Cinta Yang Dalam - Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat

Wajah Dunhil yang sedih membuat hati Neva sedikit tergoyah.

Neva adalah orang yang berhati lembut, bahkan lawan yang menyakitinya berulang kali, hatinya pada pria ini tetap memiliki kenangan yang indah.

Kalau ada pilihan, Neva lebih memilih seumur hidupnya, tidak melihat Dunhil lagi.

Setidaknya pada saat ini, dalam ingatannya, bisa memasukkan Dunhil dalam daftar orang hilang.

Meskipun pria ini tidak ada, tetap akan meninggalkan kenangan indah padanya.

Tapi sekarang?

Neva ingin membuang obat ini jauh-jauh.

“Neva, aku tahu, Gandi tidak baik padamu. Hatimu pasti akan ada diriku, ikut aku pergi, aku tidak menginginkan semua yang ada di kota Z, kita pergi menjauh!”

Ucap Dunhil dengan serius, mengulurkan tangan memegang tangan Neva.

Neva hampir dipaksa dia masuk dalam tumpukan baju, wajah Neva berubah pucat, dia mendorong Dunhil, berteriak marah dan berkata: “Mundur, kamu mundur, menjauh dariku!”

Neva yang seperti ini, membuat Dunhil berpikiran Neva sengaja bersikap dingin, membuatnya agar tidak bisa mendekat.

Menoleh, hanya dirinya sendiri, menjilat lukanya di sudut.

“Neva, demi dirimu, aku bisa melakukan apa pun. Aku bisa melepaskan segalanya, pergi bersama denganmu, aku bisa mengambil segalanya berkelahi dengan Gandi. Neva, aku terus bertanya pada diriku sendiri selama ini. Aku tahu, aku mencintaimu, tidak bisa melupakanmu, aku mohon padamu, kembalilah ke sisiku!”

Perkataan yang sama, diucapkan pertama kali membuat Neva tersentuh.

Tapi dikatakan berulang kali, membuat Neva merasa Dunhil pintar berakting.

Neva mengambil hp, menekan 110 untuk melapor polisi, lalu berkata dengan serius: “Dunhil, tolong hentikan. Kalau kamu masih seperti ini, jangan salahkan aku melapor polisi!”

Dunhil menatap Neva dengan serius, Neva yang mengancam dirinya pasti sedang berpura-pura, kan?

Hati Dunhil memberitahu dirinya seperti ini, tapi entah kenapa, melihat tatapan Neva yang tegas, seolah tidak tampak seperti bercanda.

Dunghil ragu sebentar, lalu mundur beberapa langkah.

“Neva, ikut aku pergi, aku bisa memberikanmu kebahagiaan.”ucap Dunhil sekali lagi.

Neva meletakkan hp, keluar dari tumpukan baju, tersenyum dingin, berkata: ‘Bahagia? Dunhil, jangan menunjukkan ekspresi menyalahkan orang lain. Sekali pun seluruh pria di dunia ini sudah meninggal semua, aku juga tidak akan memandangmu.’

Kata-kata ini seperti palu berat yang memukul hati Dunhil.

Tubuh Dunhil terhuyung dan hampir saja jatuh ke lantai.

Adegan Neva mamapah yang diharapkan dirinya, tidak kunjung terjadi.

Malah sebaliknya Neva menunjukkan ekspresi mencibir, tatapan matanya seolah berkata, terus, terus lanjutkan aktingmu, aku lihat dirimu akan berakting sampai kapan.

Di depan toko baju, Bowo merasa dirinya telah jatuh ke dalam gudang es.

Rasa dingin yang tidak terbatas membuat wajahnya membeku.

Gandi memandangi lelucon di depannya dengan dingin. Keduanya dengan sengaja menurunkan suara mereka, membuat dia tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan.

Tapi penampilan kedua orang ini yang saling tarik menarik, membuat Gandi bisa membayangkan, ketika dirinya tidak berada di rumah, Neva biasanya keluar, atau mungkin bersenang-senang di bawah tubuh pria ini.

Cerita ini sangat panjang, tapi sebenarnya waktu hanya berlalu sebentar.

Neva menarik nafas dalam-dalam, berkata: “Dunhil, aku harap kamu bisa menghargai dirimu sendiri. Kita sudah menjadi orang asing, kalau ke depannya kamu berani bertindak seperti ini kepadaku, aku tidak keberatan meminta Gandi mengobrol denganmu.”

Ancaman, ancaman terang-terangan! Teriak Dunhil dalam hati.

Tapi dia tidak bisa mengambaikan ancaman Neva.

Sekarang dia kembali ke kota Z, di kota Z posisinya masih belum stabil.

Meskipun ada dukungan keluarga Li, keluarga Tirta bisa menghabisinya dengan mudah.

“Neva, kalau kamu hanya demi uang dan posisi, dimana aku tidak sebanding dengan Gandi!”Teriak Dunhil tidak iklas.

Neva tersenyum, kali ini senyumannya berasal dari dirinya yang merasa ini sangat konyol.

Neva berkata: “Dunhil, apakah kamu masih belum sadar? Siapa dirimu? Aset keluarga Tirta, apakah bisa dibandingkan dengan keluarga Yang? Apakah Gandi bisa dibandingkan dengan dirimu?”

Kata-kata Neva, membuat Dunhil tidak berani berbicara, dan tidak tahu harus berkata apa.

Tidak peduli bagaimana dia berkata, tetap tidak sebaik Gandi.

Dunhil tiba-tiba mengingat sesuatu, seolah mencengkram sesuatu yang menyelamatkan nyawanya, berteriak: “Neva, tapi aku memiliki hati yang mencintaimu!”

“Cinta apaan, selama keluarga Tirta tidak bangkrut, aku orang keluarga Tirta.”

Setelah Neva selesai mengatakannya, dia berbalik pergi.

Ini membuat Gandi yang menggosokkan tangan berjalan menghampiri mereka tertegun.

Awalnya Gandi ingin menangkap perselingkuhan, agar ibunya bisa melihat dengan jelas, Neva yang terlihat terhormat, sebenarnya wanita yang sangat menjijikkan.

Tapi dia tidak disangka, ucapan wanita ini cukup realistis!

Bowo menghela nafas panjang, menyadari dirinya sudah mengeluarkan keringat dingin.

Tadi dirinya benar sedikit khawatir, Gandi memiliki pemikiran untuk membunuh orang.

Tapi perkataan adik ipar barusan, benar-benar sangat tegas.

Kakak ipar yang hebat, ini satu-satunya pemikiran yang ada di hati Bowo .

Neva baru saja tiba di depan pintu ruang ganti, kebetulan bertemu dengan Shinta dan Tamara yang mengobrol dengan bahagia keluar dari ruang ganti.

Setelah Shinta melihat Neva, dia segera berkata kepada Neva: “Neva, ini Tamara, terakhir kali pernah bertemu di pameran.”

Neva menyapa dengan senyum, mengikuti Shinta dan Tamara dari belakang, hatinya memikirkan perkataan Dunhil.

Neva bukan orang yang mudah putus asa, kalau tidak dia yang dilukai Gandi berulang kali, terus memberitahu dirinya untuk bertahan.

Tapi sekarang, dia benar sedikit lelah.

Perkataan Dunhil tadi, bukan tidak menyentuhnya.

Sejak dia pergi, Neva sudah mengandung anak Gandi, keduanya berada pada garis yang sama.

Seumur hidup ini hanya bisa saling memandang, selamanya tidak akan bisa saling berhubungan.

Hati Neva sedikit kecewa, jelas-jelas Gandi berada tiga meter tidak jauh darinya, tapi malah mengabaikannya.

Ini membuat Gandi yang mengubah pandangannya pada Neva, tidak bisa menahan diri untuk mengepalkan tangan.

Terkait Bowo , dia hanya memuji adik iparnya, sikap yang sombong benar-benar sangat hebat!

Neva yang sedang memikirkan sesuatu, tiba-tiba mendengar orang di depan memanggil namanya!

Tanpa sadar dia mengangkat kepalanya, kebetulan menatap Tamara.

Terkait Shinta, kali ini dia pengawai toko memperkenalkan padanya beberapa pakaian baru yang menarik.

“Nona Tamara.”panggil Neva, dia tahu Tamara tidak menyukai dirinya, jadi tanpa ragu bersikap dingin kepadanya.

Tamara menatap Neva dari atas ke bawah, tidak peduli bagaimana dia melihat Neva, tetap merasa tidak semenarik dirinya.

Dan dia tahu, keluarga Aska dibalik Neva, bukanlah pendukung Neva.

Sekarang yang memegang kekuasaan di keluarga Aska, adalah paman dan bibinya, Neva di mata mereka hanyalah sebuah alat saja.

Tapi Neva benar-benar bernasib baik, bisa menikah dan menjadi istri tuan muda kedua keluarga Tirta.

Keberuntungan ini benar-benar menakjubkan.

“Tidak tahu apakah kamu melihat Dunhil? Tadi aku mencoba pakaia di ruang ganti, lalu tidak tahu dia pergi kemana. Ada pegawai yang memberitahuku, dia bersama denganmu tadi.”

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu