Cinta Yang Dalam - Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini

Nana melihat sekilas meja restaurant, ia ingat ini adalah restaurant barat, sebelumnya disaat ibunya baru saja menerima gaji, pasti akan membawanya makan sekali ke restaurant ini.

Mengapa tidak setiap hari makan, ibu pernah memberitahunya, karena uang yang dihasilkan kurang banyak.

Karena itu didalam hati Nana, ia sudah memiliki sebuah mimpi, yaitu setelah tumbuh besar nanti ia akan mencari uang banyak-banyak, membawa ibunya setiap hari makan disini.

Intuisi seorang gadis kecil selalu sangat akurat, intuisi memberitahu Nana, tante ini tidak menyukai dirinya.

Ia menggeleng-gelengkan kepalanya berkata: “Aku bukanlah gadis cantik, kata ibu gadis cantic akan diawasi oleh orang jahat.”

Julia tercengang seketika, kata-kata ini seakan-akan, gadis kecil ini mengatakan bahwa dirinya adalah orang jahat! Hatinya seketika terbesit amarah, tetapi wajahnya tetap berpura-pura netral dan lembut.

Ia ber-hoo singkat, dengan senyum diwajahnya terlihat sedikit dipaksakan, berkata: “Gadis kecil begitu lucu, orang jahat bagaimana mungkin tega?”

Nana memiringkan wajahnya melihat Julia, dengan serius berpikir sebentar kemudian berkata: “Kata ibu orang jahat semuanya berwajah cantik, tetapi hatinya sangatlah gelap, jika Nana menjadi targetnya, maka Nana menjadi berbahaya!”

Gandi secara tidak disadarinya melihat beberapa kali gadis kecil ini, ia tidak dapat menahan diri untuk tersenyum saat melihatnya yang terlihat sangat serius.

Julia kali ini bertanya: “Kalau begitu siapa nama gadis manis, apakah bisa memberitahukan kepada tante?”

Berbicara tante tidak dapat menahan diri untuk menyentuh wajahnya sendiri, merasa seharusnya panggilan kakak adalah yang tepat.

Disisi yang lain, Nana ingat ibunya pernah berkata, orang jahat dipaling awal pasti akan menanyakan namanya terlebih dahulu, kemudian menggendongnya membawanya pergi.

Jika ada orang yang melihatnya melawan, pasti disaat itu ia akan berkata bahwa itu adalah anaknya sendiri, kemudian dapat mengatakan namanya.

Karena itu iapun menggeleng-gelengkan kepalanya, berkata: ”Kata ibu tidak boleh sembarangan mengatakan namaku kepada orang yang tidak dikenal.”

Julia kembali terkejut, dalam kesadarannya kemudian bertanya: “Kenapa?”

Nana mendongakkan kepalanya melihat Gandi, seakan-akan mencari seseorang untuk menjadi sandaran, baru kemudian menoleh kearah Julia dan berkata: “Karena orang baik ataupun tidak, Nana masih kecil, tidak dapat membedakannya sendiri!”

Wajah Julia seketika menjadi murung, gadis kecil ini ternyata mencurigai dirinya adalah orang jahat?

Tetapi didepan Gandi tetap tidak dapat menunjukkannya.

Dalam perjalanan kemari, Gandi sudah mengetahui nama Nana.

Vagana Aska, anak ini ternyata bermarga Aska.

Tidak dapat dipungkiri ia sedikit curiga, gadis kecil ini, apakah memiliki hubungan dengan Neva.

Tetapi saat menanyakan orang tuanya, gadis kecil ini menggeleng-gelengkan kepalanya berkata dirinya tidak memiliki ayah, ibunya dari ia kecil membawanya ke kota W dan membesarkannya.

Gandi menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak mungkin memiliki hubungan dengannya, ia adalah orang yang sangat bersih.

Gandi bertanya kepada Nana apa yang ingin dimakannya, meskipun Nana masih kecil, ternyata ia dapat melihat menu makanan.

Setelah memesan sendiri menu yang ia inginkan, dengan suara manis ia mengucapkan terima kasih paman.

Gandi terpanah oleh rupa manis dan lucu Nana, tertawa sambil mengelus kepala Nana.

Detik ini ia tiba-tiba merasa Nana seperti putri kandungnya sendiri.

Julia dengan wajah tersenyum melihat mereka, tetapi didalam hatinya sebenarnya, paru-parunya seakan-akan akan meledak.

Candle light dinner mereka yang seharusnya baik-baik saja, tiba-tiba menjadi hancur berantakan karena seorang gadis kecil yang muncul entah dari mana ini.

Ia jelas-jelas sangat sebal tetapi tidak dapat mengatakan apapun, masih harus berpura-pura menjadi seseorang yang lembut.

Ia kali ini dengan senyum ia kembali bertanya: “Gandi, gadis kecil ini sudah meninggalkan rumahnya cukup lama, apakah orang rumahnya tidak kuatir?”

Gandi menjawab: “Aku sudah menyuruh orang untuk mencari, tetapi untuk sementara belum dapat ditemukan. Taman bermain juga telah tutup, jika ingin mencari data memerlukan gurunya untuk kembali ke sekolah.

Julia bergumam oh menjawabnya, melewati topik pembicaraan gadis kecil ini, ia mengangkat gelas anggur didepannya, berkata: “Sayang, aku senang sekali kamu memiliki waktu untuk menemaniku makan bersama.”

Gandi mulutnya tergoreskan senyuman, mengangkat gelasnya dan ber-tost, tetapi hanya meminum sedikit dari anggur itu.

Malam ini ia tidak boleh minum anggur, karena keluarga Nana kapanpun dapat ditemukan, karena disaat itu ia harus mengantarkan Nana pulang.

Ditambah lagi, ia sangat tertarik untuk mengetahui ibu Nana. Dapat membesarkan seorang gadis kecil sendirian, dipikir-pikir pasti sangat hebat kan!

Nevahari ini tidak kemana-mana, hanya sibuk mengerjakan pemotongan dan penjahitan bahan.

Ia tadi baru saja mengajukan design ke sebuah perusahaan design internasional dan mereka tertarik dengan design miliknya, pengajuan tahap awal sudah diterima, tinggal menunggu dirinya menyediakan sampel, karena itu ia sedang sibuk dengan serius.

Tetapi tepat disaat ini, ponselnya berdering.

Ia melihat sekilas, telepon dari Tante Chen.

Sekarang waktu sudah cukup malam, Tante Chen kenapa meneleponnya?

Juga sebelumnya ia pernah memberitahukan Tante Chen jika tidak ada hal mendesak maka jangan menghubunginya.

Apa jangan-jangan, terjadi sesuatu?

Hati Neva seketika melonjak, dengan segera berlari kekamar tidur dilantai atas kemudian langsung menerima telepon.

Suara Tante Chen terdengar dari balik telepon, dengan suara menangis berkata: “Neva, maafkan aku, aku… aku membuat Nana menghilang.”

Saat Neva mendengar kalimat ini, seketika tubuhnya terhuyung, seluruh kekuatan ditubuhnya seketika menghilang dan langsung terjatuh diatas lantai.

Ponselnya juga mengeluarkan suara blak terjatuh kelantai, layar ponselnya seketika hancur.

Pikiran Neva saat ini hanya ada 1, ia harus segera kembali kekota W, ia harus pergi mencari Nana pulang.

Nana adalah seluruh hidupnya, adalah buah hati dari cintanya dengan Gandi, adalah tempatnya bersandar seumur hidupnya ini.

Ia dengan cepat lari kelantai bawah, mengambil tas diatas sofanya, berbicara kepada Mbok Ting bahwa ia harus keluar kemudian langsung berlari keluar.

Mbok Ting melihat wajah Neva yang membawa sedikit air mata, seketika bertanya-tanya.

Ia dengan langkah besar segera mengikuti langkah Neva, saat Neva memasuki mobilnya, bertanya: “Nyonya, tidak apa-apa?”

Neva menenangkan otaknya, matanya sudah kabur dengan air mata.

Tetapi ia juga tahu, dia saat ini pasti tidak dapat berbohong.

Ia menarik nafas dalam kemudian berkata kepada Mbok Ting: “Mbok Ting, aku ada sedikit urusan harus pergi beberapa hari. Jika aku tidak kembali tepat waktu, tolong bantu aku untuk merahasiakan hal ini terlebih dahulu. Karena ini adalah hal yang sangat penting bagiku.”

Mbok Ting sedikit tercengang, berkata: “Hal apa……”

Tetapi sedetik kemudian ia langsung mengganti kalimatnya dan berkata: “Baiklah, aku mengerti, segera pergilah!”

Mbok Ting melihat mobil Neva yang menghilang dengan cepat, tidak lama kemudian ia langsung sampai dibandara.

Penerbangan yang paling cepat saat ini adalah penerbangan subuh, Neva membeli tiket tersebut kemudian dengan cemas berjalan kesana-kemari diruang tunggu VIP.

Ia merasa hidupnya seketika runtuh, Nana menghilang, Nana menghilang……

Jika Nana benar-benar menghilang, ia juga tidak ingin hidup lagi.

Disini, dikota W, Tante Chen sudah mengarahkan seluruh orang yang dapat dikerahkannya, mencari segala cara untuk menemukan Nana.

Tetapi Nana tetap seakan-akan hilang ditelan udara, orang-orang yang melihatnya berkata Nana dibawa kerumah sakit.

Tetapi saat kerumah sakit, ada polisi yang menemani mereka, tetapi yang tertinggal hanya informasi tentang gadis kecil itu.

Status Gandi cukup special, karenanya kemanapun ia pergi sangat rahasia, menghindari ada orang yang berencana berbuat jahat kepadanya.

Bandara kota W, hal pertama yang dilakukan Neva setelah keluar dari bandara adalah segera memanggil taksi. Ia menuju daerahnya mengontrak rumah, disetiap sudut ditempat ini, ditempat-tempat yang disuka Nana seluruhnya satu-persatu diperiksanya.

Ia saat ini sudah kehilangan akal sehatnya, ia sudah tidak dapat memikirkan apa yang harus dia lakukan jika ia tidak dapat menemukan Nana.

Ia tahu di kota W ada salah satu cabang perusahaan Tirta, ia menggenggam ponselnya dengan tangan bergetar, ragu-ragu apakah ia harus mengatakannya kepada Gandi, meminta tolong kepadanya untuk mengerahkan orang-orang perusahaan Tirta dikota W untuk bersama-sama membantu mencari Nana.

Tetapi tepat disaat ini ponselnya berdering, ia melihat sekilas, guru taman bermain, ia segera menerima telepon itu.

Guru taman bermain berkata: “Halo, apakah ini ibu Nana?”

Nevadengan segera mengangguk-anggukkan kepalanya berkata: “Iya benar, iya benar, bu guru, apakah sudah ada kabar dari Nana?”

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu