Cinta Yang Dalam - Bab 117 Mengabaikan

Gandi mendengar dari tempat Neva, seperti selalu ada gerakan.

Dia batuk sekali, membuka lampu tidur dan melihat ke arah tempat Neva:”Kenapa kamu?”

Wajah Neva sudah penuh dengan bintik-bintik, itu karena disebabkan oleh alergi.

Karena kesakitan suaranya menjadi sedikit tidak berdaya, berkata:”Direktur Tirta.... aku sepertinya, alergi...”

Gandi mendengar kata-kata Neva, sedikit mengabaikannya, wanita ini bahkan tidak tahu mencari alasan yang bagus untuk berbohong.

Malam hari dia makan dengan normal, saat kembali masih baik-baik saja, kenapa tengah malam malah alergi?

Gandi merasa Neva sedang berbohong, dia tersenyum dingin dan berkata:”Sudahlah, jangan pura-pura lagi, kalau tidak bisa tidur kamu berbaring saja, jangan mempengaruhi tidurku.”

Kata-kata Gandi itu, membuat Neva tidak lagi berguling di lantai.

Tapi alergi ini, bagaimana bisa membaik jika hanya dibiarkan begini?

Dia lalu bertahan seperti itu, akhirnya merasa kesadarannya semakin kabur, pada akhirnya pingsan.

Gandi terus menunggu Neva berbicara dengan dia, tapi dia menunggu lama, Neva disana sangat tenang.

Dia tidak tahan untuk bangkit, membawa lampu tidur pergi kesana, Neva seperti sudah tertidur, membungkus dirinya sendiri kedalam selimut.

Tapi pose tidur itu sedikit aneh, seperti tubuhnya melengkung karena sakit diseluruh tubuh, berisirahat seperti ini, bukankah tidak nyaman?

Dia merasa Neva mengatakan dia alergi, adalah berbicara tanpa berpikir, lalu tidak mempedulikan lagi, kembali berbaring ke ranjang.

Tapi Gandi bolak-balik diatas ranjang, merasa hatinya tidak tenang.

Neva tidur, kenapa bisa sangat hening?

Dia menahan nafas, ingin mendengar suara bernafas milik Neva diruangan, tapi merasa sangat aneh, bagaimanapun tidak terdengar.

Gandi pura-pura bangkit ingin pergi ke kamar mandi, berjalan dari sebelah Neva, melirik Neva sekilas, Neva terbaring seperti perutnya tidak bernafas.

Kali ini Gandi tidak bisa mengalahkan keinginannya untuk peduli kepada Neva, apakah dia benar-benar mengalami masalah?

Dia berjalan ke sisi Neva, membungkukkan badan melihat Neva.

Tapi saat melihat wajah Neva, hatinya terkejut, wanita ini, kenapa berubah menjadi seperti ini?

Wajah Neva ini, penuh dengan bintik-bintik yang membengkak karena alergi, membuat orang yang melihatnya terkejut.

Gandi saat ini merasa panik, dia tidak berpikir banyak, langsung menelepon nomor darurat, meminta rumah sakit untuk mengirimkan ambulan.

Dia berdiri dan buru-buru mengganti bajunya, setelah membuka lampu baru melihat tempat yang berantakan karena dibongkar oleh Neva, kamar Gandi sendiri, dia paling mengerti.

Dilihat dari tempat yang dibongkar Neva, itu adalah tempat yang pernah dia simpan kotak obat, mungkin tadi dia mencari obat untuk alergi?

Mobil ambulan dengan cepat sampai ke rumah keluarga Tirta, Gandi menggunakan selimut membungkus Neva, lalu naik ke mobil.

Dengan desakan dia, mobil ambulan menggunakan kecepatan tertinggi untuk sampai ke rumah sakit.

Dan rumah keluarga Tirta karena suara mobil ambulan, membuat semua orang bangun, tidak ada yang tahu apa yang terjadi, situasinya sangat kacau.

Shinta adalah orang yang tidurnya paling dangkal, dan juga orang yang bangun paling cepat, melalui kaca jendela dikamarnya dia melihat anak keduanya sedang naik ke mobil ambulan sambil menggendong sesuatu.

Dia buru-buru menelepon Gandi, tapi ponsel berdering beberapa kali, tidak ada yang menjawab.

Kali ini Shinta seperti teringat sesuatu, dia bangun dan pergi ke kamar Gandi.

Gandi pergi dengan buru-buru, pintu kamar pun tidak ditutup.

Diatas ranjang ada sebuah benda yang bersinar kedap-kedip, Shinta berjalan kesana, melihat ternyata adalah ponsel Gandi.

Dia tidak bisa menahan untuk menghela nafas, anak bodoh ini, kenapa keluar tanpa membawa ponsel.

Neva juga tidak ada, kamar juga sangat berantakkan, apakah muncul masalah?

Setelah Neva diantar ke rumah sakit, diberikan CPR terlebih dahulu, untung saja dia hanya mengalami shock ringan, lalu mulai diinfus dan suntik kemudian dibantu duduk untuk memakan obat anti alergi supaya reaksi alergi ditubuhnya surut.

Neva sudah kehilangan kesadaran, tapi tubuhnya masih secara tidak sadar ingin menggaruk tempat yang gatal, dimana tidak nyaman, maka memegang disana.

Tapi kali ini tubuhnya sangat lemah, tidak bisa menahan rangsangan dari luar.

Dan Gandi hanya memegang tangan dia, supaya Neva menerima pengobatan terlebih dahulu.

Setelah dokter memeriksa Neva, hasilnya dengan cepat sudah keluar.

Dokter melihat sekilas, dia tahu identitas Gandi, tapi tetap berkata dengan ekspresi tidak baik:”Tuan Tirta, istrimu seharusnya lebih cepat dibawa kemari.”

Gandi menjawab “em”, tiba-tiba hatinya merasakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan, menunda memang adalah masalah dia.

“Dokter, apakah dia ada masalah?” Gandi sebenarnya ingin mengatakan istriku, tapi ketika kata-kata sampai dimulutnya, dia malah tidak bisa mengucapkan.

Dokter menganggukkan kepala:”Untung saja, rasa terkejut pasien tidak lama. Dan lagi keinginan bertahan hidup pasien sangat kuat, sekarang alergi ditubuhnya sudah mulai berkurang.”

Gandi sekarang baru merasa lega, sepanjang jalan hatinya terus terasa berat, takut jika terjadi sesuatu pada Neva.

Gandi pertama kali menyadari, sebenarnya hatinya sendiri, sepertinya sangat peduli pada Neva.

Alergi Neva datang dan pergi dengan cepat, setelah memakan obat, dua jam kemudian dia sudah sadar.

Dia sedikit membuka mata, pandangan mata dari kabur sampai jernih, melihat Gandi yang duduk disisinya.

Pemandangan disekeliling sangat asing, dan juga masih ada bau desinfektan yang begitu kuat, botol infus juga tergantung di atas lengannya.

“Tuan Tirta.... Kenapa datang kesini?”

Ingatan Neva, berhenti di shock terakhirnya, yang saat itu berada di kamar.

Gandi yang melihat Neva sudah sadar, hatinya yang tadi sudah melembut, tiba-tiba menjadi emosi.

Tapi alergi Neva baru saja berkurang, dia berkata dengan sedikit mengendalikan nada bicaranya:”Kamu tidak tahu?”

Mendengar kata-kata Gandi yang sedikit menyalahkan, Neva tersentak dan berkata:”Tidak tahu....”

Melihat Neva yang jelas-jelas sakit, tapi nyalinya malah semakin menciut, Gandi berkata dengan emosi:”Tidak tahu kenapa kamu bisa alergi? Atau alergi karena tidak bisa beradaptasi pulang ke rumah? Kenapa, atau karena ingin memperlihatkan kepada kami, kamu tidak cocok dengan makanan dan minuman keluarga Tirta, tidak terbiasa dengan iklim dan lingkungan ditempat baru, atau aku meracunimu?”

Neva mendengar Gandi berkata begitu, sedikit panik, buru-buru menggeleng dan berkata:”Tuan Tirta, bukan, bukan itu maksudku....”

Dia ingin menjelaskan kepada Gandi, jika dia alergi karena makan pupa jangkrik.

Tapi saat kata-kata sampai di mulutnya, dia lalu terdiam.

Untuk apa memberitahu Gandi? Dialah yang mengambilkan pupa jangkrik, apakah untuk menyuruhnya bertanggung jawab?

Neva lalu menunduk, memilih untuk diam.

Gandi melihat rupa Neva yang lemah ini, tempat lembut di hatinya tersentuh secara tidak jelas.

Dia mengulurkan tangan, memegang tangan kecil dan lemah Neva, berkata lembut:”Lain kali, lebih berhati-hati.”

Neva mendongak, melihat Gandi dengan terkejut, seperti tidak menyangka dia akan mengatakan kata-kata perhatian seperti ini.

Gandi bertukar pandang dengan Neva, pandangan matanya seperti ada kelembutan, dan juga ada perasaan yang tidak dimengerti oleh Neva didalamnya.

Neva sedikit membuka mulut, dia juga ingin mengatakan beberapa kata perhatian, tapi pada akhirnya yang keluar, hanya sebuah akta “em”.

Gandi terhadap sikap Neva ini, sudah terbiasa.

Menunggu infus Neva habis, setelah dokter datang memeriksa, memperbolehkan mereka untuk pulang.

Laporan tentang alergi harus menunggu besok.

Gandi mengemudi, Neva duduk di kursi penumpang.

Penglihatan dimalam hari tidak bagus, Gandi mengemudi dengan hati-hati, memandangi bagian depan dengan cermat.

Orang-orang mengatakan pria yang sedang serius sangat menarik di mata wanita, kata-kata ini memang benar.

Neva dari samping melihat wajah tampan Gandi, wajah yang tampan ini membuat hatinya sedikit tergerak, apalagi dengan rasa lelah karena tidak tidur di wajahnya, membuat Neva hanya ingin berkata kepadanya kata-kata seperti suamiku kamu sudah kesulitan dan lain-lain.

Tapi kata-kata seperti ini, Neva tidak berani mengatakan.

Disisi Gandi, sudah ada 2 orang wanita, posisi Neva, menjadi lebih jauh kebelakang, dia adalah orang yang sangat sadar diri.

Saat lampu merah, jalanan tidak ada orang, hanya ada satu mobil ini.

Gandi tiba-tiba menoleh melihat Neva, berkata:”Kamu sedang mencuri lihat aku?”

Wajah Neva memerah, segera menghindari pandangan Gandi, menunduk dan bergumam:”Ti, tidak...”

Kali ini sudah lampu hijau, tapi Gandi tidak menggerakkan mobilnya, dan melanjutkan menatap Neva, berkata:”Aku sudah mengamati beberapa saat, masih tidak mengakui?”

Neva melihat Gandi dengan terkejut, apakah tadi dia melihat Gandi sampai begitu terpesona, jadi membuat Gandi sadar?

Gila cinta! Neva membuat kesimpulan untuk dirinya sendiri.

Dia merasa wajahnya sangat panas, sepertinya sudah sangat memerah, berkata rendah:”Maaf, Tuan Tirta, aku kelak tidak akan melihat lagi..”

Tidak melihat lagi? Emosi dari hati Gandi langsung naik.

Istri melihat suami? Memang hal yang normal.

Kenapa Neva harus bersikap seperti pengecut?

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu