Cinta Yang Dalam - Bab 220 Kakak Ipar
"Lumayan, sangat tepat waktu, aku pikir kamu akan telat!"
Neva berjalan mendekat, Shivas telah membuka kursi Neva dan memberi isyarat untuk silakan duduk.
Pelayan datang dan bertanya apa yang ingin dia minum.
Neva melihat sekilas dan memesan secangkir macchiato karamel.
Dia memandang Shivas di depannya, meskipun wajahnya gembira dan senang, tetapi tidak tahu mengapa, Neva merasa Shivas memiliki sesuatu dipikirannya.
"Panggil aku keluar kali ini, ada masalah apa?" Neva berinisiatif bertanya.
Shivas tersenyum dan berkata "Aku merindukan teman baikku, apakah harus ada masalah baru bisa bertemu dan berkencan dengan teman baikku?"
Neva mengatupkan bibirnya, menggelengkan kepalanya dan berkata "Tidak, tetapi teman baik harus menyantap makanan enak!"
Mereka berdua saling memandang dan tertawa dan teringat saat-saat indah ketika mereka di sekolah.
Setelah mengobrol sebentar, pelayan menyajikan kopi.
Ketika Neva melihat Shivas mengambil kopi, tangannya sedikit gemetar.
Orang normal tidak akan labil karena bobot yang ringan ini.
Dia sedikit mengernyit dan berkata "Lenganmu terluka?"
Shivas terkesima sejenak dan berkata dengan tenang: "Kemarin tidak sengaja keseleo."
Tentu saja keseleo kali ini, karena kemarin Fandi mengubah posisi dari belakang dan menarik tangan Shivas terlalu keras, yang menyebabkan keseleo.
Neva sedang menimbang di dalam hatinya, dia ragu-ragu, apakah dia ingin membicarakannya dengan Shivas.
Karena ketika dia pergi hari ini, ponsel Gandi di meja samping tempat tidur menyala dan dia melihat sederet pesan teks.
Ada nama Fandi dan Shivas di dalam pesan teks itu, Neva tidak bodoh, dia sangat pintar dan hampir langsung memahami hubungan di antara mereka.
Ditambahkan dengan Fandi tidak pulang kerumah beberapa malam ini, dia seperti paham bahwa Fandi dan Shivas seharusnya telah bersama.
Tapi karakter Fandi, Neva sebagai seorang kakak ipar, sangat mengerti.
Pria seperti ini selalu hanya ingin bermain-main saja.
"Kak Shivas, aku ingin memberitahumu sesuatu." Neva akhirnya mengambil keputusan dan memberitahunya, dia tidak bisa melihat sahabatnya melangkah semakin jauh ke jalan yang salah.
Shivas menatap Neva dengan heran, hatinya tersentak dan dia tiba-tiba ada semacam firasat buruk.
"Katakan!"
“Apakah kamu sedang bersama dengan Fandi?” Neva bertanya.
Setelah berkata demikian, dia kemudian menatap wajah Shivas dengan erat.
Benar saja, meskipun wajah Shivas sangat tenang, tetapi matanya sedikit mengelak beberapa saat, yang telah mengkhianati suasana pertemuannya ini.
Neva menghela nafas, sebelum dia bisa melanjutkan berbicara, Shivas berkata "Neva, sudah cukup, aku mengerti apa yang maksudmu."
Shivas bersama dengan Fandi, dia mempunyai rencananya sendiri.
keluarga Valia membutuhkan bantuan keluarga Tirta, meskipun apa yang diberikan Fandi hanyalah setetes air dalam ember.
Tetapi keluarga Valia memberi perintah kematian pada Shivas, yaitu mengubah Fandi menjadi pohon harta karun.
Salah satu dasar untuk menjadi pohon harta karun adalah Fandi harus menjadi kepala keluarga Tirta.
Neva membuka mulutnya dan ingin menjelaskan kepadaya, akhirnya, dia hanya menyimpulkan menjadi satu kalimat: "Kamu harus berpikir baik-baik, Fandi tidak tertarik dengan posisi kepala keluarga Tirta."
Neva tidak berani mengatakan bahwa dia adalah orang yang paling tahu tentang Fandi, Shinta adalah orang pertama yang memahami karakter pemuda ini di keluarga Tirta dan dia yang kedua.
Shivas menghabiskan kopinya dan berkata "Sudah, jangan membicarakan hal-hal yang tidak menyenangkan ini, aku mengajakmu keluar hanya untuk bertukar perasaan pertemanan kita, ayok kita pergi berbelanja."
Neva menjawab dan mereka berdua meninggalkan kedai kopi, kali ini Rey menghampirinya dan berkata: "Nyonya muda, mau kemana?"
Setelah Neva mengatakan lokasinya, Rey membuka pintu mobil dan dengan hormat mempersilakan mereka untuk masuk ke dalam mobil.
Setelah sampai di tempat tujuan, baru saja menjauh dari Rey, Shivas berkata di samping "Kalau aku tidak salah, itu seharusnya asisten khusus Gandi, bukan?"
Neva bersenandung dan berkata "Gandi menyuruhnya mengikutiku."
"Tidak percaya padaku?" Kata-kata Shivas segera menyusul.
Neva langsung terdiam dan dia memiliki ilusi bahwa Shivas hari ini benar-benar agak sulit untuk dihadapi dan dia selalu berbicara tentang topik itu sampai mati.
“Lihat gaun ini, sangat cantik dan cocok dengan warna kulitmu.” Neva mengambil sebuah gaun dan menyerahkannya kepada Shivas, menghentikan kata-kata Shivas.
Pemandu belanja juga mengikuti, menambahkan: "Nona ini memiliki kulit putih halus dan postur tubuhnya juga luar biasa, yang sangat cocok dengan gaun ini."
Shivas tidak pergi untuk mencoba pakaian, dia melihat ke cermin, pakaian yang dipilih oleh Neva dengan santai ini, memang sangat bagus dikenakan di tubuh.
Jadi dia meminta pemandu belanja mengambil gaun itu untuk membuat daftar, tetapi sebelum pemandu itu melangkah dua langkah, ada suara terdengar dari belakangnya: "Aku sudah memesan gaun ini sebelumnya, mengapa masih bisa menggantungnya di luar dan menjualnya?"
Pemandu belanja itu tertegun sejenak, tetapi dia juga tahu bahwa orang di depannya adalah pelanggan lama toko mereka, jadi dia berkata dengan canggung: "Nona Alif, gaun ini telah dipesan oleh Nona ini terlebih dahulu."
Mustika melangkah maju dan menarik pakaian dari pelukan pemandu belanja, kemudian dia hanya membuat perbandingan dan berkata "Gaun ini bagus, aku sudah memesannya dengan manajer toko kalian sebelumnya, jadi ini milikku sekarang."
Mustika ini agak mempersulitkan orang, tetapi yang dia inginkan adalah hasil semacam ini.
Kemarin, Shivas berani mempermalukannya, dia bersumpah untuk membuat Shivas menanggung jawab atas tindakannya.
Baru saat ini dia melihat masih ada orang yang berdiri di depan Shivas.
Tatapan Mustika yang selalu sombong, menatapnya dan bergerak sedikit.
"Kakak ipar, kenapa kamu di sini?"
Mustika berkata dengan senyum paksa di wajahnya.
Ekspresi Neva terkesima dan agak tidak bisa bereaksi, kakak ipar?
Pada saat yang sama, Shivas berkata sambil mencibir "Tidak sangka bahwa Nona Alif masih memiliki kebiasaan mengaku kerabat secara sembarangan!"
Sebelum Mustika berbicara, dua wanita terkenal di sekitarnya mulai berbicara: "Shivas, jangan asal berteriak jika kamu tidak tahu! kak Mustika kami diakui sebagai tunangan Tuan Muda Ketiga Titra, tentu saja, dia adalah adik dari kak Neva. "
"Benarkah?" Nada Shivas tenang, namun penuh dengan sarkasme yang tak terkatakan.
Pengakuan hanya karena setiap orang berpikir demikian, selama Fandi tidak mengakuinya, tidak akan ada hasil.
Tadi Mustika hanya nampak Shivas, jadi dia kehilangan rasa kesopanan dalam kemarahannya, sekarang dia melihat Neva, dia tahu dia harus bersikap lebih anggun.
Jika ada pekerjaan kotor apa, yang membuat orang di sekitar kamu melakukannya untukmu.
"Nona Alif, teman yang benar dan berpikiran sama, beberapa teman di sekitarmu ini sepertinya tidak cocok dengan identitasmu. Masih wanita tercantik, takutnya bahkan tidak layak dari pada wanita-wanita di klub."
Kata Shivas agak kejam, Neva dengan lembut menarik tangan Shivas, untuk memberitahunya agar tidak memotong jalan mundurnya.
Bagaimanapun, Mustika yang tersinggung ini terlalu kejam, keluarga Alif adalah keluarga besar di Kota Z dan sangat mudah untuk mempersulitkan Shivas.
Shivas dengan lembut memegang tangan Neva, menunjukkan bahwa dia masih mengendalikan segalanya.
Neva menatap Shivas dengan diam, sejak saat masa sekolah, dia sangat mengagumi Shivas.
Karena dia memiliki pandangan yang baik tentang keseluruhan situasi dan tahu kapan harus melakukan hal-hal apa, menangani semuanya dengan lancar.
Mustika berkata dengan nada agak dingin: "Shivas, kamu sedang memprovokasiku?"
"Tidak terhitung provokasi, atau Nona Alif adalah gadis tercantik di Kota Z ? "
Ekspresi Mustika tiba-tiba berubah dan wanita tercantik itu memang digunakan untuk mendeskripsikan Nona besar, yang merupakan pujian.
Tetapi dalam beberapa tahun ini, tidak peduli masyarakat apa pun, mereka semua ingin menjadi wanita tercantik dan mereka akan melakukan apa saja untuk status mereka.
Wanita tercantik, terutama yang pertama, sedikit mengejek keluarga Alif yang begitu kaya.
Seorang wanita tercantik memandang Neva dan berkata "Nyonya Titra, kak Mustika adalah adik iparmu. Wanita tidak jelas disampingmu ini sedang mengusik Nyonya Muda Ketiga dan dengan sengaja menghasut cinta antara Tuan Muda Ketiga dan kak Mustika, kamu sebagai kakak ipar, sebaiknya jangan berdiri di posisi yang salah! "
Setelah itu, dia masih gemeletuk dua kali.
Wajah Shivas tiba-tiba berubah, dia bisa mentolerir manusia bawahan yang mengejek dirinya sendiri, lagipula, dari hati, Shivas juga menyadari bahwa dia bukanlah wanita yang baik.
Tapi hak apa yang mereka miliki untuk mengatakan Neva?
Tidak peduli kapan pun itu, Neva selalu sempurna, dia tidak pernah ada perselisihan dengan orang-orang.
"Anjeli, kamu penjilat anjing, kamu tidak punya hak untuk berbicara di sini!"
Penjilat anjing? Siapa yang dijilatinya? Semua orang tahu ini dengan baik.
Wajah Mustika tiba-tiba berubah, dia mengepalkan tangannya erat-erat dan berkata "Shivas, kamu jangan serakah, aku sudah sangat sabar denganmu. Bahkan jika kamu naik ke tempat tidur Fandi sekarang, jangan terlalu sibuk dan berpuas diri. Nyonya Titra paling menyukaiku, kami akan segera bertunangan dan Fandi akan menjadi tunanganku. Sedangkan kamu, ha ha ha.,.,.,. "
Berbicara sampai sini, Mustika sepertinya terpikir Shivas akan menjadi tunawisma.
Shivas meringkuk bibirnya dan berkata "Nona Alif, ada satu hal yang kamu salah. Nyonya Titra menyukaimu, tetapi Fandi tidak pernah mengatakan bahwa dia menyukaimu. Hal-hal yang tidak mengikuti arus tidak akan memiliki hasil yang baik, kalau kamu punya kemampuan, coba saja memanjat ke tempat tidurnya! "
Bahkan jika Mustika terus berkata pada dirinya sendiri, harus bisa menahan diri, menahan diri.
Tetapi pada saat ini, dia masih tidak tahan dan ingin mencercanya.
Shivas ini juga berasal dari latar belakang yang kaya dan telah dididik sejak dia masih kecil, tapi bagaimana dia bisa berbicara omong kosong yang tidak bermoral seperti itu?
"Shivas, kamu, kamu, benar-benar mempermalukan keluargamu!"
Mustika selalu mempertahankan sikap yang seharusnya dimiliki Nona besar dari kelurga atas, tetapi kata-kata Shivas ini agak kasar.
Di sekitar kerumunan yang menyaksikan, seseorang berbisik "Wanita itu, adalah pelacur??"
"Dia cukup cantik dan sepertinya dia adalah nona besar dari keluarga mana. Dengan statusnya sangat tinggi, kenapa dia masih ingin menjadi pelacur? Pelacur itu sangat dibenci orang!"
"Nona besar apa, keluarga Valia ini hanyalah keluarga yang baru kaya. Sedangkan Nona Alif ini dari keluarga kaya yang terus diwariskan secara turun temurun, kamu lihat pengekangan dirinya!"
"Hanya.,.,.,.,"
Mendengarkan kata-kata ini, dada Mustika segera menjadi lebih tegap.
Tapi detik berikutnya, dia mendengar Shivas terkekeh dan berkata: "Tidak usah tegap lagi, ukuranmu itu, juga tidak ada gunakanya ditegapkan!"
Novel Terkait
My Goddes
Riski saputroEverything i know about love
Shinta CharityDewa Perang Greget
Budi MaUntouchable Love
Devil BuddyMore Than Words
HannyCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip