Cinta Yang Dalam - Bab 11 Mempublikasikan

Hati Neva merasa sedih, tetapi ia juga merasa sedikit lega.

Bagus juga begitu, Gandi sekarang benci dan jijik dengannya, keduanya akan merasa canggung jika bertemu.

Pada hari pernikahan, mobil pernikahan Keluarga Tirta telah berhenti di depan rumah Aska.

Mobil Rolls-Royce Phantom dengan edisi terbaru dan terbatas, Lexi dan Gilbert berdiri di sisi kiri kanan menemani Neva.

Katanya menemani, tapi sebenarnya lebih mirip dengan sedang mengeluarkan Neva.

Pintu belakang mobil pertama telah dibuka, tetapi pengantin pria tidak berada di dalam.

Ini sudah melanggar peraturan, lagipula begitu banyak pasang mata yang sedang melihat, di antara mereka seperti sedang melihat lelucon, Gilbert pun sedikit tidak bisa tahan lagi.

Dia bertanya: “Dimana menantuku?”

Yang menjadi pengiring pengantin pria adalah Fandi, identitas ini dipaksa oleh Shinta dengan mengancamnya “tidak mengasih uang saku”. Sehingga saat ini, raut muka Fandi terlihat sangat buruk.

“Abangku tiba-tiba ada masalah mendadak dan harus kembali ke perusahaan.” Selesai berbicara, Fandi tidak mempedulikan Neva yang belum masuk ke mobil, dia langsung berjalan ke mobil belakang.

Ekspresi Gilbert sangat buruk, baru saja ingin marah. Lexi dengan cepat mencubitnya dan berbisik: “jangan atur terlalu banyak, yang penting bisa menikah sudah boleh!”

Gilbert barulah sadar, ekspresi buruk di wajahnya pun menghilang. Gilbert dan Lexi tersenyum dan memasukkan Neva yang tidak konsentrasi ke dalam mobil.

Sebagai orang kelas atas yang ternama di kota Z ini, pernikahan Pak Gandi mestinya sangat mewah.

Shinta langsung mengeluarkan banyak modal untuk menyewa satu-satunya hotel bintang enam di kota ini, semua kegiatan dijalankan dengan spesifikasi tinggi.

Setelah Gilbert turun dari mobil, Lexi meraih lengannya, tidak bisa menahan keluhan: “ini benar-benar mewah, betapa sederhananya waktu kita menikah dulu!”

Setelah mendengar kata-kata masam ini, Gilbert tidak bisa menahan diri gemetaran dan berbisik: “ketika Neva menjadi nyonya Keluarga Tirta, kita akan mendapatkan segalanya dan apa yang kamu inginkan akan aku beli untukmu!”

Lexi mengangguk puas dan dengan senang hati melangkah masuk ke tempat pernikahan.

Neva menaati peraturan dan berada di dalam mobil, menunggu pengantin pria datang menjemputnya.

Tetapi selama setengah jam, jangankan pria pengantin, bahkan pengiring pengantin pria Fandi pun tidak terlihat bayangannya.

Supir adalah pria yang berusia lebih dari empat puluh. Putrinya seumuran dengan Neva. Saat ini, seperti putrinya sendiri yang ditinggalkan oleh pengantin pria. Ia terlihat gelisah dan tidak sabar untuk pergi menarik pengantin pria datang.

Pengantin wanita muda ini terlihat sangat tenang sehingga supirnya merasa aneh, lalu terdengar suara napas yang stabil dari belakang?

Setelah melihat kaca spion beberapa kali, bapak pengemudi memastikan bahwa pengantin wanitanya benar-benar tertidur.

Namun, dia tidak menemukan bahwa tangan Neva yang tersembunyi di belakang sedang bergemetaran tak terkendali

Media yang terkumpul ditempat pastinya sangat suka dengan hal besar seperti ini. Semua orang menyadari berita besar ini, walau mereka takut dengan kekuasaan Keluarga Tirta, tapi tetap tidak bisa menahan untuk membuat keributan. Beberapa dari mereka sudah mengeluarkan ponsel dan mulai menulis berita.

Di aula, wajah Shinta terlihat buruk, menatap Fandi dan berkata: “mana Gandi! Bukannya ikut bersama kamu menjemput Neva? Bagaimana bisa ia menghilang!”

Fandi menepuk-nepuk kepalanya, wajahnya penuh dengan ketidakberdayaan. kapan dia bisa mengendalikan pemikiran abang keduanya.

Ibu yang marah hanya seperti harimau betina, tetapi abang kedua yang marah bagaikan raja kematian. Setelah menimbang pro dan kontra, dia hanya bisa berpura-pura tidak melihat abang keduanya dan diam-diam melarikan diri.

Acara Pernikahan ini menjadi lelucon besar, pengantin wanita sendirian berjalan menuju aula.

Gandi tampaknya benar-benar hilang dari kota Z, tidak peduli bagaimana Shinta mencarinya, tetap saja tidak bisa menemukannya.

Hati Neva masih terasa pahit, kejadian semua ini tidak diduga, tetapi ini semua masuk akal. Pria yang sangat sombong seperti dia pastinya tidak akan menerima paksaan nikah.

Hanya saja suasana pernikahan tak terhitung jumlahnya yang diimajinasikan Neva, tidak terduga bisa secanggung ini sehingga hati Neva sakit tak terkendali.

Neva berdiri sendiri diatas panggung dan ketika pendeta bertanya apakah dia bersedia mencintai Gandi seumur hidup, dia sedikit panik dan berkedip-kedip mata, dengan gugup merapatkan bibirnya, bahkan nafas pun dia sangat berhati-hati.

Saat ini, banyak orang yang sedang menatapnya dari bawah, dia tiba-tiba merasa malu dan panik, seolah-olah rahasia terdalam yang disimpannya telah dibongkar keluar oleh publik.