Cinta Yang Dalam - Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak

Neva menggosok matanya dengan kuat, tampaknya cuaca sedikit lebih buruk, bisa-bisanya ada angin yang membawa pasir dan meniup matanya.

Setelah Wendi selesai merapikan rambut Ibunya, lalu dia dengan lembut meremas bahu Ibunya dan berkata seolah-olah mengingat sesuatu: "Ibu, apa kamu ingat ketika aku masih kecil, kamu sering membawaku ke sungai dan membiarkan aku membawa semua perahu kertas yang sudah aku lipat lalu meletakkannya di sungai, agar air sungai membawanya pergi. Kamu katakan padaku, perahu itu akan pergi sejauh mimpi itu. Aku selalu percaya padamu, sampai suatu hari kemudian, aku menemukan kotak kardus di rumah memiliki banyak perahu kertas yang dikeringkan setelah terendam air. Pada saat itu aku baru mengerti bahwa semua mimpiku telah dibawa di dalam hatimu. Kamu takut ketika aku tumbuh dewasa, takut aku akan pergi, takut aku akan hidup susah, takut aku mendapat masalah … kamu takut akan banyak hal, dan kamu juga terus berusaha untuk melindungiku …."

Wendi berkata dengan air mata yang tidak tahan lalu menetes keluar.

Tetapi Bety tidak memiliki sedikit reaksi sedikit pun, dia hanya bermain piano dan hanya bisa bermain piano.

Ketika dia merasa sedikit lelah, dia pun mengambil gelas air yang ada di samping dan meneguknya.

Ketika dia akan meletakkannya, dia merasa ada sesuatu yang salah, lalu dia pun memberikan gelas air ke atas.

Dapat dilihat bahwa hal ini terjadi bukan untuk pertama kalinya saja, dan Wendi juga dengan wajahnya seperti biasa.

Dia mengambil gelas air tersebut, menyesap seteguk dan menyerahkannya kepada Ibunya.

Kedua orang itu hanya melakukan hal-hal biasa pada umumnya, tetapi tampaknya ada banyak pemahaman yang diam-diam terdapat di dalamnya.

Lamunan ini terjadi dalam dua jam penuh.

Sampai di saat Bety telah merasa lelah, dia mengulurkan jari-jarinya, Wendi segera memapah lengan Ibunya dan mengangkatnya dari atas kursi.

Bety melirik Wendi dengan heran, seolah-olah dia tidak tahu siapa orang ini.

"Siapa kamu? Kenapa kamu bisa ada di sini?"

Wendi sedikit tersenyum dan dengan lembut memasukkan rambut yang tertiup angin di wajah Ibunya ke belakang, dan berkata: "Ibu, aku adalah Riku ! Putri kesayanganmu!"

Bety mengangguk dengan acuh tak acuh dan berkata: " Riku, kapan kamu datang ke sini? Kamu tidak mengatakan apa-apa kepada Ibu atas kedatanganmu, kalau tidak Ibu bisa menyambutmu dengan baik."

Wendi berkata dengan lembut: "Bu, aku datang untuk menjengukmu, kamu baik-baik saja itu sudah cukup. Ini adalah kakak ipar keduaku, bocah lelaki keren yang pernah kamu lihat sebelumnya, istrinya Gandi."

Dengan penjelasan ini, Bety masih mengangguk dengan acuh tak acuh, dan berkata dengan nada terkejut: "Gandi! Kapan dia menikah?"

Wendi belum sempat berbicara, Neva melangkah maju lalu memandang wanita elegan dan intelektual di depannya itu, dengan sedikit membungkuk dan berkata: "Halo Bibi, namaku Neva."

Bety meletakkan tangannya di atas bahu Neva dan menepuknya dengan ringan, anggap saja sudah saling menyapa.

Neva menemani di sisinya Wendi dan berjalan pelan bersama Bety .

Bety tidak berbicara, Wendi yang terus membawa topik pembicaraan, dan setiap kali jawaban Bety selalu dengan sikap acuk tak acuh.

Kadang-kadang dia bahkan tidak menjawab sepatah kata pun, dengan sosok yang tidak ingin memperdulikannya.

Neva mengikuti di samping, melihat sisi lembutnya Wendi saat ini, perasaannya bercampur aduk.

Dia juga merindukan Ibunya, ketika Ibunya masih ada, dia selalu akan menutup matanya dan membiarkannya menebak siapa dia.

Setiap kali Neva sengaja salah menebak, dan Ibunya akan menghukumnya dengan sebuah hadiah coklat yang diberikan kepada Neva.

Ibu dan anak saling tertawa, dan Ayah memandang keduanya dari kejauhan, dengan sebuah ekspresi menghina keluar dari mulutnya yang gugup, tetapi wajahnya juga dipenuhi dengan senyum bahagia.

Berjalan sampai ke restoran, Wendi menemani Bety untuk makan, Neva karena waktu sarapannya cukup terlambat membuatnya tidak terlalu nafsu makan, dan dia pun tinggal di taman.

Setelah selesai makan, Wendi memanggil Neva untuk mengantar Bety pergi beristirahat.

Di ruang istirahat, juga ada sebuah piano.

Neva pertama kalinya mengetahui bahwa Wendi juga bisa bermain piano.

Namun, dia selalu mendengarkan lagu ini begitu aneh, dan setelah waktu yang lama, melihat Bety telah tertidur, dia baru menyadari ternyata sebuah lagu pengantar tidur.

Setelah Bety tertidur, Wendi menatapnya untuk waktu yang lama, matanya terpancar kasih sayang yang tak ada habisnya, dan akhirnya memanggil Neva untuk pulang.

Dekan mengantar keduanya keluar, mobil yang baru melaju setengah jalan ke atas gunung, tetapi Wendi meminta supir untuk berhenti.

Dia keluar dari mobil dan berdiri di tebing kosong, menatap lurus ke depan untuk waktu yang lama, dan tiba-tiba berteriak beberapa kali ke kejauhan itu.

Ini membuat Neva yang berada di samping terkejut melihat Wendi yang tidak tahu ingin melakukan apa, dan bergegas ke sisi Wendi lalu bertanya dengan peduli: "Wendi, ada apa denganmu?"

Wendi menarik nafas dalam-dalam, wajah histerisnya tadi kembali tenang, dia berbisik: "Tidak apa-apa, aku sekarang baik-baik saja, aku hanya ingin melampiaskan emosiku saja. Setiap kali aku datang melihat Ibuku, aku sangat marah ketika menemukan dia yang tidak ingat lagi denganku. Dia adalah Ibuku, yang melahirkanku, yang membesarkanku, bagaimana bisa dia ingin lupakan dan langsung melupakannya begitu saja? Aku benar-benar berharap dia bisa memalingkan kepalanya dan menatapku dengan penuh kasih sayang, memperdulikanku apa aku hidup dengan baik atau tidak, ada sakit atau tidak, ingin makan apa …. Selama itu semua mencakup hal-hal sepele di kehidupan sehari-hari, aku akan merasa sangat bahagia.

Wendi berbicara, tetapi suaranya semakin memberat.

Hati Neva juga sangat sedih, dia dengan lembut menggenggam tangan Wendi, tangannya tiba-tiba terasa dingin di musim seperti ini.

Dia berbisik: "Wendi, aku pikir selama kamu terus berusaha. Suatu hari, ketika ingatan Ibumu kembali dan dia akan melakukan semua hal yang kamu inginkan."

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu