Cinta Yang Dalam - Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
Neva menaikkan pandangan matanya dan menatap pandangan dingin dari Gandi dan tidak bisa menahan diri dan mulai menjadi gugup.
“ Aku tidak mengerti apa maksudmu.” Neva berbisik.
Gandi tertawa singkat, apakah wanita ini berpikir semua orang lain adalah orang buta?
Pergi keluar juga tidak pergi ke tempat yang sunyi dan terpencil dan bertemu di depan pintu masuk.
Barusan juga dia melihatnya dengan jelas, Gaoha menarik tangan Neva.
Gaoha, itu adalah adik iparmu!
Wanita ini bahkan tidak dilepaskan oleh keluarga nya sendiri, benar-benar tidak ada batas.
“ Tidak mengerti juga tidak apa-apa, di kemudian hari masalah seperti ini lebih baik pergi ke tempat yang tenang dan tidak ada orang.”
Setelah mengatakannya Gandi langsung turun ke lantai bawah.
Neva yang pada awalnya ingin pergi ke atas untuk beristirahat, langsung tidak merasakan rasa lelah sama sekali.
Dia menarik nafas dengan dalam, bagaimana bisa dia begitu sial? Semua hal bisa dilihat oleh Gandi, walaupun dengan jelas adalah kesalahpahaman, namun dia tidak bisa menjelaskannya.
Dia mengikuti di belakang Gandi, selangkah demi selangkah dan kembali masuk ke dalam kerumunan orang banyak.
Arah Gandi sangat tepat, yaitu langsung duduk di sofa yang berada di pojok.
Di hadapan Gaoha, yang saat ini sedang menggoyangkan gelas anggurnya, di sampingnya adalah salah satu adik sepupu dari Gandi.
Ketika melihat Gandi yang menghampiri, Gaoha langsung berkata,” Kakak Kedua.”
Gandi tidak langsung membalas, dia mengalihkan pandangan kepada adik sepupunya dan berkata:” Kamu temani kakak iparmu pergi jalan-jalan dulu!”
Ketika kedua orang itu sudah pergi di luar jangkauan, Gandi baru berkata: “Dimana Wendi?”
Satu keluarga berkumpul merayakan tahun, baru hanya Wendi saja yang belum kembali.
Walaupun Ibu Tirta tidak mengatakan apapun, namun Gandi dapat melihat jelas bahwa dia sangat sedih.
Gandi dengan senyum sopan di wajahnya dan tangannya masih sambil menggoyangkan gelas anggur, cairan anggur itu pun menempel di dinding gelas, butuh beberapa saat baru mengalir turun.
Ini adalah anggur merah dengan kualitas tinggi, ketika meminumnya akan merasakan suatu rasa manis.
“ Kakak kedua, baru saja kakak ipar bertanya kepadaku dan dia juga sudah menghubungi Nana. Jika kamu tidak percaya bisa bertanya kepada kakak ipar.”
Gandi berkata:” Aku sedang bertanya kepadamu!”
Gaoha meletakan gelasnya, setelah menatap Gandi baru berkata: “Jika bertanya kepadaku, Nana tidak enak badan, saat ini sedang beristirahat di rumah.”
Gandi menatap Gaoha cukup lama baru berkata: “Kalau begitu kita lihat sekarang?”
Gaoha menaikkan bahunya dan berkata:” Terserah anda!”
Walaupun Wendi bukan anak kandung dari Ibu Tirta namun dia adalah putri kecil dari seluruh keluarga Tirta.
Gandi bangkit berdiri dan berjalan ke arah luar.
Ketika melewati Neva, Neva yang melihat mereka berdua pergi keluar dengan sedikit tidak tenang bertanya:” Gandi, apa yang mau kalian lakukan?”
Gandi tidak menjawab, Gaoha pun berkata: “Kakak kedua tahu Nana tidak enak badan sehingga bersiap untuk melihatnya hari ini.”
Neva tentu saja mengerti, Gandi sudah curiga.
Dia pun menarik tangan Gandi berkata: “Gandi, aku baru saja menghubungi Nana, dia benar-benar tidak enak badan.”
Pandangan Gandi terhenti cukup lama pada Neva.
Pada awalnya Neva masih memiliki keberanian untuk menatap mata Gandi, namun kemudian dia pun menundukkan kepalanya.
“ Kamu juga ikut membohongiku dengannya?” Perkataan Gandi baru selesai, Neva pun terenyuh, dia tahu akan ada masalah besar.
Saat ini dia ingin memaki dirinya orang bodoh, dia pun sudah bisa melihat dengan jelas permasalahannya, bagaimana mungkin Gandi tidak dapat membacanya.
Gandi tidak langsung berjalan hanya membalikkan kepala menatap Gaoha dan berkata: “Wendi tidak dapat dihubungi selain itu aku mendengar bahwa villa keluarga Gao tiba-tiba bertambah belasan pengawal. Setelah Wendi masuk kedalam tidak pernah keluar lagi.”
Ekspresi Gaoha masih datar, wajahnya yang tampan tidak terlihat ekspresi apapun dan berkata: “ Ya.”
Ekspresinya yang datar ini langsung membuat Gandi murka.
Gandi melangkah mendekat, mencekik leher Gaoha dan berkata dengan suram: “Gaoha, semuanya memiliki batas. Wendi adalah istrimu dan dia juga adalah anggota keluarga Tirta, Jika kamu membuat sesuatu yang tidak benar terhadapnya, aku akan menghapuskan keberadaan keluarga Gao kalian.”
Perkataan ini dipenuhi oleh ancaman yang berat.
Walaupun keluarga Gao adalah keluarga yang besar namun jika dibandingkan dengan keluarga Tirta masih jauh lebih lemah.
Gaoha mengangkat tangannya dan melepaskan tangan Gandi dari lehernya dengan dingin berkata: “ Kakak Kedua, anda bercanda. Nana adalah istriku, tentu saja aku akan lindungi. Mengenai keluarga Tirta….”
Melihat kedua orang ini yang akan berkelahi, Neva pun langsung maju dan memutus perkataan penuh ancaman dari Gaoha dan berkata: “Baiklah, kalian tidak perlu berkelahi lagi, baru saja Ibu melihat ke arah sini.”
Apa yang dikatakan Neva adalah hal yang sebenarnya, bagaimanapun juga pertengkaran Gandi dan Gaoha cukup berat, orang di sekitar pun terkadang akan melewati, Nyonya Tirta pun sudah melihat ke arah sini beberapa kali.
Gandi melepaskan tangan Neva, mendengus singkat dan langsung naik ke lantai atas.
Gaoha melihat bayangan punggung Gandi dan sambil tersenyum berkata: “Terima kasih, kakak Ipar.”
Neva sedikit ragu namun akhirnya dengan suara kecil berkata: “Gaoha, aku tidak tahu apa yang terjadi antara Nana dan kamu. Tapi aku merasa, di antara suami istri jika ada permasalahan harus langsung dibicarakan, jangan sampai membuat suatu tindakan yang disesali karena kondisi antara kalian berdua.’”
Tahun baru adalah waktu paling ramai di keluarga Tirta.
Di bawah permintaan Shinta, Neva dan Gandi pun tinggal di kediaman keluarga Tirta.
Setiap hari akan ada kerabat yang datang berkunjung dan membawa banyak hadiah, diantaranya juga disiapkan untuk Neva.
“Ketika Gandi menikah, kami sedang berkunjung ke antartika sehingga tidak bisa datang. Ini adalah gelang kualitas tinggi dari Amazon, orang-orang berkata jika mengenakannya akan sangat baik untuk tubuh dan bisa lebih cepat mengandung.”
Orang yang mengatakan ini adalah ibu dari Vito, seorang wanita yang tangguh.
Di keluarga Tirta, wanita paling kuat adalah Shinta, orang kedua adalah dia Siska Buwono
Nona besar dari keluarga Buwono , memiliki perusahaan bernilai ratusan miliar.
“ Terima kasih Bibi, aku sangat menyukai hadiah ini.” Neva sambil mengenakannya di salah satu tangannya, hadiah dari orang yang lebih tua, tidak baik jika terlalu banyak berbasi-basi.
“ Aduh, satu keluarga tidak perlu terlalu sopan. Apakah kamu memiliki kakak atau adik perempuan? Kenalkan kepada Vito kami, asalkan wanita yang lemah lembut sepertimu sudah sangat baik. Kadang aku sangat cemburu dengan Shinta, memiliki anak laki-laki yang sempurna dan memiliki anak ipar yang sangat lemah lembut.”
Siska benar-benar menyukai Neva, kedua nya memiliki aura yang hampir mirip.
Pada awal masa penjajahan, keluarga Buwono meninggalkan bidang literatur dan bergabung dengan militer. Setelah negara didirikan, pada saat masa yang bergejolak, mereka melepaskan jabatan di pemerintah dan dengan modal yang perlahan dikumpullkan membangun kerajaan bisnisnya lebih awal dibandingkan dengan keluarga Tirta。
Namun tradisi keluarga yang terpelajar masih tersimpan dan pendidikan keluarga yang ketat telah menciptakan karakter Siska yang lembut dan pendiam.
Dan saat ini, hal yang paling membuatnya pusing adalah anaknya Vito, saat ini sudah berumur lebih dari 30 namun masalah hidup paling penting ini sepertinya sama sekali tidak dipedulikannya.
“Kak Vito sangat tampan dan anak dari konglomerat. Wanita yang suka padanya pasti sangat banyak, hanya saja Kak Vito terlalu pemilih!” Neva berkata sambil tersenyum.
“ Aduh, dia itu keras kepala, beberapa saat terakhir Pemilik Hilton Grup mencariku mau menjodohkannya dengan anaknya. Apakah kamu tahu apa yang dikatakannya? Dia tidak menyukai orang yang bukan oriental! Sudah zaman apa ini, masih sangat rasis….”Ketika membicarakan Vito, Siska langsung curhat.
Neva sama sekali tidak menjawab, hanya menjadi seorang pendengar yang baik.
Siska mulai beralih dari membicarakan Vito yang memiliki kriteria tinggi hingga membicarakan gossip diluar yang berkata bahwa dia tidak menyukai wanita…..
Tepat pada saat itu, terdengar suara tidak berdaya dari luar: “Bu, dimana ini, bagaimana anda mengucapkan apapun juga disini!”
Neva mengalihkan pandangannya, melihat bayangan panjang dari luar dan langsung dengan tersenyum berkata:” Kak Vito.”
Vito menganggukkan kepala, kemudian maju, memukul dengan ringan pundak ibunya dan berkata: “ Kamu membuat adik ipar mendengar ini, bagaimana pandangan mereka terhadapku nanti!”
Siska hanya menatap singkat anaknya dan dengan mendengus berkata: “Kamu masih memiliki rasa malu? Lihatlah sepupumu, ada yang sudah mau memiliki dua anak. Kamu, bagaimana dengan anak? Beberapa tahun lalu sudah menyuruhmu untuk cepat menikah, aku sangat bosan di rumah dan ingin memeluk cucu. Namun kamu, supaya aku tidak merasa bosan langsung memberikanku delapan ekor anjing….”
Neva yang mendengar ini langsung tertawa.
Dia pun tidak tahan dan kembali menatap Vito. Tidak menyangka kakak sepupunya ini adalah orang yang lucu.
Neva pun dengan suara ringan berkata: “Bibi, sebenarnya Kak Vito adalah orang yang sangat sempurna. Pertama kali aku melihat Kak Vito, juga sudah dibuat terpana olehnya, bagaimana bisa didunia ini ada pria setampan ini?”
Kali ini wajah Vito pun tidak bisa menahan diri dan bergerak dan dia merasakan pandangan membunuh di belakang punggungnya dan kemudian berkata: “Punggungku saat ini terasa dingin, Neva jika kamu terus melanjutkan, Gandi pasti akan datang mencekikku!”
Neva pun melihat ke samping dan langsung timbul ekspresi canggung di wajahnya.
Sejak kapan Gandi datang kesini?
Gandi menatap Neva dengan pandangan penuh ancaman, ekspresi nya ini seakan menyuruhnya untuk melanjutkan.
Siska juga mengalihkan pandangannya dan melambaikan tangan ke arah Gandi dan berkata: “Ayo, Gandi, duduk disampingku.“
Gandi dengan senyuman yang berasal dari hati, berjalan menghampiri dan duduk di samping Siska.
Siska menggenggam tangannya, mencubit lengannya, mengelus pahanya dan kemudian menatap wajahnya dengan penuh perhatian baru berkata: “Bagus, belum kurus, sepertinya tahun ini tidak berhubungan dengan berlebihan.”
Pada saat satu keluarga berkumpul, aura lemah lembut dari Siska tidak bisa dikendalikan dan menjadi sedikit bergejolak.
Ketika mendengar kata berhubungan dengan berlebihan, sudut bibir Gandi pun bergerak.
Hubungan Gandi dan Siska sangat baik, pada saat keluarga Tirta mendapat masalah, banyak kerabat yang ingin mengkhianatinya.
Hanya suami istri Siska yang pada saat itu mendukung Shinta, memperingatkan orang yang memiliki niat jahat untuk membiarkan Shinta duduk di posisi komisaris Utama Grup Tirta.
Kali ini Vito sengaja menggoda dan berkata: “Neva, menurutmu aku lebih tampan atau Gandi kamu yang lebih tampan? Perkataanmu tadi aku ingat dengan jelas loh!”
Pandangan tajam dari Gandi langsung mengarah pada Neva.
Tubuh Neva pun menyusut, mengetahui bahwa dia masuk ke dalam jebakan. Pertanyaan yang ditanyakan oleh Vito adalah pertanyaan yang mematikan.
Dia pun membuka mulutnya dan dengan tergagap berkata:” Itu... darah keluarga Tirta yang sama. Aku menyukai pria dingin dan keren seperti Gandi. Kak Vito adalah pria yang anggun yang lebih populer di kalangan gadis di luar……”
Ini sama saja dengan jawaban yang langsung menembus dua pintu, Neva pun merasakan pandangan tajam itu berubah menjadi hangat dan dia bisa menghela nafas, sepertinya dia sudah menghindari tembakan peluru.
Kali ini Siska mencubit lengan Vito dan berkata: “Jangan macam-macam, tidak boleh melanjutkan topik ini lagi!"
Vito dengan wajah polos berkata: “Bu, siapa yang macam-macam. Neva yang mengatakan bahwa orang sepertiku disukai oleh banyak wanita, namun hingga saat ini aku belum pernah menemukan pacar kan!”
“ Karena Neva yang mengatakannya, kalau begitu biar dia yang bertanggung jawab mencarikanku pacar saja! Masa depanku bergantung pada Neva !”
Novel Terkait
Half a Heart
Romansa UniverseKamu Baik Banget
Jeselin VelaniPengantin Baruku
FebiPerjalanan Selingkuh
LindaBehind The Lie
Fiona LeeMr Huo’s Sweetpie
EllyaCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip