Cinta Yang Dalam - Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
Winda baru saja memperhatikan waktu, dan ternyata sudah lewat jam enam sore.
Tanpa sadar, Winda sudah tinggal di rumah Gandi begitu lama.
"Tidak perlu, aku bisa makan saat kembali."
Tapi perkataannya diabaikan oleh Gandi.
Gandi membawanya ke ruang makan, lalu ke dapur.
Winda tercengang, buat apa Gandi masuk ke dapur?
Mungkinkah dia bisa memasak?
Saat ini kebetulan ada seorang pelayan yang hendak keluar dari dapur untuk mengantarkan piring buah, dan Winda bertanya, "Maaf, apakah Tuan Tirta masuk ke dalam untuk memasak?"
Pelayan itu memandang Winda dengan iri, dan berkata dengan nada pelan: "Nyonya muda sangat beruntung, Tuan Muda Kedua sudah lama berada di sini, ini pertama kalinya dia memasak!"
Sebelum mereka berdua turun, kepala pelayan datang untuk memberi perintah, jika kedepannya mereka melihat Winda, mereka harus memanggil Nyonya muda.
Winda tertegun sejenak, dan kemudian mulai bertanya-tanya.
Bisakah pria ini memasak?
Saat itu, akankah prosesnya seperti pertarungan sengit, lalu menyajikan makanan beracun?
Alhasilnya, Winda terlalu banyak berpikir.
Setelah beberapa saat, hidangan siap disajikan.
Empat hidangan dan satu sup, ayam cabe pedas, irisan daging rebus, acar ikan, kue beras keju, dan sup kerang.
Winda tampak sedikit tercengang melihat hidangan lezat yang ada di depannya, saat ini, Winda merasa sangat lapar.
Perutnya juga sangat payah dan mulai menjerit.
Gandi melepas celemeknya dan menyerahkannya kepada pelayan. Melihat Winda yang sepertinya sudah hampir meneteskan air liur, Gandi mengerutkan bibirnya dan berkata, "Nona Yang tidak ingin makan?"
"Mau, mau ..." Winda menjawab secara spontan, dan kemudian menyadari bahwa dirinya tampak terlalu terus terang, lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat: "Tidak, aku menunggu, menunggu Tuan Tirta makan bersama."
Gandi mengambil mangkuk kecil di depan Winda dan mengisinya dengan semangkuk sup kerang.
Sup yang baru saja keluar agak panas, Winda meniupnya beberapa kali, menyesapnya, dan matanya seketika bersinar.
Supnya enak, kerang-kerangnya segar dan empuk, pria ini benar-benar serba bisa!
Keterampilan memasaknya hampir setara debgan koki. Jika membuka restoran, bisnis pasti akan sangat ramai!
Saat itu, Winda akan menjadi Nyonya bos, bertanggungjawab menghitung uang ...
Bah baah, siapa bilang mau bersama dengannya? Winda dengan cepat menghilangkan pikiran itu di dalam benaknya dan fokus makan.
Winda menahan panas, menghabiskan semangkuk sup kerang, dan kemudian mulai menyantapnya.
Setelah dua pertiga dari hidangan di atas meja dimakan habis, Winda memegangi perutnya yang sedikit buncit, terengah-engah dan berkata, "Hei, keterampilan memasak Tuan Tirta luar biasa. Aku makan dengan sangat kenyang. Aku tidak bisa memakannya lagi, tapi masih banyak yang tersisa, sangat sayang sekali! "
Gandi mengangkat matanya dan melihat ke sudut mulut wanita di depannya yang berminyak, dan berkata dengan lembut: "Istriku dulu juga akan berkata seperti itu."
Gandi menyodorkan satu kertas tisu basah, Winda tertegun sejenak, melihat Gandi menunjuk ke arah mulutnya, barulah Winda menyadarinya.
Winda buru-buru menyeka mulutnya sampai bersih, dalam hatinya berpikir, aku dulu juga berkata seperti itu?
Jika mendengar kata-katanya, tampaknya pria ini sering memasak saat bersamanya?
Winda terus berpura-pura bingung dan berkata dengan nada pelan: "Aku sangat iri pada istrimu, bisa makan begitu banyak makanan enak setiap hari."
Gandi melambaikan tangannya, dan pelayan itu melangkah maju untuk membersihkan meja.
Mendengar Winda mengatakan hal ini, Gandi juga bekerjasama dengannya memerankan akting ini, matanya sedikit meredup.
"Tidak, aku tidak memperlakukannya dengan baik ..."
Winda bisa mendengar nada suara Gandi sedang menyalahkan dirinya sendiri, lalu menghibur: "Tuan Tirta, pihak yang mengalami sendiri bisa keliru, tetapi pengamat bisa melihatnya dengan jelas, aku dapat melihat bahwa kamu sangat baik kepada istrimu."
Tingkah lakunya bisa saja palsu, tetapi pandangan matanya bisa mengungkapkan isi hati seseorang secara langsung.
Tadi saat Gandi menyebut istrinya, Winda dapat melihat bahwa pandangan mata Gandi dipenuhi dengan kasih sayang yang tidak bisa disembunyikan.
"Oh, benarkah? Tapi dia sudah pergi, karena diriku, dia sedih dan pergi."
Tangan Winda di bawah meja makan perlahan mulai mengepal.
Tapi wajahnya masih sangat tenang: "Dia pergi, Tuan Tirta bisa mengejarnya kembali!"
"Um, aku sudah mendapatkannya."
Winda ternganga, seketika tidak tahu bagaimana menjawabnya.
Mereka berdua terlihat mengobrol seperti biasa, tapi keduanya memiliki makna yang tersirat.
Winda adalah istrinya yang dulu, dan Gandi adalah suaminya yang dulu.
Tapi waktu tiga hari, semuanya bisa berubah, apalagi dua tahun.
Winda benar-benar tidak terpikirkan, seberapa kejamnya hal ini sampai-sampai membuat dirinya melepaskan harapan dan cinta pada saat itu dan pergi dengan frustrasi.
Winda telah menjalani kehidupan baru dan telah melupakan ingatan ini.
Tapi sekarang, cinta ini muncul lagi di depan matanya.
Keduanya terdiam beberapa saat, dan ponsel Winda berdering.
Itu adalah panggilan Elvan, yang mendesaknya untuk pulang.
"Tuan Tirta, ini sudah larut, aku tidak mengganggumu lagi."
“Um.” Gandi bangkit dan mengantar Winda sampai ke gerbang mansion.
Elvan turun dari mobil dan membukakan pintu untuknya.
Setelah berjalan beberapa langkah, Winda berhenti, berbalik dan berkata, "Terima kasih atas bantuanmu. Terima kasih atas keramah-tamahanmu hari ini. Aku harap kamu bisa segera menemukan istrimu dan membawanya kembali ke negara."
Tanpa Gandi, Ramon pasti akan mati.
Makanan hari ini juga membawa kembali banyak kenangan.
Di kalimat terakhir, Winda juga tidak tahu mengapa dirinya mengatakan seperti itu.
Seolah-olah itu semacam harapan?
Gandi memandang Winda, penglihatannya tajam dan mendominasi, menembus hati Winda .
"Nona Yang, apakah kamu tidak kembali ke negara bersamaku?"
Winda terkejut dan dalam hatinya tersenyum pahit.
Winda telah kehilangan ingatannya dan tidak dapat mengingat apapun.
Kejadian waktu itu seperti sebuah mimpi buruk, benar-benar menghalangi ingatan di dalam benaknya.
Winda sekarang memiliki seorang putri, kerabat, dan bahkan kekasih.
Dan Gandi, juga tidak pernah kekurangan apapun di sekitarnya.
Apakah menyukai Gandi?
Winda bertanya pada dirinya sendiri, mungkin itu adalah perasaan yang baik saja.
Meminta Winda menyerah semua ini demi Gandi, hanya demi obsesi cinta yang sebelumnya dan kembali bersamanya.
Maaf, manusia itu egois, Winda benar-benar tidak sanggup melakukannya.
Sebagai satu-satunya Nona besar di keluarga Yang, Winda disayangi oleh kedua abangnya, dan kakek neneknya juga sangat mencintainya.
Ini semua adalah hal yang sangat Winda hargai dan tidak bisa ditinggalkan.
“Tuan Tirta, ada pepatah mengatakan bahwa sesuatu yang dipaksakan, tidak akan berakhir dengan baik. Aku tidak ingat lagi dengan masa laluku, mungkin iya atau tidak orang yang kamu sebutkan. Tapi aku hanya merasa bahwa aku hidup dengan sangat bahagia sekarang, ada kerabat yang peduli denganku, anak yang aku sayangi, semua ini, sangat berarti bagiku ... "
Hati Gandi perlahan menegang, dan wajahnya menjadi lebih dingin.
"Sepertinya aku mengerti maksud Nona Yang."
"Debu kembali menjadi debu, tanah kembali ke tanah, kamu sudah menyerah pada masa lalumu, kan?"
Winda sedikit tersenyum, sepasang lesung pipit yang lucu, membuat Gandi sedikit termenung.
Senyum Winda yang dulu, masih tetap begitu indah.
"Tuan Tirta, manusia itu harus selalu hidup di saat ini!"
Suara berderak, sepertinya ada sesuatu yang pecah di hati Winda dan Gandi pada saat yang bersamaan.
Winda perlahan mengangkat tangannya dan berpura-pura merasa sedikit nyaman menepuk-nepuk dada.
Di malam hari, Winda menutupi matanya yang berkabut.
"Aku bisa merasakan, Tuan Tirta sangat mencintai istrinya. Sama seperti kamu yang mencintai istrimu, aku juga mencintai kekasihku. Aku datang ke sini hari ini, hanya ingin mengucapkan terima kasih karena telah menyelamatkan hidup Ramon. Tapi kita sering bertemu, membuat hati kita terikat. Tuan Tirta, ini adalah terakhir kali aku datang ke sini. Terima kasih atas keramahanmu. "
Sudut mulut Gandi terlihat menyeringai. Winda telah mengatakan begitu banyak, dan Gandi sudah mengerti dengan jelas maksud perkataannya.
"Kalau begitu, apakah maksud Nona Yang tidak mau bertemu denganku lagi?"
Winda membuka mulutnya, tapi tidak bisa bersuara.
Winda tidak berani berbicara, karena takut suara seraknya di dengar oleh Gandi.
Winda bertanya pada dirinya sendiri di dalam hati, bukankah tidak memiliki perasaan untuk Gandi?
Kenapa hanya beberapa kata itu, Winda merasa sangat sakit hingga sesak?
Setelah menarik napas dalam-dalam, Winda berusaha menekan getaran dalam suaranya, dan mengangguk: "Jika sudah putus, maka putus. Jika tersu seperti ini, maka akan menyakiti semua orang."
Perkataan Winda, di balas dengan tangisan Gandi.
"Nona Yang, masih tetap bersikap kejam! Datang dan pergi sesuka hati, apakah kamu mengganggap di sini adalah hotel?"
Winda menunduk, air matanya segera mengalir, tetapi Winda tidak ingin Gandi melihatnya.
Setelah mengetahui kebenaran, hidup Winda jatuh ke dalam sebuah keputusan.
Hidup Winda awalnya kosong, karena kehadirannya Gandi telah mengisi kenangannya yang dulu.
Saat Winda melihat pria ini untuk pertama kali, Winda merasa bahwa Gandi sangat akrab.
Dan setelah berinteraksi cukup lama, meskipun Gandi bertindak sembrono padanya, meskipun Winda merasa malu, tetapi Winda jarang benar-benar marah setelah masalahnya berlalu.
Konflik yang berulang-ulang kali tampaknya telah menjadi penggerak perasaan kedua orang itu.
Abang pertama tidak mungkin berbohong padanya, Winda percaya bahwa dulu mereka berdua adalah sepasang suami istri.
Tapi, memangnya kenapa?
Bisakah Winda menyerahkan semua yang dia miliki sekarang? Melukai orang-orang di sekitar, dan pergi mengikuti Gandi begitu saja?
Jika Winda benar-benar orang yang seperti itu, mungkin dulu Winda tidak akan pernah meninggalkan Gandi, dan lebih tidak mungkin terjadi hal-hal setelah kejadian itu?
Winda dulu pergi di waktu yang tidak seharusnya pergi.
Gandi sekarang datang di waktu yang seharusnya tidak datang.
Bunga merah, pohon hijau, nyanyian dan tarian burung, setiap tahun,setiap senja;
Angin musim semi dan hujan musim gugur, waktu membuat semuanya telah berlalu.
Hubungan di antara dua orang ini, akhiri saja sampai di sini!
Winda berbalik dan masuk ke dalam mobil.
Air mata mengalir di pipinya, bersinar seperti kristal di malam yang gelap.
Pria di belakangnya masih terdiam, suara Gandi yang sedingin es terdengar saat Winda mengangkat kakinya untuk masuk ke dalam mobil.
"Nona Yang, sebelumnya aku sudah memberitahumu tentang keputusanku, kan?"
"Jika kamu lupa, tidak masalah, aku bisa mengulanginya agar kamu dengar."
"Jika kamu berani hidup bersama Ramon, maka aku tidak akan keberatan menyingkirkan seluruh keluarga Mones dari dunia ini."
Ini sudah merupakan ancaman terbuka, Winda menyimpan kesedihan di hatinya, berpegangan pada pintu mobil dan berbalik.
"Gandi, apakah kamu ini sedang mengancamku!"
Sebagai Nona besar keluarga Yang yang sebanding dengan keluarga Tirta, bahkan lebih kuat dari keluarga Tirta.
Winda tentu saja tahu bahwa kekuatan Ramon saat ini tampaknya seperti bintang yang sedang naik daun di dunia bisnis.
Tapi di mata Gandi, itu hanya seekor semut yang bisa dibunuh dengan tangan.
Jika pria itu sudah berkata demikian, Winda juga tidak berani mengambil risiko.
Bagaimana jika Gandi benar-benar melakukannya?
Dalam kegelapan, Winda melihat ekspresi wajah Gandi di bawah cahaya redup.
Namun, terlihat penampakan yang menakutkan dari kegelapan, sikap keras kepala itu membuat hati Winda bergetar.
Winda berpegangan pada pintu mobil agar tidak kehilangan kekuatannya dan terjatuh ke tanah.
Mengeluarkan seluruh tenaga tubuh dan hatinya, Winda berteriak histeris: "Gandi, apa yang kamu inginkan dariku, agar kamu merasa puas!"
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelCinta Yang Dalam
Kim YongyiThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlBlooming at that time
White RoseAsisten Bos Cantik
Boris DreyYama's Wife
ClarkCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip