Cinta Yang Dalam - Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas

Neva bermimpi sebuah mimpi buruk semalaman, selalu merasa bahwa dia terkurung di dalam sebuah pipa, yang mengikatnya dengan ketat diatas dan dibawahnya membuatnya sama sekali tidak memiliki cara untuk melepaskan diri.

Pada akhirnya sinar matahari pagi bersinar di atas wajahnya.

Rasa menyilaukan ini membukat Neva akhirnya bisa keluar dari mimpi buruknya.

Ketika dia terbangun, dia merasakan lehernya yang terasa kaku.

Merasakan kehangatan dari lehernya, ketika menggerakkan kepalanya dia melihat senyuman yang terpampang di wajah Gandi.

Sinar matahari juga terpancar di wajahnya yang tampan yang membuatnya terlihat lebih mempesona.

Neva yang melihatnya pun menjadi sedikit terpana.

Gandi masih tertidur, dia tidur dengan cukup pulas, sepertinya beberapa hari ini dia sangat lelah.

Neva dengan berhati-hati meletakkan tangannya di atas dadanya.

Detak jantungnya yang kencang beresonansi dengan tubuh Neva.

Pang, Pang, Pang….

Pada saat ini, dia merasa mereka berdua tidak akan pernah bisa berpisah selamanya.

Dai menggigit ringan bibirnya, sedikit merasa panik.

Dia mengerti, semakin ada pikiran seperti ini di dalam hatinya, akan membuat jalan di masa depan akan menjadi lebih menakutkan.

Ketika dia memikirkan kesedihan di dalam hatinya ini, detik berikutnya tangannya digenggam dengan erat.

Ikatan tiba-tiba ini membuat Neva merasa sedikit panik.

Neva tersadar, sambil melihat Gandi yang tersenyum dan memandangnya dengan kehangatan.

Wajah Neva memerah dengan berbisik berkata: “Tuan Tirta, kamu sudah bangun….”

Pandangan Gandi menatap melihat keseluruhan tubuh Neva, tidak bisa untuk tidak mengatakan bahwa tangannya sangatlah lembut.

Ketika dia menggenggamnya, dia tidak bisa menahan diri ingin pergi menyentuh daerah yang lebih lembut dari tubuhnya.

“ Apakah pada waktu ini masih seharusnya untuk bermalas-malasan di tempat tidur?”

“ Mmmm. Bukan… Itu… Ai!” Neva membuka mulutnya, pada awalnya dia ingin berkata bahwa dia selalu tidak pulang, sehingga tidak perlu untuk bangun sepagi ini.

Namun ketika ucapannya sudah sampai di ujung lidah, dia merasa perkataannya akan aneh, sehingga dia pun tidak mengucapkannya lagi.

Pandangan Gandi terhenti cukup lama di wajah Neva.

Neva menjadi sedikit gugup, karena godaan yang diucapkan Gandi barusan masih tersisa di telinganya.

Dia menjadi sedikit berharap akan apa yang akan terjadi setelah ini.

Untungnya hanya sampai disini, setelah Gandi melihat beberapa saat, dia pun melonggarkan pegangannya di tangan Neva, Neva pun seakan langsung kabur dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Di bawah shower air dingin itu dia akhirnya bisa sedikit menenangkan dirinya.

Sementara Gandi yang di tempat tidur hanya bisa melihat bayangan punggung dari Neva dengan kedua sudut bibirnya yang terangkat ke atas.

Dia pun mengambil teleponnya di samping, saat ini sudah waktu kerja.

Rey sudah terbiasa Gandi yang kadang datang dan kadang tidak datang ke kantor. Perihal yang penting akan dikirimkan kepada Gandi dengan mengirim wechat supaya dia membuat keputusan.

Gandi sudah menyelesaikan persoalannya selama setengah jam sebelum Neva melirik dari celah pintu ke arahnya.

Pada awalnya dia ingin menunggu Gandi bangun tidur dan meninggalkan tempat tidur, namun Gandi terus berbaring dan menunggu disana.

Akhirnya Neva menyerah, dia mengikatkan handuk di sekujur tubuhnya dan keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah ruang ganti baju.

Karena dia pergi ke kamar mandi dengan terburu-buru, Neva lupa untuk membawa baju ke dalam kamar mandi.

Ketika dia baru berjalan beberapa langkah dia merasakan sebuah pandangan yang panas yang membuatnya mulai menjadi gugup.

Dia pun mempercepat langkah ke kamar ganti dan mengambil pakaian dalam di lemari bagian bawah.

Namun sebelum dia melakukan sesuatu, terdengar suara Gandi yang berkata dengan ringan: "Sudah kelihatan“

“ AA?“ Neva tanpa menyadarinya langsung mengeluarkan suara, kali ini dia baru melihat bahwa handuk yang menutupi tubuhnya sudah meluncur ke bawah karena tindakannya barusan.

Dengan begitu menjadi seperti sebuah tindakan yang menggoda Gandi.

Wajah Neva memerah segera mengambil handuk yang jatuh.

Namun dia melupakan pakaian dalam yang ada di tangannya, pakaian dalam itu pun juga jatuh ke lantai.

Gandi bangkit dan menggantikan Neva untuk mengambil apa yang perlu diambil dan kemudian baru berkata,” Apa yang membuatmu gugup?”

Menghadapi pertanyaan dari Gandi seperti ini, Neva menjadi tergagap.

“ Aku, Tuan Tirta, Aku….” Neva membuka mulutnya, namun tidak ada ucapan yang keluar dari bibirnya, pada akhirnya dia berhenti berbicara dan menundukkan kepalanya.

Beruntung Gandi tidak memiliki pemikiran lain, dia membiarkan Neva untuk kembali ke kamar mandi untuk mengganti baju dan setelah melihat dia, keluar dari kamar tidur.

Hanya saja Neva tidak menyadari sebuah detail yang sangat jelas.

Selimut yang menutupi Gandi saat ini terlihat jelas ada sebuah tenda kecil di celananya, membuktikan dia memiliki pemikiran yang tidak bisa hilang terhadap tindakannya terhadap Neva.

Gandi memeluk Neva tidur kemarin malam, bisa dikatakan juga menahan sebuah permasalah yang besar

Beberapa kali dia sudah tidak bisa menahan diri, ingin melakukannya dengan benar dengan Neva.

Namun ketika dia beberapa kali mencoba melakukannya, dia melihat Neva yang terlihat akan terbangun dan dia pun akhirnya mundur perlahan.

Pada waktu ini pasti akan mengganggu istirahatnya.

Neva turun ke bawah dan melihat Mbok Ting yang sedang memegang pel sedang mengepel di ruang tamu.

Sementara Meko mengikuti di belakangnya dengan melompat-lompat.

Dia sudah tumbuh besar, namun masih terlihat seperti dirinya yang masih kecil dulu.

Melompat ke atas pel membuat Mbok Ting bisa mendorongnya sambil dia bermain.

Namun saat ini lantai sangatlah licin.

Kedua kakinya menginjak pel dengan begitu kedua kakinya hanya bisa mengikuti pel yang bergerak kesana-kesini.

Ketika mendengar suara, Mbok Ting menengadahkan kepala melihat Neva dan dengan wajah yang dipenuhi senyuman membuat hati Neva terasa hangat.

“ Nona muda, kamu sudah bangun?”

Perkataan Mbok Ting sangat normal, sapaan yang akan diucapkan setiap hari olehnya.

Namun kali ini Neva merasa ekspresi Mbok Ting menganggapnya yang bangun terlambat memiliki alasan lain.

“ Mbok Ting, aku tidur terlalu lama.. Sepagi ini sudah bekerja, kamu benar-benar…”

Sebelum kata rajin keluar dari mulutnya, Neva sudah mendengar Mbok Ting yang melambaikan tangan dan berkata:” Anak muda yang tidur lebih banyak adalah hal yang baik, aku mengerti!”

Setelah mengatakannya, Mbok Ting pergi ke dapur dan menyajikan kembali sarapan yang sudah disiapkan sejak awal.

Setelah bangun pagi, Mbok Ting pergi keluar dan melihat mobil Gandi ada di luar, baru mengerti kemarin malam Gandi sudah pulang kerumah.

Terhadap hubungan mereka berdua yang perlahan sudah menghangat dengan cepat ini membuat hati Mbok Ting menjadi gembira.

Bagaimanapun, tidak peduli apakah Neva atau Gandi mereka adalah anak yang membutuhkan kebahagian di dalam hatinya.

Sarapan sudah dihidangkan diatas meja, namun Neva tidak terlihat akan langsung menyantapnya.

Setelah menunggu lima belas menit, Mbok Ting mengerti mengapa Neva melakukan ini dan baru berkata:“ Nona muda, kamu makan saja terlebih dahulu! Jika Tuan Gandi sudah turun, aku bisa membuatkan ulang untuknya.

Neva mengingat dengan jelas ketika dia turun, Gandi sudah terbangun.

Namun mengapa sampai saat ini pria itu masih belum turun, apakah dia kembali tertidur.

Mbok Ting sudah mengatakan ini, Neva pun tidak baik jika terus menunggu lagi.

Ketika dia baru mengangkat mangkuk dan meneguk setengah mangkok bubur, dia melihat Gandi yang sudah menuruni tangga.

Mbok Ting menyapa Gandi, dia pun duduk di meja makan di hadapan Neva dan mulai menyantap sarapannya.

Kedua orang ini tidak berbicara sama sekali, namun tiba-tiba telepon Neva berdering.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu