Cinta Yang Dalam - Bab 117 Mengabaikan
Gandi mendengar dari tempat Neva, seperti selalu ada gerakan.
Dia batuk sekali, membuka lampu tidur dan melihat ke arah tempat Neva:”Kenapa kamu?”
Wajah Neva sudah penuh dengan bintik-bintik, itu karena disebabkan oleh alergi.
Karena kesakitan suaranya menjadi sedikit tidak berdaya, berkata:”Direktur Tirta.... aku sepertinya, alergi...”
Gandi mendengar kata-kata Neva, sedikit mengabaikannya, wanita ini bahkan tidak tahu mencari alasan yang bagus untuk berbohong.
Malam hari dia makan dengan normal, saat kembali masih baik-baik saja, kenapa tengah malam malah alergi?
Gandi merasa Neva sedang berbohong, dia tersenyum dingin dan berkata:”Sudahlah, jangan pura-pura lagi, kalau tidak bisa tidur kamu berbaring saja, jangan mempengaruhi tidurku.”
Kata-kata Gandi itu, membuat Neva tidak lagi berguling di lantai.
Tapi alergi ini, bagaimana bisa membaik jika hanya dibiarkan begini?
Dia lalu bertahan seperti itu, akhirnya merasa kesadarannya semakin kabur, pada akhirnya pingsan.
Gandi terus menunggu Neva berbicara dengan dia, tapi dia menunggu lama, Neva disana sangat tenang.
Dia tidak tahan untuk bangkit, membawa lampu tidur pergi kesana, Neva seperti sudah tertidur, membungkus dirinya sendiri kedalam selimut.
Tapi pose tidur itu sedikit aneh, seperti tubuhnya melengkung karena sakit diseluruh tubuh, berisirahat seperti ini, bukankah tidak nyaman?
Dia merasa Neva mengatakan dia alergi, adalah berbicara tanpa berpikir, lalu tidak mempedulikan lagi, kembali berbaring ke ranjang.
Tapi Gandi bolak-balik diatas ranjang, merasa hatinya tidak tenang.
Neva tidur, kenapa bisa sangat hening?
Dia menahan nafas, ingin mendengar suara bernafas milik Neva diruangan, tapi merasa sangat aneh, bagaimanapun tidak terdengar.
Gandi pura-pura bangkit ingin pergi ke kamar mandi, berjalan dari sebelah Neva, melirik Neva sekilas, Neva terbaring seperti perutnya tidak bernafas.
Kali ini Gandi tidak bisa mengalahkan keinginannya untuk peduli kepada Neva, apakah dia benar-benar mengalami masalah?
Dia berjalan ke sisi Neva, membungkukkan badan melihat Neva.
Tapi saat melihat wajah Neva, hatinya terkejut, wanita ini, kenapa berubah menjadi seperti ini?
Wajah Neva ini, penuh dengan bintik-bintik yang membengkak karena alergi, membuat orang yang melihatnya terkejut.
Gandi saat ini merasa panik, dia tidak berpikir banyak, langsung menelepon nomor darurat, meminta rumah sakit untuk mengirimkan ambulan.
Dia berdiri dan buru-buru mengganti bajunya, setelah membuka lampu baru melihat tempat yang berantakan karena dibongkar oleh Neva, kamar Gandi sendiri, dia paling mengerti.
Dilihat dari tempat yang dibongkar Neva, itu adalah tempat yang pernah dia simpan kotak obat, mungkin tadi dia mencari obat untuk alergi?
Mobil ambulan dengan cepat sampai ke rumah keluarga Tirta, Gandi menggunakan selimut membungkus Neva, lalu naik ke mobil.
Dengan desakan dia, mobil ambulan menggunakan kecepatan tertinggi untuk sampai ke rumah sakit.
Dan rumah keluarga Tirta karena suara mobil ambulan, membuat semua orang bangun, tidak ada yang tahu apa yang terjadi, situasinya sangat kacau.
Shinta adalah orang yang tidurnya paling dangkal, dan juga orang yang bangun paling cepat, melalui kaca jendela dikamarnya dia melihat anak keduanya sedang naik ke mobil ambulan sambil menggendong sesuatu.
Dia buru-buru menelepon Gandi, tapi ponsel berdering beberapa kali, tidak ada yang menjawab.
Kali ini Shinta seperti teringat sesuatu, dia bangun dan pergi ke kamar Gandi.
Gandi pergi dengan buru-buru, pintu kamar pun tidak ditutup.
Diatas ranjang ada sebuah benda yang bersinar kedap-kedip, Shinta berjalan kesana, melihat ternyata adalah ponsel Gandi.
Dia tidak bisa menahan untuk menghela nafas, anak bodoh ini, kenapa keluar tanpa membawa ponsel.
Neva juga tidak ada, kamar juga sangat berantakkan, apakah muncul masalah?
Setelah Neva diantar ke rumah sakit, diberikan CPR terlebih dahulu, untung saja dia hanya mengalami shock ringan, lalu mulai diinfus dan suntik kemudian dibantu duduk untuk memakan obat anti alergi supaya reaksi alergi ditubuhnya surut.
Neva sudah kehilangan kesadaran, tapi tubuhnya masih secara tidak sadar ingin menggaruk tempat yang gatal, dimana tidak nyaman, maka memegang disana.
Tapi kali ini tubuhnya sangat lemah, tidak bisa menahan rangsangan dari luar.
Dan Gandi hanya memegang tangan dia, supaya Neva menerima pengobatan terlebih dahulu.
Setelah dokter memeriksa Neva, hasilnya dengan cepat sudah keluar.
Dokter melihat sekilas, dia tahu identitas Gandi, tapi tetap berkata dengan ekspresi tidak baik:”Tuan Tirta, istrimu seharusnya lebih cepat dibawa kemari.”
Gandi menjawab “em”, tiba-tiba hatinya merasakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan, menunda memang adalah masalah dia.
“Dokter, apakah dia ada masalah?” Gandi sebenarnya ingin mengatakan istriku, tapi ketika kata-kata sampai dimulutnya, dia malah tidak bisa mengucapkan.
Dokter menganggukkan kepala:”Untung saja, rasa terkejut pasien tidak lama. Dan lagi keinginan bertahan hidup pasien sangat kuat, sekarang alergi ditubuhnya sudah mulai berkurang.”
Gandi sekarang baru merasa lega, sepanjang jalan hatinya terus terasa berat, takut jika terjadi sesuatu pada Neva.
Gandi pertama kali menyadari, sebenarnya hatinya sendiri, sepertinya sangat peduli pada Neva.
Alergi Neva datang dan pergi dengan cepat, setelah memakan obat, dua jam kemudian dia sudah sadar.
Dia sedikit membuka mata, pandangan mata dari kabur sampai jernih, melihat Gandi yang duduk disisinya.
Pemandangan disekeliling sangat asing, dan juga masih ada bau desinfektan yang begitu kuat, botol infus juga tergantung di atas lengannya.
“Tuan Tirta.... Kenapa datang kesini?”
Ingatan Neva, berhenti di shock terakhirnya, yang saat itu berada di kamar.
Gandi yang melihat Neva sudah sadar, hatinya yang tadi sudah melembut, tiba-tiba menjadi emosi.
Tapi alergi Neva baru saja berkurang, dia berkata dengan sedikit mengendalikan nada bicaranya:”Kamu tidak tahu?”
Mendengar kata-kata Gandi yang sedikit menyalahkan, Neva tersentak dan berkata:”Tidak tahu....”
Melihat Neva yang jelas-jelas sakit, tapi nyalinya malah semakin menciut, Gandi berkata dengan emosi:”Tidak tahu kenapa kamu bisa alergi? Atau alergi karena tidak bisa beradaptasi pulang ke rumah? Kenapa, atau karena ingin memperlihatkan kepada kami, kamu tidak cocok dengan makanan dan minuman keluarga Tirta, tidak terbiasa dengan iklim dan lingkungan ditempat baru, atau aku meracunimu?”
Neva mendengar Gandi berkata begitu, sedikit panik, buru-buru menggeleng dan berkata:”Tuan Tirta, bukan, bukan itu maksudku....”
Dia ingin menjelaskan kepada Gandi, jika dia alergi karena makan pupa jangkrik.
Tapi saat kata-kata sampai di mulutnya, dia lalu terdiam.
Untuk apa memberitahu Gandi? Dialah yang mengambilkan pupa jangkrik, apakah untuk menyuruhnya bertanggung jawab?
Neva lalu menunduk, memilih untuk diam.
Gandi melihat rupa Neva yang lemah ini, tempat lembut di hatinya tersentuh secara tidak jelas.
Dia mengulurkan tangan, memegang tangan kecil dan lemah Neva, berkata lembut:”Lain kali, lebih berhati-hati.”
Neva mendongak, melihat Gandi dengan terkejut, seperti tidak menyangka dia akan mengatakan kata-kata perhatian seperti ini.
Gandi bertukar pandang dengan Neva, pandangan matanya seperti ada kelembutan, dan juga ada perasaan yang tidak dimengerti oleh Neva didalamnya.
Neva sedikit membuka mulut, dia juga ingin mengatakan beberapa kata perhatian, tapi pada akhirnya yang keluar, hanya sebuah akta “em”.
Gandi terhadap sikap Neva ini, sudah terbiasa.
Menunggu infus Neva habis, setelah dokter datang memeriksa, memperbolehkan mereka untuk pulang.
Laporan tentang alergi harus menunggu besok.
Gandi mengemudi, Neva duduk di kursi penumpang.
Penglihatan dimalam hari tidak bagus, Gandi mengemudi dengan hati-hati, memandangi bagian depan dengan cermat.
Orang-orang mengatakan pria yang sedang serius sangat menarik di mata wanita, kata-kata ini memang benar.
Neva dari samping melihat wajah tampan Gandi, wajah yang tampan ini membuat hatinya sedikit tergerak, apalagi dengan rasa lelah karena tidak tidur di wajahnya, membuat Neva hanya ingin berkata kepadanya kata-kata seperti suamiku kamu sudah kesulitan dan lain-lain.
Tapi kata-kata seperti ini, Neva tidak berani mengatakan.
Disisi Gandi, sudah ada 2 orang wanita, posisi Neva, menjadi lebih jauh kebelakang, dia adalah orang yang sangat sadar diri.
Saat lampu merah, jalanan tidak ada orang, hanya ada satu mobil ini.
Gandi tiba-tiba menoleh melihat Neva, berkata:”Kamu sedang mencuri lihat aku?”
Wajah Neva memerah, segera menghindari pandangan Gandi, menunduk dan bergumam:”Ti, tidak...”
Kali ini sudah lampu hijau, tapi Gandi tidak menggerakkan mobilnya, dan melanjutkan menatap Neva, berkata:”Aku sudah mengamati beberapa saat, masih tidak mengakui?”
Neva melihat Gandi dengan terkejut, apakah tadi dia melihat Gandi sampai begitu terpesona, jadi membuat Gandi sadar?
Gila cinta! Neva membuat kesimpulan untuk dirinya sendiri.
Dia merasa wajahnya sangat panas, sepertinya sudah sangat memerah, berkata rendah:”Maaf, Tuan Tirta, aku kelak tidak akan melihat lagi..”
Tidak melihat lagi? Emosi dari hati Gandi langsung naik.
Istri melihat suami? Memang hal yang normal.
Kenapa Neva harus bersikap seperti pengecut?
Novel Terkait
Beautiful Lady
ElsaTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniThe Great Guy
Vivi HuangLove and Trouble
Mimi XuThe Richest man
AfradenIstri Yang Sombong
JessicaKisah Si Dewa Perang
Daron JayInventing A Millionaire
EdisonCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip