Cinta Yang Dalam - Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
Ekspresi Neva pun berubah, kata-kata Lanaya sudah sedikit kelewatan.
Wajah Doremi tenggelam, dia berkata dengan marah: "Diam! Kamu tahu apa? Jangan sembarang berkata"
Setelah berkata, Doremi pun mendorong Lanaya dan berkata kepada Neva: "Kak Neva, ayo kita keluar lagi"
Sebelum Doremi sempat melangkah, Lanaya langsung menarik lengan dia lagi dan berkata dengan suara tajam: "Bang Doremi, kamu berani memerahi aku? Aku menyukai kamu begitu lama, kamu tidak merasa tersentuh. Cara apa yang digunakan wanita ini sampai kamu tergoda olehnya dalam waktu begitu singkat?"
Neva menghela nafas panjang, dia tidak menyangka datang ke pameran seni saja bisa mengalami masalah seperti ini.
Pada saat dia mau bersuara dan menjelaskan, pria tinggi dan pria berambut kuning langsung menghampiri Lanaya dan menarik dia pergi.
Lanaya berteriak dengan tidak puas, tetapi tenaga pria tentu saja lebih kuat darinya, dalam waktu singkat dia pun menghilang dalam tatapann semua orang.
Tidak perlu berkata banyak, semua ini pasti hasil pengurusan dari Doremi.
"Maaf, kak Neva, tadi dia mengalami sedikit salah paham" Doremi berkata dengan suara bersalah.
Neva tertawa, penampilan dia ini membuat Doremi melamun lagi, Doremi merasa dirinya sangat konyol.
"Tidak apa-apa, usia muda itu benar-benar sangat bagus. Gadis itu lumayan bagus, sifatnya juga sangat terus terang, aku merasa lumayan cocok dengan kamu..."
Doremi membuka mulutnya dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba dia merasa tidak memiliki topik.
Orang yang dia sukai menyarani dia untuk menyukai orang lain.
Membahas topik seperti ini hanya akan membuat orang sakit hati.
Doremi bukan anak kecil, dia sudah memiliki pemikiran yang dewasa. Dia tahu perasaan dia terhadap Neva ini harus menyembunyikan ke dalam hati selamanya.
Pameran seni hari ini memiliki karya Julia.
Julia menarik Gandi untuk mengunjuni pameran secara paksa, merasa tidak berdaya, Gandi hanya bisa meluangkan waktu dari jadwalnya yang sibuk untuk datang.
Setelah mengujungi pameran dengan buru-buru, Gandi pun membeli semua karya Julia Morez.
Harga itu masalah kedua, asal Julia bahagia saja.
Karena terlalu sibuk, Gandi pun segera meminta supir untuk mengantar dia kembali ke kantor setelah membeli karya Julia.
Di tempat parkir pameran, Gandi melihat mobil ibu.
Kalau untuk bentuk mobil, mungkin bisa salah melihat, tetapi nomor plat mobil itu pasti tidak akan salah.
Gandi tidak merasa aneh kenapa ibu bisa mengujungi pameran, desain adalah hobi ibu, dia datang ke pameran itu hal yang sangat normal.
Hanya saja semua karya Julia sudah dibeli Gandi.
Kalau tidak, ibu bisa melihat kemampuan asli Julia dan mengubah pendapatnya terhadap Julia.
Setelah keluar dari tempat parkir, Gandi melirik ke kerumunan gelap di sekitarnya dan berpikir apakah dia aan bertemu dengan ibu.
Tetapi, pada saat melewati pintu samping pameran seni, Gandi melihat seseorang.
Hari ini Neva mengenakan rok lipat putih, pada saat itu dia sedang tersenyum, matanya akan terlihat melengkung pada saat dia tertawa, penampilan itu sangat manis dan cantik.
Penampilan Neva ini membuat Gandi yang awalnya memiliki sudut pandang ambigu kepada dia mulai mengerutkan alisnya dan berpikir bahwa Neva benar-benar adalah gadis yang lumayan imuat.
Tetapi pada detik selanjutnya, Gandi melihat sisi Neva masih berdiri satu orang lagi.
"Berhenti!" Gandi bersuara dengan marah, supir yang terkejut langsung menginjak pedal rem.
Gandi mengabaikan tubuhnya yang terdorong ke depan karena rem mendadak, dia menekan tombol menurunkan jendela dan melihatnya dengan teliti.
Dia tidak salah melihat, wanita itu benar-benar adalah Neva.
Tetapi orang yang berdiri di sisi Neva juga membuat dia merasa kaget, Gandi melihat orang itu dari kecil sampai dewasa.
Doremi, Neva sejak kapan mulai mendekatinya?
Melihat kedua orang yang masih tidak berpisah dan berbicara dengan senyuman, ekspresi Gandi pun segera tenggelam.
Wanita ini memang, Doremi masih merupakan seorang siswa, dia tega mendekati dia begitu saja?
Bagaimana Gandi harus menjelaskan kalau Jonami mengetahui hal ini?
Gandi turun dari mobil dan berjalan ke arah Neva dengan cepat.
Pada saat itu Neva masih belum tahu dirinya sudah terjebak masalah, tadi dia mencoba untuk mencari ibu Tirta dan Wendi, tetapi pada akhirnya tidak berhasil.
Orang-orang di lapangan kecil ini benar-benar terlalu ramai, Neva mencari sampai matanya merasa capek.
Setelah menelpon beberapa kali, Shinta pun meminta Neva untuk berdiri di satu tempat saja dan mereka datang mencarinya.
Untuk Doremi, Neva dari tadi sudah menyuruh dia pulang.
Tetapi Doremi bersikap keras kepala mau menunggu Neva pulang dulu.
Tidak bisa memenangi Doremi, Neva hanya bisa menurutinya.
Neva berdiri diam, mendengar Doremi menceritakan hal asyik tentang kampus.
Tidak tahu mengapa, Neva merasa ada sesuatu yang tidak benar, seolah-olah ada hal yang mau terjadi.
Pada saat itu, Neva tiba-tiba tidak mendengar suara Doremi lagi.
Neva menoleh ke Doremi secara refleks dan melihat Doremi sedang menatap ke seseorang dengan ekspresi yang kaget dan panik.
Tatapan Neva mengalih ke arah Doremi melihat dan jantungnya langsung mengerat.
Mengapa pria ini bisa datang?
Gandi berdiri di depan Neva dengan wajah mengelap, tatapannya menyapu melewati Doremi kemudian berpindah ke Neva.
Doremi langsung berkeringat dingin, dia meragu sejenak sebelum menyapa dengan suara bergetar: "Abang Gandi..."
Gandi menjawab iya dengan wajah yang dingin, reaksi dia sekarang sangat berbeda dengan biasanya dia akan bereaksi Doremi dengan senyuman tipis.
Pada detik ini, Doremi memiliki perasaan mendekati istri orang lain dan diketahui oleh suaminya.
Sementara Neva terlihat sangat tenang, dia berkata dengan lembut: "Tuan Tirta, kenapa kamu bisa datang?"
"Apakah aku tidak boleh datang?" Mendengar kata-kata Neva, Gandi merasa dia tidak bisa menahan emosi di dalam hatinya lagi.
Kalau dia tidak datang, dia tidak akan menyadari Neva sudah mulai mendekati adiknya sendiri. Kalau Gandi tidak datang, Neva sudah bisa semabrang bertindak.
Gandi melihat ke sekeliling, tidak menyadari bayangan adik dan ibu.
Dia tertawa dengan dingin di dalam hati, pasti wanita ini menjauhi ibu dan adik.
"Tentu saja boleh datang, orang pameran seni berkata wanita itu juga memiliki karya di sini, Tuan Tirta datang untuk mendukungnya kan?"
Neva juga tidak tahu mengapa dia tiba-tiba merasa emosi, dia berpikir mengapa dia harus terus menahan ketika pria ini berbicara dengan cara begitu agresif?
Di dalam hati, Neva sebenarnya sudah tahu tujuan kedatangan pria ini.
Dia ada melihat pengantar, karya Julia juga berada di pameran ini.
Gandi pasti datang untuk mendukung karya Julia.
Dua pria ganteng mengelilingi seorang wanita cantik, kelompok ini berhasil menarik perhatian banyak orang.
"Kamu lihat, apakah pria itu adalah dewa laki-laki sekolah kita?"
"Doremi? Sepertinya iya. Wanita di samping dia itu siapa? Penampilannya sangat lembut, kalau dia mengenakan kostum budaya Han, pasti terlihat sangat cantik!"
"Ssst, rendahkan suara kamu. Apakah kamu tidak melihat pria diseberangnya? Aku pernah melihatnya dari koran, presiden Tirta perusahaan Tirta!"
"Presiden Tirta? Aku ingat sepertinya aku pernah melihat dia juga, wanita itu sepertinya juga familier. Apakah dia itu wanita talenta nomor pertama yang bernama Neva? Oh iya, presiden Tirta dan Neva itu suami istri kan?"
"Benarkah? Ya tuhan! Berita mengejutkan! Dua pria merebut seorang wanita?"
"Dia itu nyonya muda..."
Mendengar berbagai macam hinaan, tatapan Neva tetap terlihat tenang.
Dia sudah mengalami hal seperti ini terlalu banyak kali, dia sudah kebal.
Pada saat ini, Shinta dan Wendi pun menghampiri ke depan setelah melihat sekelompok orang mengelilingi di sana.
Setelah memasuki keramaian, Shinta baru menyadari yang dikelilingi itu keluarga dia sendiri.
"Neva, Gandi, kenapa kalian semua di sini?" Pada saat Wendi masih sedang melihat kanan kiri untuk mencari Neva, Shinta sudah mengenal Gandi dan Neva dalam satu tatapan.
Untuk Doremi, Shinta juga memiliki kesan, tetapi karena banyak tahun tidak jumpa, Shinta sudah mengingat namanya jadi dia pun mengabaikannya.
Neva melamun sejenak, setelah melihat Shinta, dia pun segera menghampiri Shinta dan memegang lengannya: "Bu, aku telah mencari kalian sangat lama"
Dari tadi Neva terus merasa merinding, tatapan Gandi sangat gelap dan hal ini membuat dia merasa sangat gugup, Neva merasa akhirnya memiliki pertolongan setelah melihat Shinta.
Doremi juga sibuk memanggil Shinta tante.
Melihat kedatangan ibu, Gandi tahu dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, pada saat itu sebuah suara wanita malah berdering: "Tuan itu!"
Semua orang menoleh ke arah suara berasal secara refleks, jantung Doremi mengerat, Lanaya muncul.
Lanaya melangkah ke depan: "Aku ingin bertanya, apakah wanita ini adalah istri kamu?"
Lanaya tahu dari pria berambut kuning bahwa Neva ini adalah wanita yang telah menikah.
Karena hal ini, dia merasa semakin marah.
Mengapa masih bisa bermain di luar seperti ini ketika sudah menikah?
Pemikiran wanita itu sangat teliti, dari tatapan Doremi, Lanaya sudah menyadari Doremi mencintai wanita ini.
Gandi menatap ke Lanaya dengan tatapan polos, dia tidak tahu apa tujuan gadis ini mengatakan kata-kata seperti ini.
Tetapi Doremi tahu, dia berkata dengan tegas: "Lanaya, diam, jangan sembarang berkata!"
Lanaya melihat ke dengan tatapan kaget Doremi, pria ini berai memarahinya? Dia melihat ke Neva dengan benci: "Istri kamu tadi..."
Pada saat Lanaya mulai bersuara, Doremi pun langsung cemas.
Dia terlalu mengerti sifat Lanaya, dia dimanjakan oleh keluarganya sejak kecil, sehingga dia tidak pernah memikirkan akibat yang akan terjadi jika dia melakukan sesuatu.
Doremi melangkah dengan cepat dan langsung menutupi mulut Lanaya.
Lanaya membantah, tetapi dia tidak bersalah. Dia marah sampai langsung mencubit kukunya ke atas lengan Doremi dengan kuat, dalam waktu singkat darah pun mulai mengalir.
Doremi menahan rasa sakit kemudian tersenyum kepada Gandi mereka: "Bang Gandi, kalian pulang saja dulu. Dia tidak memiliki hal yang ingin dikatakan"
Novel Terkait
Back To You
CC LennyLoving The Pain
AmardaPergilah Suamiku
DanisLoving Handsome
Glen ValoraIstri Yang Sombong
JessicaPernikahan Kontrak
JennyBlooming at that time
White RoseCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip