Cinta Yang Dalam - Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
Dia bisa melakukan ini, tetapi kekuatan pria itu untuk berjalan sudah dirampas olehnya.
Gandi keluar dari kamar mandi, karena dia melihat Neva tertidur sebelum mandi, jadi dia membuka pintu dengan lembut, sehingga Neva tidak menyadari ada seseorang di sebelahnya.
Tangan Neva memegang benda semacam itu, membuat raut wajah Gandi segera berubah.
Dia melangkah maju, mengambilnya dari tangan Neva dan berkata dengan suara yang dalam "Apa maksudmu?"
Neva tertegun dan melihat tangannya yang kosong dengan bingung, setelah beberapa saat, dia bereaksi dan berkata "Tuan tirta, kita berdua terus berhubungan intim dua hari ini, kamu tidak memakai pengaman, jadi aku perlu minum obat setelahnya. Hanya dengan cara ini, aku tidak akan mempunyai bayi dan menghalangi posisi Nona Morez."
Neva merasa pria ini sedikit gila, bagaimanapun, ketika mereka berdua berhubungan intim sebelumnya, pria ini akan memaksakan dirinya untuk minum obat setiap sesudah berhubungan.
Tetapi kali ini Neva mengambil inisiatif untuk minum obat, melihat sikapnya saat ini, pria ini sepertinya marah?
Memikirkan anak yang muncul karena tidak meminum obat, hati Neva sakit lagi.
Gandi meraih obat di tangannya, perlahan-lahan mengerahkan kekuatan dan segera obat itu berubah menjadi bubuk.
Neva ragu-ragu sejenak, dengan berani berkata "Tuan Tirta, sisakan satu untukku! Efeknya sangat cepat, semakin cepat aku makan obat, semakin sedikit rasa sakit yang akan aku derita."
Wajah Gandi tiba-tiba menjadi dingin, dia mencibir dan berkata "Benar-benar wanita yang tahu diri, bagaimana jika aku tidak membiarkanmu memakannya?"
Neva tampak terkesima dan berkata: "Kalau begitu aku, mungkin harus pergi ke rumah sakit."
Jawaban Neva benar-benar membuat marah Gandi, dia dengan keras melemparkan pil kontrasepsi ke lantai dan berkata dengan suara yang dalam: "Jika kamu mau makan, pungut sendiri."
Suasana hati Gandi sangat rumit sekarang, bagaimanapun, menyuruhnya makan dan mengambil inisiatif untuk memakannya adalah dua konsep.
Neva tersenyum masam, menopang dan naik ke sisi lain tempat tidur, membungkuk dan akhirnya bisa mendapatkan obat, dia dengan cepat memasukkan dua pil ke dalam mulutnya.
Tidak ada air, hanya bisa pakai air liur!
Melihat dia makan dua pil, mata Gandi menciut dan berkata "Mengapa makan begitu banyak?"
Neva berkata "Untuk cari aman."
Rasa kesal yang tidak bisa dijelaskan membuat Gandi menendang tempat tidur dengan keras dan berkata "Pergi mandi! Jangan menodai tempat tidurku."
Neva tertegun sejenak, pria ini masih berani berkata begitu, menodai tempat tidurnya?
Jika bukan cairan dari dalam tubuhnya, bagaimana mungkin tempat tidur ini bisa kotor?
Neva bangun dari tempat tidur dengan sadar, karena kakinya tidak memiliki tenaga untuk berdiri jadi dia menahannya dan terus gemetar.
jelas-jelas jaraknya hanya beberapa meter, tetapi dia hampir merangkak kesana.
Dan seluruh proses ini, Gandi hanya melihat dengan cuek di samping, bahkan tidak bermaksud untuk datang membantunya.
Gandi sebenarnya mengulurkan tangannya ke depan beberapa kali tanpa sadar, dia ingin menahan Neva dan langsung melemparkannya ke kamar mandi.
Jelas ini hanya masalah yang sangat sederhana, tetapi tidak tahu mengapa, dia selalu tidak bisa melakukannya.
Ini seperti hubungan antara dua orang, sangat sulit untuk mengambil langkah pertama ini.
Melihat Neva akhirnya memasuki kamar mandi, suara kunci pintu, membuat Gandi sadar dari amarahnya.
Dia mengambil pil kontrasepsi itu dan melihatnya dengan cermat.
Dosis tinggi dan jaminan 100% bahwa tidak akan hamil setelah makan.
Sungguh konyol, bagaimanapun, dia yang membeli pil kontrasepsi ini.
Dia membenci Neva dan akan melampiaskan keinginannya pada Neva, tetapi setelah itu, dia pasti akan menyuruh Neva minum obat.
Tetapi sekarang, dia bahkan mulai membenci Neva minum obat.
Bukankah cuman hamil?
Bukankah cuman melahirkan anak?
Kalau begitu lahirkan saja, pun bukan masalah besar, ibu selalu menginginkan cucu!
Memikirkan hal ini, mulut Gandi sedikit terangkat.
Kemudian dia menjadi sedikit marah, mengapa dirinya masih bermimpi di siang hari? Apakah ini terinfeksi oleh kebodohan Neva?
Dan wanita ini bertekad untuk bercerai dengannya dan mereka berdua tidak punya masa depan lagi.
Neva menguatkan dirinya, berjongkok di lantai sebentar, baru merangkak ke dalam bak mandi.
Iya, benar, dia merangkak masuk ke dalam bak mandi.
Karena dia bahkan tidak memiliki kekuatan untuk mengangkat kakinya sekarang.
Setelah masuk ke bak mandi dan mengatur posisi yang nyaman, dia mulai memejamkan mata dan istirahat.
Sangat lelah, benar-benar terlalu lelah.
Bahkan menggerakkan satu jari saja, dia tidak ingin.
Kemudian dia melihat tubuhnya sendiri di bawah air jernih, ketika Gandi sedang kenikmatan, dia tidak terlalu mempertimbangkan perasaan Neva.
Tubuh Neva penuh dengan bekas cupang, serta berbagai bekas benturan atau bahkan cubitan.
Jika ini dilihat oleh perempuan lain, mereka pasti akan mengatakan bahwa Neva mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Dua kali berturut-turut ini membuat Neva ketakutan.
Dia tidak tahu apa yang terjadi pada Gandi, dia tiba-tiba menjadi tertarik pada hubungan pria dan wanita semacam ini.
Jelas sebelumnya, Gandi sangat benci dan merasa dirinya sangat kotor.
Setelah beristirahat selama satu jam, Neva terbangun oleh dentuman pintu.
Dia segera membuka matanya dan berkata "Tuan tirta, ada apa?"
"Kamu masih hidup?"
Kata-kata Gandi tidak ramah, membuat Neva sedikit mengernyit.
Neva berkata: "Aku..."
"Kamu apa kamu? Kamu sudah di dalam selama satu setengah jam, aku kira kamu tercekik sampai mati oleh air mandi!"
Setelah Gandi selesai berkata, sebenarnya, dirinya juga sedikit terkejut.
Jelas-jelas, dia merasa bahwa Neva sudah didalam terlalu lama, jadi dia merasa sedikit khawatir jadi dia datang untuk bertanya dan peduli.
Tetapi ketika sampai di sini, kata-kata yang dia ucapkan malah berubah.
Neva menjawab dengan suara rendah "Aku akan segera keluar."
Dia bangkit untuk mengeringkan tubuhnya, saat handuk mencapai bagian sensitif, ledakan rasa sakit tiba-tiba muncul.
Pria ini hanyalah seekor binatang, diperkirakan bahwa permukaan kulit di bawahnya telah koyak karena aksinya yang terlalu kasar.
Akhirnya selesai mengenakan pakaian, ketika Neva keluar dari kamar mandi, dia melihat tidak ada orang di tempat tidur.
Ketika dia turun, dia harus menopang pegangan tangan.
Dan setiap langkah yang dia ambil, kakinya sakit dan lemas, rasanya seperti diperas hingga kering.
Perutnya sangat lapar hingga mulas, dia mencium aroma makanan, suasana hatinya tiba-tiba menjadi kompleks.
Biasanya saat ini, Meko akan bergegas ke depannya dan bertingkah centil di kakinya.
Tetapi Meko tidak muncul hari ini dan otak Neva berpikir sejenak sebelum teringat bahwa Gandi kemarin mengatakan bahwa Meko akan tinggal dan menemani Richie.
Ketika dia sampai di bawah, Mbok Ting sangat perhatian, bangkit dan membantu Neva untuk duduk.
Mbok Ting memelototi Gandi sekilas, seperti sedang menuduh Gandi, bagaimana dia bisa meminta begitu banyak.
Tapi Gandi hanya diam-diam dan makan bubur di depannya, tidak peduli dengan Neva.
Setelah makan siang, Gandi langsung pergi ke perusahaan.
Neva beristirahat lama di atas sofa.
Yang membuatnya paling malu adalah Mbok Ting datang untuk berbicara dengannya, mengatakan kepadanya bahwa dia tidak boleh berlebihan melakukan permainan ranjang dengan Gandi seperti itu, karena itu akan dengan mudah melukai tubuhnya.
Neva tidak tahu harus berkata apa, seolah mengatakan sesuatu, itu akan memasang jebakan untuk dirinya.
Pada akhirnya, dia hanya bisa menganggukkan kepalanya dan memberi tahu Mbok Ting bahwa dia tahu.
Saat dia begitu khawatir sehingga dia tidak tahu bagaimana cara menenangkan dirinya, ponselnya tiba-tiba berdering.
Neva buru-buru mengambilnya, melihat dan menemukan bahwa itu panggilan dari Ibu Tirta.
Di dalam telepon, Ibu Tirta menyuruh Neva untuk pergi ke Rumah Keluarga Tirta.
Hati Neva sedikit ragu, Ibu Tirta tidak memberitahuinya alasan, yang agak tidak masuk akal.
Setelah Neva memberitahu Mbok Ting, dia segera menyetir ke rumah Keluarga Tirta.
Dia baru saja turun dari mobil, dia langsung melihat Ibu Tirta sedang menunggunya di pintu.
Melihat Neva datang, Shinta memeluk Neva dan meremas lengannya, dengan sedikit memanjakan dan berkata "Agak kurusan akhir-akhir ini?"
Neva menggelengkan kepalanya dan berkata: "Aku tidak kurus, tetapi malah lebih gemuk."
Shinta mengangguk, tetapi sudut mulutnya menampilkan senyuman menung, yang membuat Neva tiba-tiba gemetar dan memiliki beberapa ide buruk di hatinya.
Ternyata, saat berikutnya Shinta berkata: "Meskipun ingin menurunkan berat badan, itu juga harus dikontrol!"
Wajah Neva tiba-tiba memerah dan dia tidak tahu harus berkata apa.
Tidak berharap bahwa masalah dirinya dan Gandi dua hari ini telah menjadi bahan tertawaan seluruh keluarga Tirta.
Untungnya, Shinta hanya mengusik Neva beberapa kata dan kemudian membawanya ke dalam rumah.
Neva awalnya mengira itu ada sesuatu yang penting dan memanggil dirinya kemari.
Tanpa diduga, Shinta membantu Neva menyiapkan kado ulang tahun dan memintanya untuk memberikan kepada Gandi di hari ulang tahunnya.
Saat mendengar Shinta berkata demikian, hati Neva merasa campur aduk.
Di depan Ibu Tirta, dia selalu merasa bahwa dia adalah anggota keluarga Tirta.
Karena persetujuan Shinta, betapa banyaknya kesulitan dia pasti akan berusaha untuk menanggungnya.
Neva menghabiskan sore harinya dengan Nyonya Tirta di Rumah Keluarga Tirta, setelah pukul enam, Neva meninggalkan rumah Tirta dan bersiap untuk kembali.
Begitu dia naik ke mobil, dia menerima pesan di WeChat.
"Neva, bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?"
Melihat gambar profil dari pesan masuk ini, Neva berpikir sejenak sebelum mengingat identitas orang ini.
Dia ragu-ragu sejenak dan menjawab "Baik-baik saja, ada apa?"
Orang yang mengirim pesan itu adalah Shivas, dia dan Neva adalah teman baik, tapi mereka sudah lama tidak berkomunikasi.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin bertemu denganmu, bisa?"
Melihat pesan Shivas, Neva langsung membalas dengan biasa, bisa.
Bagaimanapun, mereka adalah teman yang sangat baik, ada semacam pertemanan, bahkan jika mereka tidak bertemu satu sama lain selama 20 tahun, ketika mereka bertemu lagi, mereka akan menjadi sebaik sebelumnya.
Malam ini agak terburu-buru, jadi mereka membuat janji untuk bertemu besok.
Dalam perjalanan Neva masih berpikir, dia dan Shivas sudah lama tidak berkontak, Shivas tiba-tiba mencari dirinya, sepertinya ada masalah yang membutuhkan bantuan dirinya?
Setelah sampai di rumah, Gandi tidak pulang.
Neva sedikit kecewa di hatinya, bagaimanapun Gandi ada di sisinya dalam dua malam hari terakhir ini.
Tetapi dia juga sangat mengerti bahwa semakin besar harapannya terhadap Gandi, maka semakin besar juga kekecewaannya.
Sampai jam 10 malam, Gandi belum juga pulang.
Neva menarik napas dalam-dalam beberapa kali, menghembuskan udara pengap yang tertahan di dalam hatinya dan pergi ranjang untuk beristirahat.
Dia merasa dirinya harus tenang, karena hanya ketika dia tenang, dia bisa tenang dalam menghadapi perasaan.
Novel Terkait
My Superhero
JessiInventing A Millionaire
EdisonGue Jadi Kaya
Faya SaitamaMr Huo’s Sweetpie
EllyaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangEverything i know about love
Shinta CharityAdieu
Shi QiCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip