Cinta Yang Dalam - Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
Kata selamat malam ini membuat hati Neva seperti akan meledak.
Tangannya yang memegang ponsel terlihat bergetar.
Setelah beberapa lama ia baru membalas “Selamat malam, tuan Tirta.”
Dalam hatinya ia tidak dapat membedakan dengan jelas bahwa itu adalah rasa gembira atau rasa haru.
Seingatnya ini adalah pertama kalinya pria tersebut mengatakan perkataan seperti ini kepadanya.
Apa artinya ini, dia sudah tidak berani memikirkannya.
Semakin mudah didapatkan malah akan semakin membuat orang menderita.
Keluarga Tirta.
Di ruang tamu, Shinta memegangi data ditangannya dengan sesekali mengangkat kepala menatap wanita di hadapannya.
Gilbert dan Lexi juga duduk di satu sisi dengan ekspresi penuh penyesalan dan gelisah di wajah mereka.
Walaupun Shinta terlihat tenang, namun tangan yang memegangi data juga sedikit gemetar. Setelah beberapa lama, dia kemudian berkata “Dengan kata lain, Neva adalah anak perempuan kalian?”
Lexi menjawab dengan sedikit rasa malu “Maaf Nyonya Tirta, menyebabkan kebingungan yang sangat besar ini. Walaupun Neva adalah anak kandung kami, akan tetapi sebagai manusia yang terpenting adalah kepercayaan. Aku dibutakan oleh keuntungan saat itu sehingga melakukan hal yang salah dengan menukar inkubator antara Nevi dan Neva…”
Lexi sudah memikirkan alasannya sejak awal, dia yang akan menanggung akibat dari hal ini dan Shinta juga tidak mungkin mempermasalahkan hal ini.
“Sejak Neva menikah ke dalam Keluarga Tirta, hatiku selalu merasa tidak tenang. Aku melakukan sebuah kesalahan, lagi dan lagi… Aku tidak dapat menahan siksaan batin seperti ini, kedatangan kali ini adalah untuk menebus dosaku.” Sambil berkata, Lexi berlutut di lantai.
Dia mempertaruhkan segalanya untuk akting hari ini.
“Sejak kecil Nevi adalah anak yang polos, sangat polos hingga tidak ada orang yang tega untuk menyakitinya. Dia yang seharusnya menjadi menantu Keluarga Tirta yang sebenarnya, dia tumbuh bersama Gandi dari kecil, sudah seperti pasangan yang di atur oleh langit! Aku tidak ingin membawa rasa bersalah ini hingga akhir hayatku. Aku tahu masalah ini sangat sulit untuk diterima, apabila ingin menghindar juga dapat menganggap apapun tidak pernah terjadi..” Lexi berkata sambil menangis.
Seperti rasa bersalahnya terhadap Nevi sudah sampai batas tertinggi.
Sorotan mata Shinta terus melekat pada wajah Nevi.
Mengenai data Nevi, dia tadi sudah menyuruh orang untuk memeriksanya, dari informasi yang ada, dia memang adalah gadis yang baik.
Sejak kecil dia tinggal di luar negeri, orangnya rajin dan berperilaku baik, keluarga Aska juga sangat menjaganya.
Tetapi tidak tahu mengapa saat Shinta menatap Nevi, dia selalu merasa bahwa gadis ini memiliki sisi yang disembunyikan, tidak seperti sisi Neva yang terlihat lebih alami.
Dia berkata “Dulu suami istri Aska mempunyai perjanjian denganku. Jadi putri mereka sudah pasti harus menjadi menantuku. Akan tetapi terjadi hal seperti ini, menurut kalian harus bagaimana?”
Karena orang tua dari Neva adalah Lexi dan Gilbert, maka mereka juga berhak untuk ikut campur dalam urusan pernikahannya.
Wajah Lexi penuh dengan duka, karena sedih suaranya terdengar bergetar “Sungguh maaf Nyonya Tirta. Neva telah menggantikan posisi Nevi, karena sekarang kebenarannya sudah terungkap, jadi biarkan Neva saja yang mundur! Mengenai Nevi, itu memang adalah posisinya, jadi tidak ada yang bisa kuperdebatkan!”
Saat ini Lexi seperti menjadi ibu yang sangat baik.
Bahkan hati Shinta pun tergerak olehnya.
Tetapi rasa tergerak ini lebih banyak mengandung rasa kesal.
Mereka menganggap Keluarga Tirta apa? Hotel? Datang dan pergi dengan sesuka hati?
Shinta telah menghubungi Neva yang saat ini sudah dalam perjalanan dan seharusnya akan segera sampai.
Masalah ini dia ingin mendengarnya sendiri dari mulut Neva Aska.
Karena selama ini di dalam hatinya Neva adalah gadis yang baik.
Saat Neva baru berjalan masuk lalu terdengar suara Nevi yang manja “Kakak sangat baik kepadaku dan sangat menjagaku sejak kecil. Nyonya, masalah pemeriksaan DNA apakah kita boleh tidak membicarakannya lagi?”
Neva menatap Nevi dengan dalam, pelacur licik ini sangat disayangkan dia tidak pergi mengambil jurusan akting.
Dia berjalan ke ruang tamu dan berkata “Ma, aku sudah datang.”
Shinta menghela napas dan berdiri menarik tangan Neva untuk duduk disampingnya.
Dia ragu sejenak lalu berkata “ Neva, kamu juga seharusnya melihat data ini.”
Shinta menyodorkan data yang ada di atas meja, Neva mengerutkan alisnya saat melihat data tersebut dan terakhir dia menghempaskan data tersebut ke atas meja.
Dia tidak menyangka bahwa Lexi akan mencoreng nama baik orang yang telah meninggal bahkan mendapatkan hasil tes DNA.
“Ini tidak mungkin!” Dia berkata dengan marah.
Dalam hati Neva sangat jelas bahwa ini hanyalah tipuan dari Lexi si manusia kotor.
Lexi menampakkan raut wajah yang sedih, Gilbert juga menghela napas, sedangkan Nevi saat ini berkata sambil menangis “Kakak, kamu jangan marah, aku tidak akan merebut posisimu….”
“Kita tidak bahas dulu apakah hal ini benar atau palsu. Neva telah menikah dengan Gandi, kalaupun memang seperti yang kalian bicarakan, tetapi tidak dapat merubah kenyataan kalau mereka sudah menjadi suami istri.” Shinta berkata dengan tegas.
Dia tidak sepenuhnya mempercayai hasil laporan itu.
Terlebih lagi laporan ini diberikan oleh keluarga Aska, seperti apa keluarga Aska itu dia mempunyai sedikit penilaian dalam hatinya.
Akan tetapi karena mempunyai hubungan keluarga, maka Shinta terus berpura-pura memberikan muka.
Keluarga Aska sangat serakah dan dia juga berusaha untuk memenuhi keinginan mereka.
Dan tampang Nevi yang menangis sekarang membuat Shinta teringat akan seseorang yang sangat ia benci.
Seseorang penuh trik yang ingin masuk ke dalam Keluarga Tirta!
Neva merasa terharu mendengar perkataan Shinta yang sedang melindungi pernikahan mereka.
Dia berkata “Aku….”
Dia belum selesai berbicara namun Lexi tiba-tiba berkata “ Nyonya Tirta, apakah aku bisa berbicara secara pribadi dengan Neva? Ada beberapa hal yang sudah waktunya ia harus tahu!”
Shinta melihat Neva, namun Neva tidak menggelengkan ataupun menganggukkan kepala, lalu Shinta berkata “Oke, kalian berdua berbicaralah di kamar tamu.”
Lexi berdiri dan dengan lembut ingin memegang tangan Neva.
Kepura-puraannya tersebut membuat Neva merasa sangat jijik.
Dia menahan rasa ingin muntahnya lalu berdiri dan mengikuti Lexi pergi ke kamar tamu.
Saat baru memasuki kamar tamu Lexi langsung melepas tangan Neva, dia mengambil selembar tisu dan mengelap tangannya beberapa lama dan menciumi tangannya sambil berkata “Kenapa ada bau busuk?”
Neva tidak mempedulikannya lalu berkata “Apa yang ingin kamu lakukan?”
“Hah, apa yang ingin aku lakukan?” Lexi bertanya kembali.
Dia membuka ponselnya, memutar sebuah video dan memberikannya kepada Neva “Kamu lihat, bukankah kamu sangat percaya diri? Ini adalah akibat dari kamu yang tidak patuh, pasti akan ada orang yang membantumu menanggung akibatnya!”
Video sedang dalam keadaan diputar, Neva melihat Nana sedang ditahan dan ada orang yang memukulnya dengan tongkat bambu.
Nana tidak bersuara akan tetapi kakinya sudah penuh dengan memar dan air matanya terus mengalir, namun orang yang memukulnya malah terus tertawa.
Neva sangat marah hingga tubuhnya gemetar dan ia langsung membanting ponsel tersebut ke lantai, ia berjalan maju menarik kerah baju Lexi dan berkata dengan marah “Lexi, apakah kamu masih punya rasa kemanusiaan? Bagaimana bisa kamu melakukan hal seperti ini terhadap seorang anak kecil!”
Lexi tersenyum dingin, ia mengulurkan tangan melepaskan tangan Neva lalu berkata “Kemanusiaan? Apakah bisa dimakan? Neva, perhatikan sikapmu dan bersikaplah yang patuh. Jika tidak, kelak aku akan mematahkan kaki anak haram ini!”
Saat ini Neva seperti akan gila, Nana adalah nyawanya, tidak boleh terjadi apapun pada dirinya.
Dengan marah dia berkata kepada Lexi “Kamu melakukan hal seperti ini apakah tidak takut dikutuk oleh langit?”
Lexi mengangkat kepala menatap plafon, ia merasa dirinya seperti mendengar sebuah lelucon dan tertawa terbahak-bahak, beberapa saat kemudian baru berkata “Kutukan langit? Terkadang aku sangat kagum terhadap kepolosanmu. Apabila sungguh ada kutukan langit, dulu saat membunuh ayah dan ibumu…”
Belum selesai berbicara Lexi tiba-tiba menghentikan perkataannya, dia tahu bahwa dirinya tanpa sadar sudah berkata terlalu banyak.
Saat mendengar perkataan terakhirnya itu, Neva menjadi tercengang.
Dulu, membunuh, orangtuanya?
Orangtuanya bukan meninggal secara wajar?
Dia ingat bahwa orangtuanya meninggal karena kecelakaan.
Dan setelah pemeriksaan, polisi juga mengatakan itu adalah kecelakaan biasa.
Akan tetapi setelah apa yang dikatakan oleh Lexi, kecelakaan biasa ini menjadi tidak biasa!
Neva menjadi marah dan api kemarahannya telah membakar kewarasannya.
Dia menatap Lexi dengan kejam dan Lexi terkejut oleh tatapan Neva sehingga tanpa sadar dia berjalan mundur beberapa langkah.
“Neva, apa yang ingin kamu lakukan? Aku peringatkan kamu, apabila kamu melakukan sesuatu yang melewati batas maka putrimu akan habis!”
Neva mengepalkan kedua tangannya sehingga kuku-kuku jarinya menusuki telapak tangannya.
Dia sedang berusaha untuk menahan, akan tetapi tekanan dari bersabar seperti ini seperti akan membuatnya meledak.
Sekarang tidak hanya masalah penculikan Nana, juga menyangkut masalah yang sudah lama lewat.
Ternyata Lexi dan suaminya telah membunuh orangtuanya!
Lexi adalah perempuan yang menikah masuk ke dalam keluarganya, namun Gilbert dan ayahnya adalah saudara kandung.
Bagaimana bisa dia begitu tega melakukan hal seperti itu!
Melihat tampang Neva sekarang, Lexi sudah tidak berani untuk berada di dalam satu ruangan dengannya, ia takut kalau Neva akan kehilangan kendali.
Dengan buru-buru ia berkata “Seharusnya kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan selanjutnya.” Lalu ia kembali ke ruang tamu.
Beberapa saat kemudian Neva baru berjalan keluar dari kamar tamu.
Dia berjalan ke hadapan Shinta dan menundukkan badan memberi hormat lalu berkata “Ma, maaf, posisi ini seharusnya adalah milik Nevi, aku akan mundur.”
Kepala Shinta seperti akan meledak, tangannya sedikit gemetar dan ingin menarik tangan Neva, tetapi Neva bersikeras menggeleng-gelengkan kepalanya dan berjalan mundur.
Dan tepat saat ini Nevi bersuara.
“Nyonya, ada beberapa hal awalnya tidak ingin kukatakan. Akan tetapi apa yang dilakukan oleh kakak sangatlah keterlaluan, jadi aku tidak ingin menyembunyikannnya darimu.”
Nevi mengeluarkan sebuah amplop portofolio yang sudah ia siapkan sejak awal dan memberikannya kepada Shinta.
Hati Neva gemetar, ia sudah dapat menebak apa isinya.
Jelas-jelas semua ini adalah kebohongan yang direkayasa dan dia juga sudah mengalah, mengapa Nevi masih terus memojokkannya?
Shinta membuka amplop tersebut dan melihat setiap halamannya, raut wajahnya menjadi suram.
Saat ini Nevi berkata “Nyonya, apa yang kamu lihat juga sudah diketahui oleh kakak kedua Tirta. Neva dulu sangat tidak bermoral, bertindak sembarangan diluar, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, melakukan hubungan badan dengan banyak orang dan dia juga mata duitan. Dulu dia berencana untuk bercerai agar dapat membagi harta kekayaan sehingga memberikan obat dan menjebak kakak kedua Tirta….Dan sepengetahuanku, dia juga memiliki seorang anak perempuan diluar nikah…”
Nevi belum menyelesaikan perkataannya namun sudah dipotong oleh Lexi.
Dengan tampang sakit hati Lexi menunjuk Nevi dan berkata “ Nevi, bagaimana bisa kamu mengatakan kakakmu seperti itu?”
Dengan tampang tertindas Nevi melirik sejenak ke arah Neva dan berkata “Bagaimanapun juga beliau adalah calon mertuaku, aku tidak ingin menyembunyikannya darinya. Ma, kakak telah melakukan kesalahan, karena sudah salah maka dia harus mengakui kesalahannya.”
Tangan Shinta yang sedang memegangi data menjadi gemetar, dia sama sekali tidak menyangka bahwa menantu yang selama ini dipercayainya ternyata adalah orang yang seperti itu.
Ini bukan hanya masalah Neva adalah anak siapa, namun sudah menyangkut karakternya, dia adalah wanita jahat yang tidak tertolong lagi.
“Neva, apakah semua ini benar?” Shinta memegangi data dan bertanya kepada Neva. Saat ini dari nada bicaranya masih tersirat sedikit harapan, dia berharap Neva mengatakan kalau semua itu adalah palsu.
Akan tetapi Neva hanya tersenyum pahit dan tidak menjawab pertanyaan Shinta.
Karena tadi saat Shinta sedang melihat data tersebut, Lexi mengirimkan sebuah video lagi kepada Neva.
Nana sedang di ikat dan digantung, asalkan orang tersebut melepaskan tangannya, maka tubuh Nana akan hancur karena jatuh dari ketinggian belasan meter.
Putrinya di siksa orang dengan kejam dan dia dijebak seperti ini.
Neva merasa dirinya sudah akan meledak, keheningan hampir menelan kewarasannya.
Dan saat ini Nevi semakin mengkompori dengan berkata “Sebenarnya saat hasil pemeriksaan DNA sudah keluar, aku berpikir siapapun yang menjadi menantu Keluarga Tirta semuanya adalah hal yang baik. Tetapi apa yang dilakukannya beberapa tahun ini sangatlah tidak tahu malu. Wanita seperti ini mana pantas untuk kakak kedua Tirta? Aku tidak bisa membiarkannya merusak nama baik keluarga Aska dan mencelakakan Keluarga Tirta!”
Novel Terkait
Harmless Lie
BaigeVillain's Giving Up
Axe AshciellyThe Winner Of Your Heart
ShintaPenyucian Pernikahan
Glen ValoraPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeePria Misteriusku
LylyMi Amor
TakashiSuami Misterius
LauraCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip