Cinta Yang Dalam - Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
Meskipun mengetahui bahwa masalah ini pasti dapat diselesaikan apabila Riana yang turun tangan secara langsung.
Namun Winda tetap saja merasa tidak tega.
“Sudah selesai, ke depannya anak itu dan orang tuanya tidak akan muncul di sekolah lagi.”
Riana berkata dengan nada datar, bagaimanapun apabila bermasalah dengan anggota keluarga Yang, setidaknya harus mengorbankan sesuatu.
Namun ini tidak menandakan bahwa Winda adalah orang yang kejam, malahan karena dirinya telah memberikan kesempatan kepada mereka, akan tetapi mereka yang menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Jika demikian, tidak ada salahnya juga apabila keluarga Yang memanfaatkan kekuasaannya.
Winda membuka mulutnya, namun akhirnya tetap saja tidak melontarkan apapun.
Sebenarnya dia ingin mengatakan bahwa jangan melibatkan anak kecil dalam permasalahan, namun setelah berpikir kembali tentang tingkah laku budak bandel tersebut, Winda menyimpan kembali niatnya yang ingin membela keluarga tersebut.
Winda sudah memberi ampun dalam menghadapi anak bandel di sekolah itu.
Kehidupan pada selanjutnya seolah-olah telah berlangsung dengan lancar.
Di dalam perusahaan, Satya telah turun tangan secara langsung untuk mencari beberapa atasan Sansan dan membahas permasalahan politik di kantor.
Satya berjabat sebagai direktur di perusahaan tentu saja akan menepati janji. Asalkan dia telah turun tangan untuk mengurus secara langsung, semua orang harus melaksanakan sesuai dengan permintaannya.
Dikarenakan atasan andalan telah ditegur oleh direktur, sehingga semua rumor di dalam perusahaan telah menghilang seketika.
Bahkan Sansan juga harus menyapa dengan sopan apabila bertemu dengan Winda.
Lagi pula Sansan yang selalu berpakaian terbuka di perusahaan untuk pamer bentuk tubuhnya, saat ini terpaksa harus mengenakan seragam kerja di kantor.
Sementara beberapa orang yang selalu menyanjung Sansan saat ini juga dalam keadaan ketakutan.
Meskipun Sansan tidak pernah memberitahukan apapun kepada mereka, namun mereka juga bukan karyawan yang buta, mereka tentu saja dapat merasakan hubungan ganjil antara Winda dan Sansan.
Mereka dapat menebak dengan mudah, jelasnya keadaan saat ini Sansan telah mengalah terhadap Winda.
Oleh sebab itu rombongan yang dipimpin oleh Ruri juga turut mengendalikan aksinya.
Sedangkan Ruri juga berpura-pura untuk memperlihatkan kesetiaan secara diam-diam.
Namun Winda telah mengetahui sikap dan kepribadian Ruri, sehingga tidak terlalu melayani dirinya. Oleh sebab itu Ruri yang kasihan diusir begitu saja oleh Dania dari ruangan Winda.
Di dalam dunia ini, banyak sekali perbuatan yang tidak tahu malu.
Namun dasar dari tidak tahu malu adalah orang tersebut telah tidak memiliki batasan harga diri apapun lagi, bahkan boleh menginjak harga diri sendiri hanya demi masalah sepele.
Saat ini Ruri sedang memerankan orang seperti ini.
Di dalam ruangan penulis skenario, sebelumnya posisi tempat duduk Ruri berada di tempat yang paling dekat dengan Sansan.
Namun dikarenakan kehilangan kasih sayang dan memerlukan orang yang menerima hukuman, sehingga Sansan mencari alasan sembarangan untuk memindahkan Ruri ke tempat duduk yang paling pojok.
Sementara suasana dan keadaan ruang penulis skenario yang dikendalikan oleh Sansan juga kekacauan.
Beberapa penulis skenario yang bekerja di perusahaan telah memiliki tuntutan profesional yang tinggi, sehingga pada biasanya jarang sekali datang ke kantor, pada dasarnya hanya perlu melakukan penyelidikan dan penelitian di luar perusahaan.
Oleh sebab itu Sansan hanya dapat mengendalikan berbagai karyawan yang mengerjakan pekerjaan sepele.
Namun ada satu hal yang sudah pasti, yaitu peraturan di dalam ruangan penulis skenario semuanya ditetapkan oleh Sansan.
Dengan demikian Ruri yang kehilangan kasih sayang dari Sansan, saat ini harus bertugas dalam melaksanakan pekerjaan orang baru.
Contohnya seperti membeli makanan, lembur, membersihkan ruangan, asisten semua orang ….
Pada saat manusia sedang kesusahan, banyak sekali orang yang datang menginjak.
Beberapa rekan kerja yang berhubungan dekat dengan Ruri, diam-diam menasihati Ruri agar jangan bertahan lagi.
Namun Ruri tidak berpikir demikian, dia selalu percaya bahwa ketabahan akan mendatangkan keberhasilan.
Ruri terus bekerja pada sepanjang siang, ketika hampir waktunya makan siang, dia buru-buru membeli makanan untuk rekan kerjanya yang berada di ruang penulis skenario.
Sementara ketika para rekan kerjanya selesai makan siang, makanan yang dibeli oleh dirinya juga telah dingin.
Dengan keadaan seperti ini dan memakan lauk yang begitu tragis, Ruri mencurigai dirinya lagi, dia tidak yakin apakah dirinya masih perlu bertahan lagi.
Hal ini dikarenakan apabila Sansan masih bekerja di ruang penulis skenario, maka Ruri akan terus melanjutkan kehidupan seperti ini.
Setelah rekan kerjanya selesai makan siang, tugas membereskan meja dijatuhkan kepada Ruri.
Pada saat membereskan meja Sansan, Ruri tanpa sengaja menyentuh draf yang berada di mejanya.
Dalam seketika itu bercak minyak berwarna kuning muncul di atas kertas putih.
Sansan yang baru saja berdiri dan ingin mencuci tangan, langsung mengerut alis dan membentak dengan emosi "Kamu buta ya ?”
Meskipun hanya tiga patah kata yang sederhana, namun Ruri tetap saja sangat tertekan dan langsung membungkuk pinggang.
Dia membungkuk pinggang dan terus meminta maaf "Maaf, Kak Sansan, aku …..”
“Kamu apanya ? Aku sudah menulis draf ini dengan susah payah, langsung kotor begitu saja karena ulahmu, jangan-jangan kamu sengaja ya ?”
Sansan langsung memaki dengan tanpa segan, namun wajahnya malahan membawa senyuman arogan.
Hal ini membuat Ruri merasa sangat emosi, akan tetapi dia tetap saja hanya bisa meminta maaf.
Bagaimanapun saat ini dia bekerja di bawah bimbingan Sansan.
Kertas di atas meja itu adalah hasil kerja Sansan pada sepanjang siang ?
Ruri juga bukan orang buta, dia tentu saja telah melihat isi di atas kertas yang hanya tertera dari beberapa baris tulisan saja.
Meskipun orang baru yang tidak pernah mengetik, jelasnya juga dapat mencetak hasil tersebut dengan waktu satu jam.
Sedangkan Sansan hanya memerlukan sebuah alasan untuk menyalahkan dirinya saja.
“He …..”
Sansan mengambil kertas di atas meja dan langsung mencampakkan ke wajah Ruri.
Setelah itu dia mengeluarkan formulir prestasi Ruri untuk beberapa bulan ini, kemudian langsung membubuhi angka sepuluh pada kertas tersebut.
Tubuh Ruri kaku seketika, kemudian menatap ke arah Sansan dengan tampang tidak percaya.
“Kak Sansan, aku …….”
“Jangan berlagak dekat denganku, aku atasmu, kamu jangan menyapa dengan buatan aneh.”
Setelah selesai berkata, Sansan meletakkan formulir prestasi ke dalam laci.
Dia menarik selembar tissue basah dan untuk menyeka tangan, kemudian membuang ke sepatu Ruri. Setelah itu dia melangkah kakinya dan keluar dari ruangan penulis skenario.
Saat ini di dalam ruangan hanya menyisakan Ruri sendiri saja, tangannya masih memegang kantung plastik yang berminyak. Dia menatap semua kejadian di depan mata, dalam hatinya semakin bimbang.
Meskipun dia tidak terlalu berusaha dalam bekerja, namun orang yang dapat bekerja di Young Grup tentu saja juga memiliki kemampuan, bagaimanapun dia juga telah bekerja sesuai aturan perusahaan.
Sebelumnya ketika dia menyanjung Sansan, dia juga mengira bahwa Sansan akan membantu dirinya jika dia mengalami kesulitan di perusahaan.
Namun kenyataan yang terjadi malahan di luar dugaannya, Sansan tidak dapat bertindak terhadap Winda, malahan melampiaskan semua amarah kepada dirinya.
Reaksi bimbang di wajahnya telah berubah menjadi senyuman sinis, kemudian dia langsung membuang semua sisa makanan ke atas meja Sansan, setelah itu langsung keluar dari ruang penulis skenario.
Setelah makan siang Ruri tidak muncul di tempat kerjanya, awalnya Sansan yang sedang jalan santai di luar mengira kalau Ruri akan datang mencarinya, kemudian akan menangis tragis dan memohon kepadanya.
Namun di luar dugaannya, setelah sekian lamanya dia menanti di koridor, Ruri tetap saja tidak muncul di hadapannya.
Hal ini membuat Sansan yang bermaksud untuk menghajar Ruri langsung emosi meledak.
Masih tidak sadar diri ya ? Bagus, kalau begitu dia akan mengantar Ruri ke alam neraka saja.
Setengah jam kemudian setelah waktu bekerja, Sansan baru kembali ke ruangannya.
Akan tetapi pada saat baru masuk ke dalam, dia langsung melihat mejanya yang kotor beserta semua draf hasil kerjanya yang telah hancur.
Sansan bengong sejenak, di dalam masa karirnya sama sekali tidak pernah muncul tantangan yang begitu terang-terangan.
Dia membentak dengan kuat dan menepuk meja "Apa yang terjadi ! Ini apa yang terjadi ? Ruri di mana ? Dia ke mana ? Kalian semua buta ya ? Kenapa tidak ada yang membereskan mejaku …..”
Karyawan yang berada di dalam ruangan hanya terdiam, bagaimanapun mereka mungkin saja akan menjadi pelampiasan Sansan apabila bersuara di saat ini.
Namun mereka semakin diam, api amarah di hati Sansan malahan semakin membara.
Dia menepuk orang yang berdiri di dekat pintu dan berkata "Kamu yang bilang saja, apa yang terjadi !”
“ Ruri yang buat.” Setelah melihat tatapan Sansan yang begitu ganas, orang tersebut langsung mengalihkan permasalahan kepada Ruri.
Sansan melirik sekeliling ruangan dengan tatapan amarah, kemudian berkata dengan nada geram "Kalian melihat begitu saja ? Tidak ada yang membuat sesuatu ? Coba kasih tahu, Ruri ke mana ?”
Semua orang yang berada di dalam ruangan hanya menggeleng kepala.
Meskipun dalam beberapa waktu ini mereka juga ikut menyaksikan nasib Ruri yang begitu sial, mereka bahkan juga mengikuti langkah Sansan untuk menginjak Ruri.
Akan tetapi mereka mungkin saja akan mengalami nasib yang sama dengan Ruri.
Emosional Sansan memang selalu tidak jelas, sedangkan pada sebelumnya sikap Ruri terhadap Sansan memang masih terkesan setia.
Lagi pula mengenai kejadian yang berhubungan dengan Winda, malahan Ruri yang selalu membela Sansan.
Namun pada akhirnya orang yang paling setia malahan mendapatkan nasib seperti ini, hal ini membuat beberapa orang lainnya merasa kecewa.
Sebelumnya dikarenakan ruang penulis skenario tidak memiliki pilihan lainnya, sehingga semuanya orang hanya bisa mengandalkan Sansan yang sebagai pimpinan mereka.
Akan tetapi bagaimana perlakuan Winda terhadap Dania untuk beberapa waktu ini, semua orang memiliki kesadaran sendiri.
Oleh sebab itu, selain Sansan yang selalu merasa dirinya telah memiliki kekuasaan, semua orang di dalam ruang penulis skenario masing-masing menjaga jarak dengan Sansan.
Ruang penulis skenario sudah kacau, dikarenakan ingin mencari keberadaan Ruri, Sansan bahkan ingin membalikkan meja.
Sementara pada saat ini, Ruri sedang berada di lantai kantor direktur dan sedang berdiri di dalam ruangan Satya.
Mengapa dia harus berdiri ? Karena Ruri mengetahui bahwa dirinya tidak memiliki hak untuk duduk.
Satya baru saja selesai bertelepon dengan rekan bisnis, kemudian dia menepuk sofa di samping dan berkata "Duduk saja di sini.”
“Tidak perlu lagi pak, aku berdiri di sini saja.”
Satya menilai Ruri yang berdiri di depan, wanita ini tidak tergolong cantik, namun juga tidak tergolong jelek.
Bentuk tubuhnya masih lumayan, namun dari raut wajahnya, dia dapat merasakan karakter Ruri yang lumayan ganas.
Satya mengetahui bahwa di dalam kejadian yang berhubungan dengan Winda, orang yang menyalurkan rumor di perusahaan adalah Ruri.
Dikarenakan pengaruh dari Jenifer, Satya juga mulai perhatian dengan politik di perusahaannya.
Oleh sebab itu, nasib buruk Ruri dalam waktu dekat ini beserta penindasan Sansan terhadap Ruri, Satya juga mengetahuinya.
Tujuan kedatangan Ruri pada kalinya kesannya sangat jelas.
“Bilang saja “
Waktu Satya sangat berharga, seandainya bukan karena ingin menyeimbangkan kekuasaan Winda di perusahaan, dia tidak ada waktu untuk berurusan dengan Ruri lagi.
Ruri tidak berani menatap Satya yang memegang kekuasaan besar di perusahaan, dia sedikit menunduk dan mengerut bibir, dalam hatinya seolah-olah telah mengambil keputusan.
Setelah itu hal yang di luar dugaan Satya langsung terjadi.
Ruri bahkan langsung berlutut di hadapannya.
“Direktur, maaf, aku sudah begitu lama bekerja di Young Grup, tetapi malahan terus melakukan perbuatan yang tidak teladan, aku bahkan membuat rumor untuk menyerang Direktur Yang. Aku sudah menyadari kesalahanku, semoga kamu dapat menghukum aku. Tetapi mohon memberikan kesempatan kepadaku untuk bekerja lagi di Young Grup.”
Ruri melontarkan berbagai kata tersebut seiring dengan suara tangisan, semua siksaan dirinya pada beberapa waktu ini meledak secara langsung.
Namun ada sebuah alasan yang tidak dilontarkan dirinya.
Alasan satunya lagi yaitu dia benar-benar sangat menyukai perusahaan ini.
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraMarriage Journey
Hyon SongCinta Tak Biasa
SusantiCutie Mom
AlexiaPernikahan Kontrak
JennyCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip