Cinta Yang Dalam - Bab 93 Anemia
Tetapi dalam hati Neva tahu jelas, karena dirinya tidak berani yakin.
Jika sekarang dia berlari ke sana, dia mungkin akan benar-benar membuat Gandi marah, dia akan berkata jika dirinya sudah gila dan kemudian mengusir dirinya keluar.
Neva menarik nafas dalam-dalam, setelah merasa suasana hatinya telah tenang, kemudian dia baru berusaha untuk tersenyum dan berkata pada Ibu Tirta: "Bu, tidak apa-apa, aku hanya kelamaan berdiri, mungkin itu hanya anemia saja."
Shinta memandang Neva dengan curiga, dia melihat dengan sangat jelas laporan pemeriksaan medis Neva pada saat itu, sedikit masalah pun tidak ada, bagaimana dia bisa pingsan tanpa alasan?
Namun, melihat penampilan Neva yang seperti ini, dia pasti teringat sesuatu hal yang menyedihkan, sehingga Shinta tidak bertanya lagi.
Sepanjang sore Gandi terus berada di kamar dan tidak keluar.
Di malam hari, Fandi kembali tergesa-gesa mengejar jam makan malam, dan ada seseorang yang ikut di belakangnya, Yosi.
Karena di sore hari ada bertemu, jadi Neva yang sedang menghidangkan sayur yang telah dimasak Mbok Ting ke atas meja pun menyapa dengan sungkan.
Fandi satu detik pun tidak tahan berada di lantai bawah, dia menarik Yosi dan naik ke atas.
Tidak sampai lima menit kemudian, dia pun menarik Gandi ke bawah.
Di depan Ibunya, Gandi juga tidak memperlakukan Neva dengan baik.
Menggunakan kesempatan makan malam ini, tiga pria besar itu menemani Ibu Tirta bermain mahjong.
Satu babak permainan mahjong belum selesai, Mbok Ting telah selesai menyiapkan makanan.
Neva berteriak: "Mari makan!"
Fandi dan Yosi tidak menjawab, tetapi Ibu Tirta menjawabnya dan membuat babak ini pun berakhir, sebaliknya Gandi malah mengerutkan kening, berkata: "Mengapa berteriak? Apa tidak lihat kami sekarang sedang melakukan hal penting? Sedikit nilai penglihatan …."
Shinta mengerutkan kening, anak keduanya sudah cukup berani, bisa-bisanya dia berani mengkritik menantunya di depan dirinya.
Dia mengerutkan kening dan berkata: "Baiklah, Gandi, cukup sudah."
Gandi baru menundukkan kepala, setelah satu babak mahjong berakhir, ketika makan malam, dia tetap tidak memperlakukan Neva dengan baik.
Yosi termasuk tipe orang berperilaku baik, dia berbicara sangat sesuai dengan kemauan Shinta dan selalu bisa membuat Shinta bahagia.
Jadi makan malam ini, senyum Shinta tidak pernah pudar.
Setelah makan malam, Neva membantu Mbok Ting mencuci piring di dapur.
Shinta pun bersama tiga pria besar memulai babak baru permainan mahjong.
Neva baru menyadari bahwa wanita paruh baya menyukai permainan mahjong, dan itu bukan tidak masuk akal.
Mbok Ting tidak membiarkan Neva membantunya, mengatakan jika minyak dan air di dapur bisa merusak tangan dan tidak baik untuk kulit.
Tetapi Neva tersenyum dan menyuruh Mbok Ting untuk beristirahat sebentar, di hadapan Mbok Ting, dia melakukannya dengan sangat cermat, dan telah mencuci bersih semua piring.
Hal ini membuat penilaian Mbok Ting kepada Neva naik setingkat lebih tinggi, dia bersiap di lain hari akan membicarakan masalah ini kepada Nyonya Tirta dengan baik.
Nyonya Tirta, ini benar-benar menantu yang bisa bekerja juga bisa mengurus rumah tangga.
Setelah merapikan dapur, Neva pun mencuci beberapa buah dan meletakkan di atas meja mahjong.
Begitu dia meletakkannya, langsung terdengar suara Gandi dengan nada tidak sabar dan berkata: "Minggir, tidakkah kamu melihatnya telah menghalangi pandangan?"
Ditegur di hadapan orang luar Yosi, Neva akhirnya tidak bisa menahan malu.
Suasana hatinya sedikit murung, juga tidak mendengar Ibu Tirta menegur Gandi, dirinya langsung duduk di sofa.
Neva mengambil ponsel dan merasa WeChat nya sangat sepi.
Nana sudah tahu jika Ibunya tidak berinisiatif menghubunginya, dia tidak boleh berinisiatif untuk menghubungi Ibunya.
Gandi tidak membiarkannya naik ke atas dan dia hanya bisa duduk di bawah.
Setelah cukup lama, karena di siang hari Neva tidak beristirahat, dia pun sedikit mengantuk.
Ketika dia hendak tertidur, dia mendengar suara teriakan Gandi: "Neva!"
Neva bergidik, di bawah penyalahgunaan kekuasaan Gandi dalam waktu yang cukup lama, dia telah belajar melewati hidup dengan ketakutan.
"Gan, Tuan Gandi, ada apa?" pandangan Neva langsung jelas, dan berkata dengan melihat Gandi.
Gandi berkata: "Hari ini sudah terlalu larut, Yosi akan istirahat di rumah, kamu pergi membersihkan satu kamar tamu untuknya."
Neva tertegun sesaat, dalam seketika otaknya tidak bisa berpikir.
Dia selalu merasa ada sesuatu yang aneh, pelayan di rumah masih ada di sana, mengapa dia harus membersihkan kamar tamu ini?
Dia tidak berani mengatakan pertanyaan ini, tapi meskipun dia tidak berbicara, tentu saja akan ada orang yang membantunya.
Ibu Tirta yang terus memenangkan uang sepanjang malam ini. Wajah yang tersenyum bahagia, tetapi ketika mendengar kata-kata putranya, wajahnya langsung dingin.
Dia mengetuk meja, menunjuk Gandi dan berkata: "Gandi, dia adalah istrimu, bukan pelayanmu, kamu suruh siapa?"
Biasanya jika dia berkata begitu, Gandi akan menyerah dengan cepat.
Tapi kali ini, Gandi berkata kepadanya dengan nada menasehati, dan berkata kepadanya: "Ibu, hanya hal kecil, Neva bisa melakukannya."
Wajah Shinta cemberut dan seperti akan meluapkan emosinya.
Yosi Grene di samping melihat ada sesuatu yang salah, dan dia dengan cepat bangkit berdiri lalu berkata: "Gandi, Bibi, sekarang juga belum terlalu larut, aku meminta supir datang menjemputku saja, jadi aku tidak tidur di sini."
Fandi juga ikut mendamaikan, tapi dia memanggil pelayan datang untuk membersihkan kamar tamu untuk Yosi.
Neva tidak menyangka hanya karena dirinya, Ibu Tirta dan Gandi akan melakukan perang antara ibu dan anak lagi.
Jadi dia buru-buru bangkit berdiri, berkata: "Aku akan pergi membersihkan kamar sekarang juga."
Sambil berbicara, dia pun mengabaikan orang yang sedang berbicara di belakangnya, Neva masih sangat jelas dengan lokasi beberapa kamar tamu di Keluarga Tirta.
Sebenarnya mengatakan membersihkan kamar, itu hanya masuk menyalakan lampu, menyiapkan air dan perlengkapan mandi saja.
Jadi Neva menyelesaikannya hanya dalam waktu tiga menit, ketika dia baru keluar membuka pintu, dia melihat Yosi berdiri di depannya.
"Ah …." Neva tertegun, dalam sesaat dia tidak tahu bagaimana harus memanggil Yosi. Mengingat Gandi dan Fandi yang memanggil Yosi, Neva terdiam sejenak dan berkata: "Yosi ...."
Yosi tersenyum dan berkata: "Merepotkan Kakak Ipar."
Penampilan sopan Yosi membuat hati Neva merasa senang.
Tapi Gandi yang baru saja ditegur beberapa kata oleh Ibu Tirta, hatinya merasa sangat tidak senang.
Ini adalah rumahnya sendiri, yang berdiri di sana adalah wanitanya.
Tetapi wanitanya mengapa bisa berdiri sangat dekat dengan saudaranya sendiri.
Dan ketika melihat senyum ringan di wajah wanita itu, dia terlihat cukup bahagia.
Wanita ini, di rumah pun masih tidak tahu bagaimana menyimpan cara menggoda orang lain.
"Neva!" Gandi mendengus.
Membuat Shinta yang baru siap untuk pergi beristirahat, langsung menghentikan langkah kakinya.
Dia memelototi Gandi, anak ini, apa yang terjadi padanya tengah malam, apa dia kurang dihajar?
Tubuh Neva semakin bergidik, dan tersenyum memohon maaf kepada Yosi, lalu bergegas pergi, berkata: "Gan … suamiku, ada perintah apa."
Gandi mendengus dingin dan berkata: "Naik denganku untuk istirahat!"
Sambil berkata, dia pun naik ke atas duluan, tapi suara kaki yang menginjak tangga benar-benar berat.
Neva melihat Gandi yang marah ini, dia pun ragu-ragu sejenak, dan tidak mengikutinya naik ke atas.
Karena dia ingat dengan jelas, pada siang hari, Gandi berkata padanya bahwa dia tidak boleh masuk ke dalam kamarnya.
Meskipun Neva berharap Gandi menjatuhkan Keluarga Aska, Paman Bibi dan Nevi, mereka semua bukanlah orang yang baik.
Tetapi hal-hal ini tidak bisa diperlihatkan langsung di wajahnya, dan jika malam ini dia naik ke atas, jika pikiran Gandi tiba-tiba terkena angin, mengatakan mengapa dia ikut naik ke atas, yang sial tetap dirinya sendiri.
Tiba-tiba dia merasakan bagian bawah tubuhnya sedikit sakit, memikirkan perlakuan kasar Gandi, seketika wajahnya sedikit memucat.
Gandi naik ke lantai dua, baru merasakan di belakang tubuhnya tampak terlalu sunyi.
Menoleh ke belakang dan tidak menemukan jejak Neva.
Dia melihat ke bawah tangga dan melihat Neva masih dalam posisi awalnya, sama sekali tidak bergerak sedikit pun.
Amarahnya yang langsung menaik, dan langsung membakar akal sehat Gandi yang tersisa, dia menepuk pagar pembatas dengan sekuat tenaga dan berkata dengan suara berat: "Apa yang kamu lakukan di bawah?"
Neva menjawab Ah sekilas, mengetahui Gandi sedang berbicara pada dirinya sendiri.
Dia ragu-ragu dan berkata: "Tuan Gan … suamiku, itu, bukankah hari ini kamu berkata …."
"Cukup." Gandi pun tiba-tiba mengingat dengan apa yang dikatakannya hari ini, amarahnya langsung turun drastis, dia merasakan dirinya sedang menampar wajahnya sendiri.
"Sekarang, naik ke atas, istirahat!"
Novel Terkait
Cinta Yang Berpaling
NajokurataPengantin Baruku
FebiIstri Pengkhianat
SubardiThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlInventing A Millionaire
EdisonSang Pendosa
DoniLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaUnplanned Marriage
MargeryCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip