Cinta Yang Dalam - Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
Tubuh Neva merinding sejenak, dia pertama kalinya melihat Gandi yang begitu menyeramkan.
Setiap orang memiliki batasan yang tidak boleh ditantang, lagi pula pada tahun itu tiga anggota keluarga Tirta telah berkorban dengan begitu saja.
Dalam beberapa tahun ini keluarga Tirta selalu menyelidikinya, apabila mendengar dari isi percakapan antara Gandi dan Shinta, mereka seolah-olah telah menyadari sedikit jejak penyelidikan.
“Tuan, tuan Tirta…” Neva memanggil Gandi dengan suara yang gemetaran.
Gandi berbalik badan dan melihat Neva yang bereaksi cemas, dalam hatinya sudah mulai mengerti.
Dia menarik sudut bibir dan tersenyum sekilas :”Tidak perlu mengkhawatirkanku.”
Pada saat dia selesai berbicara, ada sebuah ponsel yang berdering secara tiba-tiba.
Nada dering tersebut jelasnya bukan nada dering ponsel Neva, oleh sebab itu Neva langsung menatap ke arah Gandi.
Orang yang mungkin menelepon Gandi pada saat seperti ini, hanya ada satu orang.
Neva mengetahuinya, Gandi juga mengetahuinya.
Gandi mengeluarkan ponsel dan melirik sekilas, namun tidak langsung mengangkat teleponnya.
Neva berkata :”Aku keluar sebentar !”
Pada saat Neva baru selesai berbicara, Gandi sudah langsung mengangkat teleponnya.
Neva beranjak langkahnya, namun akhirnya tetap saja tidak keluar.
Gandi tidak menyuruh dirinya keluar, tandanya dirinya boleh terus menetap di dalam kamar ini.
Kamar tersebut sangat sunyi, sehingga Neva dapat mendengar dengan jelas mengenai suara pembicaraan Julia.
“Gandi, kamu kenapa masih belum pulang !”
Suara Julia yang lembut dan manja membuat hati Neva menjadi lemas seketika.
Namun Gandi berkata dengan nada datar :”Malam ini ada sedikit urusan, tidak bisa pergi.”
Setelah itu dia memutuskan telepon dan menatap ke arah Neva.
Saat ini tatapan mata Neva terus menatap ke satu arah, seluruh reaksi wajahnya sangat wajar, seolah-olah sedang memberitahukan kepada Gandi bahwa dirinya bukan orang yang menguping, dan juga tidak mendengar apapun.
Sebenarnya setelah lama berinteraksi dengan Neva, Gandi merasa Neva juga lumayan seru.
Neva sangat polos, sehingga gampang ketahuan juga meskipun dirinya sedang berpura-pura.
Rey telah menyelidiki latar belakang Neva, namun sama sekali tidak ada perkembangan apapun.
Seolah-olah semua data informasinya telah menandakan bahwa Neva pernah menjadi seorang wanita murahan.
Namun dari segi naluri Gandi mengatakan bahwa Neva hanya seorang wanita yang polos.
Gandi menggeleng kepalanya, berusaha membuang pemikiran ini dari otaknya.
Karena bagaimanapun, keperawanan Neva memang bukan miliknya.
Kenyataan ini adalah noda dari Neva yang secara tidak langsung telah mencerminkan masa lalunya.
“Untuk apa kamu naik ke atas ?”
Gandi memulihkan nada bicaranya seperti ketika di lantai bawah, tubuh Neva terbengong sejenak, setelah itu melangkah cepat ke arah kasur dan mulai membereskan kasur.
Cara kerja Neva sangat teliti dan serius, bahkan Gandi juga tidak tahan untuk terus memperhatikannya.
Pada kenyataannya, Neva selalu membentuk keindahan penglihatan pada setiap waktunya.
“Tuan Tirta, aku sudah selesai merapikannya.” Setelah selesai bicara, Neva berdiri di samping, seolah-olah sedang menanti perintah Gandi pada selanjutnya.
Gandi mengerut alis, seolah-olah sangat benci dengan reaksi Neva yang begitu kaku.
Gandi berkata :”Mandilah !”
Apabila berada di villa, dalam waktu sekarang ini, Neva seharusnya sudah istirahat.
Oleh sebab itu dia sudah mulai mengantuk, dan juga ingin mandi
Namun perbedaan tempat ini dan villa tempat tinggalnya yaitu dirinya sama sekali tidak memiliki baju tidur.
Bahkan mantel mandi yang berada di kamar mandi juga hanya tinggal sepasang, jelasnya bekas pemakaian Gandi.
Neva memegang kedua tangannya dengan gaya tegang, lalu berkata dengan nada ringan :”Tuan, tuan Tirta, aku boleh tidur di kamar tamu ?”
Gandi menggunakan aksinya untuk menyatakan sikap pendapatnya.
Gandi melangkah ke depan dan langsung menarik lengan Neva, setelah itu menyeret dirinya ke dalam kamar mandi, lalu berkata :”Pakai mantelku !”
Setelah keluar dari kamar mandi, dia langsung mengunci pintu kamar mandinya.
Dengan sikap dan tindakan ini seolah-olah sedang menyatakan bahwa apabila Neva tidak selesai mandi, maka dia tinggal menginap saja di dalam kamar mandi.
Neva memutarkan pegangan pintu, namun pintunya telah terkunci.
Akhirnya Neva hanya tersenyum pahit dan langsung beranjak mandi.
Tidak lama kemudian, terdengar suara rintisan air yang berasal dari kamar mandi.
Neva membersihkan tubuhnya secara sekilas, lalu mulai merendam diri di dalam bak mandi.
Plafon yang sengaja di dekorasi dengan pemandangan langit, semua sisi ruangan yang telah renovasi mewah dan bergaya barat, sehingga membuat kamar mandi tersebut terkesan sangat tinggi dan besar.
Suhu air yang hangat membuat Neva hampir ketiduran di dalam bak.
Setelah tersedak oleh air, dia buru-buru beranjak dari bak, lalu mengeringkan tubuh dan mengenakan mantel mandi Gandi, setelah itu baru mengetuk pintu kamar mandi.
Mantel mandi milik Gandi ini sedikit kebesaran, sehingga meskipun Neva telah memakainya dengan sewajar mungkin, namun kesannya tetap saja seperti sedang pamer tubuhnya.
Oleh sebab itu Neva hanya bisa memegang bagian kerah dengan satu tangannya, setelah Gandi membuka pintu kamar mandinya, Neva baru melangkah keluar dengan wajah yang merona merah.
Gandi terus menatap Neva yang baru selesai mandi, saat ini tubuhnya sedang menebar aroma khusus seorang wanita, satu tangannya terus memegang pada bagian kerahnya, dengan samarnya dapat melihat bagian kulitnya yang putih dan mulus.
Pada pertengahan udara, seolah-olahnya sedang menebar aroma hormon.
Tatapan Gandi juga menjadi semakin bergairah.
Neva tentu saja dapat merasakan tatapan Gandi yang penuh kegairahan, sehingga tubuhnya mulai kaku sejenak, setelah itu dia buru-buru mengambil ponselnya yang berada di atas kasur dan berkata dengan nada ringan :”Tuan Tirta, aku istirahat di bawah !”
Setelah selesai berkata, dia ingin melarikan diri dari kamar ini.
Namun pada detik selanjutnya, tubuhnya telah dipeluk oleh seseorang dan terlempar ke atas kasur.
Neva menjerit kaget, hal yang paling dikhawatirkan dirinya tetap saja telah terjadi.
Tangan Neva yang sedang memegang kerah bajunya telah dilepaskan, kulit yang putih dan mulus terpapar di bawah cahaya lampu, Gandi sedikit memejamkan matanya dan langsung berubah dari pria santun menjadi seekor binatang buas.
Dia menindih di atas tubuh Neva dan terus mengecup pada wajah Neva.
Neva dapat merasakan bagian bawah tubuh Gandi yang telah bereaksi, dan sedang menahan pada pertengahan kedua pahanya.
Sementara satu tangannya Gandi telah meraba pada bagian dadanya, bagian dada Neva juga telah berubah bentuk seiring dengan gerakannya.
Neva dengan refleksnya ingin mendorong tubuh Gandi.
“Tuan Tirta, jangan, aku masih belum….”
Neva belum sempat melontarkan kata siap dari mulutnya, namun kata-katanya sudah terlanjur ditelan langsung oleh mulut Gandi.
Tangan Gandi juga telah beralih dari atas ke bawah, dan telah melepaskan mantel mandi pada tubuh Neva.
Pada saat Gandi akan menjalankan aksi terakhirnya, Neva buru-buru menghindari serangan buasnya.
“Tuan. Tuan Tirta, jangan begini, boleh ?”
Nada bicara Neva telah membawa jejak memohon.
Pemberitahuan ketika dirinya bangun tidur pada hari itu, telah menjadi kesengsaraan yang paling besar dalam seumur hidupnya.
Neva tidak akan bisa melupakan bahwa pernah ada sebuah nyawa kecil yang bertumbuh di dalam perutnya. Namun dikarenakan kekerasan Gandi, nyawa tersebut menghilang begitu saja.
Hati wanita memang tercipta dari air, namun kesakitan seperti ini sudah cukup membuat airnya menjadi keruh dan melekat untuk selamanya.
Ada berbagai kata-kata, Neva tidak ingin mengatakannya.
Namun ada berbagai hal, Neva dapat menolaknya.
Gandi sedikit memejamkan matanya, tangannya tiba-tiba bergerak dan mencoba menyelinap ke bagian sensitif di tubuh Neva, lalu berkata :”Tubuhmu sudah mengkhianatimu !”
Bagian yang paling tersembunyi disentuh begitu saja oleh orang lain, wajah Neva akhirnya tetap saja merona merah.
Neva berkata :”Aku memang tidak dapat mengendalikan reaksi tubuh. Tetapi dari lubuk hatiku, tuan Tirta, aku ingin menolak.”
Apabila bertingkah bermesraan dengan Gandi, Neva akan kepikiran kejadian di hari itu.
Pada hari itu Gandi langsung pergi meninggalkannya, bahkan sama sekali tidak banyak menoleh lagi.
Apabila bukan karena dirinya yang beruntung dan tertolong oleh orang lain, mungkin saja pada saat ini orang yang sedang berbaring di atas ranjang adalah Julia.
Meskipun lukanya telah sembuh, namun bekas luka akan terus mengingatkan kita mengenai kesakitan yang pernah terasa.
Gandi dapat merasakan penolakan Neva, namun hidangan lezat yang berada di depan mata membuat Gandi tidak sanggup mengendalikan nafsu di hatinya.
Lagi pula, apabila Neva semakin menolaknya, akan semakin memancing niat menaklukkan dari hati Gandi.
“Kamu wanitaku !”
Satu kalimat ini telah mewakili segalanya.
Neva adalah istrinya, sehingga dia dapat bertindak sesuka hati pada tubuhnya.
Dikarenakan memendam nafsu dalam beberapa waktu ini, sehingga Gandi sudah lama sekali tidak pernah menyentuh wanita.
Oleh sebab itu, saat ini Neva bagaikan alat pemadam api bagi dirinya.
“Itu hanya secara nominal, tuan Tirta, kamu sangat benci padaku, kamu merasa aku sangat kotor dan murahan, jadi berdasarkan logikamu, banyak lelaki yang pernah berada di posisimu saat ini, jangan-jangan kamu tidak merasa menjijikkan ya ?”
Meskipun biasanya Neva cenderung lembut dan jarang berbicara, namun tidak menandakan dirinya akan kalah dalam beradu mulut.
Setelah mendengar demikian, Gandi terbengong seketika.
Wanita ini rupanya tidak lemah seperti yang diperlihatkannya, ternyata juga bisa menggigit orang apabila sudah terlanjur emosi.
Gandi mengangkat dua kaki Neva dan menggantungkannya pada bahu sendiri, namun tidak beraksi apapun lagi.
Gandi sengaja membuat Neva merasa ketakutan, dia ingin memberitahukan kepada Neva bahwa sebenarnya dirinya dapat mengabaikan keinginan Neva dan mengendalikan segalanya.
“Kelihatannya kamu masih belum mengerti sifatku ! Aku dapat melakukan apapun dengan sesuka hati. Secara sederhananya, kalau aku ingin menidurimu di saat ini juga, maka aku pasti akan melakukannya. Sementara setelah itu, baik kamu seorang wanita murahan atau wanita suci, sama sekali tidak berhubungan denganku.”
Gandi selesai bicara, lalu menekan nada bicaranya dan bersambung lagi :”Sebenarnya, wanitaku hanya dirimu saja.”
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyPejuang Hati
Marry SuMy Goddes
Riski saputroPria Misteriusku
LylyUnplanned Marriage
MargeryAir Mata Cinta
Bella CiaoCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip