Cinta Yang Dalam - Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
Suara Winda mulai bersedu-sedu.
Bagaimanapun, dia mungkin memiliki rasa suka terhadap pria ini.
Tetapi dia malah dipermalukan dengan hina oleh pria ini. Dia malu dan marah, dirinya yang tidak bisa meronta merasa teraniaya.
Dia menggunakan senjata terkuat seorang wanita untuk memaksa Gandi melepaskan dirinya, yaitu air mata.
Mendengar suara wanita yang tersedak, Gandi merasa sedih.
Dia sepertinya telah menyakiti wanita ini lagi.
"Maaf Winda, aku benar-benar sangat merindukanmu. Aku tidak bisa hidup tanpamu..."
Gandi melonggarkan tangan yang memeluk Winda, tapi tetap menguncinya di dalam pelukan.
Aroma tubuh Winda yang unik membuatnya ketagihan.
“Aku benar-benar telah gila. Kehidupan tanpa kamu membuatku tersiksa bagai berada di neraka.” Suara Gandi menjadi semakin dalam.
Winda awalnya ingin memarahi Gandi dan menyuruh Gandi melepaskan dirinya, tetapi kata-kata manis dari pria membuatnya agak tersentuh.
Winda dipeluk oleh pria tanpa bisa berbuat apa-apa. Dia merasakan suhu tubuh pria yang panas dan detak jantung yang kuat. Pong, pong, pong... detakan itu beresonansi dengannya, mempersempit jarak mereka berdua.
Apa yang dikatakan pria bergema berulang kali di benaknya.
Pria merindukan dirinya, merindukannya hingga segitu menderita...
Dirinya jelas dilecehkan oleh pria ini, tetapi entah kenapa dirinya tidak meronta seperti sebelumnya lagi.
“Tuan Gandi, aku agaknya bisa memahami perasaanmu. Tapi jalan ini sering dilalui orang-orang. Demi citramu dan citraku, apakah kamu bisa melepaskan aku?” Winda memaksakan diri untuk mengutarakan pemikirannya. Bahkan dia sendiri pun tidak menyadari bahwa nada suaranya terdengar seperti sedang membujuk anak kecil.
Gandi menatap Winda, wanita yang membuatnya segitu rindu.
Ingatan Neva masih belum pulih. Dia tidak ingin pergi dengan Gandi walau telah diberi tahu kenyataan.
Apakah Gandi membencinya? Sebenarnya ada sedikit kebencian dalam hati Gandi.
Tapi apa yang lebih dominan adalah perasaan menyalahkan diri sendiri.
Jika saat itu dia bisa memberi Neva lebih banyak perhatian, maka hal-hal selanjutnya tidak akan terjadi.
Selama bertahun-tahun, ada terlalu banyak orang yang membujuknya untuk menerima kenyataan bahwa Neva telah pergi, benar-benar telah pergi.
Tapi dia selalu menolak untuk mempercayainya, dia merasa bahwa Neva pasti masih hidup.
Akhirnya, Tuhan menjawab doanya. Dia menemukan Neva.
Meskipun Neva kehilangan ingatan, tetapi Neva masih hidup, masih ada di dunia ini, serta hidup dengan sangat bahagia.
Kebetulan hatinya juga tidak ada tempat untuk orang lain lagi. Jadi, selama Neva ada, dia pun akan menunggu.
"Aku boleh melepaskan kamu, tapi kamu harus janji bahwa kamu tidak akan pergi!"
Winda mendongak, keduanya saling memandang.
Di bawah langit yang gelap, mata pria tampak berkilauan dengan semacam cahaya.
Harapan? Hasrat? Sedih? Kecewa? Rasa sakit?
Emosi yang bercampur aduk itu membuat Winda merasa getir.
Gandi jelas sangat luar biasa, memiliki latar belakang yang bagus, mempunyai kemampuan yang luar biasa, dianugerahi wajah tampan dan keahlian yang mahakuasa.
Kemanapun pria seperti ini pergi, dia selalu akan menjadi perhatian orang banyak.
Tapi pria seperti dia malah merupakan mantan suaminya, orang yang menyukainya sekarang.
Dikatakan bahwa kuda yang baik tidak akan memakan rumput yang telah dilewati. Gandi tidak hanya memakan rumput yang telah dilewati, tetapi sepertinya dia berencana untuk memakannya sampai akhir.
"Tuan Gandi, ini adalah rumahku, ke mana aku bisa pergi?"
Meski Winda agak kaget, ia tetap berpura-pura memandangi Gandi dengan santai.
Gandi sepertinya tidak menyadari makna penghinaan yang tersirat dalam kata-kata Winda. Dia melepaskan Winda dengan senang hati.
Kali ini bukan Winda yang mundur selangkah, melainkan Gandi yang mundur.
Kedua orang saling memandangi dengan mesra, namun melakukan hal-hal yang tidak mesra.
Di bawah sinar bulan yang lembut, terlihat wajah Winda yang halus dan cantik.
Dibandingkan dengan penampilan sebelum menghilang, Winda yang sekarang terlihat lebih muda dan cantik.
"Winda."
“Hah?” Winda memandang pria dengan bingung. Dia tidak tahu kenapa Gandi tiba-tiba memanggil dirinya.
"Apakah kamu menyukaiku?"
“Apa?” Mendengar kata Gandi, Winda memandangnya dengan tatapan seolah sedang memandang seseorang yang gila “Gandi, apakah otakmu bermasalah?”
"Nah, ulangi kata pertama!"
"Apa?"
"Bukan kalimat ini, kalimat berikutnya."
"Gandi?"
"Iya……"
Winda memandang pria dengan heran, mencurigakan bahwa pria ini sedang berilusi.
Apa gunanya mengulangi namanya?
"Ulangi lagi dengan nada lembut."
Mendengar kata lembut, perasaan dingin membanjiri hati Winda. Apakah pria ini punya ide buruk lainnya? Apakah mungkin dia memiliki nafsu di hati?
"Gandi, kamu sudah cukup belum? Aku mengantuk, aku mau istirahat!"
Usai itu, Winda berbalik dan ingin kembali.
Tapi tangannya langsung ditarik oleh pria pada detik berikutnya. Dia ditarik kembali ke tempat semula.
Kali ini, Gandi menggenggam tangannya dengan erat, tidak bermaksud untuk melepaskannya.
“Ulangi lagi.” Gandi sepertinya masuk ke mode pengulangan, dia ketagihan dengan kelembutan Winda yang sebenarnya tidak lembut.
Winda merasa agak konyol. Ini adalah rumahnya, tapi dia yang malah diintimidasi?
"Tuan Gandi, kamu tidak keliru, bukan? Sini adalah Rumah Besar Yang. Aku adalah orang dari Keluarga Yang. Kamu datang ke sini untuk menghadiri pesta ulang tahun kakekku. Apakah menurutmu masuk akal untuk menindasku seperti ini di tempatku?"
Setelah mengatakan ini, Winda langsung menyesal ketika melihat senyuman yang terpasang di wajah pria.
Gandi tentu saja merasa masuk akal.
Karena Gandi pernah melakukan hal yang sama saat berada di Australia.
Saat itu, dia bersifat sewenang-wenangnya dan tak terkendali.
“Aku juga tidak tahu, tapi sepertinya aku tidak membungkam mulut Nona Yang!” Sudut mulut Gandi terangkat, arti kata-katanya sudah sangat jelas.
Meskipun aku telah membatasi kebebasanmu, tapi aku tidak membatasi perlawananmu. Kamu dapat memanggil siapa pun untuk menyelamatkanmu.
Wajah Winda langsung memerah. Dia tahu bahwa pria ini pasti telah memahami kelemahannya sehingga berani bertingkah sewenang-wenang.
Winda menatap Gandi dengan rasa malu dan kesal. Dia berkata dengan suara kecil "Ada sekali, tidak akan ada kedua kali ataupun ketiga kali. Tuan Gandi, aku tidak mengungkapkan beberapa hal bukan berarti aku diam-diam menanggungnya di dalam hati. Aku sudah memberi tahu kamu dengan sangat jelas, kamu memiliki hidupmu sendiri dan aku memiliki duniaku sendiri. Aku tidak ingat tentang masa lalu lagi. Sekarang tidak ada kamu di dalam duniaku, apakah kamu mengerti?"
Gandi tidak marah, dia justru tersenyum nakal "Nona Yang, aku ingat kalimat pertamamu tadi seharusnya berbunyi ada pertama kali, maka akan ada kedua kali, ketiga kali..."
Winda menunggu kalimat berikutnya dari pria, dia ingin melihat betapa tidak tahu malunya pria ini.
Tapi yang tidak dia duga adalah Gandi terus mengulang sampai banyak kali. Baginya, Winda selalu ada di dalam hatinya berulang kali tanpa akhir.
Dia membungkuk, membungkam bibir Winda dengan penuh kasih sayang.
Dia memaksa Winda untuk membuka rahang. Kemudian, dia mengait lidah Winda. Hanya dengan sedotan ringan, dia dapat merasakan tubuh Winda bergetar.
Tangan Gandi bergerak, meraih Winda ke dalam pelukan. Dia mencoba untuk merenggut semua kemanisan yang ada pada Winda.
Kali ini, dia hanya menggunakan mulut, tangan tidak beraksi
Ciuman yang brutal itu mengandung sedikit kelembutan.
Setiap kali Winda merasa dirinya akan mati lemas, pria selalu memberinya kesempatan untuk bernafas.
Selama waktu singat itu, Winda hanya bisa bernapas, tidak bisa mengajukan protes.
Gandi mengendalikan waktu dengan mantap, sama sekali tidak memberi Winda kesempatan untuk meronta.
Awalnya Winda menggertakkan gigi dengan kesal. Tapi kemudian dia mulai ketagihan dengan perasaan ini.
Pada saat ini pula, tiba-tiba terdengar langkah kaki dan suara beberapa orang yang sedang berbicara dari belakang. Suara itu perlahan mendekat.
Hati Winda menegang. Dia memusatkan energi di gigi, lalu menggigit Gandi dengan kuat.
Ketika Gandi melonggarkan tangan, Winda segera mendorongnya menjauh.
"Gandi, kamu sangat keterlaluan!"
Suara langkah kaki semakin dekat, Winda samar-samar mendengar suara Sabrina.
Dia tidak boleh membiarkan Sabrina mengetahui keberadaan pria ini.
Pikiran putrinya sensitif, dia mengenali putrinya dengan baik.
"Gandi, cepat pergi. Jangan berada di sini, jangan biarkan putriku melihatmu!"
Saat ini, Winda sudah tidak sempat untuk marah lagi. Dia mendorong Gandi dan menyuruhnya untuk pergi secepat mungkin.
Tetapi apa yang berada di luar dugaannya adalah meskipun pria berencana pergi, tapi bukan pergi sendiri.
Gandi mencondongkan tubuh ke depan. Ketika Winda tidak sadar, dia langsung menggendongnya dan berjalan ke belakang pohon yang ada di sisi gelap.
Pada saat ini, suara langkah kaki akhirnya terdengar jelas.
Riana melihat sekeliling dengan heran, berkata dengan bingung "Aneh sekali, tadi aku sepertinya mendengar seseorang berbicara di sini?"
Sabrina menggandeng tangan Riana. Dia kelelahan bermain, sehingga sedikit mengantuk.
Riana tidak menemukan Winda, jadi dia pun secara pribadi membawa Sabrina ke sini.
“Bibi, kamu salah dengar!” Sabrina menggosok mata. Sekarang, dia hanya ingin pulang.
Riana sekadar meresponsnya dengan keadaan linglung. Dia tidak buta atau tuli, bagaimana mungkin dia salah dengar?
Tapi sekarang dia harus membawa Sabrina pulang terlebih dahulu. Nanti dia akan datang ke sini untuk memeriksa ruangan ini lagi.
Winda sangat gelisah, jantung seolah terangkat sampai ke tenggorokan. Dia mencubit lengan pria dengan kuat untuk melampiaskan amarahnya.
Itu jelas menyakitkan, tapi Gandi seolah tidak bisa merasakannya.
Ketika Winda mencubit untuk ketiga kalinya, Gandi membungkuk, mencondongkan tubuh ke daun telinga Winda dan berkata "Kalau kamu cubit segitu kuat lagi, aku mungkin akan menjerit kesakitan. Nantinya, kita bakal ketahuan mereka!"
Winda mendengus, segera melepaskan tangan.
Nafas panas pria membuat hatinya muncul reaksi halus yang unik.
Setelah Sabrina dan Riana pergi, Winda akhirnya tidak bisa menahan lagi. Dia berkata dengan suara rendah "Tuan Gandi, kamu sudah boleh melepaskan aku!"
Gandi menurunkan Winda ke lantai. Winda menghela nafas lega.
Karena kegelisahan yang berlebihan, kaki Winda agak melunak. Tubuhnya menyandar ke pohon.
Melihat ini, Gandi segera memapahnya. Winda pun sekaligus jatuh ke dalam pelukan Gandi.
Tindakan mesra seperti ini sama saja dengan sengaja mengacau sarang lebah.
Emosi yang dipendam dari tadi, serta penghinaan yang dirasakan Winda membuat Winda seketika meledak.
Dia menginjak kaki Gandi, memutar badan beberapa kali, suara mengandung rasa kesal "Gandi, dasar bajingan, menjauhlah dariku!"
Novel Terkait
Menantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiThat Night
Star AngelHidden Son-in-Law
Andy LeePengantin Baruku
FebiDark Love
Angel VeronicaCinta Yang Berpaling
NajokurataEternal Love
Regina WangMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip