Cinta Yang Dalam - Bab 159 Sudah Cukup Belum

Dia terdiam, ingin menundukkan kepala mengingatkan Julia.

Tapi detik berikutnya, terdengar suara dingin di dalam ruangan: “Kenapa tidak pergi mati saja?”

Ekspresi Gandi tiba-tiba membeku, dia berbalik melihat orang itu dan berkata:“Bu, kenapa datang ke sini?”

Shinta melirik Julia dengan dingin, dan berkata: “Kenapa? Aku tidak boleh datang? Apakah dengan aku tidak datang, akan memberikan kalian kesempatan untuk berduaan? Aktris ini benar-benar licik, hanya kamu seorang yang bodoh dan bersedia terus ditipu olehnya.”

Ekspresi Gandi menjadi suram, matanya melirik ke arah Neva yang berada di belakang Shinta, dan berkata: “Apakah kamu yang membawa ibu datang kemari?”

Tentu saja Neva menggelengkan kepala, dan berkata: “Beritanya sudah keluar.”

“Jadi kamu memberitahu ibu?” Gandi mengepalkan tinjunya dengan erat, wanita ini, kenapa tahu mencari masalah untuk dirinya.

Gandi masih berada di sana, mengatakan tidak takut padanya, itu bohong.

Tapi akhir-akhir ini setelah melewati banyak rintangan, mental Neva berubah menjadi lebih tegar dari sebelumnya.

Dia menggelengkan kepala dan berkata: “Aku tidak ikut campur dalam masalah ini!”

“Huh! Tidak ikut campur?” Gandi menatap Neva, dan bersiap-siap melampiaskan amarah, tapi malah dicela oleh Shinta: “Cukup! Gandi, dia istrimu!”

Gandi menatap Neva dengan dingin, menggelengkan kepala dan berkata: “Bu, kamu tahu aku mencintai siapa!”

Setelah mengalami kejadian ini, perasaan Gandi pada Julia sudah cinta mati.

Seorang wanita yang dapat menyelamatkan dirinya di saat kritis, bahkan tidak menginginkan nyawanya sendiri, kelicikan lainnya pada dirinya berubah menjadi hal baik.

Julia dengan lembut mengulurkan tangannya dan menarik pakaian Gandi: “Gandi, jangan bertengkar dengan ibu. Semuanya salahku, jelas-jelas aku mengetahui kamu sudah menikah. Tapi perasaan selama bertahun-tahun, aku sangat mencintaimu……”

Setelah Julia selesai berbicara, dia meneteskan air mata, dan menangis tersedu-sedu.

Neva mencemberutkan bibirnya, akting Julia yang sangat sempurna, benar-benar layak menjadi bintang populer.

Gandi berbalik, memegang tangan Julia, dan berkata: “Julia, kamu tenang saja, siapa pun tidak bisa menghalangi kita untuk bersama.”

Setelah itu, Gandi memberi isyarat kepada Shinta dan berkata: “Bu, ada masalah apa nanti malam setelah kita pulang baru dibicarakan, ok?”

Shinta tidak bergerak, dan berkata dengan dingin: “Tidak ada yang perlu dibicarakan, ikut aku pulang, klarifikasi ke media, ini semua hanya salah paham, dan ini juga termasuk memberikan pertanggung jawaban kepada Neva.”

Setelah mengatakannya, Shinta merasa bujukannya terlalu keras, lalu menambahkan: “Gandi, kamu jangan keras kepala!”

Gandi menatap Shinta tanpa ekspresi, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, “Bu, pulanglah, aku ingin bicara dengan Neva.”

Setelah itu, dia menarik Neva ke samping.

Neva mengerang kesakitan, dan meronta.

Shinta terkejut, dia sama sekali tidak menyangka, Gandi berani bersikap seperti itu kepada Neva di hadapannya.

Dia memukul punggung Gandi dan berkata dengan suara yang dalam, “Gandi, lepaskan Neva. Dia istrimu, bukan mainanmu……”

Gandi menahan pukulan ibunya, dan menarik Neva ke kamar pasien yang kosong.

“Lepaskan aku, Gandi lepaskan aku!”

Neva yang meronta, didorong Gandi ke dinding.

Satu tangannya menekan dagu Neva, menatap Neva yang meronta dan berkata dengan serius: “Neva, sudah cukup belum kamu membuat onar?”

Neva yang sedang meronta melonggarkan tangannya, menatap Gandi dengan tidak percaya, dan berkata: “Tuan Gandi, A-apa yang kamu katakan?”

“Aku tanya sudah cukup belum kamu membuat onar!”ucap Gandi sekali lagi.

Neva tertegun, atau hatinya sudah mati.

Apakah dirinya membuat onar? Dimana dirinya membuat onar?

Hari ini bertemu dengan Dunhil, dia menolaknya tanpa ragu.

Dia merasa dirinya tidak pernah melakukan hal yang bersalah kepada Gandi, tapi Gandi? Apa yang dia lakukan?

Wajah Neva sedikit suram dan berkata: “Tuan Gandi? Apakah di dalam hatimu aku adalah orang yang sering membuat onar?”

”Gandi sedikit tersentuh oleh perkataan Neva, tapi itu hanya sesaat, lalu dia berkata dengan dingin: “Tentu saja, kalau tidak? Jangan pikir kamu dapat memenangkan simpati seluruh keluarga dengan pergi ke neraka. Neva, aku beritahu kamu, di hatiku, kamu selamanya pelacur!”

“Piak”seluruh ruangan menggema suara ini.

Seluruh tubuh Neva gemetar hebat, dan dengan beraninya dia menampar Gandi.

Gandi tertegun, selain dipukuli ibunya, orang lain tidak pernah memukulnya.

Tidak ada orang yang berani bertindak seperti ini, mereka yang memiliki pemikiran seperti ini, pasti akan berubah menjadi abu.

Gandi mengangkat kepalanya dan memegang dagu Neva dengan kencang, menyekek leher Neva dengan kuat.

Perasaan tercekik ini membuat tangan Neva meronta, dia mencoba melepaskan tangan Gandi, tapi kekuatan Gandi yang kuat membuat Neva seorang wanita lembut bagaimana bisa melepaskannya.

“Kamu pikir aku tidak tahu hari ini kamu bertemu dengan Dunhil? Dan beraninya menggoda dia di tengah jalan? Belum cukup kamu merusak nama baik keluarga Tirta? Kamu yang melakukan ini pernah tidak kamu mempertimbangkan dirimu adalah istriku?”

Gandi dengan kuat menyekik leher Neva, mengingat ketika Rey melaporkan hal ini kepadanya, dia memiliki pemikiran untuk menyekik mati Neva.

“Aku……tidak……”Neva meronta sekuat tenaga, tapi apa daya kekuatan tangan Gandi semakin kuat, dia merasa dirinya sudah kehabisan nafas. Pada akhirnya hanya menyisakan tangannya yang bergoyang dengan lemas, hati Neva tersenyum pahit, tidak disangka dirinya tidak mati dalam kecelakaan mobil.

Malah mati dicekik suami sendiri, dia yang mengingat ini merasa sangat lucu.

Tepat saat ini, pintu kamar ditendang terbuka.

Seseorang menendang tubuh Gandi, Gandi hanya bisa melepaskan Neva, dan menghindar ke samping.

Neva terjatuh pingsan di lantai, dan orang itu memapah Neva, berteriak dengan sedih: ‘Neva, Neva, kamu tidak apa-apa, kan?’

Neva mengangkat kepalanya memandang arah suara itu berasal, dan melihat Dunhil.

Dia mengulurkan tangannya sekuat tenaga berusaha mendorong Dunhil, ini masalah rumah tangga mereka, dia tidak ingin orang luar ikut campur, dan berkata: “Ka-kamu……”

Kata pergi, entah kenapa tidak bisa dia ucapkan.

Tapi dia sekuat tenaga mengulurkan tangan, di mata Gandi berubah menjadi marah dan ingin memegang tangan Dunhil.

Ada senyuman sinis di wajahnya, wanita ini benar-benar konyol, bukankah tidak memiliki hubungan spesial dengan Dunhil?

Sekarang apa ini?

Dunhil memeluk Neva, dia benar-benar merasa sedih.

Awalnya dia sudah pulang, tapi setelah melihat berita Gandi dan Julia, dia tiba-tiba merasa ada yang tidak beres.

Dia takut Neva gegabah pergi mencari Gandi, dan disiksa oleh Gandi, jadi dia terburu-buru meminta orang menyelidiki keberadaan Neva, menyadari Neva berada di rumah sakit, dia segera datang kemari.

Tidak disangka pintu dikunci dari dalam, setelah ditendang terbuka, dia menemukan Gandi ingin membunuh Neva.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu