Cinta Yang Dalam - Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia

Gandi mulai membicarakan masalah kerja sama dengan Isko, Winda tidak mengerti apapun, maka dari itu bersiap untuk meninggalkan ruang baca.

Tapi Winda baru saja menggerakkan kakinya, langsung mendengar Kakak Isko berkata : " Winda kamu tunggu sebentar. "

" Ah ? ” Winda memandang Isko dengan heran, tidak tahu apa gunanya dirinya masih berada disini.

" Kaki aku tidak leluasa, kamu antarkan Kak Tirta keluar nanti ! "

Perkataan Isko, membuat wajah Winda tiba - tiba tertarik kebawah.

Ternyata masih perlu mengantar laki - laki yang pelit dan jahat ini, meskipun dalam hati sangat tidak rela, tapi sebaliknya Winda tidak bisa membangkang perkataan Kakak Isko.

Apakah mungkin menyuruh Kakak Isko mengantar Gandi keluar dengan kursi roda ?

Setelah seperempat jam kemudian, berdua sudah hampir membicarakan selesai, dan Winda yang duduk disamping, hampir tertidur mendengar hal-hal yang membosankan ini.

Melihat pembicaraan itu akhirnya selesai, Winda segera berdiri dan berkata : " Tuan Tirta silakan. "

Setelah keluar dari rumah Wine, sebuah mobil phantom berhenti diluar.

Saat Gandi berjalan sampai didepan mobil, dia berhenti dan berbalik melihat ke arah Winda .

Menyadari pandangan Gandi, tubuh Winda bergetar, tanpa sadar mundur beberapa langkah dan berkata : " Tuan Tirta, apakah masih ada masalah lain ? "

Winda melirik ke belakang, dan ada dua pengawal yang bertugas, dalam hati baru merasa tenang.

Huh, ini adalah rumah sendiri, apakah Gandi masih bisa menindasnya ?

Gandi sedikit tersenyum, berkata dengan suara malas : " Apakah Nona Yang tahu aku tinggal dimana ?"

Apa - apaan ? Winda merasa agak bingung, apakah otak laki - laki ini kemasukan air ? Apakah dirinya perlu mengetahui dimana dia tinggal ? "

Tolonglah, Winda benar - benar tidak ingin timbul pergaulan dengan Gandi, masalah yang Gandi lakukan kepada dirinya tadi malam, sampai sekarang masih teringat dengan jelas.

" Tidak tahu, juga tidak perlu tahu. "

" Tetapi bukankah Nona Yang berkata ingin membuat setelan jas, sebagai ganti rugi kepada aku ? "

Perkataan Gandi ini tidak berbeda dengan halilintar mengejutkan yang meledak di benak Winda .

Paman ini sungguh terlalu bahkan jika jas sudah siap dibuat dia tidak datang menjemputnya sendiri, sebaliknya menyuruh Winda mengantarkannya kesana ?

Winda langsung berkata : " Oke oke oke, Tuan Tirta kasih tahu alamatnya, ingatan aku sangat bagus pasti akan ingat. "

Winda baru saja bersiap untuk mengingat alamat Gandi, tetapi tidak disangka laki - laki ini sebaliknya membuka pintu mobil dan masuk kedalam mobil, saat menutup pintu mobil, Winda mendengar perkataannya.

" Lihat mood aku ! Aku sangat khawatir Nona Yang akan datang tanpa diundang ..... "

Melihat mobil phantom yang pergi dengan cepat, Winda tertegun sejenak dan baru menghentakkan kaki dengan keras.

Laki - laki ini jelas sedang mempermainkan dirinya.

Gandi setelah melihat sebentar Winda yang masih berdiri di tempat dari kaca spion, wajahnya tersirat dengan penuh tawaan.

Wanita ini lupa dengan segalanya, boleh dikatakan ini adalah hal buruk, tapi sebaliknya lebih boleh menyebutnya hal baik.

Memori masa lalu terlalu suram, dan Winda sekarang terlihat sangat senang dan puas diri, begini juga cukup bagus.

Meskipun tidak mendengarnya langsung dari mulut Isko, tapi Gandi sudah mengkonfirmasi identitas Winda, tidak diragukan lagi Winda adalah Neva.

Winda kembali ke dalam rumah bangsawan, saat baru memasuki ruang tamu, lalu melihat Isko menyangga tubuhnya dan bangkit dari kursi roda, lalu berjalan dengan sangat susah payah.

Winda segera berjalan beberapa langkah kedepan, memapah Kakak Isko dan berkata menyalahkan : " Kakak Isko, kenapa kamu berdiri sendiri ? Panggil pembantu untuk memapah kamu ! Bagaimana jika terjatuh ? "

Isko tersenyum, tidak bersuara.

Isko setiap hari harus bangkit dari kursi roda untuk berjalan - jalan, meskipun gejala sisa dari kecelakaan mobil waktu lalu, semakin lama semakin parah.

Tetapi semakin seperti ini, Isko semakin harus bertarung, dia bukanlah seseorang yang menerima takdir dengan mudah.

Winda memapahnya, dan berjalan keluar halaman pergi ke paviliun di taman belakang.

Isko memandangi lautan bunga yang baru mekar di depannya, diiringi angin sepoi-sepoi, dahan-dahan bunga bergoyang-goyang dan harumnya berhamburan membuat orang merasa rileks dan bahagia.

" Winda, apa pendapat kamu akan Gandi ? "

Winda tertegun sebentar, tidak mengerti mengapa Kakak Isko bisa tiba - tiba mengungkit laki - laki menyabalkan itu.

Winda berpikir tentang apa yang telah dilakukan oleh laki - laki itu, lalu menjawab dengan sedikit mengertakkan gigi : " Laki - laki itu, sangat menyebalkan, aku tidak menyukainya ! "

" He he ..... " Isko tertawa, jawaban adik perempuan kecilnya sesuai dengan dugaannya.

Lagipula Winda hilang ingatan, tidak memiliki sedikit kesanpun tentang masa lalu.

Tetapi begini ada bagusnya, awal masa mulai memahami cinta, melihat sikap Winda sekarang terhadap Gandi, khawatirnya Winda tidak menyadari bahwa kesan baik dirinya terhadap Gandi sudah semakin bertambah.

" Kakak Isko, mengapa kamu tertawa ? Aku sungguh tidak menyukai laki - laki itu ! " Melihat sikap Isko agak main - main, Winda berkata dengan tidak senang.

" Tidak, bukan apa - apa. Aku hanya merasa identitasnya sedikit cocok dengan kamu. "

" Apa ? Kakak Isko kamu jangan bercanda ! Dalam hati aku tidak mungkin ada orang seperti ini ! " Winda tidak mengatakan apapun dan langsung menolak.

Meskipun Winda pernah menyelidiki data Gandi, tahu bahwa keluarga Tirta termasuk layak disebut keluarga pertama di partai Komunis.

Tapi keluarga pertama ini, berdiri setelah keluarga Yang meninggalkan partai Komunis.

Tahun tahun awal saat keluarga Yang masih belum pergi, keluarga Yang yang baru sesungguhnya mempunyai pengaruh sangat besar.

Hanya saja tidak tahu apa yang terjadi, keluarga Yang semuanya menarik diri dari partai Komunis, dan memindahkan pusat keluar negeri.

Isko menggeleng - gelengkan kepala berkata : " Normal jika sekarang tidak menyukainya, tidak perlu dipaksakan, sesuatu yang dipaksakan hasilnya tidak akan bagus, tetapi kenyataannya kamu dan dia adalah jodoh yang sudah ditakdirkan. "

Perkataan Isko, sangat misterius, membuat Winda yang mendengarnya tertegun.

" Kakak Isko, untuk apa laki - laki tadi datang kemari hari ini ? "

Winda tidak ingin melanjutkan topik jodoh ini lagi, lagipula Winda selalu merasa dirinya setelah mengantar Sabrina kesekolah, dan baru berjalan keluar dari sekolah, langsung bertemu dengan Gandi. Kemudian saat Winda pulang kerumah, bertemu dengan Gandi lagi.

Kedatangan Gandi kali ini, khawatirnya tidak semata-mata untuk urusan bisnis saja.

" Bukankah kamu sudah mendengarkannya semua ? Yaitu masalah bisnis kerja sama. Bisa terlihat kamu sangat tertarik terhadapnya " Senyuman Isko sedikit tersirat bercanda.

" Kakak Isko jika kamu masih berkata sembarangan lagi, maka aku tidak mempedulikan kamu lagi ! " Winda dengan marah mendorong Isko.

Tetapi Winda tidak mengontrol dengan baik kekuatannya, sehingga tubuh Isko terguncang - guncang, lalu luka lama di pinggang kembali terkilir.

Isko mendesah kesakitan dan langsung duduk di kursi kayu di sampingnya.

Dan ini membuat Winda terkejut takut, dalam hati Winda tahu betul bahwa Kakak Iskonya adalah seseorang yang begitu kuat, dan teriakkan tadi pasti karena sangat sakit.

" Kakak Isko, kamu tidak apa - apa ? Ah ? " Winda memegang tangan Isko dengan gelisah, bahkan berpikiran untuk membuka bajunya untuk melihat. Tetapi Winda berpikir lagi bahwa Kakak Isko mengalami luka dalam, jika dia berbuat seperti itu sangatlah tidak masuk akal.

Tatapan Isko meredup sejenak, dia tidak pernah menyangka akan menderita karena penyakit.

Tetapi saat Isko mendongak, tatapannya kembali bersemangat : " Tidak apa - apa, hanya pinggang terkilir saja. "

Dua tahun ini perubahan fisiknya semakin lama semakin terlihat jelas, dan Arya Yang sekarang juga tidak bisa menyakinkan semua orang, Isko sedikit khawatir.

" Untunglah, maaf, salah aku ..... " Dalam hati Winda sangat menyalahkan diri sendiri.

Isko tertawa, dan menepuk - nepuk lengan Winda, berkata : " Baiklah, bukankah kamu baru saja mendaftar untuk kontes seni baru-baru ini ? Pergilah ! "

" Bagaimana dengan kamu ? "

" Orang dewasa seperti aku, apakah akan hilang ? Sebentar kemudian penggurus rumah tangga akan datang menemani aku. "

Selesai berkata Isko lalu menyuruh Winda pergi.

Isko takut emosinya akan lepas kendali, seorang laki - laki seperti dia yang sedang dalam puncak kehidupan sebaliknya melihat tubuhnya sendiri hancur dengan cepat, suasana hatinya sangat kacau.

Setelah meninggalkan taman bunga belakang, Winda lalu pergi mencari pengurus rumah tangga, menyuruhnya pergi menemani Kakak Isko.

Pengurus rumah tangga sudah menjadi orang lama dalam keluarga Yang, tumbuh bersama dengan Isko dari kecil, hubungan kedua orang bisa dikatakan seperti pelayan dan juga teman.

Draf pertama kompetisi seni, Winda sudah selesai membuatnya sejak lama.

Hanya saja jika ingin bertindak, sebaliknya kurang inspirasi.

Lagipula masih harus membuat jas untuk laki - laki jahat itu, oleh karena itu Winda pergi ke mall lagi.

Setelah membeli bahan kain, Winda lalu pergi mengunjungi konter pakaian terbaru.

Sebagai desainer yang berkualitas, penting untuk mempertahankan inspirasi sendiri, tapi melihat kelebihan orang untuk mengisi kekurangan sendiri juga sama pentingnya.

Tetapi saat Winda selesai mengunjungi, dan bersiap untuk turun ke lantai bawah, dia bertemu dengan seseorang yang familiar di pintu masuk lift.

Tidak, mungkin bisa dikatakan bukan familiar, karena keduanya juga baru saling kenal beberapa hari.

" Kamu ! "

" Ng, iya aku ! "

Winda dan Gandi setelah saling menatap sebentar, Winda lalu mendengus dan hendak pergi.

Tetapi Winda baru bergerak, laki - laki itu bergerak satu langkah dan menghalang didepannya.

" Minggir, anjing yang baik tidak menghalangi jalan ! " Kata Winda dengan marah, juga dengan sengaja menggeserkan kantong di tangan ke belakang, agar tidak membiarkan laki - laki menyadari bahwa bahan kain yang dibeli adalah untuk membuat jasnya.

Gandi tersenyum tipis, wajah tampan dan tubuh tinggi tegapnya tidak peduli kemana pun dia pergi selalu menjadi pusat perhatian.

Hanya sebuah senyuman tiba - tiba membuat beberapa para wanita yang lewat tidak bisa menahan teriakan.

" Wah, sangat ganteng ! "

" Aku sangat berharap mempunyai pacar seperti ini, apakah wanita didepannya adalah pacarnya ? Sungguh iri kepadanya ! "

Wajah Winda pucat, berkata dengan pelan : " Apa sebenarnya yang ingin kamu lakukan? "

" Tidak ada, hanya ingin mentraktir Nona Yang minum kopi saja. "

Winda marah hingga menggertakkan gigi, tapi juga tahu bawah dirinya sekarang sudah menjadi pusat perhatian.

Winda meraih tangan Gandi dan menyeretnya ke dalam lift tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Awalnya Winda bermaksud agar Gandi terhuyung-huyung saat naik ke dalam lift, dan membuatnya takut, tetapi tidak disangka Gandi malah sangat tegap.

Sebaliknya tangan Winda tergenggam erat didalam tangan Gandi, dan bagaimanapun Winda menariknya tetap tidak bisa tertarik lepas.

Setelah tiba di tempat parkir bawah tanah, ada sebuah mobil Accord yang sudah menunggu.

Kali ini gantian Gandi yang menarik Winda naik ke mobil dan mengatakan sebuah nama tempat.

Winda tertegun sebentar, dia merasa sangat akrab dengan lokasi tersebut !

Kakak ipar sangat suka pergi kesana untuk menikmati teh sore, khawatirnya akan bertemu kebetulan disana, lalu kakak ipar akan salah paham ?

Tidak boleh, tidak boleh pergi kesana.

" Jangan, jangan pergi kesana, ganti tempat. "

Protes Winda, tetapi tidak ada yang menanggapinya, mobil Accord sepanjang jalan melaju dengan cepat, hanya butuh seperempat jam untuk mencapai tujuan.

Baru turun dari mobil, Gandi sudah dicegah oleh seseorang.

" Tuan Tirta,Tuan Tirta ? Tidak disangka bisa bertemu kamu disini, bisakah aku mentraktir kamu minum teh ? " Wajah Anni tersipu, dan gelisah gugup.

Anni juga karena mewakili keluarga, menghadiri dewan dagang internasional tertentu, dan baru bertemu Gandi.

Dan sejak saat itu Anni menjadi terpesona, bahkan memutuskan tidak akan menikah selain dengan Gandi.

Hanya saja, mendengar Tuan Tirta ini sudah berkeluarga, Anni menjadi sedih untuk waktu yang lama.

Namun meski begitu, Anni tidak menyerah, sampai dia mendengar bahwa istri Gandi telah meninggal.

Anni merasa dirinya kembali berkesempatan !

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu