Cinta Yang Dalam - Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
Dania tidak menjawab Winda. Momen ini, matanya hanya ada Gandi, tidak bisa menampung orang lain lagi.
Menghadapi tatapan iri dan cemburu yang tak terhitung jumlahnya, Winda hanya bisa mengikuti kerumunan melangkah maju secara pasif.
Gandi sudah berjaga di ujung satu-satunya jalan keluar. Setelah Winda datang, dia mengulurkan tangan dan membuat gerakan mempersilakan dengan sikap yang sangat lembut.
Winda ingin mengabaikan Gandi, tetapi gerakan Gandi dilakukan tepat ketika dia hendak lewat.
Dia mendengar teriakan di samping "Ah! Dia, apakah dia sedang mengundang aku?"
Lalu ada sedikit kekacauan di kerumunan. Winda menoleh dan menemukan bahwa gadis yang barusan berteriak itu pingsan. Dia merasa sangat konyol.
Wajah Winda tampak heran, emosi langsung diekspresikannya di wajah.
Perlukah sampai segitunya ... pria tampan di televisi tidak lebih buruk dari Gandi!
Winda selalu menikmati pria seperti ini setiap hari, dia tentu tidak tahu seperti apa perasaan orang-orang yang tidak pernah bertemu pria tampan dan sangat mendambakan pria tampan.
Pria tampan, kaya dan hidup, muncul di hadapan.
Guncangan ini cukup membuat sebagian besar rekan-rekan wanita Young Entertainment tak bisa bergerak, membiarkan para penonton menghimpit mereka sampai keluar dari kerumunan.
Sedangkan Winda, setelah dipersilakan oleh Gandi, lengannya langsung ditarik. Dia keluar dari kerumunan dan berdiri sendirian di depan Gandi.
Orang-orang yang tadinya masih ragu sekarang langsung dipaparkan kenyataan. Adegan selanjutnya diikuti dengan tatapan sengit dari para penonton, semua itu seolah akan membakar Winda.
Matahari sore masih sedikit terik. Sinar matahari agak menyilaukan, Winda menghalangi mata dengan tangan.
Apakah gerakan itu berniat menghalangi sinar matahari atau memblokir tatapan sengit, hanya dia sendiri yang tahu.
Gandi memandang Winda dengan tenang. Melalui kacamata hitam, matanya yang dibanjiri cinta masih bisa terlihat.
Tapi cinta seperti itu membuat Winda merinding.
"Kamu, kenapa kamu di sini?"
Winda menyusun kata-kata di dalam hati sebelum menyampaikannya.
Gandi memandangi tangan kosong Winda, ekspresi wajah sedikit berubah.
Setelah sekian lama dirinya mengirim bunga, dia tidak pernah melihat bunganya dibawa oleh wanita ini.
Mungkinkah semua bunga itu ditumpuk di kantor wanita ini sebagai sampah?
Jangan tanya mengapa Gandi tahu Winda tidak pernah membawa pulang bunganya, karena hal-hal yang dipedulikan oleh Presdir Tirta tentu akan diperhatian oleh asistennya, Rey.
Selain mengatur orang yang mengirim bunga setiap hari, Rey juga mengutus dua orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi Young Entertainment atau mengawasi Winda yang bekerja di Young Entertainment.
Sebenarnya, perjalanan yang dilalui Winda setiap hari telah dilaporkan kepada Gandi, tempat parkir bawah tanah, jalan biasa dan pintu belakang.
Oleh karena itu, bukan tidak masuk akal bahwa Gandi bisa membuntukan jalan mundur Winda dengan begitu mudah.
“Aku datang untuk menjemputmu.” Kata Gandi dengan nada ringan. Kata-kata itu mengandung cinta yang tak terkira.
Keempat kata itu tidak terlalu keras atau terlalu kecil, kebetulan dapat terdengar oleh para gadis di belakang Winda.
Begitu suaranya terdengar, Winda bisa merasakan tatapan di belakangnya berubah dari sengit menjadi kebencian yang lebih dalam.
Winda mendesah di dalam hati. Pria ini menyebabkan gelombang kebencian mengelilingi tubuhnya melalui metode yang tak kasat mata!
"Aku bisa pulang sendiri!"
Winda maju selangkah, mengecilkan suara, nada jelas menyatakan pada Gandi bahwa dia tidak perlu dijemput orang.
Namun sebagai gantinya, sudut mulut Gandi sedikit terangkat.
"Kalau begitu, aku jadi supirmu!"
Begitu Gandi tersenyum, para gadis di belakang Winda kembali berteriak dengan ribut lagi.
"Wow, dia tersenyum, dia tersenyum, tampan sekali, sungguh menggoda!"
"Hei, cepat, foto, foto. Kalau video ini diunggah di Tiktok, pasti bakal populer!"
"Aku sangat iri pada Direktur Winda, dari mana dia mendapat pria kaya seperti ini!"
...
Kata-kata di belakang seolah menempatkan Winda di tengah membakarnya api.
Dia merasa tidak nyaman, tapi itu tidak berarti Gandi akan merasa tidak nyaman juga.
Gandi melangkah maju, menyodorkan bunga di tangan dengan gerakan anggun.
Dalam suasana seperti ini, suhu memang terasa lebih tinggi. Alhasil, lapisan keringat halus segera melapisi dahi Winda.
Dia bisa merasakan bahwa semua tatapan kerumunan tertuju pada bunga di tangan Gandi.
Kini bunga itu menjadi persoalan yang memusingkan.
Meski kesimpulan dari persoalan yang memusingkan ini hanya berlaku untuk Winda sendiri.
"Ambil, ambil!"
"Direktur Winda, cepat terima!"
"Kalau kamu tidak mau, aku mau, Direktur Winda!"
Rekan wanita di belakang awalnya amat membenci Winda, sekarang mereka malah terlihat seperti telah berdiskusi bersama. Mereka berteriak secara serempak agar Winda menerima bunganya.
Winda sangat ragu, kening mengerut erat.
Pandangan Gandi yang lembut dan menyiratkan sedikit aura yang mendominasi itu terkunci pada Winda.
Winda baru saja pulang kerja, telah mengganti seragam kerjanya. Sekarang dia mengenakan pakaian kasual dengan sneakers warna pink. Karena takut kepanasan, kuncir kudanya diikat, ujung rambut sedikit berantakan.
Kulit putih dan lembut, fitur wajah yang elok, serta mata yang membuat orang tenggelam dalam sekejap.
Jika tidak dilihat dengan lebih teliti, tidak akan ada yang percaya bahwa dia sudah memiliki anak.
Winda menahan tekanan di sekitar, tidak mengambil bunga yang ada di tangan Gandi.
Tapi dia tidak menyangka bahwa di dunia ini ada istilah lain yang disebut teman bodoh.
Dania telah sepenuhnya terobsesi pada Gandi, dia berhasil ditaklukkan Gandi dengan menggunakan metode tak kasat mata. Tiba-tiba, dia mendorong Winda
Didorong secara tiba-tiba, Winda terhuyung-huyung ke depan.
Kemudian bunga tampak berada di hadapannya, sementara seluruh tubuhnya jatuh ke dalam pelukan Gandi.
"Nona Winda, apakah kamu harus segitu bersemangat?"
Gandi mengangkat kelopak, pandangan menyapu ke arah kerumunan yang tidak berkurang karena sudah waktunya pulang kerja, sebaliknya malah bertambah semakin banyak dan memblokir pintu masuk Young Entertainment.
Dua lesung pipit di sudut mulut mengekspresikan suasana hatinya saat ini.
Sedangkan Winda menyaksikan semua ini dengan takjub.
Kemudian dia meronta sambil bersuara "Tuan Gandi, jangan asal omong. Aku tersandung dan jatuh ke dalam pelukanmu. Bisakah kamu melepaskan aku?"
Penjelasan Winda tidak mendapatkan respons.
Karena teman bodohnya maju dengan memasang ekspresi kagum serta mata yang tampak berbinar-binar.
“Halo, pacarnya Direktur Winda. Bolehkah aku foto denganmu?
Saat ini pikiran Dania sudah kacau.
Ternyata pria yang mengantar bunga diutus oleh pria ini.
Mengapa Direktur Winda masih ragu-ragu untuk bersamanya padahal dia adalah pria yang begitu tampan dan tidak dapat disaingi oleh pria lain di dunia?
Apakah inilah yang dideskripsikan sebuah kalimat, apa yang tidak bisa didapatkah selalu menjadi yang terbaik?
Pria ini sungguh adalah makhluk langka yang ada di dunia ini!
Direktur Winda begitu cantik, pria juga segitu tampan, ya Tuhan, hatinya bagai akan meluluh.
Dania yang selama ini selalu tenang dan diam kini merasa hatinya benar-benar terpikat oleh pria ini.
Perasaan semacam ini disebut cinta pada pandangan pertama.
Dia bahkan berpikir dalam benaknya, apakah dia mau bertanya kepada Direktur Winda besok. Pria seperti ini tidak boleh disia-siakan jika Direktur Winda tidak menginginkannya.
Dia boleh menggantikan Direktur Winda untuk bersama dengan pria ini.
Tentu saja, premis dari semua ini adalah pria ini harus tertarik padanya.
Melihat Dania mengajukan permintaan seperti ini, Winda yang hendak meronta tiba-tiba tertegun.
"Ya Tuhan Dania, kenapa kamu begitu tidak berguna?"
Namun perkataan Winda diabaikan oleh Dania. Saat ini, mata Dania hanya ada Gandi.
Gandi tahu identitas Dania. Saat Rey menyerahkan laporan, Rey memberi tahu Gandi bahwa Dania adalah asisten Winda di Young Entertainment, termasuk satu-satunya orang kepercayaan Winda di Young Entertainment.
"Maaf, tidak boleh."
Gandi menjawab dengan lugas, sama sekali tidak menyisakan ruang untuk negosiasi.
Tubuh Dania menjadi kaku. Dia memandang Gandi dengan ekspresi tidak percaya, seolah-olah tidak menyangka dirinya yang memohon seperti ini akan ditolak pria ini tanpa memberi sedikitpun muka!
Tidakkah jawabannya terlalu langsung?
"Ke-kenapa?"
Sementara Dania bertanya, Winda yang awalnya merasa Dania amat terobsesi diam-diam menyikut Gandi, berkata dengan suara kecil "Tuan Gandi, dia cuman mau foto bareng, tidakkah kamu terlalu kejam!"
Mengatakan Dania tidak berguna adalah perasaan lain. Kini perasaannya mendorongnya untuk membela Dania.
Gandi menunduk, menatap Winda yang ada di dalam pelukannya, perlahan membungkuk dan mendekati Winda.
Nafas panas pria menyembur di wajah Winda.
Winda memang sudah agak panas. Kini seluruh wajahnya pun semakin merah karena ulah Gandi.
Satu-satunya pikirannya adalah, apakah pria ini gila?
Ada begitu banyak orang di sekitar sini!
Winda hendak mengulurkan tangan untuk menghalangi wajah Gandi yang mendekat.
Namun gerakannya langsung ditahan oleh Gandi yang tidak mengerahkan terlalu banyak tenaga.
Melihat wajah tampan itu semakin dekat, Winda memejamkan mata dengan putus asa.
Pada saat yang sama, dia tidak bisa menyembunyikan perasaan di dalam hatinya. Dia harus mengakui bahwa dia sepertinya tidak menolak pria untuk mengikatnya di sisi, kemudian memperlakukannya dengan ketegasan yang menyiratkan kelembutan.
Winda bahkan sudah mempersiapkan alasan untuk dirinya.
Bukankah semua orang di perusahaan mengatakan bahwa dia menerima pria dari berbagai usia?
Dia ingin menunjukkan kepada semua orang yang menyebarkan rumor bahwa dia tidak pernah kekurangan pria, pria-pria yang menaksirnya justru adalah pria yang luar biasa.
Karena tidak kekurangan pria, dia tentu tidak akan seperti rumor keji yang mengatakan bahwa dia tertarik pada wanita.
Dengan demikian, rumor tersebut dapat dibantah dengan mudah.
Ketika wajah Gandi berjarak tiga sentimeter dari pipi Winda, dia menghentikan gerakannya.
Dia melihat wanita di depannya tidak hanya tidak gugup, sebaliknya malah melihat dirinya dengan mata terbuka.
Senyuman usil menyembul di wajahnya.
Begitu senyum ini muncul, Winda memiliki firasat buruk di hati.
Dia buru-buru berkata "Tuan Gandi, apa yang mau kamu lakukan?"
Sepertinya ingin menambah ketegasan dalam kata-kata, Winda mendorong Gandi lagi.
Tetapi dia sendiri tahu betapa lemahnya kekuatan yang digunakannya untuk melakukan dorongan itu.
Bagi orang luar, itu lebih terlihat seperti bermanja-manja.
"Bukankah kamu baru saja mengatakan aku kejam?"
“Hah?” Jawab Winda secara reaktif. Dia tidak tahu apa maksud Gandi.
"Jadi aku mau menjelaskannya padamu!"
Saat Gandi berbicara, nafas maskulin menyembur di wajah Winda.
Perasaan panas seperti itu membuat wajah Winda memerah seperti pantat monyet.
"Kalau begitu, kamu, cepat, cepat bilang ..."
Winda berusaha menyusun kata-kata yang benar, tetapi dia tidak menyadari bahwa dia kelihatan sangat gugup.
“Oke, aku bilang ya?” Gandi sengaja bertele-tele.
Winda merasakan tatapan penuh kebencian di sekeliling seolah dapat memotong dirinya menjadi beberapa bagian.
Dia seketika menjadi agak emosi, berteriak "Bilang, jangan bertele-tele!"
"Karena setiap perbuatanku hanya boleh dilakukan untukmu. Dalam hatiku hanya ada kamu. Kelembutan dan senyumanku hanya boleh diberikan kepadamu!"
Novel Terkait
My Greget Husband
Dio ZhengMy Lifetime
DevinaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensUnplanned Marriage
MargeryCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip