Cinta Yang Dalam - Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman

Kata selamat malam ini membuat hati Neva seperti akan meledak.

Tangannya yang memegang ponsel terlihat bergetar.

Setelah beberapa lama ia baru membalas “Selamat malam, tuan Tirta.”

Dalam hatinya ia tidak dapat membedakan dengan jelas bahwa itu adalah rasa gembira atau rasa haru.

Seingatnya ini adalah pertama kalinya pria tersebut mengatakan perkataan seperti ini kepadanya.

Apa artinya ini, dia sudah tidak berani memikirkannya.

Semakin mudah didapatkan malah akan semakin membuat orang menderita.

Keluarga Tirta.

Di ruang tamu, Shinta memegangi data ditangannya dengan sesekali mengangkat kepala menatap wanita di hadapannya.

Gilbert dan Lexi juga duduk di satu sisi dengan ekspresi penuh penyesalan dan gelisah di wajah mereka.

Walaupun Shinta terlihat tenang, namun tangan yang memegangi data juga sedikit gemetar. Setelah beberapa lama, dia kemudian berkata “Dengan kata lain, Neva adalah anak perempuan kalian?”

Lexi menjawab dengan sedikit rasa malu “Maaf Nyonya Tirta, menyebabkan kebingungan yang sangat besar ini. Walaupun Neva adalah anak kandung kami, akan tetapi sebagai manusia yang terpenting adalah kepercayaan. Aku dibutakan oleh keuntungan saat itu sehingga melakukan hal yang salah dengan menukar inkubator antara Nevi dan Neva…”

Lexi sudah memikirkan alasannya sejak awal, dia yang akan menanggung akibat dari hal ini dan Shinta juga tidak mungkin mempermasalahkan hal ini.

“Sejak Neva menikah ke dalam Keluarga Tirta, hatiku selalu merasa tidak tenang. Aku melakukan sebuah kesalahan, lagi dan lagi… Aku tidak dapat menahan siksaan batin seperti ini, kedatangan kali ini adalah untuk menebus dosaku.” Sambil berkata, Lexi berlutut di lantai.

Dia mempertaruhkan segalanya untuk akting hari ini.

“Sejak kecil Nevi adalah anak yang polos, sangat polos hingga tidak ada orang yang tega untuk menyakitinya. Dia yang seharusnya menjadi menantu Keluarga Tirta yang sebenarnya, dia tumbuh bersama Gandi dari kecil, sudah seperti pasangan yang di atur oleh langit! Aku tidak ingin membawa rasa bersalah ini hingga akhir hayatku. Aku tahu masalah ini sangat sulit untuk diterima, apabila ingin menghindar juga dapat menganggap apapun tidak pernah terjadi..” Lexi berkata sambil menangis.

Seperti rasa bersalahnya terhadap Nevi sudah sampai batas tertinggi.

Sorotan mata Shinta terus melekat pada wajah Nevi.

Mengenai data Nevi, dia tadi sudah menyuruh orang untuk memeriksanya, dari informasi yang ada, dia memang adalah gadis yang baik.

Sejak kecil dia tinggal di luar negeri, orangnya rajin dan berperilaku baik, keluarga Aska juga sangat menjaganya.

Tetapi tidak tahu mengapa saat Shinta menatap Nevi, dia selalu merasa bahwa gadis ini memiliki sisi yang disembunyikan, tidak seperti sisi Neva yang terlihat lebih alami.

Dia berkata “Dulu suami istri Aska mempunyai perjanjian denganku. Jadi putri mereka sudah pasti harus menjadi menantuku. Akan tetapi terjadi hal seperti ini, menurut kalian harus bagaimana?”

Karena orang tua dari Neva adalah Lexi dan Gilbert, maka mereka juga berhak untuk ikut campur dalam urusan pernikahannya.

Wajah Lexi penuh dengan duka, karena sedih suaranya terdengar bergetar “Sungguh maaf Nyonya Tirta. Neva telah menggantikan posisi Nevi, karena sekarang kebenarannya sudah terungkap, jadi biarkan Neva saja yang mundur! Mengenai Nevi, itu memang adalah posisinya, jadi tidak ada yang bisa kuperdebatkan!”

Saat ini Lexi seperti menjadi ibu yang sangat baik.

Bahkan hati Shinta pun tergerak olehnya.

Tetapi rasa tergerak ini lebih banyak mengandung rasa kesal.

Mereka menganggap Keluarga Tirta apa? Hotel? Datang dan pergi dengan sesuka hati?

Shinta telah menghubungi Neva yang saat ini sudah dalam perjalanan dan seharusnya akan segera sampai.

Masalah ini dia ingin mendengarnya sendiri dari mulut Neva Aska.

Karena selama ini di dalam hatinya Neva adalah gadis yang baik.

Saat Neva baru berjalan masuk lalu terdengar suara Nevi yang manja “Kakak sangat baik kepadaku dan sangat menjagaku sejak kecil. Nyonya, masalah pemeriksaan DNA apakah kita boleh tidak membicarakannya lagi?”

Neva menatap Nevi dengan dalam, pelacur licik ini sangat disayangkan dia tidak pergi mengambil jurusan akting.

Dia berjalan ke ruang tamu dan berkata “Ma, aku sudah datang.”

Shinta menghela napas dan berdiri menarik tangan Neva untuk duduk disampingnya.

Dia ragu sejenak lalu berkata “ Neva, kamu juga seharusnya melihat data ini.”

Shinta menyodorkan data yang ada di atas meja, Neva mengerutkan alisnya saat melihat data tersebut dan terakhir dia menghempaskan data tersebut ke atas meja.

Dia tidak menyangka bahwa Lexi akan mencoreng nama baik orang yang telah meninggal bahkan mendapatkan hasil tes DNA.

“Ini tidak mungkin!” Dia berkata dengan marah.

Dalam hati Neva sangat jelas bahwa ini hanyalah tipuan dari Lexi si manusia kotor.

Lexi menampakkan raut wajah yang sedih, Gilbert juga menghela napas, sedangkan Nevi saat ini berkata sambil menangis “Kakak, kamu jangan marah, aku tidak akan merebut posisimu….”

“Kita tidak bahas dulu apakah hal ini benar atau palsu. Neva telah menikah dengan Gandi, kalaupun memang seperti yang kalian bicarakan, tetapi tidak dapat merubah kenyataan kalau mereka sudah menjadi suami istri.” Shinta berkata dengan tegas.

Dia tidak sepenuhnya mempercayai hasil laporan itu.

Terlebih lagi laporan ini diberikan oleh keluarga Aska, seperti apa keluarga Aska itu dia mempunyai sedikit penilaian dalam hatinya.

Akan tetapi karena mempunyai hubungan keluarga, maka Shinta terus berpura-pura memberikan muka.

Keluarga Aska sangat serakah dan dia juga berusaha untuk memenuhi keinginan mereka.

Dan tampang Nevi yang menangis sekarang membuat Shinta teringat akan seseorang yang sangat ia benci.

Seseorang penuh trik yang ingin masuk ke dalam Keluarga Tirta!

Neva merasa terharu mendengar perkataan Shinta yang sedang melindungi pernikahan mereka.

Dia berkata “Aku….”

Dia belum selesai berbicara namun Lexi tiba-tiba berkata “ Nyonya Tirta, apakah aku bisa berbicara secara pribadi dengan Neva? Ada beberapa hal yang sudah waktunya ia harus tahu!”

Shinta melihat Neva, namun Neva tidak menggelengkan ataupun menganggukkan kepala, lalu Shinta berkata “Oke, kalian berdua berbicaralah di kamar tamu.”

Lexi berdiri dan dengan lembut ingin memegang tangan Neva.

Kepura-puraannya tersebut membuat Neva merasa sangat jijik.

Dia menahan rasa ingin muntahnya lalu berdiri dan mengikuti Lexi pergi ke kamar tamu.

Saat baru memasuki kamar tamu Lexi langsung melepas tangan Neva, dia mengambil selembar tisu dan mengelap tangannya beberapa lama dan menciumi tangannya sambil berkata “Kenapa ada bau busuk?”

Neva tidak mempedulikannya lalu berkata “Apa yang ingin kamu lakukan?”

“Hah, apa yang ingin aku lakukan?” Lexi bertanya kembali.

Dia membuka ponselnya, memutar sebuah video dan memberikannya kepada Neva “Kamu lihat, bukankah kamu sangat percaya diri? Ini adalah akibat dari kamu yang tidak patuh, pasti akan ada orang yang membantumu menanggung akibatnya!”

Video sedang dalam keadaan diputar, Neva melihat Nana sedang ditahan dan ada orang yang memukulnya dengan tongkat bambu.

Nana tidak bersuara akan tetapi kakinya sudah penuh dengan memar dan air matanya terus mengalir, namun orang yang memukulnya malah terus tertawa.

Neva sangat marah hingga tubuhnya gemetar dan ia langsung membanting ponsel tersebut ke lantai, ia berjalan maju menarik kerah baju Lexi dan berkata dengan marah “Lexi, apakah kamu masih punya rasa kemanusiaan? Bagaimana bisa kamu melakukan hal seperti ini terhadap seorang anak kecil!”

Lexi tersenyum dingin, ia mengulurkan tangan melepaskan tangan Neva lalu berkata “Kemanusiaan? Apakah bisa dimakan? Neva, perhatikan sikapmu dan bersikaplah yang patuh. Jika tidak, kelak aku akan mematahkan kaki anak haram ini!”

Saat ini Neva seperti akan gila, Nana adalah nyawanya, tidak boleh terjadi apapun pada dirinya.

Dengan marah dia berkata kepada Lexi “Kamu melakukan hal seperti ini apakah tidak takut dikutuk oleh langit?”

Lexi mengangkat kepala menatap plafon, ia merasa dirinya seperti mendengar sebuah lelucon dan tertawa terbahak-bahak, beberapa saat kemudian baru berkata “Kutukan langit? Terkadang aku sangat kagum terhadap kepolosanmu. Apabila sungguh ada kutukan langit, dulu saat membunuh ayah dan ibumu…”

Belum selesai berbicara Lexi tiba-tiba menghentikan perkataannya, dia tahu bahwa dirinya tanpa sadar sudah berkata terlalu banyak.

Saat mendengar perkataan terakhirnya itu, Neva menjadi tercengang.

Dulu, membunuh, orangtuanya?

Orangtuanya bukan meninggal secara wajar?

Dia ingat bahwa orangtuanya meninggal karena kecelakaan.

Dan setelah pemeriksaan, polisi juga mengatakan itu adalah kecelakaan biasa.

Akan tetapi setelah apa yang dikatakan oleh Lexi, kecelakaan biasa ini menjadi tidak biasa!

Neva menjadi marah dan api kemarahannya telah membakar kewarasannya.

Dia menatap Lexi dengan kejam dan Lexi terkejut oleh tatapan Neva sehingga tanpa sadar dia berjalan mundur beberapa langkah.

“Neva, apa yang ingin kamu lakukan? Aku peringatkan kamu, apabila kamu melakukan sesuatu yang melewati batas maka putrimu akan habis!”

Neva mengepalkan kedua tangannya sehingga kuku-kuku jarinya menusuki telapak tangannya.

Dia sedang berusaha untuk menahan, akan tetapi tekanan dari bersabar seperti ini seperti akan membuatnya meledak.

Sekarang tidak hanya masalah penculikan Nana, juga menyangkut masalah yang sudah lama lewat.

Ternyata Lexi dan suaminya telah membunuh orangtuanya!

Lexi adalah perempuan yang menikah masuk ke dalam keluarganya, namun Gilbert dan ayahnya adalah saudara kandung.

Bagaimana bisa dia begitu tega melakukan hal seperti itu!

Melihat tampang Neva sekarang, Lexi sudah tidak berani untuk berada di dalam satu ruangan dengannya, ia takut kalau Neva akan kehilangan kendali.

Dengan buru-buru ia berkata “Seharusnya kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan selanjutnya.” Lalu ia kembali ke ruang tamu.

Beberapa saat kemudian Neva baru berjalan keluar dari kamar tamu.

Dia berjalan ke hadapan Shinta dan menundukkan badan memberi hormat lalu berkata “Ma, maaf, posisi ini seharusnya adalah milik Nevi, aku akan mundur.”

Kepala Shinta seperti akan meledak, tangannya sedikit gemetar dan ingin menarik tangan Neva, tetapi Neva bersikeras menggeleng-gelengkan kepalanya dan berjalan mundur.

Dan tepat saat ini Nevi bersuara.

“Nyonya, ada beberapa hal awalnya tidak ingin kukatakan. Akan tetapi apa yang dilakukan oleh kakak sangatlah keterlaluan, jadi aku tidak ingin menyembunyikannnya darimu.”

Nevi mengeluarkan sebuah amplop portofolio yang sudah ia siapkan sejak awal dan memberikannya kepada Shinta.

Hati Neva gemetar, ia sudah dapat menebak apa isinya.

Jelas-jelas semua ini adalah kebohongan yang direkayasa dan dia juga sudah mengalah, mengapa Nevi masih terus memojokkannya?

Shinta membuka amplop tersebut dan melihat setiap halamannya, raut wajahnya menjadi suram.

Saat ini Nevi berkata “Nyonya, apa yang kamu lihat juga sudah diketahui oleh kakak kedua Tirta. Neva dulu sangat tidak bermoral, bertindak sembarangan diluar, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, melakukan hubungan badan dengan banyak orang dan dia juga mata duitan. Dulu dia berencana untuk bercerai agar dapat membagi harta kekayaan sehingga memberikan obat dan menjebak kakak kedua Tirta….Dan sepengetahuanku, dia juga memiliki seorang anak perempuan diluar nikah…”

Nevi belum menyelesaikan perkataannya namun sudah dipotong oleh Lexi.

Dengan tampang sakit hati Lexi menunjuk Nevi dan berkata “ Nevi, bagaimana bisa kamu mengatakan kakakmu seperti itu?”

Dengan tampang tertindas Nevi melirik sejenak ke arah Neva dan berkata “Bagaimanapun juga beliau adalah calon mertuaku, aku tidak ingin menyembunyikannya darinya. Ma, kakak telah melakukan kesalahan, karena sudah salah maka dia harus mengakui kesalahannya.”

Tangan Shinta yang sedang memegangi data menjadi gemetar, dia sama sekali tidak menyangka bahwa menantu yang selama ini dipercayainya ternyata adalah orang yang seperti itu.

Ini bukan hanya masalah Neva adalah anak siapa, namun sudah menyangkut karakternya, dia adalah wanita jahat yang tidak tertolong lagi.

“Neva, apakah semua ini benar?” Shinta memegangi data dan bertanya kepada Neva. Saat ini dari nada bicaranya masih tersirat sedikit harapan, dia berharap Neva mengatakan kalau semua itu adalah palsu.

Akan tetapi Neva hanya tersenyum pahit dan tidak menjawab pertanyaan Shinta.

Karena tadi saat Shinta sedang melihat data tersebut, Lexi mengirimkan sebuah video lagi kepada Neva.

Nana sedang di ikat dan digantung, asalkan orang tersebut melepaskan tangannya, maka tubuh Nana akan hancur karena jatuh dari ketinggian belasan meter.

Putrinya di siksa orang dengan kejam dan dia dijebak seperti ini.

Neva merasa dirinya sudah akan meledak, keheningan hampir menelan kewarasannya.

Dan saat ini Nevi semakin mengkompori dengan berkata “Sebenarnya saat hasil pemeriksaan DNA sudah keluar, aku berpikir siapapun yang menjadi menantu Keluarga Tirta semuanya adalah hal yang baik. Tetapi apa yang dilakukannya beberapa tahun ini sangatlah tidak tahu malu. Wanita seperti ini mana pantas untuk kakak kedua Tirta? Aku tidak bisa membiarkannya merusak nama baik keluarga Aska dan mencelakakan Keluarga Tirta!”

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu