Cinta Yang Dalam - Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja

Tubuh Neva merinding sejenak, dia pertama kalinya melihat Gandi yang begitu menyeramkan.

Setiap orang memiliki batasan yang tidak boleh ditantang, lagi pula pada tahun itu tiga anggota keluarga Tirta telah berkorban dengan begitu saja.

Dalam beberapa tahun ini keluarga Tirta selalu menyelidikinya, apabila mendengar dari isi percakapan antara Gandi dan Shinta, mereka seolah-olah telah menyadari sedikit jejak penyelidikan.

“Tuan, tuan Tirta…” Neva memanggil Gandi dengan suara yang gemetaran.

Gandi berbalik badan dan melihat Neva yang bereaksi cemas, dalam hatinya sudah mulai mengerti.

Dia menarik sudut bibir dan tersenyum sekilas :”Tidak perlu mengkhawatirkanku.”

Pada saat dia selesai berbicara, ada sebuah ponsel yang berdering secara tiba-tiba.

Nada dering tersebut jelasnya bukan nada dering ponsel Neva, oleh sebab itu Neva langsung menatap ke arah Gandi.

Orang yang mungkin menelepon Gandi pada saat seperti ini, hanya ada satu orang.

Neva mengetahuinya, Gandi juga mengetahuinya.

Gandi mengeluarkan ponsel dan melirik sekilas, namun tidak langsung mengangkat teleponnya.

Neva berkata :”Aku keluar sebentar !”

Pada saat Neva baru selesai berbicara, Gandi sudah langsung mengangkat teleponnya.

Neva beranjak langkahnya, namun akhirnya tetap saja tidak keluar.

Gandi tidak menyuruh dirinya keluar, tandanya dirinya boleh terus menetap di dalam kamar ini.

Kamar tersebut sangat sunyi, sehingga Neva dapat mendengar dengan jelas mengenai suara pembicaraan Julia.

“Gandi, kamu kenapa masih belum pulang !”

Suara Julia yang lembut dan manja membuat hati Neva menjadi lemas seketika.

Namun Gandi berkata dengan nada datar :”Malam ini ada sedikit urusan, tidak bisa pergi.”

Setelah itu dia memutuskan telepon dan menatap ke arah Neva.

Saat ini tatapan mata Neva terus menatap ke satu arah, seluruh reaksi wajahnya sangat wajar, seolah-olah sedang memberitahukan kepada Gandi bahwa dirinya bukan orang yang menguping, dan juga tidak mendengar apapun.

Sebenarnya setelah lama berinteraksi dengan Neva, Gandi merasa Neva juga lumayan seru.

Neva sangat polos, sehingga gampang ketahuan juga meskipun dirinya sedang berpura-pura.

Rey telah menyelidiki latar belakang Neva, namun sama sekali tidak ada perkembangan apapun.

Seolah-olah semua data informasinya telah menandakan bahwa Neva pernah menjadi seorang wanita murahan.

Namun dari segi naluri Gandi mengatakan bahwa Neva hanya seorang wanita yang polos.

Gandi menggeleng kepalanya, berusaha membuang pemikiran ini dari otaknya.

Karena bagaimanapun, keperawanan Neva memang bukan miliknya.

Kenyataan ini adalah noda dari Neva yang secara tidak langsung telah mencerminkan masa lalunya.

“Untuk apa kamu naik ke atas ?”

Gandi memulihkan nada bicaranya seperti ketika di lantai bawah, tubuh Neva terbengong sejenak, setelah itu melangkah cepat ke arah kasur dan mulai membereskan kasur.

Cara kerja Neva sangat teliti dan serius, bahkan Gandi juga tidak tahan untuk terus memperhatikannya.

Pada kenyataannya, Neva selalu membentuk keindahan penglihatan pada setiap waktunya.

“Tuan Tirta, aku sudah selesai merapikannya.” Setelah selesai bicara, Neva berdiri di samping, seolah-olah sedang menanti perintah Gandi pada selanjutnya.

Gandi mengerut alis, seolah-olah sangat benci dengan reaksi Neva yang begitu kaku.

Gandi berkata :”Mandilah !”

Apabila berada di villa, dalam waktu sekarang ini, Neva seharusnya sudah istirahat.

Oleh sebab itu dia sudah mulai mengantuk, dan juga ingin mandi

Namun perbedaan tempat ini dan villa tempat tinggalnya yaitu dirinya sama sekali tidak memiliki baju tidur.

Bahkan mantel mandi yang berada di kamar mandi juga hanya tinggal sepasang, jelasnya bekas pemakaian Gandi.

Neva memegang kedua tangannya dengan gaya tegang, lalu berkata dengan nada ringan :”Tuan, tuan Tirta, aku boleh tidur di kamar tamu ?”

Gandi menggunakan aksinya untuk menyatakan sikap pendapatnya.

Gandi melangkah ke depan dan langsung menarik lengan Neva, setelah itu menyeret dirinya ke dalam kamar mandi, lalu berkata :”Pakai mantelku !”

Setelah keluar dari kamar mandi, dia langsung mengunci pintu kamar mandinya.

Dengan sikap dan tindakan ini seolah-olah sedang menyatakan bahwa apabila Neva tidak selesai mandi, maka dia tinggal menginap saja di dalam kamar mandi.

Neva memutarkan pegangan pintu, namun pintunya telah terkunci.

Akhirnya Neva hanya tersenyum pahit dan langsung beranjak mandi.

Tidak lama kemudian, terdengar suara rintisan air yang berasal dari kamar mandi.

Neva membersihkan tubuhnya secara sekilas, lalu mulai merendam diri di dalam bak mandi.

Plafon yang sengaja di dekorasi dengan pemandangan langit, semua sisi ruangan yang telah renovasi mewah dan bergaya barat, sehingga membuat kamar mandi tersebut terkesan sangat tinggi dan besar.

Suhu air yang hangat membuat Neva hampir ketiduran di dalam bak.

Setelah tersedak oleh air, dia buru-buru beranjak dari bak, lalu mengeringkan tubuh dan mengenakan mantel mandi Gandi, setelah itu baru mengetuk pintu kamar mandi.

Mantel mandi milik Gandi ini sedikit kebesaran, sehingga meskipun Neva telah memakainya dengan sewajar mungkin, namun kesannya tetap saja seperti sedang pamer tubuhnya.

Oleh sebab itu Neva hanya bisa memegang bagian kerah dengan satu tangannya, setelah Gandi membuka pintu kamar mandinya, Neva baru melangkah keluar dengan wajah yang merona merah.

Gandi terus menatap Neva yang baru selesai mandi, saat ini tubuhnya sedang menebar aroma khusus seorang wanita, satu tangannya terus memegang pada bagian kerahnya, dengan samarnya dapat melihat bagian kulitnya yang putih dan mulus.

Pada pertengahan udara, seolah-olahnya sedang menebar aroma hormon.

Tatapan Gandi juga menjadi semakin bergairah.

Neva tentu saja dapat merasakan tatapan Gandi yang penuh kegairahan, sehingga tubuhnya mulai kaku sejenak, setelah itu dia buru-buru mengambil ponselnya yang berada di atas kasur dan berkata dengan nada ringan :”Tuan Tirta, aku istirahat di bawah !”

Setelah selesai berkata, dia ingin melarikan diri dari kamar ini.

Namun pada detik selanjutnya, tubuhnya telah dipeluk oleh seseorang dan terlempar ke atas kasur.

Neva menjerit kaget, hal yang paling dikhawatirkan dirinya tetap saja telah terjadi.

Tangan Neva yang sedang memegang kerah bajunya telah dilepaskan, kulit yang putih dan mulus terpapar di bawah cahaya lampu, Gandi sedikit memejamkan matanya dan langsung berubah dari pria santun menjadi seekor binatang buas.

Dia menindih di atas tubuh Neva dan terus mengecup pada wajah Neva.

Neva dapat merasakan bagian bawah tubuh Gandi yang telah bereaksi, dan sedang menahan pada pertengahan kedua pahanya.

Sementara satu tangannya Gandi telah meraba pada bagian dadanya, bagian dada Neva juga telah berubah bentuk seiring dengan gerakannya.

Neva dengan refleksnya ingin mendorong tubuh Gandi.

“Tuan Tirta, jangan, aku masih belum….”

Neva belum sempat melontarkan kata siap dari mulutnya, namun kata-katanya sudah terlanjur ditelan langsung oleh mulut Gandi.

Tangan Gandi juga telah beralih dari atas ke bawah, dan telah melepaskan mantel mandi pada tubuh Neva.

Pada saat Gandi akan menjalankan aksi terakhirnya, Neva buru-buru menghindari serangan buasnya.

“Tuan. Tuan Tirta, jangan begini, boleh ?”

Nada bicara Neva telah membawa jejak memohon.

Pemberitahuan ketika dirinya bangun tidur pada hari itu, telah menjadi kesengsaraan yang paling besar dalam seumur hidupnya.

Neva tidak akan bisa melupakan bahwa pernah ada sebuah nyawa kecil yang bertumbuh di dalam perutnya. Namun dikarenakan kekerasan Gandi, nyawa tersebut menghilang begitu saja.

Hati wanita memang tercipta dari air, namun kesakitan seperti ini sudah cukup membuat airnya menjadi keruh dan melekat untuk selamanya.

Ada berbagai kata-kata, Neva tidak ingin mengatakannya.

Namun ada berbagai hal, Neva dapat menolaknya.

Gandi sedikit memejamkan matanya, tangannya tiba-tiba bergerak dan mencoba menyelinap ke bagian sensitif di tubuh Neva, lalu berkata :”Tubuhmu sudah mengkhianatimu !”

Bagian yang paling tersembunyi disentuh begitu saja oleh orang lain, wajah Neva akhirnya tetap saja merona merah.

Neva berkata :”Aku memang tidak dapat mengendalikan reaksi tubuh. Tetapi dari lubuk hatiku, tuan Tirta, aku ingin menolak.”

Apabila bertingkah bermesraan dengan Gandi, Neva akan kepikiran kejadian di hari itu.

Pada hari itu Gandi langsung pergi meninggalkannya, bahkan sama sekali tidak banyak menoleh lagi.

Apabila bukan karena dirinya yang beruntung dan tertolong oleh orang lain, mungkin saja pada saat ini orang yang sedang berbaring di atas ranjang adalah Julia.

Meskipun lukanya telah sembuh, namun bekas luka akan terus mengingatkan kita mengenai kesakitan yang pernah terasa.

Gandi dapat merasakan penolakan Neva, namun hidangan lezat yang berada di depan mata membuat Gandi tidak sanggup mengendalikan nafsu di hatinya.

Lagi pula, apabila Neva semakin menolaknya, akan semakin memancing niat menaklukkan dari hati Gandi.

“Kamu wanitaku !”

Satu kalimat ini telah mewakili segalanya.

Neva adalah istrinya, sehingga dia dapat bertindak sesuka hati pada tubuhnya.

Dikarenakan memendam nafsu dalam beberapa waktu ini, sehingga Gandi sudah lama sekali tidak pernah menyentuh wanita.

Oleh sebab itu, saat ini Neva bagaikan alat pemadam api bagi dirinya.

“Itu hanya secara nominal, tuan Tirta, kamu sangat benci padaku, kamu merasa aku sangat kotor dan murahan, jadi berdasarkan logikamu, banyak lelaki yang pernah berada di posisimu saat ini, jangan-jangan kamu tidak merasa menjijikkan ya ?”

Meskipun biasanya Neva cenderung lembut dan jarang berbicara, namun tidak menandakan dirinya akan kalah dalam beradu mulut.

Setelah mendengar demikian, Gandi terbengong seketika.

Wanita ini rupanya tidak lemah seperti yang diperlihatkannya, ternyata juga bisa menggigit orang apabila sudah terlanjur emosi.

Gandi mengangkat dua kaki Neva dan menggantungkannya pada bahu sendiri, namun tidak beraksi apapun lagi.

Gandi sengaja membuat Neva merasa ketakutan, dia ingin memberitahukan kepada Neva bahwa sebenarnya dirinya dapat mengabaikan keinginan Neva dan mengendalikan segalanya.

“Kelihatannya kamu masih belum mengerti sifatku ! Aku dapat melakukan apapun dengan sesuka hati. Secara sederhananya, kalau aku ingin menidurimu di saat ini juga, maka aku pasti akan melakukannya. Sementara setelah itu, baik kamu seorang wanita murahan atau wanita suci, sama sekali tidak berhubungan denganku.”

Gandi selesai bicara, lalu menekan nada bicaranya dan bersambung lagi :”Sebenarnya, wanitaku hanya dirimu saja.”

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu