Cinta Yang Dalam - Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
Membahas mengenai Gwen, suasana yang awalnya begitu hidup jadi terasa sedikit berat dan sesak..
Chelsi menghela napas enam kali berturut-turut, dan berkata, "Oke, aku akan pergi. Kamu ini mau pergi kemana?”
Di dalam benaknya, Neva tidak akan bepergian jauh darinya.
Kalaupun Neva mau, Gandi tidak akan mungkin setuju.
Neva tidak menjawab pertanyaan ini, dan hanya menutup teleponnya.
Waktu naik pesawat semakin dekat, dia ingin di waktu berharganya yang terakhir ini, melihat-lihat lagi kota ini, kota yang membuatnya sedih tapi juga bahagia.
Di bawah cahaya matahari terbenam, tirai malam mengaburkan sinar terakhir cahaya yang ada.
Lampu lalu lintas kota Z mulai ke aspek yang lain.
Neva memandang ke luar sambil melamun, dalam waktu ini dia sudah menghabiskan tiga cangkir kopi.
Pada saat ini ponselnya berbunyi, barulah dia tersadar dari lamunannya. Waktunya sudah tiba.
Dia berdiri, dan berjalan keluar dari kafe.
Tepat di depan pintu dia berdiri cukup lama, memandangi dengan perasaan kota yang membuatnya bernostalgia. Dia berharap semua pemandangan bisa sepenuhnya terukir di dalam otaknya.
Dengan cara yang sama, sebuah mobil di jalan juga mulai menyalakan mesinnya, lalu semakin dekat melaju ke arah Neva.
Begitu menyeberang jalan, itu adalah bandara.
Sekarang adalah lampu merah untuk pejalan kaki. Neva berdiri di tengah kerumunan menunggu sinyal lampu hijau agar dia bisa menyeberang jalan.
Anehnya, pada saat ini dia berharap waktu berjalan lebih lambat. Agar membuatnya bisa sedikit lama tetap berada di sini.
Tapi tepat pada saat ini, suara klakson tiba-tiba berbunyi dengan keras dan suara bising terdengar di tengah kerumunan.
Neva masih belum tersadar dengan ini semua, dia hanya merasa seluruh tubuhnya sakit tidak karuan. Pemandangan indah di depan matanya dengan cepat langsung berubah.
Kesan terakhir yang ada di pikirannya sebelum pingsan adalah dirinya seolah terbang melayang.
Hotel ST, hotel termewah di Eropa, bisnis keluarga dengan warisan 600 tahun.
Untuk pernikahan ini, Gandi mempersiapkan semua ini dengan sangat telitit dan menggunakan perasaan.
Rencana pernikahan sudah ditentukan, dan tinggal menunggu dirinya kembali ke negaranya dan menikahi calon pengantin wanitanya.
Dia sedang memikirkan seseorang yang ada di negaranya yang bisa telihat olehnya dalam pikiran dan nafsunya. Sudut bibir Gandi naik sedikit.
Pada saat ini, bel pintu berbunyi.
Dia melirik ke jam, tepat sekali sekarang siang hari, harusnya itu adalah orang yang mengantarkan makan siang.
Gandi berdiri dan membuka pintu, tapi orang yang dilihatnya begitu membuka pintu membuat ekspresi wajahnya jadi tidak senang.
“Kenapa kamu bisa disini?” orang yang ada di depan pintu adalah Julia. Dia mengenakan baju pelayan, sambil mendorong troli makanan.
Dia menarik tangan Gandi, lalu berkata manja dengan mulut dimanyunkan, “Aku kan ini sedang merindukanmu! Kebetulan ada syuting disini jadi datang kesini. Apalagi kamu juga disini, jadi aku datang kesini sekalian untuk memberikanmu kejutan, apa kamu suka?”
Julia melepaskan tangannya lalu berputar sebentar, baju pelayan yang seksi dan menggoda kebetulan dilihat oleh pasangan suami istri yang kebetulan lewat, lalu prianya langsung memandang lurus pada wanita berbaju pelayan itu.
Gandi mengerutkan kening, lalu berkata, “Kerjaanmu cukup sibuk, cepat pergilah sana!”
Dia bicara sambil mau menutup pintunya.
Karena dia sudah memutuskan akan bersama terus dengan Neva, maka hubungannya dengan Julia juga sudah harus dihentikan dan diputus.
Julia tidak menyangka Gandi akan bersikap begitu tidak mau berhubungan lagi. Padahal jelas-jelas Neva melakukan banyak hal dengan sengaja. Gandi juga tahu seperti apa Neva. Tapi kenapa dia masih cuek dan begitu dingin pada Julia?
Mungkinkah wanita itu memberi obat penggoda kepada Gandi?
"Jangan, tunggu dulu...” Julia melangkah masuk, berpegangan pada pintu.
Gandi mundur beberapa langkah, melihat Julia tidak ingin pergi, dia pun berkata, "Ada yang harus kulakukan, aku tidak bisa mengurusimu. Kamu boleh saja beristirahat disini, pergilah kalau sudah istirahat!”
Gandi bicara sambil dia kembali duduk di sofa.
Dia sudah menyelesaikan semua pekerjaannya. Tapi Julia ada di sini, dia pun melanjutkan melakukan pekerjaan yang lain.
Julia mendorong troli makanan menghampiri Gandi, lalu menghidangkan makanan yang dipesannya.
Makanan yang dipesan dari restoran michelin bintang enam.
Di depan Gandi, makanan-makanan itu pun memenuhi meja kopi, aroma makanan itu menarik serangga lapar di perut Gandi,
Dalam lingkungan seperti ini, dia mencoba menahan rasa laparnya dengan berkata, “Aku sudah makan siang.”
Julia pun mengangkat pantatnya dan langsung duduk di samping Gandi. Satu tangannya telah meraba di paha Gandi, lalu berkata dengan genit, “Gandi, semua ini adalah niat baiku untuk menyiapkannya untukmu, kamu jangan menolaknya dong!”
Julia semakin bersikap genit dan manja, ini malah membuat Gandi jadi semakin risih dan tidak senang.
Anehnya, pada saat ini Gandi merasa kalau Julia benar-benar palsu seperti berpura-pura.
Dia pun berkata, “Kamu saja yang makan. Setelah selesai makan langsung pergilah sana. Aku ingat siang ini kamu ada syutingkan?”
Tiga kali ucapan untuk menyuruhnya pegi, membuat ekspresi di wajah Julia jadi sedikit tidak senang.
Dia pun berkata dengan suara pelan, “Gandi, apa akhir-akhir ini kamu berencana kembali ke negaramu? Aku tahu sebuah vila pegunungan yang cukup bagus disini, kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk pergi kesana menghabiskan waktu liburan di sana sambil berendam air panas....”
Gandi menoleh melihat tatapan mata dan ekspresi Julia yang penuh harapan dan penantian, lalu dia menghela napas dan berkata, “Kenapa kamu harus menyengsarakan diri dengan melakukan semua ini?”
Ucapan ini membuat hati Julia terperanjat.
Dia berpura-pura polos, lalu berkata, “Gandi, apa yang kamu bicarakan sih? apanya yang sengsara? Aku sangat senang sekali ketika bersamamu. Sedikitpun tidak merasa ini sengsara.”
“Aku dulu sudah pernah bilang padamu. Julia, hubungan kita sudah sampai sini saja.”
Ucapan Gandi ini seolah seperti palu berat yang sekali lagi memukul keras tepat ke luka hati Julia.
Dia benar-benar tidak menyangka, dirinya yang sudah menjebak Neva. Sudah menjadikan Neva jadi wanita yang sangat buruk. Tapi itu semua sama sekali tidak mempengaruhi sikap Gandi pada dirinya.
Julia merapatkan bibirnya lalu berkata dengan sedikit takut, “Gandi, kamu jangan seperi ini. Aku tidak bisa jika tanpamu. Aku mohon, kamu jangan mengusirku pergi!”
Suara Gandi begitu tenang, tatapan mata gelap dan dalamnya memandang Julia, tatapan matanya itu sudah menunjukkan sikapnya.
Diri Julia yang sekarang seperti makanan di meja makan itu, sedikitpun tidak menarik untuknya.
Gandi berdiri, lalu berjalan ke balkon depan, melihat di kejauhan dan berkata, “Aku sudah mengaturkan direktur departemen film dan televisi untuk membuka jalan bagi kamu untuk mengembangkan karirmu di negara M ini. Pasar di negara M lebih besar daripada di negara kita. Kamu sekarang sudah masuk ke panggung dan platfrom yang lebih besar, kamu tidak seharusnya menyia-nyiakan waktumu di sampingku....”
Julia selalu saja mengikuti di belakang Gandi. Begitu mendengar Gandi bicara seperti itu, hidungnya tiba-tiba terasa masam dan sakit.
Dia pun langsung memeluk punggung Gandi, memeluk pinggang Gandi juga dan berkata, “Gandi, jangan, jangan usir aku. Selama kamu menyuruhku tinggal bersamamu, aku akan menerima apapun status yang diberikan padaku..”
Di dalam ucapan ini, lebih jelasnya adalah Julia tidak peduli dia jadi orang ketiga, selingkuhan atau apalah. Selama dia bisa tetap di samping Gandi, itu semua tidak masalah.
Gandi mengulurkan tangan dan melepaskan pelukan dan jari-jari tangan Julia dari dirinya dengan keras.
Dia pun mengeluarkan sebuah kartu bank dari sakunya, dan menaruhnya di tangan Julia. Lalu, tangan besarnya menggenggamkan tangan Julia yang memegang kartu ini, agar membuat Julia menggenggam erat tangannya sendiri.
“Di dalam kartu ini ada uang empat triliun. Anggap saja sebagai balas budiku untukmu.”
Empat triliun, bukan empat puluh ribu.
Selama Julia tidak pergi berjudi, atau menanam investasi aneh-aneh, uang ini sepenuhnya cukup membiayai beberapa generasi keluarganya.
Julia memandangi kartu di tangannya, tampak jelas luka kesedihan yang begitu jelas menggantung di wajahnya. Dia terhuyung mundur beberapa langkah, menatap Gandi cukup lama. Tatapan mata Gandi menunjukkan keputusannya yang bulat, dia pun akhirnya berkata dengan suara yang berat, “Gandi, aku sudah bertahun-tahun berada di sampingmu. Apa maksud hatiku, apa kamu tidak tahu? sekarang, kamu mau mengusirku pergi dengan uang empat triliun. Kamu anggap apa aku ini, kamu anggap apa perasaan kita ini?”
Kekayaan Julia tidak sedikit. Namun uang empat triliun juga cukup baginya untuk membuat film selama beberapa tahun.
Tetapi kunci dari masalah ini adalah selama dia bisa berada di samping Gandi, maka berbagai kesempatan syuting dan juga uang tidak akan pernah mungkin ada habisnya.
Bagaimana dia bisa rela dengan hal yang jauh lebih besar ini?
Gandi berbalik, tatapan matanya melirik ke wajah Julia, terus memandangi seluruh tubuhnya, dia berkata dengan suara yang berat dan rendah, “Julia, hubungan di antara kita berdua hanyalah sekedar kecelakaan. Kecelakaan ini juga sudah ditunda cukup lama, sekarang sudah waktunya ada hasil akhirnya!”
Kejadian tak terduga tahun itu membuat Gandi merasa bersalah kepada Julia.
Oleh karena itu, selama beberapa tahun ini, Gandi juga selalu berpikir bagaimana cara membalas semua kesalahannya pada Julia.
Kalau tidak, hanya dengan berdasarkan hal-hal yang dilakukan Julia di belakangnya, Gandi sudah cukup untuk membuat Julia pergi dengan tak berperasaan dan membuat Julia tidak akan lagi bisa berhasil di seumur hidupnya.
Wajah Julia langsung pucat. Nada bicaranya berubah jadi memohon dengan sedih, “Gandi, jangan seperti ini. waktu ini, malam itu, aku sudah memutuskan kalau seumur hidupku ini untukmu. Sekarang kamu bilang kamu tidak mau aku, lalu bagaimana aku akan hidup kedepannya!”
Julia membahas masalah tahun itu hanya untuk memberi tekanan kepada Gandi.
Tapi tatapan mata Gandi yang begitu dingin malah membuat harapan di hatinya semakin kecil.
“Malam itu, aku yang bersalah padamu. Selama bertahun-tahun ini, aku juga berterima kasih karena kamu selalu menemaniku dalam duka maupun suka. Tapi aku sudah berusaha dan takdir kita hanya sebatas ini. Aku juga tidak bisa melakukan kesalahan kepada orang yang berada di sampingku lagi. Kita bisa jadi teman, jika kedepannya kamu bertemu masalah apapun, kamu juga bisa menemuiku untuk minta bantuan.”
Ada beberapa hal yang Gandi tidak ingin mengatakannya.
Banyak sekali hal buruk yang dilakukan Julia yang diketahu Gandi dan semua buktinya ada di tangannya. Tapi, Gandi bukanlah orang yang akan membuang begitu saja orang yang telah membantunya ketika dia sudah mencapai tujuannya.
Aku dulu bersalah padamu, dan kamu juga sudah pernah bersalah padaku. Kita berdua sudah impas.
Julia melihat Gandi yang sudah bertekad bulat. Matanya sembab berkabut, air matanya pun mengalir di pipinya.
“Gandi, apa kamu benar-benar ingin mengusirku pergi?”
Dia sama sekali tidak mengerti, Gandi kenapa ingin mengusirnya dirinya pergi?
Neva yang sekarang, harusnya citranya sudah jelek di benak Gandi.
Tapi Gandi, tetap saja tidak berniat untuk melepaskan ataupun pergi darinya.
Atas dasar apa, sejak kecil sampai dewasa, Neva selalu saja lebih baik dari dirinya, lebih beruntung dari dirinya, dan lebih bisa mendapatkan pria lebih hebat darinya!
Gandi pun mengambil setumpuk dokumen dari meja kerjanya, lalu melemparkannya ke meja teh, dan berkata, “Sudahlah, masalah ini sampai sini saja. Isi tumpukan dokumen ini adalah segala hal yang pernah kamu perbuat selama bertahun-tahun ini. Aku tahu segalanya tapi aku selalu pura-pura tidak tahu semuanya. Segala kompensasi yang harusnya kamu peroleh, juga sudah aku berikan. Kamu pergilah sana!”
Jika bilang air mata Julia tidak menyentuh hati Gandi sama sekali, maka itu adalah sebuah kebohongan.
Tapi Gandi tahu, kali ini dia tidak boleh tidak tega.
Jika masih ada potongan benang cinta lain di sekitarnya, bagaimana dia bisa terus bersama dengan Neva seumur hidup?
Julia masih ingin membelitnya, tapi Gandi menekan tombol di samping meja.
Setelah beberapa saat pintu terbuka dan dua pengawal masuk.
"Presdir Gandi ..."
"Bawa dia keluar dan antar dia pulang."
Pengawal itu melangkah maju, melihat Julia yang berbaju pelayan, lalu berkata, "Nona Julia, tolong bekerja samalah."
Kesedihan di mata Julia perlahan memudar, dan suasana hati yang histeris menyebar di hatinya.
"Gandi, kamu akan menyesal!"
Setelah Julia selesai berbicara, dia mendorong pengawal itu dan dia pergi berjalan keluar sendiri.
Pintu dibanting dengan keras, lalu dibuka, dua pengawal mengikutinya dari belakang.
Gandi merasa pusing, dia duduk di sofa dan tidak bisa menahan diri untuk tidak memijat keningnya yang akan meledak.
Tidak tahu saat ini, apa yang sedang dilakukan Neva di rumah?
Menggoda Meko? Atau masih saja mendesain karya yang tidak akan pernah dia buat di atas panggung.
Setelah menikah, dia akan membiayai pameran desain Neva.
Bepergian keliling dunia, dan pergi kemanapun mereka mau.
Desain istrinya pasti yang terbaik.
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranDoctor Stranger
Kevin WongCutie Mom
AlexiaNikah Tanpa Cinta
Laura WangHanya Kamu Hidupku
RenataGue Jadi Kaya
Faya SaitamaMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip