Cinta Yang Dalam - Bab 346 Menjauhlah Dariku
“Bagus kalau menyukainya, tadi aku dan ibu baru saja mengucapkan selamat pada Nyonya Yang, lalu melihat Sabrina, ia sudah jauh lebih tinggi.”
Mendengar kata ibu, Winda tiba-tiba menjadi tegang, dia bertanya dengan hati-hati: “Ram, itu, eee……”
Melihat dia yang gagap, tentu saja Ramon tahu apa yang ingin ditanyakannya, dia berbisik: “Aku sudah menjelaskannya pada ibu, aku mengatakan itu karena alasanku sendiri, kamu tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini.”
Winda merasa sedikit bersalah, meski jarang bertemu ibu Ramon.
Namun ada beberapa kali ibunda Ramon datang ke Australia untuk makan malam bersama. Cintanya padanya benar-benar mustahil untuk berbohong.
Ramon juga sangat baik padanya, merawatnya secara fisik dan mental.
Tetapi dirinya pada Ramon, tidak tahu mengapa tidak bisa lebih dari rasa cinta.
Winda sedikit sedih, kebetulan saat itu pelayan lewat, ia mengambil segelas anggur, lalu dengan lembut mengangkat tangannya untuk bersulang.
Detik berikutnya, anggur merah di tangannya dirampas oleh Ramon.
Ramon mengantinya dengan segelas jus: “Lihat wajahmu yang merah merona, pasti sudah minum tadi, malam ini jangan terlalu banyak minum, minumlah jus!”
Winda tidak mengambil jusnya, malah memandang anggur itu dan berkata dengan keras kepala: “Ram, kembalikan anggurku.”
Meskipun dia selalu hidup dengan penampilan yang bahagia, bukan berarti dia wanita yang mampu melepas segalanya.
Ini semua karena seringkali dia tidak ingin emosi negatifnya mempengaruhi orang lain.
Ramon melihat tatapan putus asa di matanya, lalu ia meletakkan anggur merah, mengulurkan tangannya dan dengan lembut menyisir rambut hitam Winda, membujuk: “Win, kamu tidak perlu membebani psikologimu. Sekalipun diantara kita tidak ada perasaan, setidaknya ada kasih sayang. Kamu kakakku, dan aku adikmu, bukankah sama saja sedekat sebelumnya?”
Mata Winda menyusut, dia menatap Ramon dengan emosi, ketika ia hendak berbicara, ia merasa sakit di ujung hidungnya.
Dia hanya bisa menganggukkan kepalanya, menunjukkan betapa tersentuhnya dia sekarang.
Dia acara perjamuan ini, tiba-tiba muncul teriakan di kerumunan.
Dan suara teriakan kali ini berkali-kali lebih keras dari yang sebelumnya.
Baik Winda dan Ramon menoleh tanpa sadar, lalu Ramon mengerutkan kening.
Ketika Winda melihat pria itu, hatinya sedikit bergejolak.
Dia, juga datang!
Mengenakan setelan jas yang sangat mewah, Gandi melangkah masuk ke halaman, menatap kerumunan di sekitarnya. Setelah tidak menemukan orang yang dia cari, dia mengerutkan kening.
“Cepat lihat, dia mengerutkan kening!”
“Waa, ganteng sekali!”
“Tidak bisa, tidak bisa, aku merasa seumur hidup ini tidak bisa mencintai orang lain lagi……”
Di tengah jeritan sekumpulan gadis kaya, Gandi masuk ke dalam aula.
Kakek Yang kebetulan sedang duduk di kursi, mengobrol dengan beberapa teman lama.
Gandi melangkah maju beberapa langkah, lalu orang-orang di belakangnya membungkuk dan memberi hadiah.
“Maaf, Nyonya Yang, aku datang terlambat. Selamat ulang tahun, ini hadiah dari keluarga Tirta.”
Pada saat ini, Nyonya Yang membuka kotak hadiah, setelah melihatnya, ada tatapan terkejut terbesit di matanya.
Dan Kakek Yang tidak menghentikan pandangannya pada hadiah itu sedetikpun, ia memandang Gandi dengan ekspresi yang agak jelek dan bertanya: “Hanya kamu sendiri?”
Gandi menjawab iya.
Nyonya Yang melihat ke mata suram Kakek Yang, ia tidak tahan untuk menarik lengan bajunya.
Isko mengerti mengapa bisa tidak wajar, lalu ia memberi isyarat silahkan dan berkata: “Kak Gandi, mari istirahat di sini!”
Gandi tersenyum, membungkuk dengan sopan, dan mengikuti Isko.
Winda yang melihat Gandi, entah kenapa terlihat bengong.
Dia bersama dengan Iska, seolah sedang membicarakan sesuatu dengan senyum lebar di wajahnya.
Meskipun senyuman ini palsu.
Ramon yang menatap dari samping merasa sedih, tetapi pura-pura bersikap murah hati dan berkata: “Kenapa, tertarik dengan Gandi? Seingatku kalian saling kenal, pergilah menyapanya!”
Kata-kata ini seolah menyentuh hati Winda.
Tanpa sadar ia menjawab iya, setelah itu baru menyadari dirinya salah berbicara.
Dia segera menggelengkan kepala, berkata: “Bagaimana mungkin, aku tidak akrab dengannya.”
Karena kemunculan Gandi, dia merasa hatinya kacau.
Perjamuan akan diadakan untuk waktu yang lama, tidak penting dirinya ada disini atau tidak.
Lalu dengan santai dia mencari alasan mengatakan dirinya lelah dan ingin istirahat, setelah mengobrol dengan Ramon, dia keluar.
Ramon memandang Winda pergi, ia melihat sikap Winda yang bengong barusan.
Setelah kemunculan pria ini, dia bersikap sedikit tidak wajar.
Ramon mengepalkan tinjunya, dan ada kemarahan yang tidak terkendali di matanya yang menatap Gandi.
Kebetulan Gandi yang sedang mengobrol dengan Isko tentang proyek berlian di Afrika, tiba-tiba dia merasakan tatapan membunuh.
Dia mengerutkan kening dengan tenang, pura-pura berbalik dengan santai, lalu matanya dengan cepat melirik kerumunan, dan melihat Ramon.
Sudut mulutnya menyeringai menghina.
Penghinaan seperti ini hampir menusuk sampai ke tulang.
Kemarahan Ramon membara di dalam hatinya, tetapi wajahnya diam. Dia hanya mengangkat gelasnya, sekedar memberi isyarat sejenak.
Dia tidak ingin menunjukkan kelemahan apapun di depan pria ini.
Tetapi yang tidak dia tahu adalah tatapan Gandi sudah melewati dirinya, ia melihat sosok cantik yang hendak keluar.
Bintang-bintang bersinar terang malam ini, Winda berjalan sambil melihat ke langit.
Sebenarnya dia juga tidak tahu, dirinya sedang melihat pemandangan, atau sedang mencari alasan untuk kembali ke Rumah Besar Yang, melihat pria itu.
Setelah melewati jalan bebatuan akan segera sampai di rumah.
Tepat saat ini, tiba-tiba langkah kaki Winda terhenti.
Dia memandang pria yang tidak jauh di depannya, dengan penuh keterkejutan.
“Mengapa kamu ada di sini?”
“Menurutmu?”
Gandi kembali balik bertanya, setelah Winda tertegun sejenak, ia mencemberutkan bibirnya, lalu melihat sekeliling dengan waspada.
Untungnya, ada dua pengawal yang berdiri tidak jauh dari situ.
Kalau Gandi merencanakan kejahatan, dia akan berteriak dan seseorang akan datang menyelamatkannya.
“Aku tidak tahu dan tidak peduli, aku mau pulang, Tuan Gandi, tolong minggir.”
Ucap Winda sambil melangkah dua langkah.
Melihat pria itu tidak bergerak, dan jarak di antara mereka semakin dekat, dia tidak bisa untuk tidak berhenti.
Bukan karena dia takut, melainkan kalau dia terus berjalan, itu akan seperti dirinya yang menyerahkan diri sendiri.
Tetapi dia yang tidak bergerak, bukan berarti Gandi akan diam.
Gandi berjalan dua langkah ke depan, menarik Winda masuk dalam pelukannya.
Maskulinitas yang kuat dan suhu tubuh yang panas membuat Winda gugup, tetapi entah kenapa, ada rasa aman yang tidak terkatakan.
Dia segera menghilangkan pikiran di benaknya, meronta keluar dari pelukannya, berkata dengan pelan: “Gandi, lepaskan aku, di sana masih ada orang!”
“Oh?”Gandi berkata dengan nada menggoda, lalu tertawa: “Selama aku membawa Nona Winda ke sudut yang tidak ada siapa pun, bisakah aku melakukan apapun yang kuinginkan?”
Ketika dia mengatakan ini, pada saat yang sama dia membungkuk, dirinya semakin dekat dengan Winda.
Winda bisa merasakan nafas panasnya menyembur ke wajahnya.
Semakin dekat dan dekat, sampai membuat wajahnya memerah, entah kenapa perasaan panasnya memiliki dorongan emosional yang tidak bisa dijelaskan.
“Sembarangan, cepat lepaskan aku, kalau tidak aku akan menjerit!”
Tetapi ucapannya malah dibalas oleh Gandi dengan langsung menggendongnya, dan melangkah ke dalam kegelapan.
Winda tiba-tiba panik, saat ini pengawal di sana sepertinya menyadari ada ketidaknormalan dan melihat ke arah itu.
“Gandi, cepat lepaskan aku, kalau tidak, aku akan berteriak!”
Ini rumah keluarga Yang, Winda juga menginginkan harga diri.
Gandi yang begitu keterlaluan, kalau ketahuan oleh pengawal ternyata mereka berdua, mungkin besok kabar ini akan tersebar ke seluruh keluarga Yang.
Pria ini kenapa bisa begitu sembrono?”
“Ok, teriaklah!”
Gandi sama sekali tidak peduli dengan ancaman Winda, setelah berjalan lebih dari 20 meter, Gandi menurunkan Winda.
Winda mengambil kesempatan menginjak kakinya dengan keras, saat Gandi kesakitan melepaskan tangannya, ia mulai meronta.
“Gandi, sekali demi sekali aku sabar padamu, itu bukan berarti aku memiliki perasaan padamu, kamu jangan keterlaluan!”
Rasa sakit di kakinya mengingatkan Gandi, wanita ini sebenarnya seekor landak kecil.
Kebetulan ini kesukaannya, menaklukkan wanita yang penuh duri ini.
Yang terpenting, dia dan Nana sudah berjanji ingin merebut wanita ini kembali.
“Iyakah? Bagaimana kalau aku bertindak keterlaluan?”
Gandi sengaja membuat tampang cabul, membuka dua kancing bajunya, menarik dasinya, berjalan mendekat seperti pria genit.
Matanya yang panas, membuat Winda semakin malu.
Tetapi perasaan malu ini hanya menyumbang sebagian, ini membuat hati Winda gelisah.
Dia memaksa otaknya untuk mengingatkan dirinya, pria ini brengsek, tidak tahu malu, vulgar, tidak normal……
Perlahan-lahan, setelah mengumpulkan kebencian padanya, Winda mengangkat matanya.
“Bajingan, menjauh dariku. Aku pernah berlatih Tekwondo, kalau kamu tidak mendengar, jangan salahkan aku tidak segan!”
Setelah itu, Winda memasang kuda-kuda Taekwondo.
Gandi masih mendekat, tetapi tindakannya sedikit waspada.
Karena dia tidak lupa, tangan Winda sebelumnya pernah menyakitinya sampai menusuk tulang.
“Kalau begitu Nona Winda beraksilah, wanita yang melawan akan lebih menggoda!”
Ketika Winda hendak marah, Gandi melangkah ke depan, berputar ke belakang Winda, lalu memeluknya dengan kuat, dan pada saat yang sama mengunci lengannya dengan erat.
“Nona Winda, apakah kamu ingin melawan?”
Nafas panas menyembur ke wajah Winda. Suara serak pria ini membawa perasaan menyayanginya, membuat Winda mau tidak mau menundukan lehernya.
“Me-menjauhlah dariku!”
“Ok.”jawab Gandi, yang pada saat bersamaan, mengunci Winda lebih erat.
“Minggir, lepaskan aku!”
“Ok.”wajahnya sudah dekat dengan wajah Winda.
“Gandi, brengsek kamu!”
Novel Terkait
The Gravity between Us
Vella PinkyLelaki Greget
Rudy GoldMy Perfect Lady
AliciaSuami Misterius
LauraKing Of Red Sea
Hideo TakashiMy Tough Bodyguard
Crystal SongMarriage Journey
Hyon SongCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip