Cinta Yang Dalam - Bab 115 Penjelasan Gandi

Saat dalam perjalanan pulang ke rumah keluarga Tirta , Wendi akan berbicara kepada Neva dari waktu ke waktu tentang hal menarik ketika dia tumbuh di kota Z.

Dan nama Gandi, juga kadang disebut.

Setiap kali Wendi menyebut sekali, maka Neva merasa hatinya sendiri menjadi lebih sakit.

Sampai ke rumah keluarga Tirta, melihat Gandi yang baru saja akan masuk ke rumah.

Sepertinya, dia baru saja kembali dari mengantarkan wanita itu pulang?

Waktu akan selalu memoles banyak kenangan, jika bukan karena munculnya seorang wanita di samping Gandi sebagai pengingat, takutnya Neva sudah tidak mengingat lagi perjanjian pernikahan mereka.

Neva dan Wendi masuk kedalam, melihat kakak kedua, walaupun Wendi sedikit merasa senang, tetapi berkata dengan sedikit kalem:”Kakak kedua...”

Gandi melihat Wendi, pandangan matanya seperti biasa, sudut bibirnya sedikit naik, menjawab dengan ekspresi formal.

Shinta baru saja memarahi Gandi, tidak menyangka putri dan menantunya sudah pulang, lalu dia menyimpan rasa emosinya, sedikit tersenyum berkata:”Apakah kalian main dengan menyenangkan?”

Wendi maju dan memeluk lengan Shinta berkata dengan manja:”Ma, kakak ipar kedua menemaniku, tentu saja sangat senang! Dan juga kami masih pergi makan makanan seafood yang enak!”

Wendi memberitahukan kepada Shinta tempat yang mereka kunjungi hari ini, apa yang dimakan, saat dia menyebut nama hotel, ekspresi wajah Gandi sedikit berubah.

Dia melirik sekilas Wendi dan Neva yang masih tidak berbicara disana, hatinya sedikit gelisah, hotel yang mereka bicarakan, adalah hotel dimana dia bangun tadi pagi.

Neva bangkit berdiri, mengatakan pergi ke dapur untuk mengambil beberapa buah-buahan.

Gandi juga bangkit berdiri, mengatakan ingin membantu Neva.

Neva baru saja masuk ke dapur, didalam dapur ada pembantu yang sedang menyiapkan makan malam, diperintahkan oleh Gandi untuk keluar sebentar.

Setelah mereka keluar, Gandi berdeham, lalu berkata:”Kalian hari ini pergi ke hotel Sea Sky?”

hotel Sea Sky yang dimaksud adalah hotel yang Neva dan lainnya pergi untuk makan, Neva berbalik melihat Gandi, pertanyaan dia ini, apakah merasa cemas?

Tapi pandangan mata Gandi seperti biasa, tidak terlihat bersalah.

Dalam hati Neva sangat mengerti, Gandi bertanya seperti ini, takutnya ingin tahu apakah dirinya ada melihat dia atau tidak.

Sudah sampai seperti ini, pria ini masih mencari jalan keluar untuk dirinya sendiri.

Neva menjawab ringan:”Iya, kami pergi disiang hari.”

Hati Gandi menegang, siang hari, kebetulan dia juga keluar disiang hari.

Dia berkata:”Apakah melihat orang yang familiar?”

Neva tersenyum dingin dalam hati, orang familiar? Apakah ada lagi orang yang lebih familiar dibandingkan dengan Gandi?

Dia menggelengkan kepala, berkata:”Tidak ada.”

Jawaban sederhana dari Neva ini, membuat Gandi sedikit curiga, apakah wanita ini sudah melihat dirinya, tapi malah berpura-pura tidak melihat.

Dia berpikir tadi pagi setelah mengganti ponsel, menerima beberapa pesan pemberitahuan dari kartu, kebanyakan adalah telepon dari Neva.

Dia berkata:”Kemarin malam ponselku jatuh kedalam air, jadi mati.”

Neva menjawab:”Aku sudah menjelaskan kepada Mama.”

Gandi bertanya:”Apa yang kamu katakan kepada Mama?”

Neva menjawab ringan:”Aku mengatakan kamu sibuk bekerja, jadi tidak bisa datang....”

“Tapi aku mabuk.” Setelah Gandi selesai mengatakan ini, dia sendiri merasa sedikit aneh, kenapa dia sekarang seperti sedang berusaha menjelaskan kepada Neva.

Neva sedikit aneh melihat Gandi, tidak menyangka dia bisa mengatakan begitu banyak dengan dirinya, sebenarnya dirinya tidak perlu tahu apa yang dia lakukan, dia juga tidak pernah memberitahukan.

Tapi dia hanya menjawab kata-kata ini:”Maaf, tuan Tirta, mengganggumu minum alkohol, kamu minum alkohol secukupnya saja, harus memperhatikan tubuh...”

Gandi mendengar kata-kata Neva ini, sedikit emosi, apakah wanita ini bodoh?

Dirinya sendiri mengatakan kemarin malam dia minum alkohol, jadi tidak datang, yang seharusnya mengatakan maaf, bukankah dirinya sendiri?

Dia selalu seperti ini, setiap saat selalu mengatakan dia salah, meminta maaf...

Dan dia yang seperti ini, selalu dengan mudah membuat Gandi naik darah.

Dia menekan emosi dan berkata:”Aku minum terlalu banyak, jadi tidak datang, aku salah.”

Neva menjawab “em”, kata-kata Gandi membuat dia sedikit takut, tidak tahu harus menjawab apa.

Dia takut jika salah menjawab, pria ini adalah orang berpikiran sempit, saat itu pasti akan membuat dia kesulitan.

Berpura-pura bodoh, adalah pilihan terbaik dirinya.

Gandi melihat Neva yang selalu menerima emosi orang, merasa otaknya sendiri benar-benar sudah rusak, malah datang menjelaskan kepada Neva.

Dia mengibaskan tangan, mendorong pintu dapur dan berjalan keluar.

Neva menghela nafas panjang, Gandi di depannya, tekanan udara kuat yang menekan, membuat dia merasa gugup.

Tapi sepuluh detik kemudian, pintu dapur terbuka lagi, Gandi masuk dengan wajah dingin, membawa sepiring anggur yang baru saja selesai dicuci oleh Gandi, lalu berjalan keluar lagi.

Dia mengatakan akan bersama dengan Neva menyiapkan buah, jika dia keluar dengan tangan kosong, maka agak sedikit terlihat aneh.

Tidak mudah satu keluarga berkumpul, Shinta merasa sangat gembira, dia mengusulkan untuk memotret foto, dengan puas melihat foto-foto di ponselnya, dia sudah berpikir tentang menambahkan kata-kata dibingkai foto, keluarga yang hangat.

Shinta sendiri menyiapkan makam malam, dibantu oleh Neva.

Awalnya Wendi juga ingin masuk untuk membantu, dia diperintahkan untuk mengupas bawang putih, tapi setelah mengupas 3 buah dalam 10 menit, sudah diusir keluar oleh Shinta, supaya tidak membuat kekacauan di dalam.

Shinta bertanggung jawab membuat sup, Neva memasak sayur.

Mertua dan menantu membuat makanan, dengan cara yang baik.

Saat makan malam, Shinta masih dengan sengaja minum beberapa gelas alkohol.

Sebenarnya jantungnya tidak bagus, dokter tidak membolehkan untuk minum alkohol, Gandi dan yang lainnya tahu.

Tapi melihat dia yang begitu gembira, semua orang merasa tidak enak mengatakan, lalu membiarkan Shinta saja.

Saat Gandi makan, kadang-kadang bisa mengambilkan sayur untuk Neva.

Gaoha disebelah juga mengikuti, mengambilkan untuk Wendi sampai mangkoknya penuh.

Wendi terhadap cinta palsu ini awalnya hanya menerima, tapi dengan cepat dia kehilangan kesabaran, berkata dengan menggerutu:”Jangan ambilkan lagi, sudah akan jatuh.”

Gaoha tersenyum lembut, membuat semua orang merasa dia terlihat sangat menyayangi Wendi.

Melihat putri dan menantunya begitu mencintai, Shinta yang terus merasa khawatir kepada Wendi, kali ini sudah bisa merasa tenang.

Bisa melakukan dengan begitu rinci, sepertinya kehidupan mereka berdua biasanya, hubungannya lebih baik lagi?

Neva sebenarnya tidak bisa memakan pupa jangkrik, saat kecil dia mengalami alergi ketika makan pupa jangkrik, hampir membuat dia kehilangan nyawa, sejak saat itu dia menjauh makanan ini, tapi Gandi malah mengambilkan dua buah pupa jangkrik untuknya.

Dia melihat pupa jangkrik di mangkoknya, merasa ragu, tapi akhirnya memilih untuk memakan.

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu