminya saja, lalu melepaskannya.

Pada saat ini, ada seorang pelayan yang mengetuk pintu. Dia mengatakan kalau makan malam akan segera dimulai dan meminta mereka berdua turun.

Gandi memanggil Neva, lalu memintanya merapikan bajunya. Mereka pun berjalan turun dengan ekspresi penuh kasih sayang.

Saat makan malam, Gandi dan Neva duduk di samping Shinta. Di sisi lainnya ada dua kakek dan paman-paman dari Gandi.

Fandi juga membawa teman wanitanya pulang ke kediaman ini. Tapi itu bukan Shivas, itu adalah Mustika.

Mustika memandang Neva dengan sedikit sombong dan berani, dia seolah ingin pamer tanpa mengatakan apapun, bukannya kamu mendukung Shivas? Lihatlah ini, menurutmu Shivas bisa apa masuk mengikuti acara seperti ini?

Kemampuan Gandi minum alkohol cukup besar. Tapi di acara makan malam keluarga ini semuanya cukup terkendali.

Setelah minum beberapa gelas, dia pun berhenti minum lagi.

Setelah makan, dia mengobrol dengan dua kakeknya.

Sedangkan Neva sedang mengobrol asik dengan para sepupu Gandi. Membicarakan mengenai beberapa topik pembicaraan mengenai wanita.

Salah satu sepupunya berkata, "Kalian apa sudah dengar, Gaoha sepertinya punya wanita lain di luar.”

Sepupu yang lain menjawab ucapan ini dengan berkata, "Benarkah? Menurutku, mereka cukup saling menyayangi! Namun Wendi tampaknya sangat tidak menyukai Gaoha. Hubungan suami istri tidak baik maka kehidupan pun pasti tidak akan bahagia.”

"Mungkin, Wendi tidak bisa melupakan orang itu!"

Neva mengerutkan keningnya, orang itu? siapa?

Setelah dia masuk ke keluarga Tirta. Dia tidak akan mengatakan apapun yang tidak seharusnya dikatakan. Dan tidak akan bertanya apapun yang tidak seharusnya ditanyakan.

Sekarang begitu mendengar semua ini dari kerabat-kerabat ini, sepertinya ada cerita mengenai Wendi di sini.

Beberapa mata melirik Neva dan tampaknya mereka sedikit keberatan membicarakan ini karena Neva di sini. Bagaimanapun, Neva adalah saudara ipar Wendi.

Neva terkekeh dan berkata, "Kamu boleh bicara apapun. Aku tidak terlalu akrab dengan Wendi."

Orang-orang ini melepaskan semua pembicaraan begitu saja. Dari perkataan mereka, Neva tahu kalau kehidupan Wendi sungguh pahit dan tidak biasa.

Setelah mengalami begitu banyak kegelapan yang mengerikan sejak kecil. Wendi sungguh terlihat merindukan dan haus akan kehangatan.

Dia mulai pacaran saat duduk di bangku SMA, lalu terus berpacaran hingga lulus.

Pacarnya hanyalah seorang anak dari keluarga biasa.

Secara logika, dua orang ini bukanlah pasangan yang cocok dan tidak mungkin untuk bersatu.

Tapi Ibu Wendi sangat memanjakan dan menyayangi Wendi. Jadi dia pun menutup matanya akan semua kenyataan ini dan membiarkan mereka berdua pacaran dengan bebas.

Tapi entah kenapa Tuhan membuat takdir lelucon yang sangat besar. Wendi sakit dan menderita uremia.

Pengidap sakit uremia membutuhkan operasi transplantasi ginjal.

Tapi setelah mencari semua sumber ginjal yang ada, tidak ada satupun yang cocok.

Pada akhirnya, hasil pemeriksaan dari ginjal pacar Wendi cocok dengannya.

Tapi fungsi ginjal pacarnya sendiri dari dulu kurang baik. Kalau ginjalnya diangkat satu, itu akan membahayakan untuk pacar Wendi.

Demi menyelamatkan Wendi, pacarnya mengertakkan gigi memaksakan diri bertekad tetap menjalani operasi transplantasi ini.

Dan ibu Wendi juga menyetujuinya. Dia membiarkan keduanya menikah setelah Wendi sembuh dari operasi.

Kemudian…

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu