Cinta Yang Dalam - Bab 220 Kakak Ipar

"Lumayan, sangat tepat waktu, aku pikir kamu akan telat!"

Neva berjalan mendekat, Shivas telah membuka kursi Neva dan memberi isyarat untuk silakan duduk.

Pelayan datang dan bertanya apa yang ingin dia minum.

Neva melihat sekilas dan memesan secangkir macchiato karamel.

Dia memandang Shivas di depannya, meskipun wajahnya gembira dan senang, tetapi tidak tahu mengapa, Neva merasa Shivas memiliki sesuatu dipikirannya.

"Panggil aku keluar kali ini, ada masalah apa?" Neva berinisiatif bertanya.

Shivas tersenyum dan berkata "Aku merindukan teman baikku, apakah harus ada masalah baru bisa bertemu dan berkencan dengan teman baikku?"

Neva mengatupkan bibirnya, menggelengkan kepalanya dan berkata "Tidak, tetapi teman baik harus menyantap makanan enak!"

Mereka berdua saling memandang dan tertawa dan teringat saat-saat indah ketika mereka di sekolah.

Setelah mengobrol sebentar, pelayan menyajikan kopi.

Ketika Neva melihat Shivas mengambil kopi, tangannya sedikit gemetar.

Orang normal tidak akan labil karena bobot yang ringan ini.

Dia sedikit mengernyit dan berkata "Lenganmu terluka?"

Shivas terkesima sejenak dan berkata dengan tenang: "Kemarin tidak sengaja keseleo."

Tentu saja keseleo kali ini, karena kemarin Fandi mengubah posisi dari belakang dan menarik tangan Shivas terlalu keras, yang menyebabkan keseleo.

Neva sedang menimbang di dalam hatinya, dia ragu-ragu, apakah dia ingin membicarakannya dengan Shivas.

Karena ketika dia pergi hari ini, ponsel Gandi di meja samping tempat tidur menyala dan dia melihat sederet pesan teks.

Ada nama Fandi dan Shivas di dalam pesan teks itu, Neva tidak bodoh, dia sangat pintar dan hampir langsung memahami hubungan di antara mereka.

Ditambahkan dengan Fandi tidak pulang kerumah beberapa malam ini, dia seperti paham bahwa Fandi dan Shivas seharusnya telah bersama.

Tapi karakter Fandi, Neva sebagai seorang kakak ipar, sangat mengerti.

Pria seperti ini selalu hanya ingin bermain-main saja.

"Kak Shivas, aku ingin memberitahumu sesuatu." Neva akhirnya mengambil keputusan dan memberitahunya, dia tidak bisa melihat sahabatnya melangkah semakin jauh ke jalan yang salah.

Shivas menatap Neva dengan heran, hatinya tersentak dan dia tiba-tiba ada semacam firasat buruk.

"Katakan!"

“Apakah kamu sedang bersama dengan Fandi?” Neva bertanya.

Setelah berkata demikian, dia kemudian menatap wajah Shivas dengan erat.

Benar saja, meskipun wajah Shivas sangat tenang, tetapi matanya sedikit mengelak beberapa saat, yang telah mengkhianati suasana pertemuannya ini.

Neva menghela nafas, sebelum dia bisa melanjutkan berbicara, Shivas berkata "Neva, sudah cukup, aku mengerti apa yang maksudmu."

Shivas bersama dengan Fandi, dia mempunyai rencananya sendiri.

keluarga Valia membutuhkan bantuan keluarga Tirta, meskipun apa yang diberikan Fandi hanyalah setetes air dalam ember.

Tetapi keluarga Valia memberi perintah kematian pada Shivas, yaitu mengubah Fandi menjadi pohon harta karun.

Salah satu dasar untuk menjadi pohon harta karun adalah Fandi harus menjadi kepala keluarga Tirta.

Neva membuka mulutnya dan ingin menjelaskan kepadaya, akhirnya, dia hanya menyimpulkan menjadi satu kalimat: "Kamu harus berpikir baik-baik, Fandi tidak tertarik dengan posisi kepala keluarga Tirta."

Neva tidak berani mengatakan bahwa dia adalah orang yang paling tahu tentang Fandi, Shinta adalah orang pertama yang memahami karakter pemuda ini di keluarga Tirta dan dia yang kedua.

Shivas menghabiskan kopinya dan berkata "Sudah, jangan membicarakan hal-hal yang tidak menyenangkan ini, aku mengajakmu keluar hanya untuk bertukar perasaan pertemanan kita, ayok kita pergi berbelanja."

Neva menjawab dan mereka berdua meninggalkan kedai kopi, kali ini Rey menghampirinya dan berkata: "Nyonya muda, mau kemana?"

Setelah Neva mengatakan lokasinya, Rey membuka pintu mobil dan dengan hormat mempersilakan mereka untuk masuk ke dalam mobil.

Setelah sampai di tempat tujuan, baru saja menjauh dari Rey, Shivas berkata di samping "Kalau aku tidak salah, itu seharusnya asisten khusus Gandi, bukan?"

Neva bersenandung dan berkata "Gandi menyuruhnya mengikutiku."

"Tidak percaya padaku?" Kata-kata Shivas segera menyusul.

Neva langsung terdiam dan dia memiliki ilusi bahwa Shivas hari ini benar-benar agak sulit untuk dihadapi dan dia selalu berbicara tentang topik itu sampai mati.

“Lihat gaun ini, sangat cantik dan cocok dengan warna kulitmu.” Neva mengambil sebuah gaun dan menyerahkannya kepada Shivas, menghentikan kata-kata Shivas.

Pemandu belanja juga mengikuti, menambahkan: "Nona ini memiliki kulit putih halus dan postur tubuhnya juga luar biasa, yang sangat cocok dengan gaun ini."

Shivas tidak pergi untuk mencoba pakaian, dia melihat ke cermin, pakaian yang dipilih oleh Neva dengan santai ini, memang sangat bagus dikenakan di tubuh.

Jadi dia meminta pemandu belanja mengambil gaun itu untuk membuat daftar, tetapi sebelum pemandu itu melangkah dua langkah, ada suara terdengar dari belakangnya: "Aku sudah memesan gaun ini sebelumnya, mengapa masih bisa menggantungnya di luar dan menjualnya?"

Pemandu belanja itu tertegun sejenak, tetapi dia juga tahu bahwa orang di depannya adalah pelanggan lama toko mereka, jadi dia berkata dengan canggung: "Nona Alif, gaun ini telah dipesan oleh Nona ini terlebih dahulu."

Mustika melangkah maju dan menarik pakaian dari pelukan pemandu belanja, kemudian dia hanya membuat perbandingan dan berkata "Gaun ini bagus, aku sudah memesannya dengan manajer toko kalian sebelumnya, jadi ini milikku sekarang."

Mustika ini agak mempersulitkan orang, tetapi yang dia inginkan adalah hasil semacam ini.

Kemarin, Shivas berani mempermalukannya, dia bersumpah untuk membuat Shivas menanggung jawab atas tindakannya.

Baru saat ini dia melihat masih ada orang yang berdiri di depan Shivas.

Tatapan Mustika yang selalu sombong, menatapnya dan bergerak sedikit.

"Kakak ipar, kenapa kamu di sini?"

Mustika berkata dengan senyum paksa di wajahnya.

Ekspresi Neva terkesima dan agak tidak bisa bereaksi, kakak ipar?

Pada saat yang sama, Shivas berkata sambil mencibir "Tidak sangka bahwa Nona Alif masih memiliki kebiasaan mengaku kerabat secara sembarangan!"

Sebelum Mustika berbicara, dua wanita terkenal di sekitarnya mulai berbicara: "Shivas, jangan asal berteriak jika kamu tidak tahu! kak Mustika kami diakui sebagai tunangan Tuan Muda Ketiga Titra, tentu saja, dia adalah adik dari kak Neva. "

"Benarkah?" Nada Shivas tenang, namun penuh dengan sarkasme yang tak terkatakan.

Pengakuan hanya karena setiap orang berpikir demikian, selama Fandi tidak mengakuinya, tidak akan ada hasil.

Tadi Mustika hanya nampak Shivas, jadi dia kehilangan rasa kesopanan dalam kemarahannya, sekarang dia melihat Neva, dia tahu dia harus bersikap lebih anggun.

Jika ada pekerjaan kotor apa, yang membuat orang di sekitar kamu melakukannya untukmu.

"Nona Alif, teman yang benar dan berpikiran sama, beberapa teman di sekitarmu ini sepertinya tidak cocok dengan identitasmu. Masih wanita tercantik, takutnya bahkan tidak layak dari pada wanita-wanita di klub."

Kata Shivas agak kejam, Neva dengan lembut menarik tangan Shivas, untuk memberitahunya agar tidak memotong jalan mundurnya.

Bagaimanapun, Mustika yang tersinggung ini terlalu kejam, keluarga Alif adalah keluarga besar di Kota Z dan sangat mudah untuk mempersulitkan Shivas.

Shivas dengan lembut memegang tangan Neva, menunjukkan bahwa dia masih mengendalikan segalanya.

Neva menatap Shivas dengan diam, sejak saat masa sekolah, dia sangat mengagumi Shivas.

Karena dia memiliki pandangan yang baik tentang keseluruhan situasi dan tahu kapan harus melakukan hal-hal apa, menangani semuanya dengan lancar.

Mustika berkata dengan nada agak dingin: "Shivas, kamu sedang memprovokasiku?"

"Tidak terhitung provokasi, atau Nona Alif adalah gadis tercantik di Kota Z ? "

Ekspresi Mustika tiba-tiba berubah dan wanita tercantik itu memang digunakan untuk mendeskripsikan Nona besar, yang merupakan pujian.

Tetapi dalam beberapa tahun ini, tidak peduli masyarakat apa pun, mereka semua ingin menjadi wanita tercantik dan mereka akan melakukan apa saja untuk status mereka.

Wanita tercantik, terutama yang pertama, sedikit mengejek keluarga Alif yang begitu kaya.

Seorang wanita tercantik memandang Neva dan berkata "Nyonya Titra, kak Mustika adalah adik iparmu. Wanita tidak jelas disampingmu ini sedang mengusik Nyonya Muda Ketiga dan dengan sengaja menghasut cinta antara Tuan Muda Ketiga dan kak Mustika, kamu sebagai kakak ipar, sebaiknya jangan berdiri di posisi yang salah! "

Setelah itu, dia masih gemeletuk dua kali.

Wajah Shivas tiba-tiba berubah, dia bisa mentolerir manusia bawahan yang mengejek dirinya sendiri, lagipula, dari hati, Shivas juga menyadari bahwa dia bukanlah wanita yang baik.

Tapi hak apa yang mereka miliki untuk mengatakan Neva?

Tidak peduli kapan pun itu, Neva selalu sempurna, dia tidak pernah ada perselisihan dengan orang-orang.

"Anjeli, kamu penjilat anjing, kamu tidak punya hak untuk berbicara di sini!"

Penjilat anjing? Siapa yang dijilatinya? Semua orang tahu ini dengan baik.

Wajah Mustika tiba-tiba berubah, dia mengepalkan tangannya erat-erat dan berkata "Shivas, kamu jangan serakah, aku sudah sangat sabar denganmu. Bahkan jika kamu naik ke tempat tidur Fandi sekarang, jangan terlalu sibuk dan berpuas diri. Nyonya Titra paling menyukaiku, kami akan segera bertunangan dan Fandi akan menjadi tunanganku. Sedangkan kamu, ha ha ha.,.,.,. "

Berbicara sampai sini, Mustika sepertinya terpikir Shivas akan menjadi tunawisma.

Shivas meringkuk bibirnya dan berkata "Nona Alif, ada satu hal yang kamu salah. Nyonya Titra menyukaimu, tetapi Fandi tidak pernah mengatakan bahwa dia menyukaimu. Hal-hal yang tidak mengikuti arus tidak akan memiliki hasil yang baik, kalau kamu punya kemampuan, coba saja memanjat ke tempat tidurnya! "

Bahkan jika Mustika terus berkata pada dirinya sendiri, harus bisa menahan diri, menahan diri.

Tetapi pada saat ini, dia masih tidak tahan dan ingin mencercanya.

Shivas ini juga berasal dari latar belakang yang kaya dan telah dididik sejak dia masih kecil, tapi bagaimana dia bisa berbicara omong kosong yang tidak bermoral seperti itu?

"Shivas, kamu, kamu, benar-benar mempermalukan keluargamu!"

Mustika selalu mempertahankan sikap yang seharusnya dimiliki Nona besar dari kelurga atas, tetapi kata-kata Shivas ini agak kasar.

Di sekitar kerumunan yang menyaksikan, seseorang berbisik "Wanita itu, adalah pelacur??"

"Dia cukup cantik dan sepertinya dia adalah nona besar dari keluarga mana. Dengan statusnya sangat tinggi, kenapa dia masih ingin menjadi pelacur? Pelacur itu sangat dibenci orang!"

"Nona besar apa, keluarga Valia ini hanyalah keluarga yang baru kaya. Sedangkan Nona Alif ini dari keluarga kaya yang terus diwariskan secara turun temurun, kamu lihat pengekangan dirinya!"

"Hanya.,.,.,.,"

Mendengarkan kata-kata ini, dada Mustika segera menjadi lebih tegap.

Tapi detik berikutnya, dia mendengar Shivas terkekeh dan berkata: "Tidak usah tegap lagi, ukuranmu itu, juga tidak ada gunakanya ditegapkan!"

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu