Cinta Yang Dalam - Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?

Setelah mengatakannya, Gandi menarik Neva, membuka pintu dan mendorongnya keluar.

Neva sedikit memberontak, bagaimana juga sikap Gandi yang seperti ini, bahkan orang yang reaksinya lambat, juga akan merasakan penghinaan.

"Maaf, tuan Gandi, aku pulang ambil, tapi apakah kamu bisa melepaskanku?"

Neva ingin dirinya keluar dengan baik, bukan seperti saat ini di tangan Gandi, seperti gelandangan.

Bibir Gandi masih terpasang senyuman tidak sudi, dia sama sekali tidak membutuhkan kado sampah Neva.

Hanya saja emosi dalam hatinya, butuh dilampiaskan sedikit.

Sebenarnya wanita ini menganggap dia apa? Budak selingkuh?

Berani-beraninya seperti ini! Saat dia pulang, sudah menyelidiki informasi Rangga.

Pulang dari Amerika, waktu dia pulang kemari masih sangat singkat.

Teringat dulu Neva pernah pergi ke Amerika, Gandi dalam sekejap merasa dirinya terhina.

Wanita ini, jelas sekali saat di Amerika sudah berselingkuh dengan Rangga.

"Kenapa harus melepaskanmu?" Tangan Gandi melonggar, tapi tidak melepaskan Neva.

Suasana hati Neva memang sangat buruk, dia tidak ingin bertengkar dengan Gandi.

Tapi setelah Gandi pernah menghinanya, masih bertanya padanya kenapa, saat ini memancing amarah di hatinya.

"Tuan Gandi, aku adalah manusia, istrimu, bukan barangmu. Aku mau keluar, juga mau jalan keluar sendiri. Bukan kamu dorong keluar!"

Kalau biasa sikap Neva seperti ini, bisa jadi Gandi bisa mengalah sedikit.

Bagaimana juga kesedihan di wajah Neva juga membawa amarah, Gandi juga tergerak olehnya.

Tapi melihat perselingkuhan dia dengan Rangga hari ini, Gandi juga merasa sangat lucu.

Wanita ini, saat ini tidak lupa kalau sedang bersandiwara dengan dirinya bukan?

Dia berkata: "Kamu adalah istriku, jadi pergi selingkuh dengan pria lain?"

Gandi berkata, tenaga ditangannya sudah sedikit menguat.

Leher Neva tercekik erat, dalam sekejap tidak bisa bernafas.

"Bukan, aku tidak ada, tuan Gandi. Di atas teras atap........." Mengatakan sampai sini, Neva dalam sekejap merasa dirinya kehilangan kata-kata, lalu menggigit bibirnya tidak berbicara.

Dia tau penjelasannya sendiri, hanya akan membuat Gandi marah.

"Katakan, coba katakan! Lebih memilih menangis di dalam pelukan pria lain juga tidak bersedia tersenyum di dalam vila?"

Sindiran dalam perkataan Gandi, satu kalimat lebih kejam dari satu kalimat.

Neva menarik nafas dalam, tau apapun yang dia jelaskan tetap saja salah.

"Maaf, tuan Gandi, kejadian ini sungguh tidak seperti yang kamu pikirkan."

Gandi menahan amarah di dalam hatinya, permintaan maaf Neva, sama seperti yang dia pikirkan.

Wanita ini, apakah biasanya dirinya tidak memuaskan dia?

Dia membanting pintu, tanpa mengatakan apapun langsung mengangkat Neva, dengan langkah besar naik ke atas.

Neva memberontak ingin turun, tapi juga tidak berani bersuara, takut membangunkan mbok Ting.

Gandi menendang buka pintu kamar, melempar Neva dengan kuat ke atas sofa, langsung menindihnya.

Dia bahkan sedikit kasar mengulurkan tangan ke dalam baju Neva, tidak tau intesitasnya pelan atau kuat, meremas Neva sampai sangat sakit.

"Tuan Gandi, jangan, sakit..........."

Perkataannya masih belum selesai, Gandi sudah mencium bibirnya.

Dia dengan tidak takut menjarah keindahan tubuh Neva, satu tangannya lagi, sudah turun ke bagian bawah tubuh Neva.

Neva memberontak penjarahan yang mengintimidasi ini, hanya akan membuatnya teringat dengan kenangan buruk.

"Tuan Gandi, kumohon, lepaskan, lepaskan aku.....Ah!"

Perkataan Neva masih belum selesai tiba-tiba bagian bawah tubuhnya menjalar rasa sakit.

Pria ini, hampir saja memasukkan seluruh tangannya ke dalam.

Rasa sakit robek seperti itu, membuat Neva hampir pingsan.

"Aku tanya kamu lagi, kamu sudah berselingkuh dengan siapa? Sudah tidur berapa kali? Sejak kapan selingkuh?"

Gandi menggigit daun telinga Neva, membuat perbuatan intim, nada bicaranya malah sangat dingin.

Neva merasa dirinya hampir mati kesakitan, dia sungguh tidak melakukan apapun.

Gandi pasti sudah melihat dia dengan Rangga di atas atap teras tapi saat itu Rangga hanya perhatian kepadanya, bukan selingkuh.

Tapi dia sangat tau kalau Gandi sangat curigaan.

Penjelasannya sekarang, hanya akan ingin menutupi malah lebih menunjukkan.

"Tuan Gandi, aku bersumpah, sungguh, sungguh tidak ada......."

Gandi tertawa dingin, sudah sampai saat ini, dirinya sudah melihat semuanya, hanya tidak menangkap langsung di tempat tidur saja, Neva masih membantah.

Dia menarik kemari tangan Neva, mencabut gelang giok dari tangannya dengan kasar.

Bagaimana juga gelang itu dilekatkan kembali, meskipun sudah dipoles, tapi di bagian sudutnya masih tetap ada bagian tajam.

Begitu mencabutnya, dalam sekejap melukai tangan Neva.

Setetes demi setetes darah mengalir keluar, selanjutnya menetes pada sprei tempat tidur, sangat mencolok.

Neva merasa kesakitan di tangannya, tapi sesakit apapun juga tidak bisa mengalahkan sakit hatinya.

"Jadi selingkuhanmu yang memberimu ini? Gelang semurahan ini, ada makna kenangan apa? Apakah salah satu orang yang mengganggumu dulu?"

Suara yang memekik, membuat pupil Neva menyipit.

Gelang ini, adalah nyawanya, adalah andalan terakhirnya.

Dia mengulurkan tangannya, ingin merebut gelang itu dari Gandi.

"Tuan Gandi, tidak seperti yang kamu pikirkan. Gelang ini, adikku yang memberikannya kepadaku.........."

Perkataan Neva, malah mendapatkan amarah Gandi.

Tidak ada satu kalimatpun yang jujur dari bibir wanita ini.

Dia mencengkram gelang ini, langsung mematahkannya menjadi dua.

Selanjutnya melemparnya ke bawah tempat tidur, dengan marah berteriak: "Adikmu? Adikmu! Adik darimana?!"

Gandi merasa IQnya sudah dihina, dia jelas-jelas sudah memberi Neva kesempatan sekali demi sekali.

Namun bagaimana dengan Neva?

Apakah dia mengira Gandi buta? Telinganya tuli? Otaknya bodoh?

Neva punya adik darimana?

Dia adalah anak perempuan satu-satunya keluarga Aska!

Gelang ini sudah terbelah menjadi dua, hati Neva juga terbelah menjadi dua.

Dia mengulurkan tangan, dengan tangan gemetaran mengambil gelang di samping ranjang.

Tapi Gandi menghempaskan tangannya, langsung mendorong gelang itu ke atas lantai

Suara memekik telinga, tidak perlu Neva melihat, juga sudah tau gelang giok hancur sekali lagi.

Saat ini, dia seperti kembali ke malam itu saat dia mengusir Nardi.

Nardi berteriak marah dari dalam hatinya, mengatakan meskipun memukulnya sampai mati dia juga tidak akan pergi.

Lalu dia mencabut gelang itu dari tangannya, melemparnya langsung ke atas lantai. Memberitahu Neva, kalau Neva memaksa dirinya harus pergi, dia pun akan hancur seperti gelang ini.

Awalnya Neva mengira itu hanya kalimat anak-anak yang mengancam, tapi saat ini seperti menyambar di dalam otaknya.

Perkataan Nardi itu, benar-benar sama!

Sekarang gelang itu hancur kedua kalinya, maka hal sama apa yang terjadi padanya?

Apakah hubungannya dengan Gandi?

Akhirnya, apakah sudah sampai waktu yang hancur sepenuhnya?

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu