Cinta Yang Dalam - Bab 126 Meminta Uang
Wendi tersenyum pahit dan menoleh untuk melihat Neva dan bertanya, "Bisakah?"
Neva terdiam, kata-kata Wendi meringankan sedikit bebannya, dia masih tersenyum cerah, berkata, "Bisa"
Wendi melihat ke kejauhan, tidak berbicara cukup lama, dia akhirnya meraih batu di tanah dan melemparkannya.
Setelah melakukan ini, dia merasa bahwa emosi di hatinya seperti juga ikut terbuang, lalu dia mengikuti Neva ke mobil dan kembali ke kediaman Tirta.
Saat di dalam mobil, ponsel Neva berdering.
Dia melihat sekilas dan langsung menutup telepon.
Tapi pemanggil ini sepertinya tidak mengenal kata menyerah, bahkan setelah Neva menutup tiga sampai lima kali, telepon terus saja berdering.
Sampai Wendi berpura-pura dan menanyainya, "Kakak ipar, Perlukah kita menyuruh supir untuk memberhentikan mobil dan menepi sejenak?"
Sampai Wendi sudah berkata seperti itu, sepertinya tidak pantas bagi Neva untuk tidak menjawab panggilan tersebut.
Neva akhirnya menjawab panggilan, berkata dengan suara dingin, “Katakanlah!’
Ternyata panggilan itu berasal dari Gilbert, awalnya Neva selalu menjawab panggilan dengan diam-diam, hal ini membuat Gilbert sangat marah. Tetapi sekarang, setelah dia akhirnya mengangkat telepon, Neva bahkan tidak menyapanya.
Ini benar-benar membuat Gilbert emosi, setelah dia mendidik Neva selama bertahun-tahun, apakah didikannya selama ini sia-sia?
“Kamu tadi memanggilku apa?”,tanya Gilbert.
Baru saja Gilbert selesai bertanya, dia langsung menerima pukulan dari Lexi, “Apa hubunganya dengan apa panggilannya terhadap ini? Cepat katakan inti masalahnya!”
Kata-kata ini juga terdengar oleh Neva, dia dengan lembut menjawab, “Katakanlah ada masalah apa, jika tidak ada apa-apa, aku akan menutup telepon.”
Gilbert menahan amarahnya dan berkata, “Neva, apa yang kamu katakan? Aku adalah paman pertamamu, apakah aku tidak boleh menghubungimu jika aku merindukanmu?”
Neva mengecilkan suara telepon, disekitarnya ada orang lain, dan dia tidak ingin bertengkar dengan Gilbert.
Merindukannya? Neva bahkan tidak berani untuk membayangkan hal itu!
Dia diam-diam menunggu Gilbert selesai berbicara, dan kemudian menutup telepon.
Awalnya hatinya sudah lebih tenang, tetapi karena panggilan dari Gilbert barusan, dia mulai merasa kacau lagi.
Setelah kembali ke rumah, Shinta yang melihat dua orang di pintu, dengan bersemangat mengambil ponselnya dan berkata, "Neva, Wendi, cepat lihat, karya kita sudah dipilih!”
Neva yang suasana hatinya tidak bagus, setelah mendengar kabar dari Shinta langsung buru-buru melihatnya.
Ponsel menunjukkan hasil dari kompetisi desain yang mereka daftar beberapa hari yang lalu. Sebagai hasil dari seleksi awal, nama-nama Neva, Wendi dan Shinta semuanya tercantum, tetapi bukan nama asli mereka yang tertulis, melainkan nama karya mereka.
Neva melihat juara pertama dari seleksi awal, tercantum nama asli.
Julia? Apakah dia tidak memiliki kerjaan lain, untuk apa berpartisipasi dalam kompetisi seperti ini?
Mereka bertiga membahas karya seperti apa yang akan mereka buat untuk pertandingan berikutnya, mereka sudah mulai sibuk memikirkannya.
Karena besoknya Neva sudah membuat janji, Neva mengirimkan pesan untuk Gandi pada sore itu untuk pulang makan malam.
Gandi tidak pulang malam itu, meskipun Neva kecewa, dia tidak terkejut.
Bagaimanapun, ini bukan pertama kalinya, dan Gandi memiliki wanita lainnya, pasti akan lebih sibuk dari sebelumnya.
Keesokan harinya pukul sepuluh pagi, Neva mengendarai mobilnya menuju ke kediaman Aska.
Sesampainya di tujuan, dia baru mengetahui dari pembantu disana bahwa keluarga Aska telah pindah. Mereka telah pindah ke ke area bergengsi yang baru saja berkembang.
Setelah Neva menikah dan masuk kedalam keluarga Tirta, Keluarga Tirta sangat memperhatikan keluarga Aska. Hal yang paling tampak adalah rumah yang baru saja diberikan ini, harga kediaman ini biasanya mencapai harga 200 miliar rupiah keatas.
Neva memasukkan alamat ke alat navigasi dan mengendarai mobilnya lagi untuk 30menit berikutnya sampai dia mencapai tujuannya.
Begitu dia menghentikan mobil di luar, seorang penjaga keamanan keluar dari halaman dan berkata, "Hei, jangan berhenti di sini, parkir tidak diperbolehkan di sini, disini adalah lahan pribadi."
Neva melirik penjaga keamanan dan berkata, "Aku adalah bagian dari keluarga ini."
Penjaga keamanan memandang Neva dengan tidak percaya. Sistem keamanan di sini adalah satu penjaga per rumah. Orang ataupun mobil dari keluarga Aska, penjaga itu tahu dengan pasti.
Wanita ini memang mengendarai mobil mewah dan terlihat rapi, tetapi mengapa dia berbohong?
"Kamu adalah bagian dari keluarga ini? Kalau begitu katakan padaku sekarang, apa marga keluarga ini!" Petugas itu memutuskan untuk menggoda Neva. Lagi pula, dia terlihat cantik.
Neva mengabaikan penjaga itu dan langsung berjalan menuju rumah.
Penjaga itu sedikit marah, dia melangkah maju dan tanpa sadar ingin menahan Neva, tetapi dia takut jika dia menahan Neva akan menimbulkan masalah lainnya.
Jadi dia cepat-cepat berhenti di depan Neva dan mengulurkan tangannya untuk menghalangi jalan: "Nona, kamu bahkan tidak tahu marga keluarga ini, aku tidak bisa membiarkanmu masuk."
Neva memandang penjaga itu dengan ringan, dan kemudian mengeluarkan ponselnya, menelepon Gilbert, stelah tersambung dia hanya mengatakan bahwa dia sudah tiba dan langsung menutup telepon.
Setelah beberapa saat, pintu rumah dibuka, dan Gilbert tersenyum cerah dengan Lexi di belakangnya, penjaga tadi langsung mundur dan membiarkan Neva untuk masuk.
Begitu dia memasuki rumah, senyum Gilbert menghilang dan Lexi langsung berkata dengan tegas dan keras: "Neva, bagaimanapun disini adalah keluarga aslimu. Kamu pulang dan membiarkan sesepuhmu untuk menjemput di depan gerbang, apakah kamu sudah melupakan bahkan kesopanan yang paling dasar?”
Neva merasa sedikit marah, jika benar ini adakah rumahnya, maka dulu dia sudah tidak perlu untuk menerima perlakuan kejam. Neva pura-pura tidak mendengar, mengabaikan perkataan Lexi, duduk di sofa dan berkata, “Ada masalah apa? Katakan saja langsung.”
Gilbert mencoba mengeluarkan senyum kecil di wajahnya saat ini, dan menyapa Neva, tentang bagaimana kabarnya akhir-akhir ini, tentang perlakuan Gandi terhadapnya, dan juga perlakuan Shinta, bahkan tentang bisnis keluarga Tirta….
Neva mencibir dalam hatinya, dua pertanyaan awal memanglah mengkhawatirkan Neva, kemudian pertanyaan berikutnya adalah motif asli mereka, untuk mengetahui kabar dari keluarga Tirta.
Terhadap keluarga Aska, Neva sudah tidak memiliki perasaan apapun, dia hanya menjawab, “Tidak ada komentar.”
Setelah mendengar dia mengatakan ini, Lexi segera memukul meja kopi dan dengan marah berkata, “Tidak tahu diri, apakah kita sudah terlalu baik padamu? Kita adalah sepupumu, bukan budakmu. Kita baru saja mengkhawatirmu, ini balasanmu?”
Neva memandang Lexi yang gemetaran. Biarlah jika dia mau berpura-pura, tetapi sorot matanya terus melirik kearah Neva, seperti takut jika Neva tidak tergerak.
Neva berkata dengan ringan, "Aku telah menerima niat baik kalian. Jika tidak ada apa-apa, aku akan kembali dulu."
Dengan itu, Neva bangkit dan siap keluar.
Neva memang tidak ingin datang dari awal. Jika bukan karena Lexi meninggikan nada suaranya di percakapannya dengan Gilbert kemarin, mengatakan bahwa dia akan menghancurkan batu nisan kedua orang tua Neva kemarin, Neva tidak mungkin akan datang bahkan jika dia akan dipukul mati.
Ketika Neva beranjak pergi, Gilbert langsung sibuk, dia berdiri dan menahan Neva, menyuruhnya untuk duduk, setelah ragu sejenak, dia akhirnya membuka mulut dengan ekspresi kesusahan dan berkata, “ Neva, jadi begini, akhir-akhir ini Grup Aska berinvestasi pada sebuah proyek besar. Awalnya, dana yang disediakan cukup, tetapi ditengah perjalanan timbul beberapa masalah. Kualitas bahan yang dibutuhkan meningkat sedikit dan mengakibatkan dana yang disediakan kurang. Lihatlah, kita dan keluarga Tirta juga termasuk satu keluarga, hubunganmu dan Nyonya Tirta juga bagus. Bisakah keluarga Tirta membantu kita kali ini? Tidak usah khawatir, setelah proyek ini berjalan, kita pasti akan mengembalikan dana yang dipinjamkan keluarga Tirta.”
Gilbert berkata dengan segenap hatinya, seperti jika dia tidak membayar kembali uang yang dipinjamkan, dia akan memotong kepalanya.
Mereka selama ini tidak pernah mencarinya jika tidak ada masalah, Dari telepon kemarin, sebenarnya Neva sudah mengetahui niat asli dari Gilbert.
Menyuruh Neva untuk pulang, sebenarnya hanya karena membutuhkan uang.
Neva menggelengkan kepalanya dan berkata, “Uang keluarga Tirta bukanlah uangku. Sekarang yang bertanggung jawab atas keluarga Tirta adalah Gandi dan Gandi adalah suami dari keponakanku. Jika ada masalah apa, lebih baik kalian mencarinya daripada mencariku.”
Lexi awalnya hanya menutup sebelah mata dan tidak mempedulikan Neva. Sekarang setelah Neva berkata bahwa dia tidak akan membantu mereka, dia langsung meledak.
“Apakah kamu pikir kita ingin mencarimu? Ini semua karena Gandi tidak…” Lexi baru berkata sampai disini, Gilbert langsung memotongnya dengan terbatuk-batuk. Lexi langsung menyadari kesalahannya dan menutup mulutnya.
Gilbert sudah pernah mencoba menghubungi Gandi Tirtra, tetapi tidak pernah dijawab. Akhirnya, dia juga menguhubungi Grup Tirta, tetapi jawabat sekretaris selalu mengatakan bahwa Direktur Trita sangat sibuk dan tidak memiliki waktu kosong.
Dia merasa pernikahan Neva dengan keluarga Tirta adalah hal yang bagus.
Jika dia tidak memanfaatkan Neva yang sangat disayang oleh Nyonya Tirta, maka kedepannya tidak akan kesempatan lain lagi.
Gilbert mencoba berunding dengan Neva dan berkata dengan hati yang sabar, “ Neva, kami adalah keluarga kandungmu. Semua yang kami lakukan, otomatis akan berdampak baik untukmu. Lihatlah, aku dan tantemu juga tidak mempunyai anak laki-laki, jika nantinya kita sudah tiada, sebagian dari Grup Aska juga merupakan milikmu!”
Awalnya Gilbert hanya ingin memberikan setengah dari proyek ini, tetapi dia merasa Neva akan merasa terbohongi. Maka dari itu dia menjanjikan sebagian dari Grup Aska untuk Neva nantinya, juga bukan termasuk kerugian.
Neva tertawa sejenak, Paman dan Tantenya saling melengkapi kalimat satu sama lain, wajah yang satu terlihat merah karena amarah dan yang lainnya pucat karena takut. Benar-benar pasangan yang serasi.
Saat mereka berpura-pura, mungkin mereka sudah lupa jika bukan karena ancaman Lexi, Neva tidak akan menginjakkan kaki dirumah ini bahkan selangkahpun, bahkan tidak mungkin baginya untuk pulang ke kota Z.
Neva berkata, “Aku dari awal sudah bukan bagian dari keluarga Aska, jika kalian membutuhkan uang, kalian bisa mencari Gandi. Jika kalian mencariku, kalian tidak akan mendapatkan barang sepeserpun.”
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyThe Winner Of Your Heart
ShintaPenyucian Pernikahan
Glen ValoraMeet By Chance
Lena TanDark Love
Angel VeronicaThe Sixth Sense
AlexanderCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip