Cinta Yang Dalam - Bab 82 Berita Heboh

Gandi mengangguk menjawabnya, lalu berkata lagi dengan nada cemas :”Ibu, menurutmu kejadian ini, jangan-jangan dulu….”

Gandi masih belum sempat menyelesaikan pembicaraannya, Neva langsung mendengar suara batuk dari nyonya Tirta, setelah itu Gandi juga langsung terdiam.

“Kejadian masa lalu itu jangan dibahas lagi. Kejadian ini sudah lama terkubur, pelaku pada tahun itu juga masih belum tertangkap, semuanya sudah berlalu.” Beberapa kalimat sederhana dari nyonya Tirta sudah langsung mengakhiri pertanyaan di dalam hati Gandi.

Namun Neva tetap merasa bahwa nyonya Tirta sedang mengelabui sesuatu, nyonya Tirta seolah-olah sedang menghalangi Gandi untuk mengatakan hal tersebut, sepertinya tidak ingin memberitahukan kepada dirinya.

Pada saat ini Shinta Lie kepikiran dengan bubur sarang burung yang masih berada di tangannya, oleh sebab itu dia mengeluarkan bubur tersebut dan menyerahkan ke hadapan mereka.

Pada saat ini Gandi sedang memijit tubuh Neva, setelah melihat bubur sarang burung di hadapannya, dia terbengong sejenak dan menatap ibunya dengan tatapan penasaran.

Shinta Lie mengeluh nafas di dalam hatinya, anaknya memang loyo sekali, kenapa dia begitu lambat menangkap dalam masalah asmara ?

“Neva tidak dapat makan sendiri, kamu menyuapkan bubur ini kepadanya !” Shinta Lie hanya bisa mengajari anaknya.

Gandi menjadi sadar dalam seketika, dia mengangguk kepada ibunya dan menerima bubur sarang burung tersebut, setelah itu dia duduk kembali ke sisi Neva.

Gandi menyendok dan mencicipi dengan terlebih dahulu, suhu buburnya sangat pas.

Rasanya juga sangat enak, memang masakan dari ibunya.

Setelah itu Gandi merasakan tatapan kejam yang berasal dari belakang tubuhnya, tatapan dari Shinta Lie yang terus melototnya.

Gandi tiba-tiba menyadari bahwa tujuan utama dirinya adalah menyuapkan bubur ini kepada Neva.

Sebenarnya Gandi juga merasa sangat kesal, sepertinya setelah Neva terjadi kecelakaan pada kali ini, daya tangkapnya seolah-olah juga menjadi lambat.

“Itu, buka mulut.”

Gandi hanya pernah melayani orang ketika Neva menginap di rumah sakit pada sebelumnya, pada kali ini dia malah sedang bersiap-siap untuk menuangkan buburnya ke dalam mulut Neva yang sedang berbaring.

Shinta Lie bahkan sudah berniat untuk memukul anaknya sendiri, saat ini Neva membuka lebar kedua matanya, dalam mulutnya terus berbisikan, apakah dirinya harus memberitahukan kepada tuan Tirta bahwa dirinya mungkin saja akan mati tersedak dengan suapan seperti ini.

Pada saat ini Gandi juga merasakan kejanggalan, sepertinya kalau dirinya menyuapkan Neva dengan cara seperti ini, Neva akan mati tersedak.

Pada kali ini Gandi menjadi pintar, dia meletakkan mangkuk buburnya, lalu menekan bel pelayanan di atas kasur.

Dikarenakan berada di dalam ruang VIP, sehingga di sampingnya ada ruangan khusus untuk suster yang menjaganya, tidak lama kemudian ada seorang suster yang mengetuk pintu dan berjalan masuk.

“Maaf, ada yang perlu dengan bantuan ?” Suster tersebut adalah seorang gadis yang berumur setara dengan Neva.

Gandi membuka mulut dan berkata :”Itu, di sini ada sedotan lembut ? Aku ingin menyuap dia…menyuap istriku.”

Awalnya Gandi langsung menyebut Neva dengan sebutan dia, namun setelah merasakan kejanggalan, dia menggantikannya dengan sebutan istri.

Seandainya ingin ulang mengenalnya, Gandi juga ingin mengulangi semuanya.

Suster mengambilkan sebuah sedotan lembut kepadanya, ketika menatap Neva yang sedang berbaring di atas kasur, tatapannya penuh dengan rasa cemburu.

Setelah itu suster tersebut baru mengetahuinya, ternyata orang yang sedang menjaga di ruangan tersebut adalah CEO besar di Perusahaan Tirta yang bernama Gandi.

Sementara pasien yang berada di atas kasur, ternyata adalah wanita terdidik yang pernah menjadi bahan tertawa oleh seluruh z 市, sepertinya bernama Neva.

Suster tersebut pernah membaca berita mengenai mereka yang tersebar pada sebelumnya, dia pernah mendengar dari seorang teman wartawannya, temannya mengatakan bahwa pada saat acara pernikahan Gandi dan Neva, Gandi bahkan tidak menghadirinya.

Oleh sebab itu suster tersebut selalu beranggapan bahwa Gandi hanya sekedar berpura-pura saja.

Namun dia tidak pernah kepikiran, ternyata tuan Tirta tersebut malah terus menjaga di sisi kasur Neva.

Sementara pada saat ini, dia malahan akan menyuapkan makanan kepada Neva.

Setelah suster tersebut keluar dari ruang pasien dan masuk kembali ke ruang petugas, dia mengeluarkan ponselnya dan sangat antusias sekali untuk membuka grup percakapan teman asramanya :”@semua orang, keluar, cepat keluar, ada berita besar dan heboh !”

Orang pertama yang muncul di dalam grup percakapan tersebut adalah temannya yang sedang menjadi wartawan :”Kamu seorang suster di rumah sakit, ada berita besar apaan ? Berlagak heboh pula, jangan-jangan ada orang terkenal yang meninggal dunia ya ?”

Setelah berpikir demikian, wartawan tersebut berpikir lagi, meskipun berita sejenis ini tidak dapat diterbitkan sebagai topik utama, namun masih bisa masuk kategori kedua, oleh sebab itu dia bertanya lagi dengan buru-buru :”Siapa ? Cepat kasih tahu, aku cari datanya, bisa jadi berita tangan pertama !”

Setelah itu orang belakangnya juga ikut heboh, suster mencibir bibir dan berkata lagi :”Tebakan kamu hampir tepat, orangnya memang hampir mati, tetapi akhirnya berhasil diselamatkan. Hanya saja…”

“Berhasil diselamatkan ? Berarti bukan kabar baik lagi…” Teman wartawan tersebut sudah ingin keluar dari percakapan, dia mesti menuangkan kopi untuk menyanjung atasannya lagi.

“Berita mengenai tuan Tirta di Perusahaan Tirta bersama istrinya.” Suster tiba-tiba mengirimkan kalimat tersebut, teman wartawannya menjadi bengong dalam seketika.

Oleh sebab itu, berita tangan pertama mengenai keharmonisan suami istri tersebut langsung tersebar dengan begitu saja.

Gandi masih belum mengetahui kabar tersebut, namun meskipun dia mengetahuinya, berita seperti ini juga termasuk kabar yang positif bagi keluarga Tirta.

Bagaimanapun sebelumnya Shinta Lie sering menyuruh Neva mengantar makanan ke kantor Gandi, sepertinya juga bertujuan demikian.

Shinta Lie ingin memperlihatkan kepada semua wartawan bahwa berita sebelumnya hanya sekedar rumor, hubungan Gandi dan istrinya sangat baik.

Saat ini satu-satunya tujuan Gandi adalah membuat Neva menggigit sedotan lembut tersebut, lalu meminum semua bubur yang berada di mangkuk.

Setelah menghabiskan mangkuk pertama, Shinta Lie menuangkan lagi mangkuk keduanya.

Sebenarnya Neva memang tidak jago dalam segi makan, berkat paksaan Gandi, sebelumnya dia telah menghabiskan satu porsi sup merpati.

Oleh sebab itu ketika dia menghabiskan bubur keduanya, dia berkata dengan nada ringan :”Gandi, suruh ibu jangan menuang lagi, aku sudah kenyang. Terus…”

Neva segan untuk melanjutkan kata-kata yang telah lama terpendam di hatinya.

Gandi baru saja meletakkan mangkuk, dia menyadari bahwa Neva ingin mengatakan sesuatu, sehingga dia balik menoleh dan bertanya :”Kenapa ? Ada yang tidak enak badan ?”

Setelah berkata demikian, Gandi ingin menekan bel pelayanan.

Neva menghentikan tindakannya, lalu berkata dengan reaksi malu dan segan :”Itu, tuan Tirta….aku….”

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu