Cinta Yang Dalam - Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
Gandi mengerutkan kening, tapi tetap diam saja.
Sementara Winda merasa kesal ketika melihat bahwa pria ini tidak marah pada apa yang dia katakan.
“Aku bukan anak kecil. Aku sudah cukup dewasa, aku sudah menjadi seorang ibu. Metode Tuan Gandi mungkin masih bisa digunakan untuk menaksir gadis kecil yang minta foto denganmu barusan, tapi maaf, metode ini tidak berpengaruh padaku."
"Uhm."
Ucapan Winda seolah menyentuh Gandi, namun ekspresi Gandi tetap tak berubah dan sikapnya tetap tegar.
Tentu saja, ini hanya sekadar sentuhan biasa bagi Gandi yang telah terbiasa ditolak oleh Winda.
Gandi melepaskan tangan, membiarkan Winda berdiri.
Begitu tiba-tiba dilepas dari pelukan, Winda malah merasa sedikit tidak terbiasa.
Dia memandangi bunga yang disodorkan Gandi ke tangannya secara paksa. Agar tidak mempermalukan Gandi, dia tidak menolak bunga itu.
Dia memasukkan bunga ke dalam saku secara asal-asalan, berkata "Tuan Gandi, permainan sudah berakhir. Sekarang, bolehkah aku pergi?"
“Hah?” Gandi mengangkat alis “Tidakkah Nona Winda melupakan sesuatu?”
“Apa?” Winda tertegun. Pada saat yang sama, dia mengingat kembali perdebatan antara dia dan Gandi yang terjadi barusan.
Sepertinya dia tidak meninggalkan apapun yang bisa digunakan Gandi untuk mengancamnya, bukan?
Gandi mengulurkan tangan ke hadapan Winda, berkata dengan datar "Apakah Nona Winda lupa akan apa yang dikatakan Nona Winda barusan?"
Apa yang dia katakan? Winda benar-benar dibuat bingung oleh Gandi.
Setelah beberapa saat, dia tanggap.
Tadi dia sepertinya memasang perangkap untuk diri sendiri.
Dia bilang ke Gandi bahwa dia akan mentraktirnya makan!
Ya ampun, saat ini Winda sangat membenci mulut sendiri.
Kenapa dia asal omong?
Dia hanya bisa mengangkat tangan dan meletakkannya di atas telapak tangan Gandi. Setelah itu, Gandi menggenggam tangan Winda dengan kuat, telapak tangan yang panas membungkus tangan kecil Winda.
Pintu mobil telah dibuka, pengawal membungkuk dan mempersilakan keduanya untuk masuk.
Winda diminta masuk ke mobil oleh Gandi, lalu Gandi masuk ke posisi pengemudi.
Dia tampak sudah terbiasa memasangkan sabuk pengaman untuk Winda. Ini adalah kedua kalinya.
Jarak antara kedua orang sangat dekat. Kini Winda sudah kebal terhadap tatapan kerumunan.
Winda memanfaatkan kesempatan ini untuk mengirim pesan ke Riana, memberitahunya bahwa malam ini dia mungkin tidak bisa pulang untuk makan.
Mesin mobil sport meraung, Winda mendongak dan memandangi sekeliling, barulah dia tahu bahwa Gandi membawa banyak pengawal.
Untuk mengevakuasi orang-orang, belasan pengawal membelah jalan agar Gandi bisa keluar dari tempat parkir.
Saat ini, ponsel Winda bergetar.
Dia membuka kunci layar, pesan WeChat dari Riana.
"Selamat berkencan!"
Tempat makan dipilih oleh Winda.
Karena berduaan dengan Gandi, Winda tidak mau pergi ke tempat yang bersuasana romantis.
Setelah banyak pertimbangan, kebetulan mereka melewati jalan yang memiliki banyak warung makan di Kota S.
Winda menunjuk salah satu warung makan di tepi jalan, berkata "Tuan Gandi, yang itu, ayo makan di sana!"
Saat ini terjadi sedikit kemacetan di jalan. Mobil Gandi berada di jalur kedua. Di delapan jalur dengan dua arah ini, dia harus berpindah dua jalur supaya bisa pergi ke warung makan itu.
Niat asli Winda memang mau menyulitkan Gandi.
Niatnya tidak lain adalah jika Gandi merasa repot, maka dia pun tidak perlu mentraktirnya lagi.
Tapi Winda terlalu meremehkan Gandi.
Dia tidak menyangka begitu Gandi menyalakan lampu sein, langsung turun dua pengawal dari mobil kedua di belakangnya untuk memblokir jalan supaya Gandi bisa menyeberang ke tempat parkir di warung makan tersebut tanpa dihalangi mobil lain.
Gandi turun dari mobil. Winda tidak punya pilihan selain turun dari mobil juga.
Kemuraman di wajahnya tidak bisa disembunyikan dari mata Gandi.
Tapi seperti apa Gandi itu? Setidaknya dia merasa dia memiliki banyak kesabaran dalam memulihkan hubungannya dengan Winda.
Setelah melihat warung makan di depannya, Gandi memberi kesempatan kepada Winda untuk mengambil pilihan lain.
"Kamu yakin mau makan di sini?"
Winda bahkan tidak mengangkat kepala. Makan bersama pria ini, semakin ramai tempatnya maka semakin bagus. Dengan demikian, pria ini tidak bisa berbuat apa-apa terhadap dirinya.
"Yang ini saja! Aku sering datang..."
Usai bicara, Winda masuk lebih dulu.
Gandi mengikutinya di belakang. Begitu memasuki pintu, dia melihat Winda bergegas keluar.
"Tuan Gandi, aku salah, bukan yang ini!"
Winda merasa sangat sial hari ini.
Dia cuma mau cari warung makan, pokoknya warung di pinggir jalan yang cukup ramai supaya nantinya dia dan Gandi tidak perlu banyak mengobrol karena suasana terlalu berisik.
Dia mau menepati janji makannya secepat mungkin.
Dia tidak menyangka bahwa warung makan pertama di jalan ini baru saja direnovasi bulan lalu, diubah menjadi restoran istimewa.
Restoran ini kebetulan adalah restoran khusus pasangan yang bernuansa romantis.
Setelah masuk, seluruh restoran dihiasi dengan dekorasi bertema cinta.
Ini sama sekali tidak selaras dengan warung makan di tepi jalan!
Saat ini, Winda sangat membenci pemilik warung ini. Pemilik boleh memilih lokasi mana pun, tapi kenapa harus memilih lokasi yang buruk dan bisa terlihat oleh dirinya.
Winda pun langsung paham kenapa Gandi memastikan apakah dia benar-benar mau makan di restoran ini.
“Kenapa kamu keluar?” Gandi mengerti kenapa Winda keluar, dia berpura-pura bodoh.
Winda memelototi Gandi dengan ganas. Dia takut pria ini bersikeras mau makan di sini, jadi dia pun pura-pura bersikap lembut “Tuan Gandi, makanan di sini terlalu tawar, aku khawatir rasanya tidak cocok dengan seleramu. Kita ganti restoran lain saja!"
"Tawar? Kebetulan aku makan terlalu banyak rasa yang berat akhir-akhir ini, restoran ini lumayan bagus."
Sambil berkata, Gandi menarik Winda ke restoran.
Begitu memasuki restoran, seorang pelayan datang.
"Halo, Tuan, apakah anda telah melakukan reservasi?"
Gandi menggelengkan kepala, berkata "Tidak."
"Kalau begitu maaf, pelanggan harus mereservasi tempat untuk makan di sini."
Jawaban sopan dari pelayan membuat Winda merasa sangat senang.
Nasib berpihak padanya, restoran ini ternyata mengharuskan reservasi lebih awal.
Tapi kesenangannya hanya bertahan tiga detik, lalu pun dihancurkan oleh kata-kata Gandi.
"Apakah kalian punya layanan untuk anggota VIP?"
"Ada."
“Apakah anggota VIP perlu melakukan reservasi leih awal?” Lanjut Gandi.
Sebuah firasat tidak menyenangkan menyebar di hati Winda.
Dia buru-buru menarik Gandi dengan berpura-pura santai, berkata "Tuan Gandi, lupakan saja. Kita ganti restoran lain, kita datang lain kali setelah reservasi!"
Pelayan membalas pengertian Winda dengan memberikan senyuman.
Tapi pelayan tetap harus menjawab pertanyaan Gandi.
"Anggota berlian kami tidak perlu melakukan reservasi dan bisa menggunakan ruangan VIP, tetapi perlu menyetor 200 juta di muka..."
Sebelum pelayan selesai berbicara, Gandi langsung menyerahkan sebuah kartu "Kata sandinya enam angka delapan. Selesaikan prosedur keanggotaan berliannya. Sekarang bawa aku ke ruangan VIP!"
Pelayan tertegun sejenak, seolah tidak menyangka akan ada orang kaya murah hati yang datang ke tempat ini untuk makan.”
Pemilik yang sedang memeriksa pembukuan di konter mengangkat kelopak untuk melirik ke arah sini.
Pria ini tampak sangat familiar?
Kemudian, dia teringat berita di koran sebelumnya. Dia segera mengambil koran di sebelah. Isinya adalah pertemuan bisnis di Kota S pada beberapa hari yang lalu.
Orang di halaman depan koran terlihat persis sama dengan pria yang berdiri tidak jauh darinya.
Tamu kaya, tamu kaya!
Dia bergegas keluar dari konter, menarik pelayan, berkata "小李, kamu urus prosedurnya. Pacar tuan cantik sekali, aku akan memberimu diskon 20% hari ini. Ikuti aku ke atas!"
Gandi tidak memberikan penjelasan apapun. Sebutan yang diucapkan pemilik warung makan merupakan kesalahpahaman yang indah baginya.
Saat Winda hendak berbicara, mulutnya dibungkam oleh tangan pria.
Sikap Gandi seakan memperingatkan Winda untuk tidak banyak bicara.
Mereka naik ke atas. Ketika pemilik warung mau keluar, Gandi tiba-tiba berkata "Setor 200 juta lagi ke kartu keanggotaanku!"
Pemilik warung tersenyum lebar, turun untuk menyelesaikan prosedur.
Sungguh baik untuk melayani orang kaya, cuman sebentar sudah melakukan pengisian ulang 200 juta.
Winda merasa Gandi mengalami kejang otak, dia menyetor 200 juta di warung sekecil ini?
Apakah dia bisa menghabiskannya? Apalagi belum tahu apakah makanan di warung ini enak atau tidak!
"Tuan Gandi, tidakkah kamu menyetor terlalu banyak uang?"
Ada sebuah kalimat yang tidak berani dikatakan Winda. Sebenarnya dia mau bilang, apakah kamu saking banyak uang hingga bisa dibakar?
Sudut mulut Gandi sedikit terangkat, tampak sedang dalam suasana hati yang baik. Dia mendorong daftar menu ke Winda dan berkata "Setoran ini adalah milikku sendiri. Nona Winda tetap harus bayar untuk makan malam ini."
Ekspresi Winda membeku. Dia langsung menyesal, dia seharusnya mengucapkan kalimat itu.
Pria ini benar-benar tidak pernah berubah, masih pelit seperti biasanya!
Nyatanya, setoran Gandi sebesar 400 juta bukanlah konsumsi berlandasan impulsif.
Pertama, ini adalah tempat makan pilihan Winda.
Baginya, 200 juta hanyalah penghasilan yang bisa diperoleh dalam waktu singkat.
Alasan kedua adalah karena kata-kata pemilik warung barusan.
Benar, pacar. Gandi sangat puas dengan sebutan itu.
Winda sengaja memesan makanan yang lebih ringan dan murah.
Gandi tidak banyak berkomentar, dia meminta pelayan menyiapkan hidangan sesuai pesanan Winda.
Gandi menyuruh Winda untuk membayar biaya makan kali ini.
Ini membuat hati Winda sangat kesal.
Mereka berada di dalam ruangan VIP. Ada kaca satu arah di dalam ruangan. Orang di dalam ruangan dapat melihat bagian luar, tetapi orang di luar tidak bisa melihat bagian dalam ruangan.
Karena ini adalah restoran pasangan, wajar untuk memasang dekorasi yang sesuai untuk pasangan.
Separuh ruangan di lantai dua adalah ruang VIP, ada sebuah panggung dan beberapa meja dan kursi.
Bisnis restoran ini cukup bagus. Ada empat gadis muda dan cantik yang sedang memainkan musik bernada sangat tinggi di atas panggung.
Matahari berangsur-angsur terbenam, musik merdu bergema di seluruh lantai dua.
Winda, yang sedang minum jus, tanpa sadar berseru "Indah sekali!"
Dia berbicara tentang pemandangan, sekaligus musik.
Saat ini, dia mendengar suara meja dan kursi yang menggesek lantai. Ketika dia menoleh, dia melihat Gandi bangkit dan berjalan keluar.
"Tuan Gandi, kamu mau ke mana?"
Hidangan sedang disajikan, sebentar lagi akan siap untuk dimakan.
Tanpa diduga, Gandi tidak mau memberi tahu Winda ke mana dia pergi.
"Aku mau pergi melakukan sesuatu yang sangat penting."
Benar, sesuatu yang penting bagiku. Gandi bergumam di dalam hati.
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinHalf a Heart
Romansa UniverseGue Jadi Kaya
Faya SaitamaRahasia Istriku
Mahardika1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip