Cinta Yang Dalam - Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
Gandi berkata sambil tersenyum, dan meletakkan buku yang berharga dalam tangannya ke samping sofa.
Winda tertegun melihat laki - laki ini, dia merasa semua aspek pandangan dan nilai kehidupannya telah runtuh sepenuhnya.
Di atas dunia ini, bagaimana bisa ada laki - laki yang tidak tahu malu dan bermuka dua seperti ini ?
Winda jelas - jelas dirinya ingin memberi Gandi pelajaran !
" Kamu, kamu, kamu ..... " Winda gelisah hingga tubuhnya bergetar, tapi sebaliknya tidak tahu bagaimana cara memarahi orang, hanya bisa meminta pertolongan dengan melihat ke arah Kakak Isko.
Isko tertawa sebentar, lalu melihat Gandi dan berkata : " Maaf Presdir Tirta, Winda masih seorang gadis kecil, dan blak - blakan ! "
Apakah seorang gadis kecil yang blak - blakan ?
Gandi melihat sebentar ke Winda, wanita ini, bodynya bertambah sedikit montok, kelihatan semakin bertambah memesona dibandingkan dulu.
Mata agresif Gandi melirik ke tempat sensitif Winda .
Tubuh Winda menjadi mundur, dan tiba - tiba merasakannya.
Winda menatap ke arah Gandi dengan ganas, berkata dengan suara berat : " Kemana arah kamu melihat ? "
" Melihat wanita cantik. " Kata Gandi dengan nada bicara sedikit genit.
" Kakak Isko kamu lihat kenapa bentuk dia seperti ini ! " Winda benar-benar tidak mampu menghadapi Gandi lagi, dan hanya bisa menghentakkan kaki meminta bantuan Isko lagi.
Isko melihat tidak berdaya ke adik perempuan kesayangannya yang terkadang lembut dan terkadang nakal itu, dan berkata : " Baiklah Winda, jangan ribut lagi, kamu keluar dulu, Tuan Tirta dan aku ada masalah serius yang mau dibincangkan. "
Winda tidak rela, tetapi juga tidak bisa membangkang perkataan Kakak Isko, hanya bisa menggunakan tatapan membunuh memperingati Gandi, lalu bersiap keluar.
Tetapi masih belum menunggu dirinya melangkah, tiba - tiba di tahan oleh Gandi.
" Tunggu sebentar Nona Yang, apakah kamu masih mempunyai sesuatu yang perlu kamu kembalikan kepada aku ? "
Winda tertegun sejenak, mengembalikan sesuatu ? Laki - laki tidak tahu diri ini, berhutang apa aku kepadanya ?
Gawat !
Winda tiba - tiba teringat, jas yang mungkin sudah menjadi kain lusuh itu.
Uumm ..... Wajah Winda langsung memutih, dan setelah beberapa saat, baru berkata dengan tergagap : " Itu, itu ..... "
Gandi melihat Winda, dan bertanya : " Tidak tahu untuk apa Nona Yang menginginkannya ? Mungkinkah sangat tertarik terhadap jas aku? "
Winda melihat laki - laki ini dengan wajah tidak bisa berkata apa - apa, pada saat ini Winda akhirnya merasakan keanehan Gandi.
Bagaimana bisa Gandi begitu narsisme ?
" Kamu, kamu tunggu, aku kembalikan kasih kamu sekarang ! "
Selesai berkata, Winda lalu melepaskan tangan Gandi dan berjalan keluar dari ruang baca.
Winda berdiri di halaman sebentar, tiba - tiba tidak tahu harus pergi kemana.
Dalam hati Winda tahu betul, bahwa jas itu sejak lama sudah menjadi kain lusuh, dan bagaimana untuk mengembalikannya ke laki - laki jahat itu ?
Setelah banyak pertimbangan, tampaknya hanya bisa membeli jas baru.
Winda masih ingat merek dari jas itu, maka dari itu dia segera menyetir dan pergi ke mall.
Konter khusus jas di mall, setelah mendengarkan Winda menjelaskan bentuk jas itu, asisten toko berkata : " Nona, jas yang kamu katakan itu seharusnya adalah versi buatan tangan dari master Italia Bigenni, pakaiannya selama ini hanya dibuat satu setelan saja..... "
" Ah ? " Winda sedikit tercengang, bagaimana pun dia tidak menyangka pakaian yang dikenakan oleh laki - laki itu akan sebegitu langka ?
" Kalau begitu, bisa tidak, kalian bisa tidak memohon master tersebut untuk membuat satu setelan lagi ? " Tanya Winda dengan gelisah, karena dia sudah keluar selama setengah jam.
Jika laki - laki itu tidak sabar menunggu dan pergi, lalu menyadari bahwa dirinya sudah tidak berada di keluarga Yang, maka tidak tahu akan bagaimana mempersulit dirinya.
Asisten toko menggelengkan kepala berkata : " Master Bigenni sangat mempunyai reputasi, kami masih belum mempunyai kemampuan untuk berhubungan bisnis dengan dirinya. Lagipula jika benar - benar bisa bekerja sama dengan master Bigenni, khawatirnya juga tetap harus mengantri, karena setiap tahun orang yang menginginkan pakaian custom - made oleh dia tak terhitung banyaknya..... "
" Ng ...... " Suara Winda sedikit kesal, dia benar - benar tidak menyangka, sebuah jas biasa bisa melibatkan begitu banyak masalah.
Karena pakaian tidak bisa dibuat, kalau begitu tampaknya hanya bisa menganti rugi !
Dia adalah nona besar keluarga Yang, uang saku yang ditetapkan setiap bulan, cukup banyak.
" Kalau begitu tanya sebentar, berapa harga pasaran jas satu ini ? " Winda mengeluarkan pertanyaan terakhir.
Tetapi yang membuatnya kecewa adalah, asisten toko itu menggelengkan kepala dan berkata : " Maaf, karya master Bigenni, mengukurnya dengan harga adalah penghinaan baginya ! "
Winda meninggalkan mall dengan perasaan kecewa, dalam hatinya sangat gundah.
Sekarang harus bagaimana, laki - laki itu sedang menunggu dia mengembalikan pakaiannya.
Dan dia sekarang keluar dengan sia - sia.
Jika menyuruhnya sembarang memilih sebuah jas dan mengatakannya bahwa itu asli, Winda tidak sanggup melakukannya.
Oleh karena itu dia masuk ke dalam mobil dan pulang kerumah.
Dalam ruang baca, Gandi sedang duduk dengan anggun, dan mengulurkan tangan mengambir gelas tes lalu menyesapnya dengan pelan.
Gandi tanpa sengaja melirik ke Isko, terlihat seperti menunggu Isko berinisiatif untuk berbicara terlebih dahulu.
Tetapi Isko duduk dengan kalem, tidak ada gerakan sedikitpun.
Mengangkat beberapa topik tentang lingkaran bisnis, keduanya mengobrol sesaat namun kembali terdiam.
Pada akhirnya, Gandi dulu yang tidak tahan untuk terus duduk diam.
Gandi meletakkan gelas teh, melihat ke arah Isko dan berkata : " Paman Yang aku ingin meminta pendapat kamu mengenai satu masalah. "
" Masalah apa ? Hingga membuat Kak Tirta menggunakan kata meminta pendapat. " Sikap Isko santai, seperti tidak ada yang terjadi.
" Mengenai Winda ..... " Gandi baru berkata, pintu ruang baca terbanting buka dengan keras.
Winda terengah-engah masuk ke dalam, dalam tangannya menjinjing sebuah kantong kertas.
Dalam kantong terisi jas Gandi, dan terlipat dengan sangat rapi.
Hanya saja, bau jasnya membuat orang merasa tidak terlalu nyaman.
" Kasih kamu, baju kamu, dasar pelit, orang kikir ! " Winda menyerahkan ke depan Gandi, begitu kantong tergoyang baju dalamnya sedikit berubah bentuk, Winda tiba - tiba merasakan getaran didalam hatinya.
Ya tuhan, jangan sampai membiarkan Tuan Tirta ini menyadari sesuatu yang salah.
Gandi sedikit mengernyitkan alis, namun tetap menerimanya, dan meletakkannya disamping.
" Nona Yang sungguh memperlakukan dengan baik pakaian aku ! "
Perkataan ini tersirat makna lain didalamnya, membuat Winda mengerti, bahwa kebohongan kecilnya diketahui oleh Gandi.
Winda langsung pergi duduk di sofa, dan menyilangkan kedua kakinya, menampilkan bentuk sangat heroik.
" Tidak perlu sungkan, Tuan Tirta . "
Mendengar perkataan Winda, ujung bibir Gandi tertarik.
Sebenarnya wanita ini, ada perubahannya.
Seperti penampilan menipunya saat ini, Gandi belum pernah melihatnya sebelumnya.
" Winda, karena kamu sedang santai tidak ada yang dikerjakan, sebagai tuan rumah, ayo ajak Kak Tirta pergi keliling bersama ! " Isko sedikit tidak terbiasa melihat adik perempuan kecilnya menampilkan bentuk yang ceroboh ini, lalu berkata memerintah.
Tubuh Winda bergidik, segera duduk dengan tegak, berkata dengan tidak senang : " Abang tetua, aku tidak mau pergi bersama dengan dia ! "
Ini termasuk kedatangan pertama Gandi ke Australia dengan identitas perusahaan.
Dulu, Gandi sendiri juga sering datang liburan kesini.
Berdasarkan kemampuan ingatannya yang bagus, meskipun disini tidak sefamiliar Kota Z, tapi Gandi juga masih tahu betul kondisi dan tradisi setempat.
Oleh karena Winda sang pemandu ini, normalnya Gandi tidak membutuhkannya.
Tapi kenormalan ini, ditemukan di Winda sebagai wanita dengan identitas lain.
Dan sekarang, ini sama halnya Isko mengirim Winda ke pelukannya, dan Gandi sangat menyambutnya.
"Kalau begitu merepotkan Nona Yang. " Gandi tersenyum terima kasih kepada Isko.
Isko tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.
Winda tidak bisa duduk diam lagi, Kakak Isko tanpa berkata banyak dan menjual dirinya.
Winda harus pergi menemui kakak ipar meminta pertolongan.
" Aku teringat aku masih ada urusan, aku keluar dulu, kalian lanjut berbincang. "
Selesai berkata, Winda mau mendorong pintu dan keluar.
" Nona Yang apakah aku boleh bertanya mengapa baju aku jadi seperti ini ? "
Gandi menuangkan baju dari dalam kantong, dan baju terjatuh di atas lantai, bentuknya lusuh, dan juga aroma yang terpancar keluar, tiba - tiba menambah sentuhan yang berbeda ruang baca.
Ujung bibir Isko tanpa sadar tertarik, adik perempuan kecilnya ini, perbuatannya begitu kejam, mungkinkah sebenarnya tidak hilang ingatan ?
" Itu ..... " Bola mata Winda bergulir berputar - putar, tampak seperti tidak mempunyai alasan yang tepat, langsung berkata dengan sewenang - wenang : " Tidak tahu, apakah memang sudah seperti itu saat Tuan Tirta memberikannya kepada aku ? "
" Apakah begitu ? " Gandi tersenyum, dia terus mengamati ekspresi Neva.
Saat mengatakan perkataan tadi, Neva sendiri juga tahu bahwa dirinya sedang berbohong.
Oleh karena itu wajahnya sedikit memerah, dan tangannya mengepal tanpa sadar.
Sebenarnya tanpa Winda mengatakannya, Gandi juga tahu. Dengan temperamen Winda yang merasa dirugikan pasti akan melampiaskannya.
Winda juga tidak berani berbuat apa - apa terhadap dirinya, oleh karena itu hanya bisa melampiaskan kemarahannya di pakaian jasnya.
Tetapi melihat bentuk lusuh jas ini ..... Gandi tanpa sadar merasakan tubuhnya menjadi dingin, wanita ini sungguh cukup kejam !
" Iya, tentu saja iya ! " Winda menjawabnya dengan ganas.
Winda berpaling dan melihat ekspresi tegas Kakak Isko, tiba - tiba merasa sedikit ngeri.
" Sudahlah, aku akan menganti rugi untuk baju kamu ini ! "
" Oh ? Maksudnya Nona Yang bisa membeli model yang sama ? " Gandi tahu, pakaian karya Bigenni, pasti tidak akan ada setelan kedua dengan model yang sama.
Setiap setelan karyanya, semuanya edisi terbatas tak ada taranya.
" Tidak, tidak bisa membelinya ...... tapi, aku berkenan membuatkan satu set baru untuk kamu ! Kali ini tidak perlu menggantungkan merk Bigenni, sebut saja Winda series 003 ! "
Winda sangat pintar, bisa menggambar, mendesain, dan membuat pakaian.
Jas yang dikenakan oleh Isko sekarang, adalah buatan Winda pada saat itu dan diberikan kepada Isko.
Tidak peduli dari jenis edisi dan keselarasan setelan, semuanya dibuat dengat sangat bagus.
Winda total membuat dua setelan, untuk Kakak Isko satu dan Kakak Kedua satu.
Mengingat dirinya sekarang harus membuat lagi untuk si bejat satu ini dalam hatinya sangat marah.
Jelas - jelas laki - laki itu yang melakukan hal yang tidak baik kepadanya.
Sekarang sebaliknya si laki - laki menjadi korban, mengambil jas ini mempermasalahkannya.
Winda khawatir jika tidak memberi Gandi solusi penyelesaian yang cocok, maka Gandi akan terus disini dan tidak pergi.
Gandi tersenyum, sebaliknya dengan acuh berkata tanpa sungkan : " Kalau begitu merepotkan Nona Yang ! "
Winda membuka mulutnya dan ingin menyindir, tapi pada akhirnya dia hanya menghela nafas.
Winda merasa laki - laki ini seperti iblis, tidak peduli bagaimana dia melawan, laki - laki ini selalu akan dengan mudah mengetahui titik lemahnya.
Novel Terkait
This Isn't Love
YuyuAfter The End
Selena BeeCinta Yang Tak Biasa
WennieThe Winner Of Your Heart
ShintaBretta’s Diary
DanielleSee You Next Time
Cherry BlossomDemanding Husband
MarshallCinta Di Balik Awan
KellyCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip