Cinta Yang Dalam - Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa

Setelah Shinta mendengar Neva sadar, dia segera meminta koki memasakkan bubur walet, dan terburu-buru pergi ke rumah sakit.

Ketika hendak mendorong pintu, dia mendengar suara orang sedang berbicara.

Di dalam ruangan hanya ada satu orang yang menemani, yaitu putra keduanya.

Sebagai mantan Direktur Grup Perusahaan Tirta, Shinta, seorang wanita kuat yang terkenal di Kota Z, sangat tertarik dengan apa yang akan dikatakan putranya ketika menantunya sadar.

“Itu, tuan Gandi, apakah lukaku ini akan meninggalkan bekas luka?”Neva sangat kecewa, tapi tidak ingin suasana canggung ini menyelimuti dirinya dan Gandi, lalu inisiatif mencari topik pembicaraan lain.

Gandi tercengang, dia melihat luka Neva yang serius, tiba saatnya pasti akan menjadi krusta, setelah mengering akan meninggalkan bekas luka.

Meskipun terdapat di belakang, tidak ada orang yang akan melihatnya kecuali dirinya.

Tapi, bagaimanapun juga, tidak ada wanita yang tidak mencintai kecantikan.

Gandi merasa sedikit bersalah, dia tidak menjawab langsung dan berkata: “Aku akan mencari dokter terbaik untuk menghilangkan bekas lukamu.”

Kata-kata ini membuat Neva sedih dan tidak mengejutkan, sesuatu yang terprediksi.

Menyelamatkan orang yang dicintai, sekaligus ayah Nana, pengorbanan ini sepadan.

Neva tersenyum, berkata: “Bagus kalau tuan Gandi baik-baik saja, aku tidak apa-apa. Tidak ada luka yang tidak meninggalkan bekas, lagipula ini di belakang punggung, tidak ada yang melihatnya.”

Ketika mengucapkan kalimat terakhir, Neva mengatakannya dengan alami.

Lalu, dia merasa dirinya salah mengatakan sesuatu.

Karena di hati Gandi, dia seperti orang yang suka berkumpul bersama, yang memiliki kehidupan pribadi yang berantakan, bagaimana mungkin Gandi percaya?

Jadi Neva sedikit gelisah, tapi cibiran yang diprediksi tidak kunjung diucapkan.

Gandi berkata dengan tenang: “Aku berjanji padamu, tidak akan meninggalkan bekas luka.”

Kata-katanya yang sederhana langsung membuat mata Neva berkabut.

Perasaan sedih ini membuatnya sedikit tidak nyaman.

Kata-kata ini menandakan pandangan Gandi kepada dirinya telah berubah.

Dan kontrak setengah tahun di perpanjang, dia tidak tahu dirinya harus senang atau tidak, tapi hatinya benar-benar merasa lega.

Tidak peduli bagaimana Neva menipu hatinya, dan berpikir untuk mundur. Tapi dari lubuk hatinya masih ingin menemani orang yang dia cintai.

“Te-terima kasih tuan Gandi.”ucap Neva dengan lembut.

Gandi tidak mengatakan apa-apa, seolah sedang memikirkan sesuatu.

Sekali lagi ada keheningan lagi di antara keduanya, Shinta mendengar dengan jelas di luar, selain kegembiraan yang muncul di hatinya, tiba-tiba dia memiliki ide, sekarang hubungan putra dan menantunya sudah rujuk, tampaknya dia memiliki kemungkinan untuk menggendong cucu.

Shinta sangat senang, setelah ada keheningan di antara keduanya, dia mengetuk pintu.

Dia sama sekali tidak menyangka, ketika dia mengetuk pintu, membuat keduanya merasa, tadi dia berada di luar.

Gandi membuat gerakan menjamin dengan lembut, sebenarnya hatinya sedikit gelisah.

Terutama ketika ada ketukan di pintu, dia tidak bisa menahan untuk melihat ke belakang.

Lalu, pintu terbuka, muncul wajah Shinta di hadapannya.

“Bu, kapan kamu kemari?”Gandi tidak bisa menahannya dan bertanya.

Shinta baru sadar, tampaknya dirinya muncul terlalu mendadak.

“Tadi, tadi sampai……”Shinta tergagap sedikit, namun kegugupannya hanya sementara, kemudian kembali normal, dan segera mencari topik lain, bertanya: “Apakah Neva sudah sadar?”

Neva tidak bisa mengangkat kepalanya, hanya bisa melihat langit-langit, memanggil: “Bu, aku sudah sadar. Maaf, tidak bisa bangkit.”

Lebih baik kata-kata ini tidak dikatakan, begitu dikatakan hati Shinta menjadi sedih.

Demi menyelamatkan Gandi, Neva bahkan tidak menginginkan nyawanya.

Jadi kali ini tidak peduli bagaimana pun, dia pasti akan membuat perasaan keduanya kembali membaik.

Shinta berjalan beberapa langkah ke depan, menunjukkan wajahnya yang cantik ke hadapan Neva.

“Neva, apakah sakit?”tanya Shinta, tatapannya memancarkan keprihatinan.

Tanpa sadar Neva mengangguk, setelah obat anestesi telah hilang, ini benar-benar sangat menyakitkan!

Lalu selanjutnya menggelengkan kepala, menyadari anggukan kepalanya, bukankah akan membuat Shinta semakin khawatir?

“Aku baik-baik saja, hanya saja tidak bisa bergerak, merasa seluruh tubuhku sangat kaku.”ucap Neva sedikit sedih.

Sebenarnya hatinya tidak yakin, meskipun operasi berjalan lancar, tapi selama masa proses pemulihan, mungkin hanya bisa mengandalkan perawatan dan pemulihan diri sendiri.

Selama proses penyembuhan luka akan ada infeksi.

Shinta menghela nafas mengetahui Neva tidak mengatakan yang sejujurnya.

Punggungnya dioperasi, sampai melukai saraf, ini beda tipis dengan rasa sakit seorang wanita melahirkan.

“Sebentar lagi segera sembuh.”ucap Shinta menghibur, tapi kali ini seolah sedang memikirkan sesuatu, tiba-tiba memukul kepala Gandi, berkata: “Tidakkah kamu melihat tubuh Neva kaku? Masih tidak cepat memijatnya!”

Setelah kedatangan ibunya, Gandi merasa apa yang dia katakan tadi sedikit memalukan, lalu memilih untuk berpura-pura.

Tapi yang membuat dia tidak menyangka adalah, dirinya yang memilih berpura-pura, ibunya malah sengaja memerintahkan dirinya melakukan sesuatu pada Neva?

Gandi sedikit tidak rela, mengerutkan kening menatapnya, tapi tindakan ini, hanya berani dia lakukan sekilas dan dalam situasi tidak diketahui Shinta.

Dia bangkit, kali ini dirinya benar-benar seperti tukang pijat, dan mulai memijat kaki Neva.

Neva merasa kakinya disentuh.

Tapi itu hanya perasaan sentuhan, kemudian perasaan sentuhan ini mulai menguat, hingga akhirnya sarafnya merespon, dia merasakan sedikit sakit, tapi kebanyakan ada perasaan nyaman.

Mengingat Gandi menjadi tukang pijat dirinya, Neva tiba-tiba memiliki perasaan ingin tertawa.

Ini butuh berapa tahun dari menantu menjadi istri, Gandi menjadi istri kecilnya.

Dia berusaha menahannya, dengan begitu dia tidak malu.

Tapi pada akhirnya dia tetap tidak bisa menahannya, ketika Gandi memijat sampai tumitnya, dia tidak bisa menahan tawa.

Keadaan ini, mengejutkan Gandi, dan membuat wajahnya memerah.

Gerakannya sangat kaku, dan kelembutannya tidak bagus, membuat tidak nyaman dipijat olehnya.

Neva sangat senang, akhirnya suaminya bersedia melakukan sesuatu untuknya.

Tapi Neva kembali tidak senang, kekuatan pijatan Gandi sangat kuat.

Seluruh saraf di tubuh Neva merespon, kali ini, dia merasa pijatan Gandi sedikit menyakitkan……

Gandi tanpa lelah memijat Neva, sikapnya yang serius membuat Shinta sangat puas.

Terlebih dia seorang wanita, dan pernah menjadi menantu.

Melihat keseriusan Gandi, tiba-tiba dia merasa pinggang dan lengannya tidak nyaman, ingin meminta Gandi memijatnya sebentar.

Ketika Gandi memijat sampai leher Neva, Shinta yang duduk di samping, tiba-tiba mengingat sesuatu dan bertanya: “Bagaimana hasil penyelidikan hal itu?”

Gandi menenangkan diri dan merenung sejenak, lalu berkata: “Belum ada, orang yang melempar vas bunga, diberi surat keterangan gangguan jiwa, lalu hanya diantarkan ke rumah sakit, dan tidak bisa diberi hukuman.”

Neva tertegun, selanjutnya dia sadar, ini sedang membicarakan lukanya.

Orang yang melempar vas itu, gila?

Orang gila, di lantai lima, bisa dengan begitu akurat melempar vas bunga?

Ada begitu banyak orang yang menjadi musuh Gandi?

Mengatakan ini tidak direncanakan, pukul Neva sampai mati, dia juga tidak percaya.

Dia tadi hanya mengingatkan, lalu lanjut mendengar ucapan Shinta: “Pertama ditabrak, sekarang meminta orang melempar vas dari atas. Gandi, satu demi satu terjadi, ini pasti sudah direncanakan. Akhir-akhir ini kamu harus hati-hati, polisi terlalu lamban dalam melakukan sesuatu, biarkan orang kita yang beraksi.”

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu