Cinta Yang Dalam - BAB 31 Sikap Ibu Tirta

Tangan Neva sedikit gemetar, tidak memperdulikan Gita yang khawatir dan terus memanggil kakak Neva.

Akhirnya dia mengangguk, melihat foto pertama yang diambil secara diam-diam, punggung orang sedang mendorong mobil yang sangat tidak asing, Julia terlihat jelas sengaja, memperlihatkan wajahnya ke kamera, lalu mencium wajah Gandi.

Dan beberapa foto lainnya, keduanya berpegangan erat, hubungan percintaan mereka bisa terlihat bahakan oleh kayu.

Neva tidak tahu apakah Gandi jelas dengan masalah ini, tapi Julia berbuat begini, jelas-jelas mengatakan padanya untuk melihat kehebatan diri dia.

Dibawahnya adalah komentar orang yang tidak ada pekerjaan, disatu sisi memberi ucapan selamat, mengatakan mereka cocok.

Tapi isi komentar di lengketkan, jumlah sukanya sudah melebihi 100 ribu orang.

“Bukankah ini Gandi pacar Julia yang digosipkan, punggungnya sangat mirip!”

Lalu dibawahnya ada bermacam-macam komentar, bahkan ada yang berkomentar tentang rumus proporsi tubuh.

Neva merasakan sakit dihatinya, setelah beberapa lama, dia mematikan ponselnya.

Dia takut, takut Gita yang lain, akan menelponnya, menyuruhnya melihat berita trending di internet.

Penduduk kota Z tahu Gandi mengadakan pernikahan, dan diri sendiri, hanya sebuah boneka saja.

Tapi dia tidak menyangka, Gandi begitu tidak sabar, memaparkan ke media hubungannya dengan Julia.

Atau mungkin, hanya untuk menyenangkan Julia saja.

Dan dia, malah menjadi duri dimata semua orang, dari lelucon menjadi hiasan saja.

Saat sarapan, mbok Ting melihat Neva melamun, berkata dengan lembut:”Nyonda Muda, tadi Nyonya menelepon. Katanya ponsel kamu mati, dia ingin kamu pergi kesana.”

Neva melihat mbok Ting, mbok Ting menggunakan ponsel Iphone, juga orang yang mengikuti tren, jadi dia tidak mungkin tidak tahu berita yang sedang trending di internet.

Tapi dia tidak berkata apa-apa, hanya dengan sederhana mengingatkan Nyonya Tirta mencari dirinya, tidak ingin menyentuh lukanya.

Neva menjawab, setelah makan mengemudikan Land Rover yang dibelikan Gandi untuknya, pergi ke rumah Tirta.

Bukannya dia menyukai SUV, tapi mobil-mobil seperti itu, kecepatanya terlalu besar, dia tidak bisa mengendalikan dengan baik.

Mobil Gust (merek) akan menjadi pusat perhatian, tidak cocok dengan sifat Neva yang rendah hati.

Jadi pada akhirnya Land Rover menjadi pilihan yang paling rendah hati.

Saat Neva sampai dirumah keluarga Tirta, dia turun dari mobil, pelayan memarkirkan mobilnya ke garasi.

Dia masuk, melihat kekacauan dilantai, beberapa pelayan disamping gemetaran, tidak berani untuk membereskan.

Dan Fandi sedang menepuk punggung Nyonya Tirta, berkata:”Ma, jangan marah lagi, abang kedua mungkin tidak tahu apa-apa. Ini semua adalah perbuatan paparazi, aku sudah menyuruh orang menghapus berita itu di internet.”

Napas Shinta sedikit cepat, detak jantungnya juga cepat, dia mengambil gelas dan memakan obat, berkata dengan lemah:”Suatu hari, aku akan dibuat mati karena emosi oleh abangmu!”

Saat Shinta bangun pagi, merasakan ada yang tidak beres.

Setiap pagi dia bangun akan melihat berita, pelayan akan memutar ke saluran kota Z, dan menyiapkan koran untuknya.

Tapi hari ini, tidak ada satupun yang dipersiapkan.

Shinta bukan orang yang menyukai kenikmatan menjadi Nyonya kaya, dia tidak berkata apa-apa, lalu membuka televisi.

Tapi baru membuka televisi, Fandi datang dari dapur sambil menguap, lalu mengambil remote, dan mengganti saluran.

Anaknya sendiri, dia tahu paling jelas.

Fandi adalah orang yang malas, tidak bisa bangun pagi. Dan dia tidak pernah tertarik untuk menonton televisi, setiap hari hanya melihat ponsel.

Kelakuan yang tidak teratur ini, sering membuatnya marah.

Dia tidak memperdulikan Fandi yang terus berbicara, wajahnya menjadi gelap, dan menyuruh Fandi mengganti ke saluran kota Z.

Fandi melihat ibunya sudah akan marah, merasa takut, langsung mengganti saluran.

Berita pagi kebetulan baru dimulai, saat berita pertama sudah dibacakan setengah, Shinta melihat punggung Gandi, dan aktris yang paling dia benci itu.

Shinta terkejut, tapi ponsel Gandi tidak bisa dihubungi, dan ponsel Neva, dimatikan.

Jadi dia menelepon mbok Ting, memberi pesan untuk menyuruh Neva datang kemari.

Lalu Shinta tiba-tiba teringat, tadi pelayan mengatakan Neva sudah datang.

Dia buru-buru berbalik, melihat Neva berdiri didepannya dengan sopan, tidak berbicara.

Dia sedikit merasa kasihan, bangkit berdiri dan menarik tangan Neva, berkata:”Kenapa tidak bicara jika sudah datang, kita satu keluarga, langsung duduk saja.”

Sambil berbicara, dia memanggil pelayan, membereskan pecahan gelas dilantai.

Neva berkata dengan ringan :”Ma, kamu jangan emosi, tidak bagus untuk tubuhmu.”

Nyonya Tirta memperlakukannya dengan setulus hati sebagai menantu, jadi Neva juga memperlakukan Nyonya Tirta sebagai ibu kandung sendiri.

Ekspresi wajah Nyonya Tirta sedikit bersalah, lengannya menyenggol Fandi, menyuruhnya duduk ke tempat lain.

Fandi tidak ingin menyinggung Nyonya Besar, apalagi suasana hati Nyonya Besar sekarang sedang buruk.

Dia menurut dan duduk ke tempat lain, Neva dan Shinta juga duduk.

“Itu.... berita hari ini, apakah kamu sudah melihat?” Shinta yang kepribadiannya selalu tegas, ternyata bisa tiba-tiba tidak bisa berkata-kata.

Pandangan mata Neva terlihat sedih, berkata:”Em, aku juga ada melihat komentarnya. Orang dengan wajah yang mirip banyak, seharusnya mereka sedang mengatakan omong kosong!”

Shinta mendengar Neva sekarang sedang membantu Gandi berbicara, suasana hatinya sedikit kacau.

Dia berkata sambil menahan emosi:” Kamu jangan berbicara baik untuknya lagi, aktris itu sudah memperlihatkan wajahnya, orang yang menjemputnya, jika bukan bocah busuk itu lalu siapa lagi? Keluarga Tirta kami sangat menjunjung tinggi martabat, dia dengan beraninya membuat kekacauan seperti ini, aku hari ini harus baik-baik membereskan dia!”

Sambil berkata, Nyonya Tirta mulai menggulung lengan bajunya, sepertinya jika saat ini Gandi muncul, dia akan langsung menyerang.

Fandi melihatnya sedikit gemetaran, dengan karakter nakalnya, saat kecil pasti sering dipukul oleh Shinta.

Dia buru-buru mengirim pesan ke abang keduanya: “Abang kedua, jangan pulang hari ini, suasana hati ibu sangat buruk.”

Jantung Shinta berdetak cepat lagi, merasa sedikit pusing, mengangkat tangan memegang dahinya.

Neva melihat Shinta yang sepertinya tidak enak badan, buru-buru berdiri dan menepuk punggung Shinta, bertanya dimana obat disimpan.

Fandi juga khawatir melihat ibunya, berkata dengan suara rendah:” Kakak ipar, ibuku tadi sudah minum obat.”

Sikap Fandi terhadap kakak iparnya ini sekarang, juga tidak membenci seperti dulu lagi.

Dia menyelediki sedikit informasi, tapi dia selalu merasa, Neva dan informasi yang didapat, ada beberapa yang tidak cocok.

Setidaknya tindakan merawat dari diri dia ini, tidak bisa dibuat-buat.

Neva menyuruh Shinta menurunkan emosinya, dia sendiri akan meminta penjelasan Gandi untuk masalah ini.

Shinta melihat Neva dengan penuh rasa bersalah, dia tahu jelas, penjelasan apa yang akan diminta Neva dari anak keduanya?

Jika tidak berpura-pura tuli atau bisu, maka akan menganggap hal ini tidak pernah terjadi.

Dia memegang tangan Neva dan berkata :”Neva, aku mewakili bocah busuk itu, meminta maaf padamu!”

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu