Cinta Yang Dalam - Bab 88 Romantis

Julia mengatakan dengan tatapan yang sangat kasihan.

Hati Gandi sedikit tersentuh, akhirnya dia mengangguk setuju.

Julia langsung melompat bahagia, mengulurkan tangan dan memeluk Gandi, mencium wajahnya, dan berkata dengan gembira, "Kalau begitu aku pergi memesan tempat duduk sekarang, mari kita bermesraan dan romantis malam ini."

Setelah Julia keluar, Gandi mengambil telepon di atas meja dan ragu-ragu, haruskah dia menelepon Neva dan mengatakan bahwa dia tidak akan kembali malam ini.

Jarinya sudah menekan nomor Neva, tetapi setelah melihat-lihat, dia akhirnya meletakkan teleponnya.

Seharusnya tidak ada apa-apa jika dirinya tidak kembali hari ini, akhirnya dia memutuskan untuk tidak kembali!

Pada malam hari, di Resto Sedap Malam, musik merdu menyebar di seluruh ruangan.

Gandi dan Julia duduk saling berhadapan, ketika memesan makanan Julia memesan selera keduanya, dan sudah minum segelas anggur merah dengan Gandi.

Julia minum alkohol hingga wajahnya memerah, tapi wajah merah tidak berarti dia mabuk.

Mengambil manfaat dari minum alkohol, dia menunjukkan penampilan suasana hati seperti tidak menyenangkan dan berkata, "Gandi, apakah kamu tidak menyukai aku lagi?"

Ketika Julia mengatakan ini, sepasang mata yang indah menjadi kabur, membuat orang merasa sangat kasihan.

Gandi meletakkan pisau dan garpu di tangannya, menghela nafas, dan berkata dengan nada yang sedikit menyesal; "Maaf, Julia, beberapa saat ini merupakan kesalahanku, aku tidak menemanimu. Kamu juga mengetahui keadaan spesifiknya, aku berjanji, aku akan memberika kompensasi padamu. "

Kompensasi? Hati Julia tergerak, kemudian merasa sedikit kesal.

Sudah bertahun-tahun Gandi mengatakan ingin memberikan kompensasi, Julia bahkan tidak melihat bayangannya sedikitpun.

Gandi mengetahui apa yang dia inginkan, tetapi dia tidak bisa memberikan kepadanya, hal ini merupakan kompensasi apa?

Hatinya berpikir demikian, tetapi dia berkata dengan sedikit menyedikan, "Gandi, aku tidak ingin kompensasi apa pun, selama kamu bisa bersamaku setiap saat. Kita, apakah kita akan baik-baik saja seumur hidup?".

Kata-kata terakhir Julia menggunakan kalimat pertanyaan, yang membuat hati Gandi menjadi tegang.

Sosok Neva muncul di benaknya, tanpa sadar tiba-tiba dia ingin mengatakan akan baik -baik saja, tetapi terasa sedikit pahit, hingga dia tidak bisa mengatakannya.

Dia tertegun sejenak, hati Julia langsung tenggelam hingga ke dalam tulangnya.

Sementara suasana di meja makan agak canggung, pada saat itulah ponsel Gandi berdering.

Gandi melirik merupakan panggilan dari Neva.

Gandi telah melihatnya, secara alami Julia juga melihatnya.

Gandi menatap Julia dan berkata, "Aku, jawab panggilannya dulu."

Saat ini hati Julia seperti berdarah, tetapi dia hanya bisa berkata dengan sangat tabah: "Baiklah."

Gandi bangkit, membawa telepon ke samping danau, dan menjawab panggilan itu.

Neva telah berada di kamar mandi, pertama-tama dia menggunakan alasan merajut sweater untuk menunda Mbok Ting pergi memasak, kemudian dia menemani ibu Gandi melukis, lalu berkata bahwa dia ingin menonton TV.

Tetapi waktu tidak bisa ditunda terlalu lama, sekarang sudah jam 7 lebih. Dia menggunakan alasan ingin membuang air kecil untuk datang ke kamar mandi dan buru-buru memanggil Gandi untuk menyuruhnya kembali secepatnya.

Setelah melihat bahwa panggilan dijawab, dia buru-buru berkata: "Pak Tirta, kamu segera pulang, ibumu datang."

Gandi tertegun sejenak, ibu, mengapa dia datang?

Dia masih ingin bertanya sesuatu, tetapi dia mendengar suara Neva yang sangat pelan dan mendesaknya segera pulang, kemudian langsung menutup telepon.

Pada saat itu Gandi melihat jam, sekarang waktu hampir mendekati jam delapan.

Dia kembali ke meja makan, berdehem, dan meminta maaf: "Julia, aku ada urusan, aku harus pulang dulu. Kamu makan pelan-pelan, nanti aku akan menyuruh supir datang untuk menjemputmu pulang".

Julia datang menggunakan mobil Gandi. Dia mengerutkan kening dan menunjukkan ekspresi enggan, dan mengatakan: "Gandi, masalah penting apakah yang membuatmu tidak punya waktu untuk menemaniku makan?"

Gandi mengernyit alis, awalnya dia tidak ingin mengatakannya.

Tetapi dia mengetahui sifat Julia, dia harus memberikannya alasan yang valid.

"Ibuku datang dan sekarang sedang menungguku di rumah. Baru saja menelepon dan memanggilku untuk pulang makan malam," Gandi menjelaskan dengan sabar.

Julia menghela nafas, melambaikan tangannya dengan lemah, dan berhenti berbicara.

Gandi mengemudi sangat cepat sepanjang jalan, awalnya perjalanan empat puluh menit, ditambah macet, tetapi sekarang dia memakai waktu dua puluh lima menit saja.

Pada saat keluar dari mobil, dia melirik waktu pukul 08:15.

Dia sudah bisa membayangkan bahwa ibunya sudah duduk di sofa ruang tamu, menunggu dirinya pulang dengan muka masam.

Sejak ibunya ikut campur dalam hubungannya dengan Neva, Gandi merasa bahwa dirinya sering melihatnya.

Sebagai seorang Presdir besar selalu ditarik oleh ibunya seperti anak kecil, tampaknya benar-benar tidak mirip seorang lelaki..

Dia membuka pintu dan memasuki rumah.

Dia langsung melihat bahwa Neva sedang menuangkan air untuk ibunya, dan ibunya duduk di sofa, memegang remote Tv dari jarak jauh, dan sedang mengganti channel. Tangan lainnya mengetuk lengan sofa.

Terdengar suara tudung hisap kompor dan memasak di dapur, pastinya Mbok Ting sedang memasak, dan tercium aroma makanan, pada saat ini makanan sudah diletakkan di atas meja ruang makan.

Setelah Neva melihat Gandi masuk, dia hanya bisa memberinya tatapan semoga beruntung.

Dia melangkah maju dan baru saja ingin menerima jaket yang dilepas Gandi, langsung mendengar suara dingin dari ibu Gandi di belakangnya: "Gandi bisa meletakkan sendiri."

Neva sudah mengulurkan tangan, dan terentang di udara, kemudian menyimpan kembali.

Gandi tertawa getir, langkah pertama yang sulit sudah mulai.

Setelah menggantung pakaiannya, dia berjalan ke tepi sofa dan bersiap untuk duduk.

Tetapi sebelum duduk, langsung mendengar Ibu Gandi memukul sandaran sofa dan berkata: "Kamu masih berani duduk? Berdiri tegak! Begitu malam, kamu kemana?"

Neva menatap mereka berdua sedang berselisih satu sama lain, dia segera berkata untuk mendamaikan: "Ibu, jangan marah dulu, Gandi sedang berjuang dalam karier, sibuk kerja saja!"

Shinta mencibir dan berkata, "Benarkah Gandi? Kamu telah menemukan istri yang sangat baik, malam begini kamu belum pulang dan bermain di luar, tetapi istrimu masih membelamu. Pada pukul enam aku sudah bertanya pada Rey, dan Rey mengatakan bahwa setelah pulang kerja kamu sudah pergi bersama artis itu! "

Gandi menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa.

Dia membiarkan ibunya marah, setelah itu tidak apa-apa lagi.

Adapun mengenai Rey, Gandi sedang marah hingga mengertakkan gigi sekarang, dan mempertimbangkan apakah besok saat kerja ingin berbicara tentang beberapa masalah pria dengannya.

Dia merupakan asistennya, tetapi sekarang sebaliknya malah menjadi mata-mata ibunya.

Melihat bahwa Gandi tidak berbicara, emosi Shinta semakin besar. Dia berdiri hampir saja memukuli wajah Gandi, memarahi: "Neva hampir kehilangan nyawanya untuk menyelamatkanmu. Kamu malah begitu, dia baru saja pulih sedikit, kamu sudah mulai bermain-main di luar. Apakah artis itu memberi kamu makan pelet? "

Gandi mengernyit kening dan berkata, "Ibu, bukan begitu."

"Jika bukan begitu jadi apa? Apakah kamu ingin menghancurkan keluargamu demi tanggung jawab konyol itu?"

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu