Cinta Yang Dalam - Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
Winda memandang dengan cemas dan menemukan dalam sangat kacau.
“Pak polisi, bisakah aku bertanya apakah Gandi ada di dalam?”
Polisi menggelengkan kepala, meski merasa nama itu tidak asing, tapi kecelakaan ini memakan banyak korban jiwa. Ada ribuan orang yang dievakuasi. Bagaimana dia bisa mengingat nama orang biasa?
“Maaf, nona, tolong pergi secepatnya.” Polisi itu melanjutkan.
Winda masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia ditarik oleh seseorang dengan lembut.
“Nona, serahkan padaku.”
Winda menoleh dan melihat bahwa orang yang berbicara adalah Elvan, pengawal kakak lelaki kedua.
Elvan dari panti asuhan dan diadopsi oleh Keluarga Yang ketika dia masih sangat muda.
Keluarga Yang selalu mengutamakan keselamatan pewaris.
Ada puluhan pengawal pribadi di sekitar Arya dan Isko, baik secara terang-terangan ataupun diam-diam. Mereka adalah tipe orang yang bisa mati demi tuan rumah di saat kritis.
Dan Elvan adalah tangan kanan paling tepercaya Arya.
Elvan melangkah maju dan menarik polisi untuk mengobrol beberapa kata. Wajah polisi tiba-tiba penuh dengan hormat dan memanggil pemimpin polisi yang bertanggung jawab.
Setelah beberapa saat, Elvan kembali.
“Nona, keberadaan Tuan Tirta telah ditemukan, ikut aku.”
Winda masuk ke mobil Elvan dan mobilnya dikirim kembali ke Manor Keluarga Yang oleh polisi.
Setengah jam kemudian, mobil Elvan diparkir di tempat parkir bawah tanah Rumah Sakit Pusat.
Elvan turun dari mobil, membuka pintu dan berkata “Nona, Tuan Tirta ada di kamar VIP di lantai atas. Tolong ikuti aku.”
Winda mengikutinya naik lift. Dia ragu-ragu di dalam lift, tapi bertanya juga “Siapa yang menyuruh kalian mengikutiku?”
Ada satu pengawal lagi di samping Elvan. Mereka berdua menunduk, kemudian Elvan berkata “Melindungi keselamatan nona adalah prioritas utama.”
Baiklah, alasannya tidak bisa disangkal.
Winda mengerutkan mulutnya tanpa sadar. Setiap kata dari pengawal Keluarga Yang sangat berharga.
Semuanya tampak dingin dan kejam, tetapi memiliki kemampuan.
Tahun lalu, pangkalan penyimpanan energi Keluarga Yang diserang di Timur Tengah.
Semua orang di pangkalan dibunuh secara brutal oleh teroris. Yang paling keji adalah direktur pangkalan, seorang pria baruh baya yang telah setia kepada Keluarga Yang selama lebih dari 20 tahun, dipenggal.
Isko sangat marah dan mengirim dua puluh pengawal pribadi.
Hanya dalam tiga hari, pangkalan itu diambil kembali dan semua teroris ditembak mati.
“ Elvan, kamu sebenarnya cukup tampan jika wajah kamu tidak dingin.”
Butuh waktu lama untuk mencapai lantai atas. Winda ingin bertemu Gandi dengan santai, jadi dia mengolok-olok Elvan.
Karena pekerjaannya, Elvan jarang tersenyum.
Tapi pernah sekali, Winda kebetulan melihatnya tersenyum.
Tidak bisa tidak mengatakan, dia benar-benar sangat tampan.
Namun, dia sendiri tidak sadar memiliki penampilan yang begitu bagus. Biasanya dingin dan membosankan.
Ketika mengatakan sesuatu padanya, dia selalu “Paham, nona.”
Hal yang sama juga terjadi kali ini.
“Paham, nona.”
Winda mengerutkan bibirnya dan berkata “Paham kamu masih seperti itu?”
Untungnya pintu lift terbuka, Elvan menghela napas lega dan berjalan keluar lift sambil berkata “Nona, kamar Tuan Tirta ada di depan.”
Hanya ada dua pintu di lantai atas, satu adalah kamar VIP dan satu lagi adalah ruang tugas dokter.
Winda melihat puluhan pengawal berdiri di koridor, bersenjata lengkap, tatapan tajam melihat kemari membuatnya sedikit gugup.
Selain itu, setelah dia tahu Hotel Felton diserang, dia jelas-jelas mengkhawatirkan pria ini.
Tapi entah kenapa, setelah sampai disini, dia masih tetap khawatir, tapi dia tidak bisa mengambil langkah pertama.
Dia memikirkannya kemarin, ingin mencari pria ini untuk mengobrol.
Namun sebelumnya ketika mereka bersama setiap hari, dia sering mengobrol dengan dirinya di WeChat.
Tapi kemarin sepanjang hari, dia tidak mengatakan apapun.
Seperti kontak antara mereka berdua berakhir di sini.
Hal ini membuat hati Winda merasa sedikit kecewa.
Identitas Winda sama sekali tidak menarik bagi Gandi.
Meskipun status Nona Keluarga Yang sangat tinggi, tapi Gandi sebagai orang terkaya di partai pemerintah, pasti tidak akan kekurangan wanita.
Sekarang sudah ada pengawal mendekat dengan waspada dan bertanya “Kalian siapa?”
Elvan awalnya tertarik melihat keraguan nona, tetapi wajahnya tiba-tiba menjadi dingin setelah mendengarkan pertanyaan pengawal Grup Tirta yang begitu tidak sopan.
“Kamu tidak berhak mengetahui siapa kita, tapi kita di sini untuk menjenguk Tuan Tirta.” Dia menjawab dengan dingin.
Ketika pengawal itu melihat mereka tidak bekerja sama, demi keselamatan Gandi, dia mencari orang untuk mengusir mereka.
Tapi saat ini terdengar suara dari belakang “Jangan kasar!”
“Asisten Rey.” Melihat ke belakang, pengawal itu segera kehilangan kesombongan tadi.
Rey melihat wanita di depannya dengan sedikit terkejut. Dia tampak seperti nyonya muda.
Bu, bukan, bisa dikatakan bahwa dua orang adalah satu orang.
Pantas saja Presdir Tirta tidak ingin kembali setelah datang ke Australia.
Dia menatap nona ini dengan tatapan yang rumit dan berkata “Nyonya… Nona, terima kasih telah datang menjenguk presdir Tirta, dia sudah bangun, tolong ikuti aku.”
Saat berkata, Rey membuat isyarat mempersilakan.
Winda mendengar dua kata pertama yang diucapkan oleh orang ini, keraguan di dalam hatinya semakin besar.
Melihat tatapan orang ini tadi, dia sepertinya juga mengenal dirinya.
Awalnya, dia belum terpikir mencari alasan apa untuk melihat Gandi, tetapi kebetulan dia telah siap memilih alasan di hatinya sekarang.
Bagaimanapun, dia memiliki hak untuk mengetahui kebenaran dan dia berharap pria ini dapat menceritakan pada dirinya sendiri tentang masa lalu.
Dia mengikuti Rey masuk ke kamar, keamanan kamar rumah sakit sangat ketat, ada dua pengawal wanita ingin datang untuk pemeriksaan tubuh.
Tapi, Rey melambaikan tangannya, jadi mereka berdua mundur.
Mendorong pintu dan masuk ke kamar rumah sakit. Winda memandang lingkungan sekitarnya dengan sedikit tertegun.
Ini bukan kamar rumah sakit lagi, jelas-jelas ini adalah kamar presidential, oke?
Dekorasi yang mewah dan mulia tapi sederhana dan tertutup, dengan sedikit aroma lavender di udara.
Berjalan melalui ruang tamu, di ranjang rumah sakit yang bisa disebut kamar tidur, dia melihat Gandi yang tubuhnya penuh perban.
Wajah Gandi pucat dan ada meja di depannya. Kemudian ada laptop di atas meja, sangat jelas dia sedang sibuk dengan pekerjaan.
Ketika dia mendengar seseorang datang, dia melirik dengan santai.
Sosok yang tidak asing membuat tatapannya segera berhenti.
Dia, kenapa dia disini?
Dia pikir dia halusinasi, wanita ini, yang tampaknya tidak memiliki kesan yang baik tentang dirinya, masih akan datang menjenguk dirinya?
Gandi secara tidak sadar ingin menggosok matanya, tetapi ketika dia mengangkat tangannya dan melihat perban tebal, dia tidak bisa menahan senyum pahit.
Sosok itu semakin dekat, membuat dia tahu bahwa dia tidak salah melihat.
Wanita ini benar-benar datang menjenguknya.
Elvan dan Rey berdiri di ruang tamu, Winda berjalan ke depan Gandi, melihat wajah pucatnya dengan ekspresi lesu dan ada noda darah di perbannya.
Meskipun Gandi tidak menunjukkan rasa sakit, tapi Winda tahu bahwa begitu banyak luka, pasti sangat menyakitkan
“Tuan Tirta, kamu baik-baik saja?”
Winda ingin membantu Gandi melakukan sesuatu, tetapi di depannya, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Mata dalam pria itu, seperti bisa melihat ke dalam hatinya.
“Bagaimana menurutmu? Kamu sendiri yang ingin melihatku?!” Nadanya sangat pasti.
Winda sedikit gugup dan berkata dengan suara rendah “Hmm, bu, bukan, aku datang ke sini atas nama Keluarga Yang.”
“Oh...” Gandi menjawab dengan penuh makna, tetapi sulit untuk menyembunyikan kelemahan dalam suaranya.
Ketika ledakan, pondasi terguncang dan sebagian plafon runtuh, kebetulan menimpa tubuh Gandi.
Untungnya, tim penyelamat tiba tepat waktu, jika tidak, dia mungkin sudah diamputasi.
“Jika Nona Yang tidak mendapat perintah dari Keluarga Yang, sepertinya Nona Yang tidak ingin datang!” Entah kenapa, Winda merasa suara Gandi terdengar kesepian.
Tubuh Winda gemetar, membuka mulutnya, tanpa sadar ingin menyangkal.
Bagaimanapun, dia sendiri yang ingin datang melihat Gandi.
Dan untuk Elvan, dia hanya datang untuk melindungi keselamatannya.
Tetapi dia tidak tahu mengapa, dia tidak dapat berbicara, ada yang melekat di dalam hatinya, dia tidak ingin Gandi tahu bahwa dia mengkhawatirkannya.
Mereka berdua, kembali ke keadaan setiap pertemuan, canggung dan tidak senang.
Winda diam dan suasana di kamar rumah sakit menjadi aneh.
Rey dengan pelan menyentuh Elvan dan membuat isyarat mempersilakan, kemudian mereka berdua keluar.
Dari sudut pandang Gandi, kebetulan dapat melihat pintu membuka dan menutup.
“Sebenarnya, aku di sini untuk …” Winda memutuskan untuk melewatkan topik Gandi.
Tapi saat ini, ponsel Winda tiba-tiba berdering.
Panggilan video dari Ramon.
Winda melirik ponselnya, kemudian dengan cepat berkedip setelah matanya tertuju pada Gandi.
“Tuan Tirta, aku menerima telepon dulu.”
Meskipun dia tidak mengerti, mengapa Ramon tidak meneleponnya, tetapi harus panggilan video.
Dia berbalik untuk pergi ke ruang tamu.
Ramon akan pergi ke partai pemertintah akhir-akhir ini dan harus pergi untuk waktu yang lama. Tampaknya, pesawat hari ini?
Winda tiba-tiba teringat, Ramon pernah berkata pada dirinya sebelumnya.
Dia belum mengambil langkah pertama, tiba-tiba sebuah kekuatan yang kuat datang dari tangannya, teleponnya tiba-tiba lepas dari tangannya, ke pria di belakangnya.
Dan pria itu tampaknya tidak cukup puas, dia bangun dan langsung memeluknya.
Tubuh Winda tiba-tiba menegang dan merasa apakah pria ini gila.
Dia jelas-jelas berbaring di ranjang rumah sakit dengan jarum di tangannya, mengapa dia tidak lupa melakukan hal yang buruk?
“Tuan Tirta, lepaskan aku, cepat berbaring, kalau tidak akan berdarah!”
Dia berteriak dengan cemas, tetapi Gandi tampaknya tidak peduli sama sekali, berdarah atau lainnya seperti tidak berpengaruh.
Dia berkata dengan lembut tapi dengan nada tidak diragukan “Nona Yang, kamu belum menjawab pertanyaanku!”
Napas panasnya menyembur ke telinga Winda, membuat jantungnya berdebar-debar dan daun telinganya menjadi panas tanpa sadar.
“Kakak lelaki pertamaku memintaku untuk datang, kalau tidak, aku tidak mau datang!”
Saat ini, dia melihat jarum di tangan Gandi, sudah ada darah merah cerah di selang plastik.
Dia buru-buru berkata “Tuan Tirta, jangan main-main, lepaskan aku, benar-benar berdarah!”
Gandi menunduk, melihat jarum yang ditusuk di tangannya, meraihnya dengan satu tangan, kemudian langsung mencabut jarumnya dan membuangnya.
Garis darah keluar, kemudian dia menekannya dengan jarinya.
“Oke, sekarang masalahnya sudah teratasi, Nona Yang, tolong jawab pertanyaanku dengan baik.” Suara Gandi terdapat nada tanpa keraguan.
Winda merasa orang ini gila, bagaimana dia bisa memperlakukan dirinya dengan sangat kasar, apakah tidak menyakitkan?
“Tuan Tirta, aku sudah menjawab, kamu jangan membuat masalah tanpa alasan. Lepaskan aku, kalau tidak, aku akan memanggil pengawal!” Winda melihat pria ini membuat tindakan kuat lagi, dia buru-buru mencoba mengancamnya dengan Elvan.
Tapi yang dia dapat adalah suara Gandi mencibir.
“Sekarang orang ketiga yang muncul di ruangan ini, kakinya akan dipotong olehku!”
Novel Terkait
My Tough Bodyguard
Crystal SongMr. Ceo's Woman
Rebecca WangThis Isn't Love
YuyuThat Night
Star AngelJalan Kembali Hidupku
Devan HardiPengantin Baruku
FebiIstri ke-7
Sweety GirlCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip