Cinta Yang Dalam - Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia

Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah, Mbok Ting menghampiri mereka dan bertanya bagaimana pulang hari ini?

Meskipun diperlakukan dengan kasar, tapi Neva tetap saja masih tersenyum sambil menjawab semuanya lumayan baik.

Mereka berdua bersikap seperti suami istri, naik ke lantai atas dan masuk ke kamar.

Setelah masuk, Neva menggunakan tenaganya menarik tangannya keluar.

Gandi melambaikan tangan lalu menutup pintunya.

Setelah terdnegar suara pintu ditutup, hati Neva pun berdebar.

Wanita dan pria single berduaan di satu kamar. Dia pun merasa sedikit cemas.

“Tuan, tuan Gandi, apa kamu tidak pergi kerja?”

Neva membuka mulutnya, suaranya terdengar sangat lemah.

“Ada hal penting yang belum dilakukan.”

Sedetik berikutnya, gerakan Gandi menunjukkan apa yang ingin dilakukan selanjutnya.

Dia memeluk Neva, lalu menuntut dan melahap kelembutan di bibir Neva dengan sangat agresif.

Neva tidak sempat bereaksi, dia pun sudah didorong dan ditindih oleh Gandi di ranjang.

Gerakan Gandi sangat lembut dan hangat, dia sengaja menghindari hidung Neva yang terluka.

Neva ditindih di bawah tubuhnya, awalnya dia melawan dan menolak untuk bekerja sma.

Tapi, seiring dengan gerakan tangan Gandi, tubuh Neva pun mulai melemas dan bereaksi.

Begitu teringat hari ini Gandi yang melindunginya, Neva pun perlahan-lahan membuka diri dan balik mencium dan memeluk Gandi.

Gandi dengan agresif membuka gigi-gigi Neva, mengamuk melahap dengan rakus setiap sudut mulut Neva.

Napas Neva sedikit tersengal karena diciumi oleh Gandi. Tampak warna merah muncul di wajahnya.

Lalu, tangan Gandi sudah membuka kancing baju Nevan. Dan satu tangannya yang lain meremas kelembutan di dada Neva.

Dengan anehnya, Gandi berhenti sejenak. Mulutnya mundur dari bibir Neva, lalu menatap Neva sambil berkata, “Masalah yang tadi, sebenarnya bagaiamana bisa terjadi?”

Neva tahu Gandi bertanya mengenai masalah dirinya yang terluka. Dia ragu sejenak, lalu masih saja tidak mengatakan yang sebenarnya, dia berkata, “Aku berdiri, lalu kepeleset...”

Ucapan ini belum selesai diucapkan Neva, tapi Gandi tiba-tiba menindihnya lagi.

Kali ini dia sedikit lebih kuat dan agresif, melahap mulut Neva dan menggigit bibirnya hingga bibir Neva terasa sakit.

Neva bertahan sejenak dan akhirnya dia merasa sudah tidak kuat.

Dia ingin bersembunyi, tapi satu tangan Gandi mengurung dirinya dengan erat sehingga membuat Neva sama sekali tidak bisa menghindarinya.

Ketika Neva merasakan bibirnya mulai berdarah, Gandi baru melepasnya lagi. lalu berkata, “Aku memberimu satu kesempatan untuk mengatakannya lagi!”

Neva mengangkat pandangan matanya, lalu matanya yang begitu penuh perasaan melirik Gandi, lalu berkata dengan suara pelan, “Tuan Gandi, tadi aku sudah mengatakannya.”

Sudah mengatakannya?

Gandi sedikit kesal. Wanita ini apa dia sudah kecanduan berbohong, jadi sampai tidak bisa membedakan dan menempatkan situasi dalam berbohong?

“Neva, apa kamu kira hanya kamu orang cerdas di dunia ini?”

Kata Gandi, lalu dia lagi-lagi menurunkan tubuhnya. mulutnya yang seksi dan tipis semakin mendekati tubuh Neva.

Neva mulai gugup, tangannya tanpa sadar mencengkram sprei.

Dia berkata dengan suara pelan, “Apa yang baru saja aku katakan semuanya adalah kebenaran.”

Dia yang sekarang ini malah membuat marah Gandi.

Gandi membungkuk dan memberikan ciuman basah ala Prancis selama lima belas menit.

Neva merasa mulutnya mati rasa dan ketika Neva akan kehabisan napas, Gandi baru melepaskannya.

"Jika kamu tidak ingin mengatakannya, aku akan memaksamu mengatakannya. Terus menerus seperti ini hingga kamu mau mengatakan yang sebenarnya.”

Neva menatap Gandi, tampak amarah di mata Gandi.

Neva merasa aneh, jelas-jelas Gandi adalah orang yang paling suka menyiksa dirinya. Tapi sekarang melihat Neva disiksa orang lain, apa Gandi tidak senang?

“Sebenarnya tanpa aku mengatakan, Tuan Gandi pasti sudah tahu jawabannya.” Neva memilih untuk kompromi terselubung.

Tangan Gandi menyentuh ujung hidung Neva, lalu mengetuknya sebentar. Neva mengernyit kesakitan.

“Jangan memutar-mutar cerita.”

Gandi sudah menyelidikinya. Walaupun Neva bukanlah anak kandung Gilbert dan Lexi.

Tapi karena kematian orang tuanya yang lebih awal. Setelah Neva menghilang sebentar dan muncul kembali, semua orang melihat sisi berbakti dari ayah dan putrinya.

"Memang benar, aku hanya sekedar tersandung tanpa sengaja.” Kata Neva.

Bagaimanapun, dia memang terjatuh. Mengenai bagaimana dia bisa terjatuh, Neva tidak bisa mengatakan ini.

Masa dia harus mengatakan kalau Lexi mendorongnya, menjambak rambutnya dan menariknya dari lantai?

Hal-hal tersebut tidak bisa dikatakan, Neva tidak ingin mengganggu ketenangan orang tuanya hanya karena hal-hal kecil tersebut.

Gandi mengerutkan kening, dia selalu merasa seolah-olah telah melewatkan sesuatu yang sangat penting.

Tapi ingin memikirkan semuanya dengan seksama, tapi tetap saja dia tidak bisa menangkap maksudnya.

Gandi berdiri dan merapikan bajunya di depan cermin. Lalu, dia berkata kepada Neva yang sudah duduk di ranjang, “Sana pilihkan dasi untukku!”

Neva mengiyakan. Ketika dia mengganti dasi Gandi, dia baru menyadari ketika Gandi menyeka darah dari wajahnya tadi, tetesan darah itu menetes dan mengotori dasi Gandi.

Setelah selesai memasangkan dasi, di depan cermin tampak lagi presdir arogan yang sangat menakutkan.

Gandi pergi keluar, dia mengendarai mobilnya melaju pergi ke perusahaan.

Neva berdiri di balkon memandangi mobil yang melaju menyusuri jalanan.

Pada saat ini, ada kerenggangan dan kekosongan dalam hatinya. Seperti kekurangan sesuatu.

***

Rumah keluarga Aska, Lexi sudah memecahkan barang-barang yang bisa dipecahkannya di ruang tamu.

Semua pelayan menjauh darinya. Gilbert sedang merokok menghisap satu persatu rokoknya sambil duduk di sofa, wajahnya penuh kekesalan.

Ketika Lexi mengambil vas Dinasti Yuan, Gilbert tidak tahan lagi. Gilbert pun berkata dengan "Vas itu harganya enam puluh milyar!”

Lexi gemetar mendengar itu, dia pun buru-buru meletakkan vas itu. Dia berjalan ke samping Gilbert lalu duduk. Dia merangkul lengan Gilbert, menyentuhkannya dengan bagiannya yang montok, lalu berkata dengan manjanya, "Gilbert, hari ini kamu sudah melihat semuanya. Wanita murahan itu bisa-bisanya mencoreng muka kita! Terus Gandi itu juga, siapa sih dia itu? bukannya dia hanya punya latar belakang keluarga yang bagus saja? sombong apanya..”

Lexi terus mengoceh tak berhenti. Wajah Gilbert semakin lama semakin tidak senang.

“Sudah jangan bicara lagi, hari-hati nanti malah jadi masalah karena mulutmu itu.” kata Gilbert tak bisa menahan diri.

Lexi tercengang sejenak, lalu melepaskan lengan Gilbert dan berkata dengan suara keras, “Kenapa? Gilbert, sekarang kamu juga mulai meremehkanku?”

“Ya ampun, Tuhan! Ini tidak masuk akal! Suamiku sudah selesai memanfaatkanku dan menikmatku, sekarang...”

Melihat Lexi mau mengucapkan hal-hal yang sensitif, Gilbert tiba-tiba menjadi sedikit gugup.

Dia melirik para pelayan yang ada di kejauhan, lalu berkata dengan serius, “Apa yang kalian lakukan disini dengan berdiri bodoh seperti itu? cepat keluar sana!”

Setelah para pelayan pergi, dia memeluk Lexi dan berkata, “Lexi, jangan marah. Masalah hari ini, aku pun juga sangat marah!”

Lexi pun menarik air matanya, lalu mendorong tangan Gilbert dan berkata, “Marah lalu kamu melampiaskan semua marahmu itu padaku?”

Gilbert membuka mulutnya tapi dia merasa dirinya seperti akan mengatakan hal yang salah. Jadi dia hanya bisa menghela napas, lalu berkata, “Gandi itu, dasar keras kepala sekali. Sangat susah kalau mau mennghasilkan uang dari tangannya itu!”

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu