Cinta Yang Dalam - Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi

“Nyonya sudah beristirahat, jika ada keperluan kamu harus menunggunya bangun, ada keperluan apa?” Neva mengganti topik pembicaraan.

Dia belum pernah melihat Shanon datang, mungkin dia juga tidak menganggap Bibi. Dia datang kali ini, mungkin karena mau meminta bantuan.”

Shanon merasa malu dan berkata: “Masalah ini agak sulit untuk dikatakan...”

Tebakan Neva benar, dia berucap: “Tak apa, kita juga keluarga kan, katakan saja.”

Shanon sudah tidak sanggup menahan lagi, mendengar perkataan Neva, dia segera berkata: “Kakak ipar, jadi begini. Aku kan bekerja di industri perfilman! Aku dengar Grup Tirta baru-baru ini merilis film remaja yang sangat populer, aku ingin menjadi pemeran utama wanita...”

Shanon mengatakannya dengan sangat mudah, Neva tahu bahwa pemeran utama sebuah drama sangat mempengaruhi keseluruhan pendapatan.

Chelsi bintang film yang sangat hebat, dia tidak mungkin asal mengejek orang lain, dia mengatakan Shanon ada masalah, mungkin karena Shanon tidak kompeten.

“Kalau begitu kenapa kamu tidak menganjurkan diri di Grup Tirta?” tanya Neva, perkataannya ini tidak salah, lagi pula merekomendasi diri sendiri untuk menjadi pemeran utama wanita itu biasa.

Shanon sangat kesal mendengar omongan Neva.

Wajahnya tampak marah, dia menghina dalam hati, Neva, wanita lusuh ini berani berlagak denganku.

Apakah dia masih harus merekomendasikan dirinya sendiri dengan statusnya dan hubungannya dengan Keluarga Tirta ?

“Masalah ini agak rumit, kakak ipar, aku harus bicara dengan Bibi.”

Dari perkataan Shanon, sudah jelas kalau dia ingin memberitahu Neva untuk tidak ikut campur.

Tentu saja Neva tahu bahwa dia tidak bersedia menunggu, Neva tersenyum tipis dan berucap: “Kalau begitu kamu bisa tunggu di sini, nyonya akan menjumpaimu sesudah dia bangun nanti.”

Setelah itu, Neva meneguk teh dan berencana kembali ke atas.

Baru melangkah, dia mendengar suara pelan Shanon di belakangnya: “Huh, arogan sekali, kamu hanyalah burung liar yang berubah menjadi phoenix! Jika Gandi tidak menginginkanmu lagi, mari lihat bagaimana kamu bertahan!”

Neva marah dalam hati, dia tidak mengindahkan ucapannya, dia akan dipandang rendah jika termakan ucapan Shanon.

Jadi dia kembali ke kamar tanpa berbalik.

Tidak beberapa lama, Kak Minah mengetuk pintu, mengatakan bahwa Shanon sudah pergi.

Neva mengiakan, dia memanggil Kak Minah dan bertanya: “Apa hubungan antara Shanon dan nyonya?”

Kak Minah juga termasuk pelayan lama di Keluarga Tirta, dia mengetahui tentang Shanon, lalu berucap: “Dia anak sepupu nyonya, hubungan mereka biasa saja. Dia hanya berkunjung beberapa kali, tapi setiap berkunjung dia selalu meminta bantuan dari nyonya.”

Neva sudah mengerti, dia mengangguk kepala dan berkata baiklah, Kak Minah pun keluar.

Teleponnya berbunyi sebelum dia duduk, Mbok Ting meneleponnya, mengatakan bahwa dia merebus sup burung dara, menyuruh Neva mengantar sup untuk Gandi.

Neva ingin menolak, tapi Mbok Ting menyela: “Nyonya muda, pasangan suami istri butuh banyak berkomunikasi.”

Neva tidak mau dianggap keras kepala oleh anggota keluarga Tirta, dia lekas turun dan mengendarai mobilnya pulang ke vila, mengambil sup burung dara yang telah jadi dan langsung menuju ke Grup Tirta.

Setelah memarkir mobil di lantai bawah, Neva naik ke lantai satu, menaruh sup burung dara di meja resepsionis lalu pergi.

Sesudah diberitahu resepsionis, Rey baru tahu bahwa sup burung dara tersebut diantar oleh Neva.

Dia merasa gelisah, kemarin dia sangat bersyukur tidak membuat masalah dengan menyampaikan pesan. Hari ini, kembali muncul masalah yang membuatnya harus tetap kuat.

Dia tidak bisa membuat alibi, makanya dia memberanikan diri untuk mengantar sup burung dara ke Kantor CEO.

Pintu kantor tidak terkunci, Gandi sedang sibuk hingga kesal, merasa kedap udara, jadi dia membuka pintu.

Rey berjalan masuk, berucap dengan hati-hati: “ Presdir Tirta, ini sup burung dara yang diantar nyonya muda untuk Anda!”

Gandi melirik sekilas dan berkata: “Letakkan saja!”

Rey menjawab, setelah menaruh di meja teh, kemudian dia bersiap pergi.

Sebelum dia melangkah, Gandi menyembulkan kepalanya dari tumpukan kertas, seolah-olah memikirkan sesuatu dan bertanya: “Di mana dia?”

Rey terdiam dan menjawab dengan tebata-bata: “Hm, nyonya muda, ada urusan, jadi...”

“Sejak kapan kamu gagap begitu? Sakit tenggorokan?” Perkataan Gandi seperti ingin mengajak berkelahi.

Rey ketakutan dan membalas: “Nyonya menaruh di meja resepsionis, menyuruhku mengambilnya.”

“Bukankah aku memberitahu resepsionis agar menyuruhnya mengatar ke atas?” ucap Gandi sarkastis.

Rey terdiam, jika dia masih terus berdebat, sama saja dengan mencari masalah.

Dia tahu masalah akhir-akhir ini, selain itu, dia juga menonton video tersebut.

Walaupun semua kritikan tertuju kepada Neva yang mendorong Julia.

Tapi Rey merasa, Neva tidak mungkin melakukan hal seperti itu.

Dia wanita yang lembut, juga tidak mungkin berpikiran buruk terhadap siapa pun. Masalah dengan Julia itu berbeda.

Sebenarnya Rey memiliki bukti tidak terpuji Julia, tapi karena Gandi sangat menyanyangi Julia, makanya dia tetap diam.

Yang dapat dia bantu hanyalah menghapus semua komentar negatif mengenai Neva di internet.

Gandi mengambil teleponnya, menelepon seseorang yang panggilannya tidak dia angkat.

Saat Neva baru mau meninggalkan tempat parkir, dia menerima panggilan dari Gandi.

“Kembali!”

Nada sarkastis Gandi membuat hati Neva sedih.

Dia menekan kesedihan di hatinya, dengan kasar membalas perkataannya: “Ada apa Tuan Tirta ?”

“Segera kembali!”

Kemudian, Gandi segera menutup telepon.

Neva marah dan mengepal teleponnya, mengutuknya gila.

Panggilan telepon Gandi ini hanya mau mencari masalah dengannya.

Dia memutar arah dan berbalik kembali, setelah menaiki lift dan menuju lantai paling atas, dia menemukan Rey yang sedang memegang kotak makanan, wajahnya sangat menderita.

“Nyonya muda,” sapa Rey setelah melihat Neva.

Setelah melihat kotak makanan, dia paham, dia tersenyum formal sambil berjalan mendekat dan berkata: “ Asisten Rey, terima kasih banyak.”

Kemudian, Neva mengambil kotak makanan dari tangan Rey.

Kotak makanan tersebut masih terasa berat seperti saat dia menaruhnya di meja resepsionis.

Meskipun dia sudah tahu jawabannya, tapi dia merasa sedih.

Dia tersenyum, saat dia berbalik pergi, terdengar suara Rey: “Nyonya muda, Presdir Tirta menyuruhku menyampaikan beberapa kata.”

Neva menoleh, wajahnya sangat menantikan.

Rey ragu-ragu dan menyampaikan: “Lebih baik nyonya muda tidak datang menemuinya lagi, dia tidak nyaman melihatmu yang selalu sibuk.”

Perkataan tidak langsung Rey sangat menohoknya.

Neva paham, sebenarnya Gandi tidak ingin dia datang lagi, dia merasa jijik melihat Neva.

Neva sangat sakit hati dengan hubungan mereka yang berjalan sampai tahap ini.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu