Cinta Yang Dalam - Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih

Wajah Neva memerah dalam sekejap, terasa sangat panas membara membuatnya ingin mencari celah di dinding untuk masuk ke dalamnya.

Ketika pria ini mengucapkan ucapan yang memalukan ini, dia sama sekali tidak mempertimbangkan kalau Neva adalah wanita yang sangat pemalu.

"Tuan Gandi, ini, em bagaimana kalau kamu ... kamu ..." Neva ingin mengatakan kalau dia ada di bagian bawah saja. Karena jika di atas, itu akan sangat memalukan.

Gandi melihat bagaimana dia ingin bicara tapi berhenti tiba-tiba. Dia pun segera mengerti apa yang Neva maksud.

Dia berdiri, menindih Neva di bawah tubuhnya lagi dan berkata, "Kamu sendiri yang memilih ini!”

Sebelum Neva selesai tawar-menawar, Gandi sudah membungkuk dan mencium bibir Neva.

Dia menciumnya mengikuti bibirnya lalu menggigit daun telinga Neva, menggodanya dengan lembut.

Ini adalah bagian yang sangat sensitif, Neva tiba-tiba gemetar.

Saat ini, Gandi sudah membuka kaki Neva. Di bawah bagian tubuh Neva, entah mulai kapan sudah kehilangan penjagaannya.

Tubuh Gandi perlahan maju ke depan. Dia sangat menikmati Neva yang sedang malu-malu.

Ketika Neva keras kepala dengannya, sepenuhnya berada di dua level berbeda.

Semakin lama dia menghabiskan waktu dengan Neva, semakin dia merasa kalau Neva adalah makhluk yang cantik, makhluk cantik yang membuatnya tidak berhenti berhasrat.

Pada saat ini, Neva mengulurkan tangan dan tiba-tiba menggenggam bagian panas tubuh Gandi.

Gandi tercengang, Neva pun juga tercengang.

Padahal, niat Neva hanya ingin menghentikannya.

Siapa sangka malah langsung tergenggam...

Wajah Neva sangat merah dalam sekejap seperti akan berdarah saking merahnya.

"Istriku, mungkinkah kamu ingin melakukan pemanasan permainan yang berbeda hari ini?"

Mereka berdua sudah dewasa, Gandi tidak keberatan dengan berbagai permainan seks di antara suami dan istri.

Walaupun terakhir kali Gandi yang memaksa Neva, tapi kali itu Neva juga yang membuatnya marah dan rasanya muntah darah.

Tubuh Neva langsung gemetaran. Dia pun segera melepas genggaman tangannya. Tapi begitu melepaskan tangannya, Gandi malah mendorongnya dan menghentikannya.

Sekarang Neva panik dan hanya bisa menggenggamnya lagi.

"Tuan Gandi, jangan ...memintakuku mengatakan sesuatu, oke?"

Gandi menggunakan tindakan langsung untuk mewakili jawabannya.

Dia membungkuk, membuka penutup di depan tubuh Neva dengan tangannya, lalu mencium ke bagian lembut di tubuhnya.

Neva mendesah, kedua kakinya tanpa sadar menjepit di tubuh Gandi. Tangannya mengendur dan kemudian seluruh dirinya merasakan kepuasan yang tak terlukiskan.

"Satu, satu kali saja... kalau terlalu banyak, itu akan menyakitkan ..."

Tawar menawar Neva yang terakhir. Setelah itu dia pun tenggelam dalam lautan serangan Gandi.

Mbok Ting sedang mengerjakan tugas rumah tangga di lantai bawah, jadi Neva takut mengeluarkan suara yang mencurigakan.

Di bawah gelombang serangan Gandi, dia mencoba yang terbaik untuk menahan suaranya di tenggorokannya.

Tapi penahanan seperti ini malah membuat Gandi jadi tidak puas dan tidak senang.

Dia menyukai suara Neva yang elegan, serta gelombang kecil pada suara lembut wanita itu yang memberinya dampak mental yang besar dan sangat memuaskan.

“Kenapa, tidak bersuara?” Bibir Gandi menyapu leher selembut giok Neva.

Perasaan lembut dan licin membuat tubuh Neva memerah.

"Tuan Gandi, bisakah kamu lebih cepat? Mbok Ting, ada di bawah!"

Ekspresi di wajah Gandi tertegun, wanita ini ya! kalau tidak bisa mengatakan hal yang romantis kalau begitu jangan mengatakan apa-apa.

Mana ada yang menyuruh seorang pria melakukan semua ini dengan cepat? Apa tiga detik?

Gandi tanpa sadar menindih dengan kekuatan besar, seperti senapan mesin yang dengan cepat melakukan gerakan olahraga.

Neva merasa tegang karena rangsangan yang tiba-tiba datang ini.

"Apa seperti ini maksudmu? Apa mau secepat ini?”

Ucapan tegas seperti itu membuat Neva ingin menyusut dan meringkuh di sofa.

Tapi Gandi menariknya dari sofa dan membuatnya duduk di atasnya.

"Jika kamu ingin segera berakhir, itu tergantung bagaimana tindakanmu selanjutnya!"

Gandi menyerahkan panggung kepada Neva, sedangkan dia menjadi penikmat.

Neva pun sedikit malu, pose ini bukan yang pertama kali akhir-akhir ini.

Tapi setiap kali tubuh telanjangnya terkena udara. Itu membuatnya sangat gugup.

Pria ini benar-benar sudah bertindak terlalu jauh.

Dia yang sedang gelisah mencoba menggerakkan tubuhnya beberapa kali. Tapi kesenangan aneh karena langsung sampai akhir membuatnya hampir menjerit.

Dia menahan diri, mencoba mengendalikan semua kesenangan ini.

Tapi pada saat ini, pria di depannya tiba-tiba bergerak dan menyerang dengan cepat dan hampir tidak memberi Neva kesempatan untuk bereaksi.

"Ahhhhh..." Neva akhirnya tidak bisa menahan diri dan akhirnya menjerit dan mendesah.

Detik berikutnya, dia menutup mulutnya dengan erat.

Suaranya yang barusan keluar terlalu keras, Mbok Ting pasti mendengarnya.

Tapi Gandi tidak berhenti, dia menyerang terus menerus membuat Neva tidak bisa menahan diri dan mendesah beberapa kali.

Neva merasa otaknya seperti kehilangan akal sehatnya. Dia terkubur dalam-dalam di lautan hasrat Gandi.

Mencoba melawan? Tidak akan mampu. Kalau begitu taklukkan saja!

Di bawah gerakan intens Gandi, Neva maju dengan sendirinya untuk pertama kalinya.

Setelah itu, tidak ada lagi.

Gandi yang tidak terlalu mengeluarkan kekuatannya, akhirnya langsung menyerang karena diprovokasi oleh gerakan lembut Neva.

Getaran hasrat keras yang umum dikenalnya membuatnya sejenak merasa segala sesuatu di dunia tiba-tiba terasa tidak berarti.

Neva berbaring lemas di atas tubuh Gandi. Dia sekarang bahkan tidak punya kekuatan untuk menggerakkan jarinya.

Tapi kali ini, hal yang memalukan adalah adik kecil Gandi tidak menunjukkan tanda-tanda melunak.

“Masih belum puas?” Tanpa menunggu Neva punya tenaga untuk turun dari tubuhnya, Gandi menggerakkan tubuhnya dan sedikit menggoda.

Neva seolah berada di sisi musuh dan dengan cepat dia langsung turun dari tubuh Gandi.

Namun saat ini dia melupakan hal yang sangat penting, Gandi meninggalkan sesuatu di tubuhnya.

Sisa benda itu meluncur di sepanjang tubuhnya, lalu menetes ke perut Gandi.

Adegan memalukan ini membuat Neva tercengang.

Detik berikutnya, sebelum Gandi sempat merespon. Neva buru-buru mengenakan pakaiannya dan bergegas kembali ke kamar tidur.

Ini adalah pertama kalinya Gandi menghadapi situasi ini.

Dia melihat pemandangan tempat ini tanpa berkata apa-apa, entah kenapa dia berpikir Neva yang baru saja melarikan diri ini sangat imut sekali.

Gandi mengelap tetesan itu dengan santai. Ketika dia berjalan mau kembali ke kamar, dia melirik ke lantai bawah, Mbok Ting sudah masuk ke dalam rumah.

Dia pun membuka pintu kamar dan mendengar suara guyuran air dari kamar mandi.

Tidak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka dan munculah Neva di depan Gandi dengan tubuh Neva dibalut dengan handuk. Di tangannya dia memegang satu handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya.

Kaki putih dan lembut bagai giok di bawah cahaya lampu memberikan dorongan sesorang untuk menyerangnya.

Celah di bagian dada Neva dan bentuk tubuh Neva serta beberapa tetesan air yang jatuh di atasnya membuat mulut Gandi tiba-tiba kering.

Neva tertegun sejenak, lalu dengan panik berlari kembali ke kamar mandi.

Tidak lama kemudian, ketika Neva keluar lagi dari kamar mandi, dia telah mengenakan jubah mandi yang menutupi seluruh tubuhnya.

Wajah Neva memerah dan dia tidak berani menatap Gandi.

Dia tidak menyangka pria ini akan kembali secepat itu.

Gandi duduk di seberang, tapi tatapan agresifnya tetap tertuju pada tubuh Neva.

Neva ingin mengucapkan beberapa patah kata untuk memecah suasana tenang dan canggung di dalam ruangan ini.

Tapi dia yang biasanya tidak demam panggung, sekarang merasa sangat gugup. Dia sudah memikirkan banyak topik pembicaraan beberapa kali, tapi dia merasa begitu mengucapkan itu malah akan terasa semakin canggung,

Dia akan mengingat sesuatu yang sangat penting yang belum dilakukannya.

Jadi dia pun memaksakan diri dengan berani melewati Gandi, membungkuk di kompartemen ketiga dari meja samping tempat tidur dan mengeluarkan sekotak obat.

Mata Gandi berhenti dalam-dalam di kotak pil obat itu, lalu berkata, "Bukannya obat ini akan membuatmu tidak nyaman!"

Neva mengiyakan. Urusan menstruasinya kali ini sedikit tidak normal. Dan setiap kali setelah minum obat itu, perutnya sakit dalam waktu yang cukup lama, seperti terkena beberapa pukulan di perutnya.

“Kalau begitu jangan minum,” kata Gandi lagi.

Dengan memunggungi Gandi, senyum pahit terlintas di wajah Neva.

Tidak perlu meminumnyakah?

Jika tidak ada kejadian sebelum ini. Mungkin dia bisa saja tidak meminumnya.

Tapi begitu teringat dulu pernah ada nyawa di dalam rahimnya. Dia tidak bisa untuk tidak memerintahkan dirinya melindungi diri. Ketika dia berpikir semua ini, tiba-tiba hatinya penuh dengan rasa sakit dan pahit.

Dia dari dulu bukanlah orang yang kuat. Sering kali dia terpaksa berpura-pura terlihat kuat.

“Tuan Gandi, kedepannya kamu harus bisa mengontrol diri dan menggunakan alat kontrasepsi dulu. Maka dengan begitu aku tidak perlu meminum obat ini.”

Tahun baru telah tiba. Tapi Neva tidak dapat kembali pulang untuk menghabiskan tahun baru bersama Nana.

Dia sangat merasa bersalah. Meskipun Nana tidak mengatakan apa-apa, tapi melihat matanya yang merah sembab, anaknya itu pasti sangat merindukan dirinya.

Tante Chen bilang kalau dia mendengar tangisan samar di kamar Nana beberapa kali.

Nana jelas seorang gadis kecil, tapi dia terpaksa harus menjadi lebih dewasa.

Malam tahun baru akan pulang ke rumah kediaman keluarga Tirta. Dini hari ini Neva sudah menyiapkan satu koper besar dan tas kecil untuk pulang bersama dengan Gandi.

Di depan pintu rumah kediaman keluarga Tirta ini ada sepuluhan lebih mobil mewah terparkir. Semuanya adalah mobil mewah terbaik.

Neva terkejut, bagaimanapun dia hari ini menghabiskan harinya di rumahnya sendiri.

Dia sudah lama berada di keluarga Tirta. Dia merasa keluarga Tirta sedikit orangnya dan sepertinya tidak banyak punya kerabat!

Ternyata dia yang salah mengira. Karena ketika menikah, Gandi tidak muncul jadi Shinta tidak membiarkan Neva bersulang dengan para kerabat.

Banyak kerabat yang Neva tidak tahu.

Keluarga Tirta adalah keluarga yang besar sekali, hanya pada generasi ayah Gandi saja mulai ada yang lajang atau hanya punya satu anak.

Setelah Gandi masuk, Gandi menyapa memanggil para kerabatnya. Neva pun ikut memanggil para bibi dan paman.

Gandi memiliki dua paman, tiga bibi dan dua kakek dan banyak saudara.

Neva terus menyapa hingga dia sampai bingung melihat banyak orang. Dia menerima begitu banyak angpao hingga dia hampir tak bisa memegang semua angpao itu.

Terlalu berat, tumpukan yang begitu tebal. Sepertinya jumlah di dalamnya bisa puluh milyaran.

Shinta juga memberikan angpao kepada Neva. Lalu, dia melepaskan sebuah gelang giok dari pergelangan tangannya dan memasangkan gelang giok itu ke tangan Neva dan berkata, “Ini adalah gelang giok yang diberikan oleh nenek Gandi kepadaku. Dan sekarang aku akan mewariskannya ke istri dari keturunan keluarga Tirta ini.”

Neva tidak tahu harus berbuat apa. Dia mendorongnya pelan untuk menolak Shinta memasangkan gelang giok itu, lalu berkata dengan suara pelan, “Bu, kamu sekarang masih cantik dan masih muda. Gelang giok ini sangat cocok sekali denganmu. Aku tidak mau.”

Shinta tersenyum, lalu dia menarik Neva mendekat dan memasangkan gelang giok itu.

Ada beberapa tetua yang hadir dan wajah mereka sedikit terkejut ketika melihat Neva mengenakan gelang giok itu.

Karena seorang wanita yang mengenakan gelang giok ini, maka itu berarti dia adalah wanita yang telah diakui oleh keluarga Tirta. Kedepannya adalah nyonya Tirta. Posisi ini tidak akan ada yang bisa mengubahnya.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu