Cinta Yang Dalam - Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut

Neva menarik nafas dengan dalam, kemudian dia pun sibuk menundukkan kepalanya ketika melihat Gandi terus melihat kepadanya melewati kaca spion dari waktu ke waktu.

Setelah merasa kemarahan di dalam hatinya agak mereda, Gandi pun menelpon ke Fandi.

Pada saat itu Gandi sedang sibuk mengurus kekacaun di dalam club, ambulan sudah berada di tengah jalan. Kalau anggota keluarga Guo melihat satu-satu anak putranya dipukul sampai begitu, mereka pasti akan mencari masalah.

Melihat abang kedua menelponnya, Fandi pun segera mengangkat telpon.

"Telpon Neva ketinggalan di sofa, malam ini kamu bantu dia bawa pulang"

Setelah berkata, Gandi pun langsung mengakhiri telpon.

Hal ini membuat Fandi merasa agak sedih, awalnya dia mengira abang kedua menelpon untuk bertanya bagaimana perkembangan masalah dan solusi untuk menyelesaikannya.

Gandi mengemudi dengan jalur menuju ke rumah tua Tirta.

Setelah beberapa saat setelah berangkat, mereka melihat sebuah ambulan bergegas melewati mereka sambil membunyikan alarm.

Neva tahu bahwa ambulans itu seharusnya mau pergi ke klub tadi. Setelah menoleh kembali, secara tidak sengaja dia melihat tangan Gandi yang sedang menyetir memiliki noda darah.

"Tuan Tirta, tangan kamu..." Neva berkata.

Gandi menoleh ke Neva, kepedulian Neva membuat hati dia merasa sedikit tersentuh, tetapi kemarahan di dalam hatinya membuat dia berkata: "Tidak berhubungan dengan kamu"

Setelah berkata, Gandi pun melanjutkan perjalanan kembali ke rumah tua Tirta.

Seluruh anggota keluarga Tirta sudah istirahat pada jam segini, setelah mengikuti Gandi naik ke lantai atas, Neva pun pergi mengambil sebuah kotak medis, pada saat ini Gandi sedang duduk di atas tempat tidur dan menyeka luka di tangannya dengan handuk basah.

Gandi memukul Gendut Guo terlalu kuat, sampai tangannya juga ikut terluka karena pecahan botol bir.

Neva duduk di samping Gandi dan berkata dengan lembut: "Tuan Tirta, aku bantu kamu mengoles obat?"

Gandi melirik ke Neva, dia tidak berkata mau ataupun tidak mau.

Neva memberanikan diri untuk memegang tangan Gandi, kemudian membersihkan noda darah di tangannya dengan alkohol.

Masih ada pecahan botol yang tertusuk ke dalam daging, Neva harus membersihkannya satu per satu.

Neva melakukan hal itu dengan hati-hati dan gerakan yang seringan mungkin agar Gandi tidak merasa begitu kesakitan.

Melihat penampilan Neva yang serius, Gandi merasa kecantikannya pada saat ini sangat berbeda.

Sebenarnya, Gandi sama sekali tidak peduli dengan luka sekecil ini. Dia yang memimpin perusahaan Tintra pada usia muda sudah melewati terlalu banyak angin dan ombak besar.

Banyak musuh dan pesaing mentargetkannya, dari waktu ke waktu mereka akan menggali jebakan untuk Gandi. Dia sudah menderita terlalu banyak luka dalam tahun-tahun ini.

Luka kecil seperti ini, kalau bukan pengingatan Neva tadi, Gandi sudah melupakannya.

Setelah membersihakn semua pecahan kaca yang tertusuk ke jari Gandi, Neva pun mengangkat kepalanya dan berkata kepada Gandi dengan suara lembut: "Akumau mendisinfeksi, Tuan Tirta, mungkin akan sedikit sakit"

Gandi mengangguk, mengizinkan Neva untuk lanjut.

Neva membahasi kapas dengan alkohol medis, kemudian menekannya ke luka Gandi dengan lembut.

Kesakitan membuat Gandi mengerutkan alisnya, Neva yang merasakan perubahan kecil di dalam hatinya pun bertanya: "Sakit ya?"

Gandi menggelengkan kepalanya: "Lanjut saja"

Jantung Neva berdetak dengan kencang, pria ini benar-benar tidak pernah tahu bersikap lembut.

Dari sudut pandang Gandi, dia bisa merasakan kera bajunya yang menurun, lengkungan cantik di dalamnya, kulit yang putih dan lembut membuat hati Gandi terasa agak gatal.

Dia menarik nafas dalam dan melemparkan pemikiran ini keluar dari otak.

Neva sedang membersihkan lukanya, bagaimana dia bisa berpikir tentang hal ini?

Meskipun telah menoleh ke samping, Gandi tetap melihat ke penampilan Neva yang lembut itu secara refleks.

Neva menyadari tatapan Gandi terus bergerak sana sini di tubuhnya, hal ini membuat dia merasa gugup: "Tuan Tirta, kalau kamu merasa tidak nyaman, bisa beri tahu aku"

Setelah Neva berkata, satu tangannya Gandi langsung mengendong dia ke atas pahanya, selanjutnya dia berkata: "Apakah kamu sudah merasakan bagian yang aku tidak nyaman?"

Wajah Neva langsung memerah, dia bisa merasakan sesuatu di bawah tubuh yang terasa keras seperti besi.

Mengapa pria ini masih bisa memiliki pemikiran seperti ini ketika dia terluka?

Wajah Neva memerah: "Tuan Tirta, aku membersihkan lukamu dulu?"

Waktu berkata, tangan Neva bergetar sejenak, dia ingin mengambil kotak medis di lanti, tetapi tidak berhasil karena dia sedang duduk di atas kaki Gandi.

"Apakah, apakah bisa melepaskan aku dulu?" Suara Neva yang ketakutan membuat Gandi sudah tidak bisa mengontrol diri.

Apakah wanita ini tidak tahu? Penampilan dia sekarang adalah penampilan yang paling menggoda orang!

Gandi berputar balik badannya dan langsung meletakkan Neva ke atas tempat tidur, hal ini membuat Neva terkejut dan berteriak. Dia bisa berpikir apa yang akan terjadi selanjutnya, "Tuan Tirta, lukamu sekarang tidak memperbolehkan kamu bergerak terlalu..."

Sebelum Neva selesai berkata, Gandi sudah mencium bibirnya.

Ciuman ini berlangsung selama 1 menit.

Neva tidak berani membantah, dia takut dia menyentuh luka di tangan Gandi secara tidak hati-hati.

Tetapi Gandi sama sekali tidak menghormatinya, dia mencium Neva sampai Neva sudah sama sekali tidak bertenaga baru melepaskan dia.

Neva bernafas dengan kuat dan sesak, setelah waktu yang sangat lama dia baru merasa jantungnya yang berdebar dengan kuat terasa agak baikan.

Gandi bangun dan berdiri di depan Neva.

Meskipun wajah Neva terlihat agak pucat karena ciuman Gandi, pada saat dia bangun dan melihat tangan Gandi mulai berdarah lagi, secara reflkes dia pun memarahi: "Tuan Tirta, aku sudah berkata tidak boleh bergerak terlaku kuat..."

Begitu Neva selesai berkata, Gandi pun langsung menjawab 'iya'

Nada suara Gandi membuat jantung Neva mengerat, sepertinya dirinya terlau berani tadi!

Neva sibuk menundukkan kepala untuk mengambil kotak medis, kemudian mengeluarkan obat anti-inflamasi dan lainnya untuk membalut luka Gandi.

Setelah semuanya terurus, Neva pun meletakkan kotak medis kembali ke tempatnya. Setelah menoleh kembali, dia melihat Gandi sedang melepas baju.

Gaun mandi sudah dilempar ke atas tempat tidur, Neva tahu dia sudah mau pergi mandi.

Tetapi luka dia tidak boleh kena air, kalau tidak akan infeksi.

Setelah meragu sejenak, Neva pun berkata: "Tuan Tirta, kamu mandi harus hati-hati dengan air, tanganmu jangan kena air"

Gandi mengangkat kepalanya dan melihat Neva dengan tatapan seolah-olah sedang melihat orang bodoh: "Kamu menggunakan apa untuk mandi?"

Neva menjawab: "Air...."

Gandi menggembangkan mulutnya dan mengabaikan kata-kata Neva yang bodoh tadi.

Infeksi luka kecil ini bukan masalah besar, beberapa hari sudah bisa sembuh. Gandi sudah pernah menderita luka-luka seperti ini pada dulu.

Gandi melepaskan semua pakaiannya, dia hanya mengenakan sepasang celana pendek sekarang. Dia dan Neva sudah termasuk suami istri yang menikah lama, tetapi, wajah Neva tetap memerah ketika dia melihat tubuh Gandi yang gagah.

Gandi berjalan melewati Neva dengan gaun mandinya, dia berhenti melangkah ketika teringat dengan sesuatu, kemudian dia menoleh ke Neva: "Bukannya kamu takut luka aku akan infeksi kalau kena air?"

Neva menatap Gandi dengan aneh, dia tidak mengerti maksud kata-kata Gandi.

"Iya" Neva hanya bisa menjawab meskipun tidak mengerti.

"Kalau begitu, kamu memandikan aku, aku tidak bergerak. Bukannya sudah bisa menyelasaikan masalah ini?"

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu