Cinta Yang Dalam - Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
Pada saat pintunya terbuka, tatapan semua karyawan yang berada di dalam ruangan langsung beralih ke tempat tersebut.
Setelah melihat orang yang datang berkunjung, mereka semua langsung menghela nafas lega.
Sementara Ruri yang terdiam pada barusan, saat ini seolah-olah bersemangat dalam seketika, wajahnya langsung menampakkan senyuman tidak acuh "Aduh, asisten ini, buat apa kamu datang ke ruang penulis skenario ? Kenapa tidak menyanjung atasanmu dan malahan berkeliaran di sini ? Awas saja nanti atasanmu tidak senang dan langsung memecatmu !”
Dania langsung mengabaikan kata-katanya.
Dalam hatinya tentu saja ada api amarah yang membara. Namun Dania selalu mengingatkan dirinya agar jangan emosi.
Apabila dia emosi, maka akan jatuh ke dalam perangkap Ruri.
“Aku ada pekerjaan yang mau mencari kak Sansan, tolong minggir.” Dania berkata dengan nada dingin.
Sikap Dania yang terkesan profesional membuat Ruri yang bersiap-siap untuk bertengkar dengan dirinya menjadi sedikit tidak berdaya.
Ruri tidak meluangkan jalan, malahan hanya mengerutkan alis dan berkata “Kak Sansan sangat sibuk, tidak ada waktu untuk melayani kamu. Ada apa kamu bilang saja padaku, aku yang sampaikan saja,”
Dania melirik sekilas ke arah Ruri, penilaian dirinya terhadap Ruri sudah menghilang dengan total.
Wanita ini benar-benar bodoh sekali.
Berdasarkan peraturan Young Grup, masalah perusahaan lebih penting dari apapun. Dania datang kemari jelasnya ingin mengurus pekerjaan. Namun saat ini Ruri malahan menghalangi dirinya untuk masuk ke dalam, apabila Dania mempermasalahkan hal ini secara serius dan melapor ke departemen personalia, mungkin saja pada besoknya Ruri sudah tidak perlu datang ke kantor lagi.
Bukan, mungkin saja hari ini sudah bisa langsung kembali ke rumah.
“Anjing yang baik tidak akan menghalang jalan.” Dania malas emosi dengannya, sehingga langsung mengabaikan Ruri dan mendorong tubuhnya.
Ruri yang berada di belakang sama sekali tidak pernah menghadapi keadaan ini, sejak Dania masuk ke dalam perusahaan, Ruri selalu berperan sebagai orang yang menindas Dania.
Namun wanita lemah yang selalu tertindas, saat ini malahan membantah dirinya dan mempermalukan dirinya.
Hal ini membuat Ruri emosi meledak, dia mengulur tangan dan ingin menyeret baju Dania untuk mengusirnya.
Akan tetapi meskipun Ruri sangat emosi, namun Sansan yang berada di dalam tetap saja sangat sadar.
Dia langsung batuk dengan suara yang tidak terlalu kuat, namun sudah cukup untuk menekan Ruri.
Tubuh Ruri kaku sekilas dan langsung sadar kembali.
Dia menatap Dania yang sedang menghampiri sisi Sansan dengan tatapan kejam, kemudian langsung menutup pintu dan juga ikut menghampiri.
“Kak Sansan, ini beberapa dokumen yang dibutuhkan Direktur Yang, mohon dapat mengatur orang yang menyiapkan dokumen ini untuk sekarang !”
Dania menyerahkan kertas di tangannya dengan gaya formal, Sansan melirik sekilas, kemudian melambaikan tangan dan berkata "Sini !”
Sansan sama sekali tidak mengangkat kepalanya, namun dikarenakan hasil kerja sama selama ini, Ruri langsung mengerti kalau Sansan sedang memanggil dirinya.
Ruri mengerti demikian, sementara Dania juga mengetahui hal ini. Dalam ruangan penulis skenario pada sebelumnya, asalkan Sansan menyebut kata sini, tandanya hanya sedang memanggil Ruri yang selalu menyanjung dirinya.
Dengan kata lain, kebiasaan tersebut bahkan sudah menjadi sebuah kebanggaan.
Ruri menghampiri dan berkata "Kak Sansan, aku saja yang mengerjakan !”
Setelah itu dia mengulur tangan dan ingin menerima kertas tersebut.
Namun kertas tersebut malahan langsung dibuang oleh Sansan ke dalam berkas dokumen.
“Skenario kamu sudah selesai ditulis ? Kalau belum cepat kerjakan sekarang ! Masalah sepele ini, kapan saja dikerjakan juga sama !”
Setelah itu Sansan batuk sekilas lagi.
Ruri terbengong sekilas, dia mengerti kalau Sansan sedang sengaja menantang Winda, akan tetapi ini berhubungan dengan masalah perusahaan.
Jadi …..
Namun suara batuk Sansan pada barusan sudah menandakan kalau masalah ini tidak memiliki batasan untuk dibahas lagi.
Ruri langsung duduk di tempat dengan tanpa ragu.
Sementara pada saat ini dania malahan terabaikan begitu saja oleh Sansan.
Dania bagaikan telah menjadi manusia transparan, Sansan sama sekali tidak melirik ke arahnya.
Dania berkata dengan nada ringan "Kak Sansan, dokumen ini sangat penting. Kamu boleh meminta orang untuk mengurus sekarang ?”
Setelah Dania selesai berkata, dia tetap saja tidak mendapatkan respons apapun.
Sansan duduk di depan komputer, matanya terus melekat pada sebuah berkas yang tertera di layar komputer.
Seolah-olah Dania yang berada di sampingnya telah menjadi udara.
Wajah Dania sudah mulai menampakkan jejak amarah, namun tidak lama kemudian dia langsung meredakan amarah tersebut.
Dania mengerti kalau Sansan sedang memancing amarahnya. Lagi pula kalau dia emosi terhadap Sansan, Sansan pasti akan mencari masalah dan menuduh dirinya sedang mengatasnamakan kekuasaan Winda, sampai saat itu Winda malahan akan ikut terlibat dalam masalah.
Bagaimanapun sebelumnya Dania pernah bekerja di ruang penulis skenario, sehingga dia mengetahui di mana keberadaan beberapa dokumen yang diperlukan ini.
Dia berjalan ke depan lemari dokumen, kemudian langsung membuka pintu lemari dan mulai mencari.
Sansan tidak bergerak, namun reaksi wajahnya yang semakin seram menandakan bahwa dirinya sangat tidak senang terhadap tindakan Dania.
Dokumen di dalam lemari sudah sedikit kacau, sebelumnya Dania yang bertanggung jawab untuk membereskan dokumen tersebut.
Meskipun berdasarkan peraturan perusahaan, pekerjaan membereskan dokumen harus dilakukan secara bergiliran oleh masing-masing karyawan. Namun saat itu Dania yang berada di ruangan penulis skenario pada dasarnya sudah bertanggung jawab dalam mengurus pekerjaan sepele seperti ini.
Ruangan penulis skenario juga ada karyawan baru yang masuk bekerja, karyawan baru tentu saja akan tertindas. Sebenarnya pada dulunya Dania sudah tidak perlu melakukan pekerjaan ini lagi.
Namun Dania yang sudah pernah mengalami penindasan oleh karyawan lama, tidak ingin menyalurkan siksaan seperti ini kepada orang lain lagi.
Semua usaha dan pengorbanan Dania tidak tersia-sia.
Setidaknya karyawan yang tidak ikut bergosip dan tidak memihak siapa pun pada barusan, sebagian besarnya adalah karyawan baru yang masuk setelah Dania.
Setelah mendapatkan dokumen yang diperlukan dania langsung meninggalkan ruangan.
Pada saat Dania baru menutup pintunya, dia langsung mendengar suara memecahkan gelas yang berasal dari dalam ruangan.
Dalam beberapa waktu ini dania juga mendengar kabar kalau Sansan sering memecahkan gelas.
Memecahkan gelas menandakan bahwa suasana hati Sansan sedang tidak baik, pada dulunya Dania juga pernah mengalami hal ini.
Sementara gelas yang dipecahkan oleh Sansan dania harus mengeluarkan uang sendiri untuk menggantikannya.
Di dalam ruangan penulis skenario, Ruri buru-buru mengeluarkan satu set gelas baru, kemudian membersihkan gelas baru dan meletakkan di meja Sansan.
Setelah itu dia bertanggung jawab dalam tugas kebersihan, kemudian membersihkan pecahan kaca yang berada di lantai.
Pada saat membersihkan, tangannya bahkan terluka karena pecahan kaca di lantai.
Darah langsung mengalir dari luka tersebut, Ruri menekan dengan jari tangannya, namun malahan lupa kalau di atas lukanya masih menyisakan pecahan kaca, sehingga jari tangan satunya juga ikut terluka.
Rasa sakit yang merasuk ke dalam hati membuat Ruri mendesah kesakitan.
Tindakan tersebut membuat Sansan yang sedang emosi mendapatkan tempat pelampiasan, dia sama sekali tidak melirik Ruri dan langsung membentak dengan kuat "Buat apa teriak di sini ? Kalau sudah selesai cepat pergi ! Masalah sepele saja juga tidak bisa mengerjakan, apa gunanya kamu ? Aku kasih tahu kamu, kalau malam ini tidak bisa menyelesaikan skenario, kamu jangan berharap bisa pulang kerja lagi !”
“Maaf, maaf, aku, aku langsung membereskan !” Dikarenakan jari tangannya telah terluka, Ruri bahkan sudah hampir menangis.
Namun pada saat seperti ini, dia malahan dimarahi oleh Sansan.
Hatinya memiliki perasaan tidak terima.
Pada pertama kalinya, Ruri merasa sepertinya Sansan lumayan keterlaluan.
Dania kembali ke ruangan kerjanya, kemudian membereskan beberapa dokumen dan menyerahkan kepada Winda.
Winda menerima dokumen tersebut dan melirik ke arah Dania.
Sebenarnya mengambil dokumen ini hanya memerlukan waktu dua atau tiga menit saja. Namun barusan Dania bahkan menghabiskan waktu dua puluh menit untuk mengambil dokumen tersebut.
Winda bukan mencurigai cara kerja Dania, dia malahan sedikit khawatir dengannya, takutnya barusan di ruangan penulis skenario telah menayangkan sebuah drama keributan.
Winda diam-diam berpikir sendiri, tangannya menggerakkan mouse dengan refleks, namun malahan menjatuhkan gelas di sampingnya.
Pada saat gelasnya hampir terjatuh ke lantai dania bertindak dengan cepat dan langsung menangkap gelas tersebut.
“Direktur Yang, kamu kenapa ? Tidak apa-apa kan ?”
“Tidak, tidak apa-apa, terima kasih ya.”
Winda menerima gelasnya, kemudian tersenyum dan berkata.
Jarak hingga saatnya pulang kerja hanya menyisakan waktu satu jam saja, Winda keluar dari ruangan kerjanya.
Dia tidak memakai lift, malahan menggunakan tangga dan tiba di lantai teratas.
Ruangan ini adalah ruang kerja khusus direktur dan juga merupakan ruang kerja khusus Satya.
Dikarenakan ada pemberitahuan dari Satya pada sebelumnya, sekretaris dan pengawal yang berada di depan pintu langsung membiarkan Winda masuk ke dalam ruangan.
Winda masuk ke dalam ruangan dan mengetuk pintu.
Namun ketika baru saja mendorong pintu masuk, dia langsung melihat Satya yang sedang membuka jendela.
Sementara pada saat ini, di dalam ruangan masih menyisakan bau asap rokok yang menebar di udara.
“Merokok lagi ya ? Direktur Satya.” Winda berkata dengan reaksi seru, kata lagi kesannya sedang menegur.
Satya yang selalu bersikap dingin di hadapan orang lain, saat ini buru-buru melambaikan tangan dan memohon "Tidak, tidak merokok. Kamu pura-pura tidak melihat saja, boleh ? Nona Yang ”
Nada bicara Satya bahkan sudah berkesan seperti membujuk.
“Em ?” Winda sedikit mengerut alis, lalu melihat tumpukan puntung rokok yang dipadamkan ke dalam asbak rokok, kemudian berkata "Ini juga anggap saja tidak melihat ?”
Wajah Satya penuh dengan reaksi panik yang nyata.
Hal ini dikarenakan dirinya tidak boleh merokok atau tidak dibolehkan merokok.
Bagaimanapun masih ada harimau ganas yang berada di rumahnya, Jenifer terus mengingatkan dan mengancam dirinya agar jangan merokok.
Untung saja Winda tidak memperhitungkan masalah ini, meskipun dia memiliki hobi untuk menyaksikan drama.
“Ada keperluan apa, nona besar keluarga Yang ada perintah apa ya ?” Satya melihat sikap Winda yang tidak ingin memperbesar masalah, sehingga buru-buru menuang teh dan mengalihkan topik dengan kesan menyanjung.
Winda melihat teh hangat yang berada di hadapannya, kemudian mengeluh nafas dan berkata "Harus bagaimana ya, aku mengalami masalah besar.”
“Masalah ?” Satya terbengong sejenak, seolah-olah belum sempat mengerti.
Bagaimanapun perusahaan ini adalah cabang dari Young Grup, siapa juga pemilik dari Young Grup ?
Young Grup adalah aset pribadi milik keluarga Yang, sementara Winda adalah nona besar di keluarga Yang.
Dengan bahasa lainnya, dia mana mungkin tertindas di dalam rumah sendiri ?
Winda tentu saja melihat reaksi wajah Satya yang terkesan tidak percaya.
Winda menceritakan secara sekilas mengenai semua kejadian di dalam perusahaan, dia sendiri tidak berkenan dengan kejadian tersebut, namun dia juga khawatir apabila masalah ini terus berkembang, mungkin saja akan mempengaruhi pekerjaan.
Sementara asistennya Dania juga akan mengalami tekanan yang berat.
Mengenai semua ini, Winda tidak boleh menegur secara terus terang kepada karyawan lainnya di perusahaan.
Oleh sebab itu orang harus berperan sebagai orang jahat tentu saja hanya menyisakan Satya.
Satya merenung sejenak dan berkata "Masalah ini sebenarnya gampang juga. Saat ini Sansan semakin keterlaluan di perusahaan, dia berani bertindak seperti ini juga dikarenakan wakil direktur yang bernama Orlan. Beberapa waktu ini aku bahas saja dengan Orlan.”
“Iya, permintaan aku sangat sederhana, asalkan tidak mempengaruhi pekerjaan, aku tidak berkenan dengan masalah lainnya.”
Dikarenakan Dania dipersulit oleh karyawan lainnya, sehingga pekerjaan yang hanya memerlukan waktu dua tiga menit malahan tertunda hingga dua puluhan menit, Sansan sudah berhasil menginjak batasan kesabaran Winda.
Dalam menghadapi perbuatan yang merugikan perusahaan, Winda sama sekali tidak dapat bersabar lagi.
Novel Terkait
Cinta Tapi Diam-Diam
RossieMenaklukkan Suami CEO
Red MapleMy Enchanting Guy
Bryan WuGet Back To You
LexyAnak Sultan Super
Tristan XuCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip