Cinta Yang Dalam - Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
Gandi melihat Chelsi, dalam hatinya secara otomatis membuka informasi mengenainya.
Karena hubungan dekat Chelsi dan Neva, sehingga informasi mengenai Chelsi dan Emra sudah sejak awal disediakan di atas mejanya.
Chelsi adalah sebuah angin segar di dunia hiburan, namun juga bisa dikatakan bahwa dia adalah ahli dalam percintaan.
Dia tidak memiliki gossip, namun pacar yang ada di sampingnya tidak akan bertahan lebih dari tiga bulan.
Berbagai piagam dan piala didapatnya namun tidak pernah dengan sengaja menyapa sutradara dan produser.
Dulu dikarenakan Julia, Gandi pernah berpikir ingin untuk meblokirnya.
Namun dia dibujuk oleh Rey, karena pengaruh Chelsi sangatlah besar.
Masalah itu juga tidak memiliki bukti yang nyata, dan jika memblokirnya dikhawatirkan akan menimbulkan perlawanan dari fans.
Ini adalah pertama kali bagi Gandi mundur untuk orang yang baginya tidak penting.
Ketiga orang ini makan, Gandi pertama kali menyuapkan makanan ke dalam mangkuk Neva.
Dalam pandangannya, ini adalah hal yang biasa untuk dilakukan, bagaimanapun Neva adalah istrinya.
Namun Neva menjadi terpana, hubungan antara dia dan Gandi belum mencapai kedekatan yang seperti ini.
Walaupun di villa keluarga Tirta, Gandi dan dia akan lebih banyak untuk menyantap makanannya sendiri.
Apakah dia mau menyatakan rasa kepemilikannya di hadapan Chelsi.
Apakah barusan dia benar-benar cemburu?
Neva tidak bisa menahan diri dan menaikkan pandangannya menatap Gandi, dan kali ini Gandi juga sedang memandangnya.
Kedua orang ini akhirnya memasuki sebuah mode romantis.
Chelsi yang berada di samping pun tidak tahan, dia membuat ekspresi mengipas wajah dengan tangannya dan berkata:” Aduh, bagaimana bisa makan malam yang awalnya baik-baik saja sekarang dipenuhi rasa cinta!
Wajah Neva menjadi merah, dia langsung menundukkan kepala dan menarik baju Chelsi dengan ringan dan berkata:” Chelsi, apa yang kamu katakan!”
Chelsi yang pada wajahnya terpancar rasa aneh karena melihat sesuatu yang jarang terjadi pun berkata:” Neva, kamu benar-benar memiliki kulit wajah yang tipis. Lihatlah Tuan Tirta, dia masih makan dengan normal loh!”
Walaupun Gandi merasakan rasa canggung di hatinya, namun dia tidak memiliki kulit setipis Neva.
Pandangannya yang tajam menyapu Chelsi dan berkata:” Saat makan juga mulutmu tidak bisa tertutup?”
Chelsi masih mengingat perkataan Gandi yang memberikannya sepuluh pria yang kuat kepadanya, dia pun sambil tersenyum berkata:” Neva, sehabis makan kita jalan-jalan ya?”
Neva berpikir sejenak, beberapa saat ini terlalu lama mendekam di dalam rumah dan sudah cukup lama tidak pergi jalan-jalan dengan Chelsi.
Dia pun tanpa sadar langsung menganggukan kepala, namun pandangan matanya mengarah ke Gandi.
Gandi tanpa bernafas menggelengkan kepalanya.
Chelsi mendengus dengan tidak terima berkata:” Bagaimana kamu hidup di rumah? Di rumah saja tidak memiliki kebebasan? Pergi keluar pun membutuhkan persetujuan?”
Wajah Neva pun menjadi sedikit panas dan berkata:” Tuan Tirta, aku hanya akan jalan-jalan sebentar ke mall dengan Chelsi, aku akan pulang cepat malam ini .
Dalam perkataan Neva terkandung permohonan, Gandi masih dengan berkeras berkata:” Malam ini akan sangat dingin, bagaimana jika kamu keluar dan masuk angin?”
Beberapa saat terakhir Kota Z turun salju dan temperatur turun dengan cepat, penyakit flu pun dengan cepat menyebar, Neva tahu apa yang dikhawatirkan Gandi adalah hal yang benar,
Namun dia juga berpikir bahwa dia tidak akan sesial itu kan?
Dia masih ingin mendiskusikannya, namun Chelsi langsung memukul meja, dia adalah wanita yang keras, yang paling dia benci adalah diatur-atur oleh pria.
“ Sudahlah tidak perlu didiskusikan lagi, sebentar lagi kita pergi jalan-jalan, Tuan Tirta, malam akan sangat sibuk. Tidak ada waktu menemanimu.”
Masalah Gandi yang sering tidak pulang malam hari sudah diketahui oleh Chelsi.
Semua adalah orang yang bekerja di dunia hiburan, beberapa saat terakhir Julia kembali, tidak dapat dihindari akan bertemu dengan tim produksi dari Julia.
Seringkali dia melihat Gandi yang datang berkunjung, hadiah besar dan hadiah kecil yang diantar oleh mobil mewah pun menarik perhatian orang di sekitar.
Gandi tidak berbicara lagi, seakan membiarkan Neva untuk membuat keputusan.
Neva berpikir dia ingin pergi berjalan-jalan sebentar, pasti akan pulang cepat dan dia pun berkata:” Aku hanya akan pergi selama dua jam, aku pasti akan dengan cepat kembali.”
Kemudian dalam sepanjang makan malam itu, Gandi tidak berbicara lagi.
Setelah selesai makan dan mau membayar, manager pun berkata:” Nona Merkel sudah membayarnya.”
Gandi menatap singkat kearah Chelsi, di wajah Chelsi terpanjar senyuman tanpa malu seakan tidak ada kesadaran bahwa dia akan menculik istri orang lain。
Setelah Gandi pergi, Neva dan Chelsi pergi ke Crescent Plaza di dekat sana.
Ketika wanita sedang bersama pasti yang dilakukan adalah berbelanja dan mencobanya,setelah berkeliling tempat perbelanjaan, terlihat mereka sudah membawa kantong besar dan kecil, walaupun kebanyakan adalah milik Chelsi .
Neva berbelanja dengan lebih hemat, mungkin karena sudah terbiasa dengan kehidupan miskin dahulu.
Pada awalnya Chelsi masih ingin menonton ke bioskop namun Neva melihat waktu yang sudah menunjukan jam sepuluh, dia sudah berjanji kepada Gandi dalam dua jam dia akan kembali, jika dia terlambat pulang mungkin dia akan marah.
Oleh karena itu dia pun berjanji dengan Chelsi untuk pergi bersama lagi besok dan dia pulang menggunakan taxi ke kediaman keluarga Tirta.
Dia turun di depan halaman keluarga Tirta, Neva secara otomatis langsung melihat ke sekeliling dan menemukan bahwa tidak ada mobil Gandi disana .
Hatinya pun merasa sedih, Gandi masih belum pulang?
Dia sedikit merasa enggan dan dia berdiri di tanah yang bersalju beberapa saat, ingin menunggu mobil pria itu kembali,
Namun setelah menunggu lima belas menit, dia sudah kedinginan dan masih belum melihat Gandi.
Dia pun dengan hati yang sedih, masuk ke dalam rumah sendirian, kembali ke kamar dan setelah membersihkan dirinya dia pun berbaring di atas tempat tidur.
Pesan wechat dari Nana masuk,dia ingin pergi melihat pemandangan salju dan menyebutkan bahwa dia hari ini pergi dengan Tingwang ke tempat bermain.
Di dalam tulisannya, ingin menyampaikan kepada Neva bahwa dia sangat merindukan ibunya.
Perasaan Neva menjadi tidak karuan, dia pun bersiap untuk membalas:” Tunggu ibu kembali, setiap minggu aku akan membawamu pergi bermain.”
Namun ketika ingin mengirimkan pesan itu, tidak tahu mengapa dia tidak bisa mengirimkannya.
Kembali, kapan dia bisa kembali?
Asalkan Gandi memperlakukannya dengan baik, dia pun menjadi semakin tidak ingin pergi?
Ketika hari ini di tempat bermain, dia melihat satu keluarga tiga orang yang saling bergandengan tangan dan berbaris di depannya, hatinya pun langsung terasa masam.
Jika Tuhan bisa membuka mata, bukankah seharusnya membiarkan kita bertiga bisa berkumpul bersama?
Dia dan Gandi menggandeng tangan kecil Nana dan pergi ke setiap sudut dari Kota Z .
Pada akhirnya, Neva menghapus pesan itu dan hanya mengirimkan Nana sebuah fotonya yang sudah dipercantik dan berkata:” Ibu hari ini juga sangat gembira, Malam, sayang, hati kita pasti akan selalu bersama.”
Dalam mimpinya, Neva merasakan dirinya menjadi dingin, kedinginan hingga tubuhnya gemetaran.
Dia berusaha menarik benda untuk menutupinya namun sama sekali tidak mendapatkan kehangatan.
Pada akhirnya, dia merasakan sebuah temperatur yang panas dan secara alami mendekat dan menempel di sampingnya yang akhirnya membuatnya merasa sedikit rasa nyaman.
Namun beberapa saat kemudian, dia merasakan panas hingga tubuhnya menjadi berkeringat.
Dia pun langsung tidak suka dengan tubuh panas di sampingnya dan dengan sekuat tenaga mendorongnya, ingin mendorong dan membuat jarak dengannya.
Namun temperatur panas ini seakan sebuah gunung yang sama sekali tidak bisa didorong.
Gandi pulang jam dua malam, dia pergi ke tempat Julia.
Julia mengatakan dia sedang flu, tidak enak badan dan ketika tidak ada Gandi yang menemani di vila dia merasa sangat dingin.
Seteleh menemani Julia tidur, dia pun tertidur, tidak menyangka ketika dia tersadar waktu sudah menunjukkan jam satu.
Dia sedikit ragu, namun akhirnya bangkit dan meninggalkan tempat itu.
Dia kembali dengan sedikit lemas, ketika baru berbaring di tempat tidur, tidak menyangka Neva pun mendekat.
Tubuhnya yang lemah lembut mendekat dan terasa cukup nyaman.
Namun setelah beberapa saat, wanita ini mulai mendorong dirinya, apakah ingin mendorongnya jatuh dari tempat tidur?
Gandi mengerutkan kening, terduduk di tempat tidur dan menyalakan lampu di samping tempat tidur,
Kali ini dia baru merasakan bahwa wajah Neva sangat merah, dia pun mencoba meletakkan tangan di atas keningnya.
Suhunya tinggi, sangat panas di tangannya.
Dia sedang demam?
“ Air, air, sangat panas.…..”
Neva sudah menjadi halu karena demamnya, tidak bisa menahan diri dan memulai memegang apapun dengan tangannya.
Dia memegang tangan Gandi, namun ketika merasa bukan kedinginan yang dia inginkan dia pun langsung mendorongnya.
Ekspresi wajah Gandi menjadi canggung, wanita ini benar-benar…
Namun karena dia sudah demam parah, Gandi pun tidak memperhitungkannya.
Dia pun menelpon kepada dokter keluarga, bangkit dan mengenakan baju, dan menggunakan handuk yang sudah dibasahi dengan air dingin dan mulai menyeka dahi Neva.
Ketika merasakan rasa dingin yang mulai menyebar di tubuh, Neva pun membuka matanya dan melihat wajah tampan dari Gandi.
“ Tuan Tirta…”
Gandi hanya membalas singkat dan mengambil segelas air dingin dari meja dan berkata: “Minumlah seteguk!”
Neva menyetujui, mengangkat tangan untuk mengambil gelas, namun tangannya tidak bertenaga sama sekali.
Gelas berisi air itu pun jatuh di atas tempat tidur dan membuat tempat tidur menjadi basah.
Dia merasa dia mengalami masalah besar, namun karena kepala yang demam dan pemikiran yang sedikit lambat berkata: “Maaf, aku…”
Gandi hanya menatap wanita bodoh di depannya ini, tiba-tiba merasa kasihan, bukankah hanya menjatuhkan air? Apakah perlu segugup itu? Seakan dia adalah monster yang memakan orang saja.
Gandi memapah Neva untuk bangkit dan memberikannya sebuah air hangat, menggunakan sedotan ke mulutnya dan berkata:” Buka mulutmu.”
Neva membuka mulutnya dan dia memberikannya minum.
Terus melakukan seperti ini beberapa kali, setelah minum tiga gelas air, dia baru melambaikan tangan dan berkata:” Sudah, Tuan Tirta , terimakasih….”
Kepalanya yang demam membuatnya pusing, namun tidak mempengaruhi otaknya.
Hatinya yang dipenuhi rasa haru langsung mengarah ke otaknya dan membuatnya ingin menangis.
Apa yang dinamakan suami istri, bukankah ketika salah satu mendapat masalah, pasangannya bisa membantu?
Saat ini yang dilakukan Gandi adalah hal yang seharusnya dilakukan oleh suami.
Gandi menopang Neva untuk kembali berbaring, setelah melihat waktu dia berkata,” Bagaimana dokter itu sampai sekarang belum sampai?
Dia pun menelpon dan berkata:” Apa yang terjadi?”
Ketika mendapatkan telepon dari Gandi, Billy Lie menjadi panik dan langsung membawa mobil berangkat pergi.
Dalam waktu setengah jam bisa sampai ke kediaman keluarga Tirta.
Namun ketika di perempatan jalan, tanda lampu merah pada malam hari bereaksi dengan lambat, dia sudah jelas melihat sekitar dan melihat tidak ada mobil yang datang.
Namun ketika di pertengahan jalan, sebuah mobil terbang mendekat, dia ingin mempercepat laju namun sudah terlambat.
Mobil itu langsung menabrak mobilnya dan mendorongnya beberapa puluh meter ke depan.
Mobil rusak parah, balon pengaman langsung terbang melindungi, walaupun kepalanya yang terbentur menjadi pusing.
Dia pun bangkit keluar dari kursi penumpang, setelah menyadari apa yang terjadi dia merasakan bahwa dia mengalami masalah besar.
Dia pun langsung menelpon suaminya, namun jika suaminya datang pun akan membutuhkan waktu setengah jam.
Jarak ke kediaman keluarga Tirta masih ada sepuluh menit, saat ini dia pun menjadi putus asa.
“ Bang Kedua, maaaf, aku mengalami kecelakaan. Bisakah anda menunggu sebentar, lakukan pendinginan fisik terlebih dahulu kepada Nyonya muda, suamiku sebentar lagi akan datang。
Suara Billy terdengar hampir menangis, dia tahu, jika demam nyonya muda menimbulkan penyakit yang lebih parah, maka semua itu adalah tanggung jawabnya.
Gandi yang mendengar Billy berkata mengenai pendinginan secara fisik pun langsung bertanya:” Kamu tidak apa-apa?”
Billy terkejut dan langsung berkata:” Tidak ada apa-apa, aku akan segera menyusul kesana.”
Setelah menelpon, Billy baru menyadari bahwa dia sedang diperhatikan.
Tidak menyangka Kakak kedua Tirta yang selalu dingin memiliki sisi yang hangat seperti ini, dia pun menjadi terharu.
Gandi melakukan berdasarkan cara yang diberitahukan oleh Billy memberi Neva pendinginan secara fisik.
Tubuh Neva masih panas, namun wajahnya yang merah sudah perlahan memudar.
“ Tuan Tirta, aku sudah tidak apa-apa. Ini akan berlalu. Sudah sangat larut, anda tidur saja!” Walaupun sudah demam seperti ini, Neva masih tidak tega Gandi tidak tidur demi dirinya.
Bola mata Gandi mengecil, wanita ini hingga sekarang masih sangat manja.
Dirinya tidak ada masalah untuk tidak tidur, dia sudah demam hingga menjadi bodoh!
Memikirkan ini, Gandi menjadi sedikit marah.
Dia sudah jelas tidak membiarkannya pergi, namun dia bersikeras untuk pergi berjalan-jalan.
Setelah berjalan-jalan dia pun menjadi demam. Bukankah ini kesalahan dia sendiri!
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan
MedellineHalf a Heart
Romansa UniverseJalan Kembali Hidupku
Devan HardiMy Cute Wife
DessyMenunggumu Kembali
NovanCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip