Cinta Yang Dalam - Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
Ucapan Mbok Ting langsung membuat Neva bingung.
Sembarangan, dia sembarangan apanya? Dia diperlakukan oleh Gandi sampai jadi seperti ini, malah dianggap Mbok Ting melakukan hal yang sembarangan?
Kalau bukan karena tahu Mbok Ting orang yang bagaimana, Neva sungguh ingin mengamuk.
Dia turun dari mobil dengan tergopoh-gopoh, bahkan untuk melangkah naik keatas saja susah.
Mbok Ting melihat bercak darah disekujur tubuh Neva, ia segera melangkah maju dengan cemas untuk membantu Neva.
“Nyonya muda, apakah terjadi sesuatu?” Mbok Ting bertanya penuh perhatian.
Ia tahu perhatiannya akan membuat panic, Neva menggeleng sambil berkata lirih : “Mbok Ting, tenang saja, hubunganku dengan kak Gandi sangat baik. Lihatlah, tadi… dia terlalu bersemangat!”
Berkata sampai disini, wajah Neva merona, Mbok Ting mengerti apa maksud dari ucapannya.
Mbok Ting tertawa, merasa dirinya ternyata sudah tua, dunia anak muda, dia sungguh tidak mengerti.
Gandi duduk di sofa lantai satu, melihat Neva yang masuk ke dalam kamar, hanya melirik sekilas.
Hati Neva begitu perih, dia naik keatas dengan susah payah, lalu masuk ke dalam kamarny untuk mandi dan memakai obat.
Dia melihat bekas luka memar yang ditinggalkan oleh Gandi, membayangkan semua pelecehan yang ia terima, dia tidak bisa menahan diri untuk berjongkok dan memeluk erat tubuhnya, seolah sedang mencari rasa aman yang dia butuhkan.
Dia tidak tahu harus bertahan dengan cara apa, namun saat ini ponselnya tiba-tiba bordering, itu adalah suara chat yang masuk dari wechat.
Tubuh Neva menegak dan bangkit berdiri.
Ang bisa mengiriminya wechat disaat seperti ini hanya ada satu orang, yaitu putrinya Nana.
Dia segera mengenakan bajunya, setelah bercermin dan memastikan semua lukanya sudah tertutupi dengan baik, ia baru mengangkat ponselnya, menghubungi putrinya yang sudah terputus sebelum dijawab dengan video call.
Suara dering telfon baru berdering satu kali, seberang sana sudah mengangkat dengan tidak sabar.
Wajah imut Nana muncul di hadapan kamera, memanggil mama dengan suaranya yang begitu manis.
Satu panggilan mama ini menyapu bersih seluruh beban dan juga penderitaan di sekujur tubuh Neva, seluruh hatinya, dari dalam sampai luar.
Hati Neva yang sudah sangat kecewa, tiba-tiba merasa ada sokongan yang begitu besar dari dalam hatinya, seolah meskipun datang sepuluh siksaan lagi ia juga sanggup menanggungnya.
Ini adalah kekuatan cinta seorang ibu, sebuah kekuatan yang membuat Neva bisa bertahan sampai sekarang.
“Hari ini Nana belajar dengan baik tidak?” Neva mengobrol beberapa patah kata dengan Nana, lalu mulai menanyakan pelajarannya.
Semua orang mengatakan untuk tidak boleh kalah di garis start, sehingga Neva sangat memperhatikan pelajaran putrinya, dia selalu berusaha membuatnya belajar dan semakin maju, dengan begitu kelak dia bisa punya kesempatan untuk membiarkan Gandi mengakui Nana sebagai putrinya, membuat Gandi bangga punya seorang putri yang cerdas.
Nana mengangguk, lalu melafalkan bacaan pendek bahasa inggris yang baru ia pelajari hari ini dengan tidak sabar.
Neva mendengarkan dengan seksama, buku bahasa inggris itu sudah i abaca beberapa kali, sehingga isi didalamnya, dia cukup hafal.
Putrinya sangat giat, dia bisa menghafal bacaan didalam dengan begitu lancar, membuat hati Neva begitu senang.
Nana melihat dirinya berhasil membuat ibunya senang, bola matanya berputar lalu tiba-tiba bertanya : “Mama, kapan kamu akan pulang? Aku sudah lama tidak bertemu denganmu.”
Satu pertanyaan Nana cukup mmbuat Neva tercengang.
Pertanyaan ini, dia harus bagaimana menjawabnya?
Asalkan masa kontrak setengah tahun Gandi berakhir, seharusnya Neva bisa langsung pergi.
Namun berdasarkan sifat Gandi, kalau dia tiba-tiba curang bagaimana?
Kalau ada nominasi wanita yang paling dibenci oleh Gandi, maka Neva akan berada diurutan teratas.
Namun kelihatannya dia jauh lebih tertarik untuk menyiksa Neva.
“Segera, aku akan segera kembali.” Melihat tatapan putrinya yang penuh penantian, Neva merasa kalau dia perlu memberitahunya kalau dia akan segera kembali.
Senyum senang langsung merekah diwajah kecil Nana menggantikan ekspresi penuh penantiannya.
“Mama harus cepat kembali ya, Nana terus merindukan mama, merindukan sampai makan tak enak tidur pun….” Nana berkata dengan sangat serius.
Namun Neva malah dipenuhi dengan tanda tanya, bocah ini belajar dari mana ucapan seperti itu?
Dia memotong ungkapan penuh rindu Nana dan meminta Tante Chen untuk bicara dengannya.
Setelah mengobrol sebentar dengan Tante Chen, dia tahu semuanya baik-baik saja, hanya Nana belajar beberapa bahasa yang sedikit aneh dari televisi, sehingga Neva bisa merasa sedikit lebih tenang.
Setelah mengakhiri telfon, Neva merasa suasana hatinya sudah kembali. Ia kembali mengoleskan obat , lalu mencari selimut dan berbaring di sofa.
Pria itu masih ada di lantai bawah, kalau nanti dia naik, dia pasti akan tidur di atas ranjang.
Mengingat semua pelecehannya, Neva tidak ingin tidur di ranjang dan mendapat pelecehan lagi.
Keesokan harinya ketika Neva bangun, hari sudah siang.
Semalam dia disiksa cukup parah oleh Gandi, membuat tubuhnya sekarang terasa pegal dan tidak bertenaga, ia merasa seperti ada keringat dingin yang mengucur di keningnya, tenggorokannya juga terasa agak sakit.
Ini sepertinya gejala flu?
Neva duduk di sofa, tatapannya yang buram perlahan menjadi jelas, dia melihat keatas ranjang.
Selimut tetap terlipat rapi, seprei juga masih tertata rapi tanpa kerutan.
Semalam Gandi sama sekali tidak kembali ke kamar untuk tidur.
Hatinya terasa pahit, namun ia juga merasa lega. Mereka berdua sudah sampai di titik ini, kalau harus bersama dalam satu ruangan namun tidak saling bertatapan, rasanya memang terasa sangat canggung.
Dia bangkit berdiri, namun kepalanya tiba-tiba terasa pusing dan terjatuh diatas ranjang.
Perasaan lemas dan nyeri semakin lama semakin kuat terasa, tenggorokannya menjadi semakin sakit, sepertinya dari hidung Neva mulai menghembuskan nafas yang panas, membuat Neva ingin berteriak sakit.
Tatapannya mulai buram dan akhirnya menjadi gelap gulita.
Neva demam, setelah demam tingginya reda menjadi flu berat.
Ketika Mbok Ting naik untuk membereskan kamar baru menyadarinya, ia memanggil ambulance dan membawa Neva ke rumah sakit, ketika diukur suhunya sudah mencapai 42 derajat.
Suhu ini bisa membunuh orang, namun terjadi hal seperti ini, Gandi sama sekali tidak muncul.
Mbok Ting sangat marah, ingin sekali memberitahukan hal ini pada Shinta, namun Neva menahannya.
Dalam hati Gandi, tidak perduli siapapun yang mengatakan apapun pada ibunya, pada akhirnya akan menjadi Neva yang mengadukannya.
Dia sudah sering kali mendapatkan perlakuan seperti itu, sehingga hanya bisa mencari cara untuk menghindarinya.
Flu berat Neva kali ini membuatnya harus beristirahat selama satu minggu dirumah.
Dan selama satu minggu ini ia membuat alasan untuk tidak menemui Nyonya Tirta, ia mengatakan kalau dia ikut kelas tata boga, dan kelas yang ia ikuti bersifat karantina, dia berharap bisa memasak makanan yang lebih enak untuk Gandi, karena Mbok Ting diam saja, Nyonya Tirta juga tidak merasa curiga.
Setelah Neva sembuh, hal pertama yang ia lakukan adalah mengendarai mobil ke rumah keluarga Tirta untuk menengok Nyonya Tirta.
Dia baru masuk ke dalam rumah, sudah langsung ditarik masuk oleh Nyonya Tirta, wajahnya penuh dengan senyuman gembira : “Neva, kali ini kamu belajar masakan enak apa, coba perlihatkan pada ibu?”
Hati Neva yang tadinya khawatir, seketika merasa lega, ia berkata sambil tersenyum : “Ok, ibu, hari ini aku akan memperlihatkan kehebatan memasakku!”
Diperjalanan Neva merasa khawatir kalau Nyonya Tirta menyuruh orang untuk menyelidikinya diam-diam.
Asalkan diperiksa, maka kejadian di Twilight pasti akan ketahuan.
Dan dia tidak tahu harus bagaimana bertanggungjawab pada Nyonya Tirta.
Namun sekarang kelihatannya bak-baik saja.
Neva merupakan orang yang hidup enak, dia sama sekali tidak bisa melakukan apapun, namun dia mahir dalam memasak. Kalau tidak bagaimana mungkin ia bisa memasak makanan kesukaan Gandi tidak lama setelah mendapat resep yang diberikan Nyonya Tirta.
Siang dia yang memasak, dia membuat enam masakan untuk membuat Nyonya Tirta senang.
Lalu, sekali lagi ia harus mengantar sup burung yang dimasak oleh Nyonya Tirta untuk Gandi.
Neva seketika merasa pusing, dia tidak ingin bertemu dengan Gandi.
Namun dihadapan Nyonya Tirta, dia tidak punya pilihan, sehingga mau tidak mau dia harus mengendarai mobil menuju Group Tirta.
Begitu tiba didepan ruang direktur, dia melihat Rey berjalan dari dalam ruangan, ditangannya ada sebuah kartu undangan.
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyePrecious Moment
Louise LeeHis Second Chance
Derick HoThe Richest man
AfradenAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip