Cinta Yang Dalam - Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
Pada layar besar di aula terlihat lambang check in yang menyala.
Neva bangkit berdiri, mendorong koper dan berjalan mendekat.
Dia mengantri dalam diam, masih ada dua orang dan akan menjadi gilirannya.
Perasaan tertekan dalam hatinya, perasaan akan meninggalkan semua ini membuatnya memiliki keinginan untuk menjadi histeris.
Dia menoleh ke belakang, ingin melihat kota yang dicintainya dan pada saat yang sama juga membuatnya terluka dalam untuk terakhir kali.
Namun pada saat itu, dia melihat sebuah bayangan tinggi dan besar yang dia benci dan cintai.
Gandi, bagaimana dia bisa ada disini?
Dari mulut Rey, Neva tahu bahwa Gandi sedang berada di luar negeri.
Dia merasakan dirinya sedang berimajinasi, dia pun kembali memandang kesana dengan pandangan yang fokus.
Kemudian, air mata pun mulai mengalir dari matanya.
Dia tidak salah, Itu benar adalah Gandi.
Saat itu terdengar suara pegawai check in yang berkata: “Nona* mohon maju kedepan!”
Dan Neva masih termangu, di dalam pandangannya hanya ada bayangan dari Gandi seorang.
Bayangan dari Gandi semakin lama semakin dekat, pandangan matanya yang dalam, seakan ingin menyimpan keseluruhan tubuh Neva ke dalamnya.
Dia meraih dengan keras koper dari tangan Neva dan berkata kepada pelayan check in: “Kalian lanjutkan check in yang lain, dia tidak pergi!”
Neva tersadar dengan cepat, tidak pergi? Bagaimana bisa tidak pergi?
Masalah sudah sampai pada tahap ini, walaupun hatinya enggan melepaskan Gandi, namun hari ini dia harus pergi.
"Jangan, tidak, Tuan Tirta…” Neva baru ingin berkata, namun tangan Gandi yang lebar sudah menutup mulutnya dan mendorongnya ke samping.
Pegawai laki-laki yang melihat adegan di depan matanya ini merasa agak tidak normal. Dia pun menggunakan walkie talkie berkata: “Satpam, mohon datang ke pintu check in nomor delapan!”
Dan di sisinya adalah pelayan check in wanita.
Mereka berdua telah bekerja sama cukup lama, sudah memiliki hubungan yang dalam, dan akhir tahun lalu mereka pun menikah.
Mendengar suaminya berkata seperti ini, dia langsung mengerutkan kening dan berkata:” Apa yang mau kamu lakukan?”
Pegawai laki-laki itu berkata:” Aku merasa laki-laki itu tidak normal, apakah dia ingin melakukan sesuatu yang tidak baik terhadap wanita itu?”
Pegawai wanita itu langsung terbisu, dia tahu EQ suaminya sangat rendah, ini adalah hal yang sudah diketahuinya sejak awal.
Namun dia sama sekali tidak menduga, EQ rendah hingga tidak bisa ditolong lagi.
Dia pada saat tidak ada orang yang mengantri di belakangnya, memukul kepala suaminya dan berkata:” Apakah kamu bodoh? Dapat dilihat bahwa mereka adalah suami istri kan? Biasanya aku suruh kamu untuk melihat berita, kamu hanya suka melihat majalah militer mu itu. Jika aku tidak salah melihat, laki-laki itu adalah Presdir dari Perusahaan Grup Tirta, wanita yang ditarik olehnya adalah istrinya.…..”
Gandi terus menarik tangan Neva walaupun Neva terus memberontak, menariknya hingga ruang istirahat VIP bandara.
Ketika dia melepaskan tangannya, Neva yang memberontak pun tersandung beberapa langkah dan langsung terjatuh di atas sofa.
Neva menaikkan pandangannya, sedikit menghindar memandang ke arah Gandi.
Pada saat yang sama pandangan Gandi juga terkunci pada wajah Neva.
Pada kondisi saling berpandangan ini, seperti biasa Neva lah yang kalah dan menundukkan kepala terlebih dahulu, dia pun sambil bergumam berkata:” Tuan Tirta, bagaimana anda bisa sudah pulang?”
Gandi melihat wajah yang membuat nya gembira dan cemas ini, dengan pandangan agak rumit berkata:” Jika aku tidak pulang, apakah kamu akan pergi meninggalkan tempat ini dalam diam?"
"Aku….” Neva terkaget dan membuka mulutnya berusaha untuk menjelaskan.
Namun dia menemukan bahwa saat ini pikirannya berantakan, Gandi di depannya membuatnya sangat gugup.
“Aku sudah memberimu pesan. Karena sebelumnya sudah berjanji, maka aku melaksanakan sesuai janji untuk pergi dalam diam.”
Neva berkata dengan suara kecil, walaupun dia merasa perkataannya ini sedikit tidak bertenaga.
Gandi melihat bibit Neva yang pecah, dia pun mengambil air hangat dari dispenser di sampingnya dan memberikannya di depan Neva.
Neva memang haus, dia menjilat bibirnya dan berkata: “Terima kasih.”
Perkataan yang di luar dugaan ini membuat kerutan di kening Gandi menjadi semakin dalam.
"Neva, bahkan jika memelihara anjing selama setengah tahun pasti akan memiliki perasaan kepadanya. Kamu dan aku sudah bersama cukup lama, apakah kamu tidak memiliki rasa ingin bertahan sedikitpun terhadapku? Perkataan Gandi sudah cukup lurus.
Dia pergi ke luar negeri, menghadiri sebuah rapat, hanyalah sebuah alasan saja.
Alasan utama adalah dia membutuhkan keheningan .
Namun tidak tahu mengapa, ketika mendengar Rey yang berkata bahwa Neva akan pergi, seluruh hatinya menjadi berantakan.
Dia terus mengatakan pada dirinya sendiri, wanita seperti Neva ini tidak pantas untuk dicintai olehnya.
Namun, dalam lubuk hatinya yang paling dalam selalu terdengar suatu suara:” Bahkan wanita seperti ini sudah membuatmu jatuh cinta. Kamu pulang atau tidak? Jika tidak pulang, seumur hidupmu kamu tidak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi!”
Gandi terus bergumul, pada akhirnya dia menyuruh orang untuk mengaturkan sebuah pesawat bersiap untuk pulang.
Hati Neva menjadi sakit, pandangan tajam Gandi, seakan sebilah pisau yang bersiap untuk menusuk hatinya, untuk menemukan rahasia terdalam di dalam hatinya.
"Maaf, Tuan Tirta…”
Setelah beberapa saat, Neva hanya bisa menggunakan jawaban tidak bertenaga ini untuk menjawab Gandi.
Dia takut emosinya yang hancur, dia tidak ingin membuatnya terlihat lemah dihadapan Gandi.
"Jawab pertanyaanku!”
Gandi menaikkan tangannya, dengan keras memegang dagu Neva.
Neva menurunkan pandangannya, tidak berani menatapnya langsung.
"Aku, aku tidak tahu….”
Dia tidak bisa menjawab iya, juga tidak bisa menolaknya, hanya bisa menjawab dengan jawaban yang ambigu seperti ini.
Namun di hadapan Gandi, jawaban seperti ini sudah cukup.
Asalkan dia mau mengakui bahwa dia memiliki perasaan terhadap dirinya, itu sudah cukup.
"Jadi, kamu suka aku?”
Gandi memegang dagu Neva dan perlahan menggunakan tenaga.
Kulit Neva putih dan lembut, sangat nyaman untuk dielus. Sama seperti dirinya, kapanpun akan bisa memberi perasaan seperti air yang hangat dan lembut.
Gandi tahu, dia benar-benar menyukainya.
Walaupun Neva melakukan hal yang salah, namun dalam hatinya dia tetaplah wanita miliknya.
Perasaan yang penuh kontradiksi seperti ini, disaat mereka belum berpisah tidak akan terlihat dengan jelas.
Namun setelah muncul masalah besar seperti itu akan langsung tercetak di dalam hatinya.
Dia tahu, dia bisa memaafkannya.
Syaratnya adalah dia mau terus menemani di sisinya.
Saat ini dalam hati Neva terjadi sebuah gejolak yang besar, dia tidak mengerti, mengapa Gandi masih bertanya seperti ini kepadanya.
Dia sudah menyatakan perasaannya terhadap Gandi dengan cukup jelas.
"Apa yang Tuan Tirta pikirkan itulah jawabanku.” Dia hanya bisa menjawab seperti ini, menyatakan perasaannya kepada Gandi.
Kali ini, dia menatap singkat ke arah jam, hanya ada lima belas menit waktu yang tersisa dari waktu keberangkatan.
Jika saat ini pergi check in waktunya cukup pas.
Gandi tentu saja merasakan pandangan Neva, wajahnya pun langsung menjadi lebih gelap.
Wanita ini, dirinya masih berbicara masalah hati dengannya dan dia bisa memikirkan masalah pesawat.
“Kamu mau pergi?”
"Jika Tuan Tirta menyuruh aku pergi….”
“Jika aku mengatakan tidak!”
Perkataan Gandi ini seakan sebuah palu yang memukulnya dengan keras dan membuat Neva tersadar.
Apa yang dia bicarakan? Apakah dia tidak salah dengar?
Apakah dia sedang mempertahankan dirinya?
Mata Neva kembali menjadi merah.
Tidak tahu sejak kapan dia berubah menjadi wanita yang lemah seperti ini.
Perkataan sembarang dari Gandi, sebuah tindakan atau sebuah ekspresinya bisa membuatnya menangis atau tertawa.
Kehidupannya sudah sepenuhnya dikuasai oleh dirinya.
"Aku, akan mengikuti apa perkataanmu.”
Perkataannya ini seakan menghabiskan semua tenaga yang dimiliki oleh Neva.
Gandi menundukkan badannya, menindih tubuh Neva dan menciumnya, mengunci bibir Neva.
Dia dengan sombong membuka rongga mulutnya dan menikmati rasa manis dari Neva.
Neva dibuat tidak bisa bernafas oleh ciuman dari Gandi, satu menit, tiga menit, lima menit….
Ketika Neva sedang bertanya-tanya apakah dirinya akan membuat rekor guinness yang baru, menjadi orang pertama yang mati karena ciuman panjang dan tidak bisa bernafas.
Gandi akhirnya melepaskan dirinya.
Bibir Neva masih merah, lidahnya terasa agak bengkak.
Dia menarik nafas segar dalam-dalam, baru akhirnya dirinya terasa kembali hidup.
Laki-laki ini setiap kali selalu sesombong ini.
Namun kesombongannya yang seperti ini yang justru membuat Neva gembira.
Pandangan Gandi mengarah dari wajah Neva, melewati dadanya dan ke bawah hingga kakinya yang ramping dan sepatu olahraganya yang berwarna merah muda.
Wanita ini, sudah jelas serakah dan sombong, menyukai ketenaran dan uang, namun dialah yang merebut hatinya.
Dia mencintainya, sangat mencintainya.
Perasaan ini mungkin sudah muncul sejak kemunculan Neva.
Hanya saja, dia terus memendam nya, terus tidak mau mengakuinya.
Namun kali ini, ketika Neva akan pergi, dia akhirnya menjadi panik.
Ini adalah wanitanya, sejak lahir adalah orangnya, jika mati adalah roh miliknya.
Selain berada disini, dia tidak boleh pergi kemanapun lagi!
Novel Terkait
My Secret Love
Fang FangPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlInnocent Kid
FellaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip