Cinta Yang Dalam - Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
Gandi mulai membicarakan masalah kerja sama dengan Isko, Winda tidak mengerti apapun, maka dari itu bersiap untuk meninggalkan ruang baca.
Tapi Winda baru saja menggerakkan kakinya, langsung mendengar Kakak Isko berkata : " Winda kamu tunggu sebentar. "
" Ah ? ” Winda memandang Isko dengan heran, tidak tahu apa gunanya dirinya masih berada disini.
" Kaki aku tidak leluasa, kamu antarkan Kak Tirta keluar nanti ! "
Perkataan Isko, membuat wajah Winda tiba - tiba tertarik kebawah.
Ternyata masih perlu mengantar laki - laki yang pelit dan jahat ini, meskipun dalam hati sangat tidak rela, tapi sebaliknya Winda tidak bisa membangkang perkataan Kakak Isko.
Apakah mungkin menyuruh Kakak Isko mengantar Gandi keluar dengan kursi roda ?
Setelah seperempat jam kemudian, berdua sudah hampir membicarakan selesai, dan Winda yang duduk disamping, hampir tertidur mendengar hal-hal yang membosankan ini.
Melihat pembicaraan itu akhirnya selesai, Winda segera berdiri dan berkata : " Tuan Tirta silakan. "
Setelah keluar dari rumah Wine, sebuah mobil phantom berhenti diluar.
Saat Gandi berjalan sampai didepan mobil, dia berhenti dan berbalik melihat ke arah Winda .
Menyadari pandangan Gandi, tubuh Winda bergetar, tanpa sadar mundur beberapa langkah dan berkata : " Tuan Tirta, apakah masih ada masalah lain ? "
Winda melirik ke belakang, dan ada dua pengawal yang bertugas, dalam hati baru merasa tenang.
Huh, ini adalah rumah sendiri, apakah Gandi masih bisa menindasnya ?
Gandi sedikit tersenyum, berkata dengan suara malas : " Apakah Nona Yang tahu aku tinggal dimana ?"
Apa - apaan ? Winda merasa agak bingung, apakah otak laki - laki ini kemasukan air ? Apakah dirinya perlu mengetahui dimana dia tinggal ? "
Tolonglah, Winda benar - benar tidak ingin timbul pergaulan dengan Gandi, masalah yang Gandi lakukan kepada dirinya tadi malam, sampai sekarang masih teringat dengan jelas.
" Tidak tahu, juga tidak perlu tahu. "
" Tetapi bukankah Nona Yang berkata ingin membuat setelan jas, sebagai ganti rugi kepada aku ? "
Perkataan Gandi ini tidak berbeda dengan halilintar mengejutkan yang meledak di benak Winda .
Paman ini sungguh terlalu bahkan jika jas sudah siap dibuat dia tidak datang menjemputnya sendiri, sebaliknya menyuruh Winda mengantarkannya kesana ?
Winda langsung berkata : " Oke oke oke, Tuan Tirta kasih tahu alamatnya, ingatan aku sangat bagus pasti akan ingat. "
Winda baru saja bersiap untuk mengingat alamat Gandi, tetapi tidak disangka laki - laki ini sebaliknya membuka pintu mobil dan masuk kedalam mobil, saat menutup pintu mobil, Winda mendengar perkataannya.
" Lihat mood aku ! Aku sangat khawatir Nona Yang akan datang tanpa diundang ..... "
Melihat mobil phantom yang pergi dengan cepat, Winda tertegun sejenak dan baru menghentakkan kaki dengan keras.
Laki - laki ini jelas sedang mempermainkan dirinya.
Gandi setelah melihat sebentar Winda yang masih berdiri di tempat dari kaca spion, wajahnya tersirat dengan penuh tawaan.
Wanita ini lupa dengan segalanya, boleh dikatakan ini adalah hal buruk, tapi sebaliknya lebih boleh menyebutnya hal baik.
Memori masa lalu terlalu suram, dan Winda sekarang terlihat sangat senang dan puas diri, begini juga cukup bagus.
Meskipun tidak mendengarnya langsung dari mulut Isko, tapi Gandi sudah mengkonfirmasi identitas Winda, tidak diragukan lagi Winda adalah Neva.
Winda kembali ke dalam rumah bangsawan, saat baru memasuki ruang tamu, lalu melihat Isko menyangga tubuhnya dan bangkit dari kursi roda, lalu berjalan dengan sangat susah payah.
Winda segera berjalan beberapa langkah kedepan, memapah Kakak Isko dan berkata menyalahkan : " Kakak Isko, kenapa kamu berdiri sendiri ? Panggil pembantu untuk memapah kamu ! Bagaimana jika terjatuh ? "
Isko tersenyum, tidak bersuara.
Isko setiap hari harus bangkit dari kursi roda untuk berjalan - jalan, meskipun gejala sisa dari kecelakaan mobil waktu lalu, semakin lama semakin parah.
Tetapi semakin seperti ini, Isko semakin harus bertarung, dia bukanlah seseorang yang menerima takdir dengan mudah.
Winda memapahnya, dan berjalan keluar halaman pergi ke paviliun di taman belakang.
Isko memandangi lautan bunga yang baru mekar di depannya, diiringi angin sepoi-sepoi, dahan-dahan bunga bergoyang-goyang dan harumnya berhamburan membuat orang merasa rileks dan bahagia.
" Winda, apa pendapat kamu akan Gandi ? "
Winda tertegun sebentar, tidak mengerti mengapa Kakak Isko bisa tiba - tiba mengungkit laki - laki menyabalkan itu.
Winda berpikir tentang apa yang telah dilakukan oleh laki - laki itu, lalu menjawab dengan sedikit mengertakkan gigi : " Laki - laki itu, sangat menyebalkan, aku tidak menyukainya ! "
" He he ..... " Isko tertawa, jawaban adik perempuan kecilnya sesuai dengan dugaannya.
Lagipula Winda hilang ingatan, tidak memiliki sedikit kesanpun tentang masa lalu.
Tetapi begini ada bagusnya, awal masa mulai memahami cinta, melihat sikap Winda sekarang terhadap Gandi, khawatirnya Winda tidak menyadari bahwa kesan baik dirinya terhadap Gandi sudah semakin bertambah.
" Kakak Isko, mengapa kamu tertawa ? Aku sungguh tidak menyukai laki - laki itu ! " Melihat sikap Isko agak main - main, Winda berkata dengan tidak senang.
" Tidak, bukan apa - apa. Aku hanya merasa identitasnya sedikit cocok dengan kamu. "
" Apa ? Kakak Isko kamu jangan bercanda ! Dalam hati aku tidak mungkin ada orang seperti ini ! " Winda tidak mengatakan apapun dan langsung menolak.
Meskipun Winda pernah menyelidiki data Gandi, tahu bahwa keluarga Tirta termasuk layak disebut keluarga pertama di partai Komunis.
Tapi keluarga pertama ini, berdiri setelah keluarga Yang meninggalkan partai Komunis.
Tahun tahun awal saat keluarga Yang masih belum pergi, keluarga Yang yang baru sesungguhnya mempunyai pengaruh sangat besar.
Hanya saja tidak tahu apa yang terjadi, keluarga Yang semuanya menarik diri dari partai Komunis, dan memindahkan pusat keluar negeri.
Isko menggeleng - gelengkan kepala berkata : " Normal jika sekarang tidak menyukainya, tidak perlu dipaksakan, sesuatu yang dipaksakan hasilnya tidak akan bagus, tetapi kenyataannya kamu dan dia adalah jodoh yang sudah ditakdirkan. "
Perkataan Isko, sangat misterius, membuat Winda yang mendengarnya tertegun.
" Kakak Isko, untuk apa laki - laki tadi datang kemari hari ini ? "
Winda tidak ingin melanjutkan topik jodoh ini lagi, lagipula Winda selalu merasa dirinya setelah mengantar Sabrina kesekolah, dan baru berjalan keluar dari sekolah, langsung bertemu dengan Gandi. Kemudian saat Winda pulang kerumah, bertemu dengan Gandi lagi.
Kedatangan Gandi kali ini, khawatirnya tidak semata-mata untuk urusan bisnis saja.
" Bukankah kamu sudah mendengarkannya semua ? Yaitu masalah bisnis kerja sama. Bisa terlihat kamu sangat tertarik terhadapnya " Senyuman Isko sedikit tersirat bercanda.
" Kakak Isko jika kamu masih berkata sembarangan lagi, maka aku tidak mempedulikan kamu lagi ! " Winda dengan marah mendorong Isko.
Tetapi Winda tidak mengontrol dengan baik kekuatannya, sehingga tubuh Isko terguncang - guncang, lalu luka lama di pinggang kembali terkilir.
Isko mendesah kesakitan dan langsung duduk di kursi kayu di sampingnya.
Dan ini membuat Winda terkejut takut, dalam hati Winda tahu betul bahwa Kakak Iskonya adalah seseorang yang begitu kuat, dan teriakkan tadi pasti karena sangat sakit.
" Kakak Isko, kamu tidak apa - apa ? Ah ? " Winda memegang tangan Isko dengan gelisah, bahkan berpikiran untuk membuka bajunya untuk melihat. Tetapi Winda berpikir lagi bahwa Kakak Isko mengalami luka dalam, jika dia berbuat seperti itu sangatlah tidak masuk akal.
Tatapan Isko meredup sejenak, dia tidak pernah menyangka akan menderita karena penyakit.
Tetapi saat Isko mendongak, tatapannya kembali bersemangat : " Tidak apa - apa, hanya pinggang terkilir saja. "
Dua tahun ini perubahan fisiknya semakin lama semakin terlihat jelas, dan Arya Yang sekarang juga tidak bisa menyakinkan semua orang, Isko sedikit khawatir.
" Untunglah, maaf, salah aku ..... " Dalam hati Winda sangat menyalahkan diri sendiri.
Isko tertawa, dan menepuk - nepuk lengan Winda, berkata : " Baiklah, bukankah kamu baru saja mendaftar untuk kontes seni baru-baru ini ? Pergilah ! "
" Bagaimana dengan kamu ? "
" Orang dewasa seperti aku, apakah akan hilang ? Sebentar kemudian penggurus rumah tangga akan datang menemani aku. "
Selesai berkata Isko lalu menyuruh Winda pergi.
Isko takut emosinya akan lepas kendali, seorang laki - laki seperti dia yang sedang dalam puncak kehidupan sebaliknya melihat tubuhnya sendiri hancur dengan cepat, suasana hatinya sangat kacau.
Setelah meninggalkan taman bunga belakang, Winda lalu pergi mencari pengurus rumah tangga, menyuruhnya pergi menemani Kakak Isko.
Pengurus rumah tangga sudah menjadi orang lama dalam keluarga Yang, tumbuh bersama dengan Isko dari kecil, hubungan kedua orang bisa dikatakan seperti pelayan dan juga teman.
Draf pertama kompetisi seni, Winda sudah selesai membuatnya sejak lama.
Hanya saja jika ingin bertindak, sebaliknya kurang inspirasi.
Lagipula masih harus membuat jas untuk laki - laki jahat itu, oleh karena itu Winda pergi ke mall lagi.
Setelah membeli bahan kain, Winda lalu pergi mengunjungi konter pakaian terbaru.
Sebagai desainer yang berkualitas, penting untuk mempertahankan inspirasi sendiri, tapi melihat kelebihan orang untuk mengisi kekurangan sendiri juga sama pentingnya.
Tetapi saat Winda selesai mengunjungi, dan bersiap untuk turun ke lantai bawah, dia bertemu dengan seseorang yang familiar di pintu masuk lift.
Tidak, mungkin bisa dikatakan bukan familiar, karena keduanya juga baru saling kenal beberapa hari.
" Kamu ! "
" Ng, iya aku ! "
Winda dan Gandi setelah saling menatap sebentar, Winda lalu mendengus dan hendak pergi.
Tetapi Winda baru bergerak, laki - laki itu bergerak satu langkah dan menghalang didepannya.
" Minggir, anjing yang baik tidak menghalangi jalan ! " Kata Winda dengan marah, juga dengan sengaja menggeserkan kantong di tangan ke belakang, agar tidak membiarkan laki - laki menyadari bahwa bahan kain yang dibeli adalah untuk membuat jasnya.
Gandi tersenyum tipis, wajah tampan dan tubuh tinggi tegapnya tidak peduli kemana pun dia pergi selalu menjadi pusat perhatian.
Hanya sebuah senyuman tiba - tiba membuat beberapa para wanita yang lewat tidak bisa menahan teriakan.
" Wah, sangat ganteng ! "
" Aku sangat berharap mempunyai pacar seperti ini, apakah wanita didepannya adalah pacarnya ? Sungguh iri kepadanya ! "
Wajah Winda pucat, berkata dengan pelan : " Apa sebenarnya yang ingin kamu lakukan? "
" Tidak ada, hanya ingin mentraktir Nona Yang minum kopi saja. "
Winda marah hingga menggertakkan gigi, tapi juga tahu bawah dirinya sekarang sudah menjadi pusat perhatian.
Winda meraih tangan Gandi dan menyeretnya ke dalam lift tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Awalnya Winda bermaksud agar Gandi terhuyung-huyung saat naik ke dalam lift, dan membuatnya takut, tetapi tidak disangka Gandi malah sangat tegap.
Sebaliknya tangan Winda tergenggam erat didalam tangan Gandi, dan bagaimanapun Winda menariknya tetap tidak bisa tertarik lepas.
Setelah tiba di tempat parkir bawah tanah, ada sebuah mobil Accord yang sudah menunggu.
Kali ini gantian Gandi yang menarik Winda naik ke mobil dan mengatakan sebuah nama tempat.
Winda tertegun sebentar, dia merasa sangat akrab dengan lokasi tersebut !
Kakak ipar sangat suka pergi kesana untuk menikmati teh sore, khawatirnya akan bertemu kebetulan disana, lalu kakak ipar akan salah paham ?
Tidak boleh, tidak boleh pergi kesana.
" Jangan, jangan pergi kesana, ganti tempat. "
Protes Winda, tetapi tidak ada yang menanggapinya, mobil Accord sepanjang jalan melaju dengan cepat, hanya butuh seperempat jam untuk mencapai tujuan.
Baru turun dari mobil, Gandi sudah dicegah oleh seseorang.
" Tuan Tirta,Tuan Tirta ? Tidak disangka bisa bertemu kamu disini, bisakah aku mentraktir kamu minum teh ? " Wajah Anni tersipu, dan gelisah gugup.
Anni juga karena mewakili keluarga, menghadiri dewan dagang internasional tertentu, dan baru bertemu Gandi.
Dan sejak saat itu Anni menjadi terpesona, bahkan memutuskan tidak akan menikah selain dengan Gandi.
Hanya saja, mendengar Tuan Tirta ini sudah berkeluarga, Anni menjadi sedih untuk waktu yang lama.
Namun meski begitu, Anni tidak menyerah, sampai dia mendengar bahwa istri Gandi telah meninggal.
Anni merasa dirinya kembali berkesempatan !
Novel Terkait
Adieu
Shi QiMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangTakdir Raja Perang
Brama aditioThe Richest man
AfradenCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMy Greget Husband
Dio ZhengCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip