Cinta Yang Dalam - Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu

Gandi berkata sambil tersenyum, dan meletakkan buku yang berharga dalam tangannya ke samping sofa.

Winda tertegun melihat laki - laki ini, dia merasa semua aspek pandangan dan nilai kehidupannya telah runtuh sepenuhnya.

Di atas dunia ini, bagaimana bisa ada laki - laki yang tidak tahu malu dan bermuka dua seperti ini ?

Winda jelas - jelas dirinya ingin memberi Gandi pelajaran !

" Kamu, kamu, kamu ..... " Winda gelisah hingga tubuhnya bergetar, tapi sebaliknya tidak tahu bagaimana cara memarahi orang, hanya bisa meminta pertolongan dengan melihat ke arah Kakak Isko.

Isko tertawa sebentar, lalu melihat Gandi dan berkata : " Maaf Presdir Tirta, Winda masih seorang gadis kecil, dan blak - blakan ! "

Apakah seorang gadis kecil yang blak - blakan ?

Gandi melihat sebentar ke Winda, wanita ini, bodynya bertambah sedikit montok, kelihatan semakin bertambah memesona dibandingkan dulu.

Mata agresif Gandi melirik ke tempat sensitif Winda .

Tubuh Winda menjadi mundur, dan tiba - tiba merasakannya.

Winda menatap ke arah Gandi dengan ganas, berkata dengan suara berat : " Kemana arah kamu melihat ? "

" Melihat wanita cantik. " Kata Gandi dengan nada bicara sedikit genit.

" Kakak Isko kamu lihat kenapa bentuk dia seperti ini ! " Winda benar-benar tidak mampu menghadapi Gandi lagi, dan hanya bisa menghentakkan kaki meminta bantuan Isko lagi.

Isko melihat tidak berdaya ke adik perempuan kesayangannya yang terkadang lembut dan terkadang nakal itu, dan berkata : " Baiklah Winda, jangan ribut lagi, kamu keluar dulu, Tuan Tirta dan aku ada masalah serius yang mau dibincangkan. "

Winda tidak rela, tetapi juga tidak bisa membangkang perkataan Kakak Isko, hanya bisa menggunakan tatapan membunuh memperingati Gandi, lalu bersiap keluar.

Tetapi masih belum menunggu dirinya melangkah, tiba - tiba di tahan oleh Gandi.

" Tunggu sebentar Nona Yang, apakah kamu masih mempunyai sesuatu yang perlu kamu kembalikan kepada aku ? "

Winda tertegun sejenak, mengembalikan sesuatu ? Laki - laki tidak tahu diri ini, berhutang apa aku kepadanya ?

Gawat !

Winda tiba - tiba teringat, jas yang mungkin sudah menjadi kain lusuh itu.

Uumm ..... Wajah Winda langsung memutih, dan setelah beberapa saat, baru berkata dengan tergagap : " Itu, itu ..... "

Gandi melihat Winda, dan bertanya : " Tidak tahu untuk apa Nona Yang menginginkannya ? Mungkinkah sangat tertarik terhadap jas aku? "

Winda melihat laki - laki ini dengan wajah tidak bisa berkata apa - apa, pada saat ini Winda akhirnya merasakan keanehan Gandi.

Bagaimana bisa Gandi begitu narsisme ?

" Kamu, kamu tunggu, aku kembalikan kasih kamu sekarang ! "

Selesai berkata, Winda lalu melepaskan tangan Gandi dan berjalan keluar dari ruang baca.

Winda berdiri di halaman sebentar, tiba - tiba tidak tahu harus pergi kemana.

Dalam hati Winda tahu betul, bahwa jas itu sejak lama sudah menjadi kain lusuh, dan bagaimana untuk mengembalikannya ke laki - laki jahat itu ?

Setelah banyak pertimbangan, tampaknya hanya bisa membeli jas baru.

Winda masih ingat merek dari jas itu, maka dari itu dia segera menyetir dan pergi ke mall.

Konter khusus jas di mall, setelah mendengarkan Winda menjelaskan bentuk jas itu, asisten toko berkata : " Nona, jas yang kamu katakan itu seharusnya adalah versi buatan tangan dari master Italia Bigenni, pakaiannya selama ini hanya dibuat satu setelan saja..... "

" Ah ? " Winda sedikit tercengang, bagaimana pun dia tidak menyangka pakaian yang dikenakan oleh laki - laki itu akan sebegitu langka ?

" Kalau begitu, bisa tidak, kalian bisa tidak memohon master tersebut untuk membuat satu setelan lagi ? " Tanya Winda dengan gelisah, karena dia sudah keluar selama setengah jam.

Jika laki - laki itu tidak sabar menunggu dan pergi, lalu menyadari bahwa dirinya sudah tidak berada di keluarga Yang, maka tidak tahu akan bagaimana mempersulit dirinya.

Asisten toko menggelengkan kepala berkata : " Master Bigenni sangat mempunyai reputasi, kami masih belum mempunyai kemampuan untuk berhubungan bisnis dengan dirinya. Lagipula jika benar - benar bisa bekerja sama dengan master Bigenni, khawatirnya juga tetap harus mengantri, karena setiap tahun orang yang menginginkan pakaian custom - made oleh dia tak terhitung banyaknya..... "

" Ng ...... " Suara Winda sedikit kesal, dia benar - benar tidak menyangka, sebuah jas biasa bisa melibatkan begitu banyak masalah.

Karena pakaian tidak bisa dibuat, kalau begitu tampaknya hanya bisa menganti rugi !

Dia adalah nona besar keluarga Yang, uang saku yang ditetapkan setiap bulan, cukup banyak.

" Kalau begitu tanya sebentar, berapa harga pasaran jas satu ini ? " Winda mengeluarkan pertanyaan terakhir.

Tetapi yang membuatnya kecewa adalah, asisten toko itu menggelengkan kepala dan berkata : " Maaf, karya master Bigenni, mengukurnya dengan harga adalah penghinaan baginya ! "

Winda meninggalkan mall dengan perasaan kecewa, dalam hatinya sangat gundah.

Sekarang harus bagaimana, laki - laki itu sedang menunggu dia mengembalikan pakaiannya.

Dan dia sekarang keluar dengan sia - sia.

Jika menyuruhnya sembarang memilih sebuah jas dan mengatakannya bahwa itu asli, Winda tidak sanggup melakukannya.

Oleh karena itu dia masuk ke dalam mobil dan pulang kerumah.

Dalam ruang baca, Gandi sedang duduk dengan anggun, dan mengulurkan tangan mengambir gelas tes lalu menyesapnya dengan pelan.

Gandi tanpa sengaja melirik ke Isko, terlihat seperti menunggu Isko berinisiatif untuk berbicara terlebih dahulu.

Tetapi Isko duduk dengan kalem, tidak ada gerakan sedikitpun.

Mengangkat beberapa topik tentang lingkaran bisnis, keduanya mengobrol sesaat namun kembali terdiam.

Pada akhirnya, Gandi dulu yang tidak tahan untuk terus duduk diam.

Gandi meletakkan gelas teh, melihat ke arah Isko dan berkata : " Paman Yang aku ingin meminta pendapat kamu mengenai satu masalah. "

" Masalah apa ? Hingga membuat Kak Tirta menggunakan kata meminta pendapat. " Sikap Isko santai, seperti tidak ada yang terjadi.

" Mengenai Winda ..... " Gandi baru berkata, pintu ruang baca terbanting buka dengan keras.

Winda terengah-engah masuk ke dalam, dalam tangannya menjinjing sebuah kantong kertas.

Dalam kantong terisi jas Gandi, dan terlipat dengan sangat rapi.

Hanya saja, bau jasnya membuat orang merasa tidak terlalu nyaman.

" Kasih kamu, baju kamu, dasar pelit, orang kikir ! " Winda menyerahkan ke depan Gandi, begitu kantong tergoyang baju dalamnya sedikit berubah bentuk, Winda tiba - tiba merasakan getaran didalam hatinya.

Ya tuhan, jangan sampai membiarkan Tuan Tirta ini menyadari sesuatu yang salah.

Gandi sedikit mengernyitkan alis, namun tetap menerimanya, dan meletakkannya disamping.

" Nona Yang sungguh memperlakukan dengan baik pakaian aku ! "

Perkataan ini tersirat makna lain didalamnya, membuat Winda mengerti, bahwa kebohongan kecilnya diketahui oleh Gandi.

Winda langsung pergi duduk di sofa, dan menyilangkan kedua kakinya, menampilkan bentuk sangat heroik.

" Tidak perlu sungkan, Tuan Tirta . "

Mendengar perkataan Winda, ujung bibir Gandi tertarik.

Sebenarnya wanita ini, ada perubahannya.

Seperti penampilan menipunya saat ini, Gandi belum pernah melihatnya sebelumnya.

" Winda, karena kamu sedang santai tidak ada yang dikerjakan, sebagai tuan rumah, ayo ajak Kak Tirta pergi keliling bersama ! " Isko sedikit tidak terbiasa melihat adik perempuan kecilnya menampilkan bentuk yang ceroboh ini, lalu berkata memerintah.

Tubuh Winda bergidik, segera duduk dengan tegak, berkata dengan tidak senang : " Abang tetua, aku tidak mau pergi bersama dengan dia ! "

Ini termasuk kedatangan pertama Gandi ke Australia dengan identitas perusahaan.

Dulu, Gandi sendiri juga sering datang liburan kesini.

Berdasarkan kemampuan ingatannya yang bagus, meskipun disini tidak sefamiliar Kota Z, tapi Gandi juga masih tahu betul kondisi dan tradisi setempat.

Oleh karena Winda sang pemandu ini, normalnya Gandi tidak membutuhkannya.

Tapi kenormalan ini, ditemukan di Winda sebagai wanita dengan identitas lain.

Dan sekarang, ini sama halnya Isko mengirim Winda ke pelukannya, dan Gandi sangat menyambutnya.

"Kalau begitu merepotkan Nona Yang. " Gandi tersenyum terima kasih kepada Isko.

Isko tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.

Winda tidak bisa duduk diam lagi, Kakak Isko tanpa berkata banyak dan menjual dirinya.

Winda harus pergi menemui kakak ipar meminta pertolongan.

" Aku teringat aku masih ada urusan, aku keluar dulu, kalian lanjut berbincang. "

Selesai berkata, Winda mau mendorong pintu dan keluar.

" Nona Yang apakah aku boleh bertanya mengapa baju aku jadi seperti ini ? "

Gandi menuangkan baju dari dalam kantong, dan baju terjatuh di atas lantai, bentuknya lusuh, dan juga aroma yang terpancar keluar, tiba - tiba menambah sentuhan yang berbeda ruang baca.

Ujung bibir Isko tanpa sadar tertarik, adik perempuan kecilnya ini, perbuatannya begitu kejam, mungkinkah sebenarnya tidak hilang ingatan ?

" Itu ..... " Bola mata Winda bergulir berputar - putar, tampak seperti tidak mempunyai alasan yang tepat, langsung berkata dengan sewenang - wenang : " Tidak tahu, apakah memang sudah seperti itu saat Tuan Tirta memberikannya kepada aku ? "

" Apakah begitu ? " Gandi tersenyum, dia terus mengamati ekspresi Neva.

Saat mengatakan perkataan tadi, Neva sendiri juga tahu bahwa dirinya sedang berbohong.

Oleh karena itu wajahnya sedikit memerah, dan tangannya mengepal tanpa sadar.

Sebenarnya tanpa Winda mengatakannya, Gandi juga tahu. Dengan temperamen Winda yang merasa dirugikan pasti akan melampiaskannya.

Winda juga tidak berani berbuat apa - apa terhadap dirinya, oleh karena itu hanya bisa melampiaskan kemarahannya di pakaian jasnya.

Tetapi melihat bentuk lusuh jas ini ..... Gandi tanpa sadar merasakan tubuhnya menjadi dingin, wanita ini sungguh cukup kejam !

" Iya, tentu saja iya ! " Winda menjawabnya dengan ganas.

Winda berpaling dan melihat ekspresi tegas Kakak Isko, tiba - tiba merasa sedikit ngeri.

" Sudahlah, aku akan menganti rugi untuk baju kamu ini ! "

" Oh ? Maksudnya Nona Yang bisa membeli model yang sama ? " Gandi tahu, pakaian karya Bigenni, pasti tidak akan ada setelan kedua dengan model yang sama.

Setiap setelan karyanya, semuanya edisi terbatas tak ada taranya.

" Tidak, tidak bisa membelinya ...... tapi, aku berkenan membuatkan satu set baru untuk kamu ! Kali ini tidak perlu menggantungkan merk Bigenni, sebut saja Winda series 003 ! "

Winda sangat pintar, bisa menggambar, mendesain, dan membuat pakaian.

Jas yang dikenakan oleh Isko sekarang, adalah buatan Winda pada saat itu dan diberikan kepada Isko.

Tidak peduli dari jenis edisi dan keselarasan setelan, semuanya dibuat dengat sangat bagus.

Winda total membuat dua setelan, untuk Kakak Isko satu dan Kakak Kedua satu.

Mengingat dirinya sekarang harus membuat lagi untuk si bejat satu ini dalam hatinya sangat marah.

Jelas - jelas laki - laki itu yang melakukan hal yang tidak baik kepadanya.

Sekarang sebaliknya si laki - laki menjadi korban, mengambil jas ini mempermasalahkannya.

Winda khawatir jika tidak memberi Gandi solusi penyelesaian yang cocok, maka Gandi akan terus disini dan tidak pergi.

Gandi tersenyum, sebaliknya dengan acuh berkata tanpa sungkan : " Kalau begitu merepotkan Nona Yang ! "

Winda membuka mulutnya dan ingin menyindir, tapi pada akhirnya dia hanya menghela nafas.

Winda merasa laki - laki ini seperti iblis, tidak peduli bagaimana dia melawan, laki - laki ini selalu akan dengan mudah mengetahui titik lemahnya.

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu