Cinta Yang Dalam - Bab 121 Mabuk

Andeli sedikit bingung, apa pria ini tidak mengerti tentang kesenangan atau dia memang sengaja menyuruhnya minum?

Satu gelas anggur bisa menaikkan perasaan, tetapi jika dua gelas itu sama saja dengan sekarat!

Wajahnya memerah, bersandar di telinga Gandi dan berbisik: "Direktur Tirta, aku ingin …."

Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, Gandi langsung meletakkan gelas anggur itu di mulut Andeli .

"Habiskan anggur ini!"

Brendi yang pedas itu membuat Andeli hampir bersin.

Wajahnya yang kemerahan, bukan karena gairahnya yang menaik, tetapi karena dia yang bertahun-tahun selalu dijadikan anak kesayangan oleh orang-orang kaya, dan Gandi adalah orang pertama yang bersikap kasar padanya.

Dia berbisik: "DIrektur Gandi, aku tidak bisa meminumnya lagi! tapi …."

Dia mengambil gelas anggur dari tangan Gandi, mengisap seteguk dan menyimpan di dalam mulutnya, lalu berinisiatif untuk memberikannya ke mulut Gandi.

Gandi melihat wajah wanita itu yang semakin dekat dengannya, dengan bibir merahnya yang biasanya bisa membuat semua pria tergoda, tetapi ekspresinya malah seperti biasa.

Gandi mengulurkan jarinya dan menekannya di mulut wanita itu, dengan sedikit kekuatan lalu mendorong menjauhi dirinya.

"Apa yang kamu inginkan?" katanya singkat.

Wanita seperti ini, dia sudah terlalu sering melihatnya.

Tetapi jika ingin mengambil uangnya tidak semudah itu, Gandi bukanlah orang yang berpikir dengan bagian bawah tubuhnya.

Andeli tertegun, tidak menyangka Gandi mengutarakan hal ini secara langsung.

Dia melihat sekeliling, dan pada saat ini para pemuda kaya dengan sangat tertarik menonton mereka, terutama pria yang dikatakan sebagai adiknya Gandi itu, yang terus menonton dengan semangat dan tidak takut jika hal ini menjadi heboh, membiarkan Andeli untuk memainkan Kakak keduanya sekarang.

"Aku hanya ingin kamu …." Andeli melihat semua orang yang mulai membujuk dan dia pun berpura-pura malu, tangannya yang sudah mencapai bagian bawah tubuh Gandi lalu menekannya dengan ringan.

Yang sangat mengejutkan adalah Gandi sama sekali tidak bereaksi.

Andeli sedikit terkejut, apa mungkin pria ini tidak sanggup?

Dan saat ini Gandi menaruh beberapa gelas anggur lalu mengisi semuanya dengan Brendi.

Mengeluarkan sebuah cek dari sakunya, dengan sepuluh nol tertulis di dalam cek tersebut, digit paling pertama langsung membuat mata Andeli terdiam.

"Habiskan delapan gelas anggur ini, dan uang ini akan menjadi milikmu!"

Gandi berkata dengan dingin dan cek sudah diletakkan di depan Andeli .

Meskipun Andeli adalah bintang film sejati, tetapi film-filmnya beberapa tahun ini semakin di jalan yang benar.

Orang seperti dia yang tidak memiliki keterampilan berakting dan hanya mengandalkan melepaskan pakaian, sekarang sudah sangat sulit dijalankan.

Dan karena adanya gadis-gadis cantik generasi baru yang terus bermunculan, membuat orang-orang yang merekrutnya sudah tidak tertarik lagi padanya.

Andeli meraih cek itu lalu menciumnya dalam-dalam, dan berkata: "Direktur Tirta, setelah aku meminum semua ini, gairahku akan menaik …."

Tatapan hangat terpancar di mata para pemuda kaya itu, mereka semua sangat mengerti Gandi yang tidak tertarik dengan wanita.

Takutnya hari ini wanita ini akan mengalami sedikit kerugian.

Andeli mencobanya, dia mengambil segelas Brendi dan menghabiskannya dalam satu tegukan.

Satu gelas, dua gelas, tiga gelas, sampai gelas keenam, dia ingin bertahan, tetapi dia tidak bisa menahan mabuk dan langsung terjatuh ke lantai, sama sekali tidak sadarkan diri.

Pada saat ini ada seorang pemuda kaya yang ikut dengan Yosi dan berkata: "Tuan muda kedua, wanita ini cantik. Film-film yang dia buat sebelumnya, aku dulu pernah melihatnya, benar-benar sangat menarik. Sekarang dia ada di depanmu, apa tidak bermain sebentar saja?"

Gandi tampak acuh tak acuh lalu melirik ke tubuh Andeli .

Dadanya yang besar itu sudah hampir menonjol keluar, tapi mata Gandi malah tidak berhenti sejenak pun.

Gandi tidak main wanita, bukan karena dia dingin, hanya saja dia memiliki pendidikan keluarga yang ketat dan telah menjaga kebersihan dirinya sejak kecil.

Sehingga banyak orang di lingkaran itu merasa sangat iri dengan Julia, yang telah naik ke atas tempat tidur Gandi, cepat atau lambat adalah Nyonya muda Keluarga Tirta, sampai dengan adanya kehadiran Neva ….

Pada saat ini Fandi melepaskan wanita di sebelahnya dan muncul di hadapan Kakak keduanya, lalu dia melirik Andeli yang tidak sadarkan diri di lantai, dan berkata dengan sedikit penyesalan: "Kak, apa kamu menyukai wanita ini?"

Gandi melirik Fandi dengan mengerutkan kening, apa yang sedang dia katakan, apa sedang menghinanya?

"Jika kamu tidak menyukainya, kalau begitu aku akan memberikannya kepada Sahruk Deka! Tadi dia berbisik di telingaku dan berkata jika dia menginginkan wanita ini!"

Fandi berkata dengan acuh tak acuh, tentu saja Sahruk tidak akan bermain dengan sia-sia, dia sudah mengatakan bahwa nanti dia akan memberikan Fandi sebuah ronde dengan beberapa ratus juta, dan itu juga sebuah kemenangan yang sangat pasti.

Keluarga Deka yang mengelola kasino, jadi dia memiliki keyakinan untuk mengatakan ini.

Gandi mengangguk, Sahruk di sana yang sudah tidak sabar lagi, dia langsung datang dan menyeret Andeli pergi.

Andeli digendong olehnya dan diletakkan di atas sofa, pakaiannya yang dilepas dengan tergesa-gesa, dengan bra yang berkancing depan, setelah membukanya, dadanya yang besar itu langsung melonjak keluar.

Tidak jauh dari sana ada seorang pemuda kaya tidak bisa menahan diri lagi, lalu berteriak dari sana: " Sahruk , kamu cepat sedikit, jika kamu sudah selesai berikan padaku!"

Di sisi lain ada orang yang terangsang dan langsung mencari sebuah sudut, dan mulai menarik wanitanya lalu mulai melakukan hal itu.

Andeli memang sangat cantik, jelas-jelas dia sudah berusia tiga puluh tahun, tetapi tubuhnya montok di mana dia seharusnya, dan ramping di mana dia seharusnya, pinggangnya yang kecil itu cukup untuk membuat pria mana pun menjadi gila.

Dia sangat mabuk, tetapi samar-samar masih memiliki akal sehat.

Andeli membuka matanya sedikit, merasa ada seseorang di depannya seperti sedang mengisap bagian sensitifnya.

Tubuhnya yang pada dasarnya sangat sensitif, jadi dia tidak bisa menahan diri untuk mendesah.

Begitu suara itu berbunyi, itu seperti sebuah panggilan setan, membuat para pemuda kaya yang sedang duduk tiba-tiba menjadi gelisah di luar kendali.

Di belakang sofa, pergi ke sudut, bahkan ada yang langsung duduk di atasnya hanya ditutupi dengan pakaian saja.

Gandi sedikit mengernyit, sebenarnya dia tidak ingin menghadiri pertemuan semacam ini.

Pada awalnya hanya beberapa teman pria mereka yang berkumpul bersama, tetapi teman Fandi sangat banyak, Yosi juga banyak, bahkan dua kakak adik Keluarga Barata , sehingga ada semakin banyak orang. Wajah teman-teman baiknya, dia tidak bisa tidak memandangnya.

Dia bersulang dan menyesap seteguk anggur merah.

Pandangannya sedikit ke kanan, pada saat ini Sahruk sudah merobek rok kulitnya Andeli lalu melepas celananya dan siap melakukan adegan yang memuaskan itu.

Dan ketika Sahruk hendak berbaring ke arahnya, akhirnya Andeli melihat jelas orang di depannya, ternyata bukan Gandi?

Dia langsung memberontak dan berteriak dengan terputus-putus: "Siapa … kamu, tu … run, jangan … mendekati … aku …."

Meskipun Andeli mabuk, tetapi obsesinya masih sangat sadar.

Dia tahu maksud kedatangannya malam ini adalah untuk menangkap Gandi.

Terhadap pemuda kaya lainnya, meskipun mereka juga kaya, tetapi berdasarkan kemampuannya Andeli ingin mencapai kesempatan biasa itu sangatlah banyak.

Sahruk tersenyum, dua tangannya sudah menggenggam bagian menonjolnya Andeli , lalu mencubitnya dengan keras, berkata: "Apa yang kamu berontakan, apa yang bisa diberikan Tuan muda kedua, aku pun bisa memberikanmu."

Dia yang telah mengangkat kaki Andeli dan sudah siap untuk mendorongnya masuk.

Tapi kali ini tidak tahu kekuatan Andeli dari mana asalnya, dia memberontak dengan keras, dan seluruh tubuhnya langsung terjatuh dari sofa.

Dan Sahruk tidak memiliki persiapan, dia yang langsung terjatuh ke lantai karena kakinya yang menjepit ke lehernya.

Dia merasa lehernya hampir akan patah dan langsung menjerit kesakitan.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu