Cinta Yang Dalam - Bab 164 Mengadu
Perkataan Shita, membangkitkan amarah yang ada di dalam hati Gandi.
Ibu tanpa alasan yang jelas kembali membahas permasalahan ini, pastinya ini adalah pekerjaan dari Neva.
Wanita ini memang baik, diluar dugaan ia masih belajar untuk mengadu, jangan katakan bahwa peringatan yang ia berikan kepadanya kemarin, dia telah melupakannya?
"Hal ini aku akan mempertimbangkannya, bu, ini adalah permasalahan diantara kami berdua, tolong selanjutnya dapatkan kamu tidak perlu ikut campur?" Gandi mengatakan hal tersebut dengan nada yang sedikit dingin.
Membuat Shita yang ada di sisi lain pada telepon itu kesal hingga jantungnya berdebar kencang, dengan suara yang mendalam ia berkata : "Hal ini tidak perlu kamu pertimbangkan lagi, hiduplah dengan baik-baik bersama Neva, berikan aku seorang cucu yang gemuk, harus melakukan seperti ini, apakah kamu paham?"
Tekanan dari Shita, sama sekali tidak membuat Gandi mau mengalah, sebaliknya dia malah berkata : "Bu, pekerjaan aku sangat sibuk, nanti saja baru dibicarakan lagi!"
Setelah selesai berbicara, Gandi pun menutup telepon tersebut.
Dia pun sedikit mengangkat kepalanya menatap sekilas Rey dan berkata : "Sedang apa kamu berdiri disini?"
Rey merasa ragu sejenak, dengan suara yang pelan ia berkata : "Direktur Tirta, sejujurnya aku merasa nyonya muda, dia masihlah sangat lumayan baik ..."
Gandi pun terdiam sejenak, kemudian ujung bibirnya terangkat dan berkata : "Kamu katakanlah, dia memberikan keuntungan apa untuk dirimu, sehingga membuat kamu membicarakan hal baik tentang dirinya."
"Bukan begitu, Direktur Tirta, Itu ..." Perkataan Rey belum selesai diucapkan, tatapan tajam dari Gandi pun menghentikannya.
"Rey, kamu berada di sisi aku juga sudah bertahun-tahun, apakah masih tidak memahami peraturan dari aku?" Saat perkataan ini diucapkan, raut wajah Rey dalam sekejap berubah menjadi murung.
Hal yang tidak seharusnya ditanyakan maka jangan tanyakan, yang tidak seharusnya dibicarakan maka jangan dibicarakan, ini adalah peraturan yang selalu diterapkan oleh pegawai Gandi.
Dia sedikit menundukkan kepalanya dan berkata : "Mengerti."
"Baguslah kalau begitu, turun dan terimalah hukuman mu sendiri!"
Setelah selesai mengatakan hal tersebut, Gandi pun menundukkan kepalanya untuk melihat dokumen tersebut, tidak lagi mempedulikan Rey.
Waktu berlalu dengan sangat cepat, saat Gandi mengangkat kepalanya, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Dia pun mengambil ponselnya dan melihat bahwa Julia mengirimkan banyak pesan, menanyakan pukul berapa ia akan pulang.
Awalnya Gandi baru saja ingin mengatakan bahwa sebentar lagi ia akan pulang, akan tetapi ia ragu sejenak, teringat akan perintah dari ibunya.
Dia pun membalas pesan itu : "Aku malam ini ada urusan, tidak dapat pulang kesana."
Ia bangkit dari tempatnya, Gandi pun keluar menuju ke tempat parkir mobilnya, kemudian ia mengendarai mobil dan pulang ke rumah Keluarga Tirta.
Ia baru saja selesai memarkirkan mobilnya, kemudian melihat di dalam villa diselimuti kegelapan.
Setelah membuka pintu rumah, Gandi pergi ke kamar tidurnya, baru saja ia menyalakan lampu, ia melihat Neva yang meringkuk di atas sofa dan sudah tertidur.
Neva tertidur dengan sedikit tidak tenang, setelah merasakan pergerakan yang ada di sisinya, dia pun segera membuka mata.
Akan tetapi cahaya yang silau, membuat ia dengan segera memejamkan kembali matanya.
Tanpa menunggu dia untuk bersuara, dia pun mendengar suara familiar yang sedang bertanya : "Mengapa tidak tidur di atas kasur?"
Neva pun tertegun sejenak, Gandi, malam ini mengapa ia bisa pulang?
Bukankah dia sangat benci dengannya? Mengapa masih ingin pulang?
Dia pun menjawab dengan suara yang pelan : "Kasur adalah milik Tuan Tirta, Tuan Tirta tidak menyukai jika aku berada di atas kasur."
Perkataan yang terucap ini membuat raut wajah Gandi semakin muram, dia hampir saja menyeringai.
Jika Neva begitu penurut, maka juga tidak akan ada permasalahan dengan Dunhil itu.
"Kamu begitu penurut?" Gandi pun bertanya dengan nada yang dingin.
Neva pun berkata hmm, pada saat itu dia sudah bangun dan terduduk di sofa, mengusap-usap matanya, melihat Gandi yang berada di bawah cahaya, tubuhnya seolah-olah mengeluarkan pancaran sinar yang menyilaukan mata.
Mengapa dia pulang? Bukankah Julia baru saja mengalami masalah?
Berdasarkan kebiasaan Julia, pastinya ia akan mengikat Gandi dengan erat di dalam rumah sakit, memintanya setiap saat untuk menemani dirinya, mengharmoniskan perasaan dua orang itu.
"Naik ke kasur." Perintah Gandi dengan nada yang dingin.
Neva merasa agak ragu, dia ingin membuka mulut untuk menolaknya, akan tetapi melihat wajah dingin Gandi, dengan segera ia menelan kembali perkataan yang ingin ia ucapkan.
Dirinya masih belum cukup bernyali besar, untuk membantah perkataan Gandi.
Akan tetapi selalu mendengar perkataan Gandi, juga bukanlah hal yang ingin ia lakukan.
Oleh karena itu dia pun mengganti topik pembicaraan yang ada, dia pun berkata : "Tuan Tirta, Julia demi melindungi dirimu saat ini dia telah terbaring di rumah sakit, bukankah seharusnya kamu pergi kesana untuk menemaninya?"
"Itu urusanku, kamu tidak perlu mempedulikannya. Neva, jika dikemudian hari kamu masih berani mengadu kepada ibu, jangan salahkan aku jika aku berlaku tidak sungkan kepadamu!" Gandi teringat kembali akan percakapan dengan ibunya pada telepon hari ini setelah mendengar perkataan Neva, dengan suaranya yang keras, ia sudah menganggap Neva sebagai pelaku dari semua permasalahan ini.
Neva sedikit mengerutkan alisnya, mengadu? Dirinya sama sekali tidak pernah mengadu.
Gandi tidak menyukai dirinya, dia juga hanya hidup dengan berhati-hati, tidak ingin keramahannya dibalas dengan tindakan yang sebaliknya.
"Maaf, Tuan Tirta, aku tidak memahami maksudmu. Permasalahan kamu dan Julia, aku sama sekali tidak pernah mengatakannya di hadapan ibu." Suara Neva agak sedikit dingin saat menjelaskannya, dirinya tidak ingin disalahpahami oleh dia.
"Kamu tidak mengatakannya, ibu bagaimana bisa tahu? Mungkinkah hanya karena melihat aku menemaninya di rumah sakit, maka dia pun dapat mengetahui semuanya? Neva, berbohong juga kamu harus memiliki sebuah alasan yang baik." Gandi merapatkan bibirnya, kemudian berbicara dengan tanpa perasaan.
Dalam hati Neva lebih sakit lagi, apakah dirinya di dalam hati dia benar-benar begitu buruk?
Akan tetapi karena gengsinya ia tidak ingin mengaku kalah, ia masihlah menampilkan bahwa ia baik-baik saja dan berkata : "Tuan Tirta, aku rasa kamu telah berpikir terlalu banyak. Diantara kita, hanya pernikahan kontrak, saat masa kontrak telah sampai, maka kita berdua akan bercerai secara resmi. Maka dari itu tidak peduli jika kamu bersama dengan siapa itu juga tidak masalah, memiliki anak dengan siapa itu juga tidak masalah, memberikan usaha apa kepada siapa itu juga tidak masalah, sama sekali tidak ada urusannya denganku, aku hanya cukup melakukan bagian aku selama masa kontrak itu berlangsung."
Penampilan Neva yang seolah-olah dirinya tidak memiliki hubungan apa pun dengan permasalahan yang ada, benar-benar membuat Gandi marah, dia pun melangkah maju dan menarik Neva untuk bediri.
Tubuh Neva yang ringan tak berdaya bersandar pada tubuh Gandi, terlihat bahwa luarnya sangat lemah, hal ini membuat tatapan matanya memancarkan sedikit keterkejutan.
"Neva, karena kamu telah berkata demikian, maka begitu dikemudian hari jangan biarkan aku dari mulut ibu, mendengar permasalahan apa pun mengenai diri aku dan Julia. Kalau tidak, aku akan membuat kamu merasakan akibatnya!"
Setelah mengatakan itu, satu lambaikan tangan Gandi, menghempaskan Neva hingga mundur beberapa langkah, membuat ia jatuh terbaring di atas kasur.
Kasur ini sangatlah lembut, Neva sama sekali tidak merasakan sakitnya terjatuh.
Akan tetapi dalam hatinya terdapat banyak lubang kesedihan setelah mendapatkan perlakuan yang begitu kasar, melainkan tidak dapat digantikan begitu saja oleh rasa sakit pada tubuhnya.
"Tuan Tirta, meskipun kamu tidak mempercayai aku, akan tetapi aku masih akan memberitahu kamu, tidak peduli di masa lampau, atau di kemudian hari, aku tidak akan mencampuri apa pun urusan mu."
Suara Neva terdengar putus asa, membuat hati Gandi tanpa terduga pun sedikit bergetar.
Pada saat itu, tanpa terduga dia memiliki semacam perasaan ingin menarik Neva untuk bangun dari atas lantai, kemudian memeluknya di dalam pelukannya dan menyayanginya serta melindunginya.
Akan tetapi dengan segera ia teringat bahwa Neva adalah wanita berwajah dua, oleh karena itu dia menahan dirinya untuk tidak mengulurkan tangannya, awalnya ia ingin meredakan ketegangan diantara hubungan mereka berdua, akan tetapi setelah mengatakannya malah menjadi berubah : "Aku bisa mengatakan bahwa aku mempercayaimu, akan tetapi aku tahu dalam sekejap kamu pasti akan mengadu lagi kepada ibu. Neva, aku benar-benar terlalu memahami dirimu, trik murahan mu ini, dalam penglihatan aku benar-benar sangat kekanak-kanakan!"
Selesai berbicara, Gandi dengan acuh tak acuh, bersiap untuk pergi dari sana.
Neva pun terduduk di atas kasur, kasur yang lembut, bagi dia, sebaliknya lebih membuat orang merasa sulit untuk duduk diatasnya dibandingkan dengan kursi harimau yang merupakan kursi hukuman, dengan suara yang pelan ia berkata : "Tuan Tirta, sudah begitu larut, kamu ingin pergi kemana?"
Gandi menghentikan langkahnya, tanpa menolehkan kepalanya, ia langsung membanting pintu, hanya ada sebuah kata dengan nada mengejek yang bergema di dalam rumah : "Aku pergi kemana, sama sekali tidak ada urusannya dengan orang asing seperti kamu!"
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety GirlSee You Next Time
Cherry BlossomUnlimited Love
Ester GohTakdir Raja Perang
Brama aditioWaiting For Love
SnowGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip