Cinta Yang Dalam - Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
Dania yang sudah mendengarkannya sejenak, dengan kuat menggenggam tas di tangannya, menahan keinginan untuk menghempaskan tasnya di kepala orang-orang ini.
Mereka bertiga melihat Dania, setelah karyawan A melihat sekeliling dengan gugup, lalu tidak menemukan bayangan tubuh Winda, dan sementara merasa lega.
Karyawan A terbatuk, menepuk meja dengan tidak senang dan berkata, "Dania, kita baik-baik makan di sini. Apa maksudmu tiba-tiba berdehem di atas kepala?"
Begitu selesai berbicara, karyawan C dengan sengaja mendorong sup di samping tangannya, supnya masih panas, seketika langsung tumpah ke lantai dan tersiram ke celana Dania.
Noda minyak gelap membuat raut wajah Dania langsung gelap.
Terlalu sombong, ini benar-benar terlalu sombong!
Mereka membicarakan hal-hal buruk tentang Direktur Yang, dan tertangkap basah dan diperingatkan oleh dirinya, mereka bahkan tidak menahan diri, malah bertindak tidak bermoral untuk memprovokasi seperti ini.
"Kalian, jangan keterlaluan!"
Dania menahan amarah di dalam hatinya dan mengingat apa yang dikatakan Winda sebelumnya.
Sekelompok orang di depan ini tidak lebih dari sekelompok badut pelompat, mereka diperkenalkan oleh orang lain, sesuatu yang ingin menarik perhatiannya saja.
Tidak, atau bisa dibilang sesuatu yang lebih rendah dan tidak berarti apa-apa, tidak perlu memikirkannya sama sekali.
Pergerakan di sini telah menyebabkan orang-orang berkerumun.
Dalam masyarakat ini, tidak pernah kekurangan orang-orang yang menyaksikan kemeriahan, terlebih lagi terhadap masalah besar.
Beberapa rekan kerja pria muda di perusahaan tiba-tiba bersiul.
"Ayo, ayo datang dan lihatlah, kekuatan senior dan junior perusahaan bertabrakan. Apakah Direktur baru Yang yang menang, atau Sansan yang konservatif yang menang, ayo, lakukan ..."
Mendengar kata-kata itu, Dania semakin emosi.
Dania mengerutkan alisnya, menatap ke arahnya dengan tajam dan berkata: "Kalian baru saja di sini selama dua bulan, dan sudah ikut bersikap sembarangan?"
Beberapa rekan pria muda yang tadi masih berteriak-teriak untuk pertandingan seketika dinasehati, lalu buru-buru melambaikan tangan mereka: "Tidak, bukan, Kak Dania, kalian tenanglah ... abaikan saja kami ..."
Suara itu perlahan menjauh, dan beberapa rekan pria tidak bertindak lagi lebih jauh.
Dan saat ini, karyawan A berdehem sambil bersandar di kursinya dan berkata dengan puas: "Dania, siapa yang kamu maksud keterlaluan? Kami semua adalah sekelompok orang yang taat hukum dan kami tidak melanggar peraturan perusahaan. Akibatnya, hanya makan saja dan berbicara sedikit, kamu bisa dengan sengaja mencari-cari kesalahan? "
"Sejak kapan perusahaan ikut mengontrol pembicaraan?"
"Betul, betul, bukankah menghentikan orang lain berbicara lebih berbahaya daripada menutupi sungai ..."
Karyawan A memimpin, dan dua orang sisanya juga ikut membela diri.
Selamban apapun karyawan B, juga bisa merasakan sesuatu yang tidak normal di sekitarnya.
Karyawan B menarik dua orang di sebelahnya, dan berbisik: "Sudahi, kita jangan membicarakannya lagi. Kita tidak boleh menyinggung siapapun di sini, ayo cepat pergi!"
Jika di saat biasanya, karyawan A dan C mungkin akan mendengarkan kata-kata karyawan B, dan pergi tanpa menimbulkan masalah.
Namun saat ini, karyawan A melihat dengan tajam, ada seseorang muncul di tengah keramaian.
Penampilan akrab dan mempesona ini adalah anak buah asuhan nomor satu Sansan, Ruri Mei.
Karena Ruri selalu mengandalkan Sansan di perusahaan, statusnya juga meningkat seiring dengan arus.
Saat masuk dari kerumunan, sudah bisa merasakan kesenjangan dalam status. Karena semua orang satu per satu memberikan jalan, agar Ruria bisa berdiri di depan dan menonton pertunjukan.
Hal ini membuat Ruri yang memiliki karakter dan aura yang sama dengan Sansan, seketika menampikan dengan ekstrim kesombongan di hatinya.
Ruri menepuk rekan wanita di sebelahnya dan bertanya, "Ada apa?"
Ini benar-benar tidak sopan dan bahkan ada maksud seperti memerintah, membuat rekan kerja wanita sedikit tidak puas.
Namun, teringat bahwa Ruri biasanya mengandalkan dukungan Sansan dan sangat mendominasi di perusahaan, rekan wanita ini hanya bisa membisikkan sedikit kejadian barusan.
Ruri mencibir setelah mendengarkannya. Karena bentrokan Dania dengan Sansan sebelumnya, di dalam hati, Ruri sudah menempatkan Dania ke daftar yang harus dibereskan.
Ruri adalah anak buah asuhan nomor satu Sansan, siapapun yang berani melawan Sansan benar-benar tidak bisa dimaafkan.
Tentu saja, seseorang yang dekat dengan Ruri pernah menasihati Ruri untuk menjaga jarak dari Sansan.
Bagaimanapun itu entah kemampuan Sansan atau karakternya, termasuk perilaku dan masalah di perusahaan, semuanya saling berkaitan.
Hanya saja Ruri adalah orang yang ingin maju, dan telah memutuskan untuk mengikuti Sansan, jadi Ruri berpindah tangan dan menjual teman baik yang sudah saling kenal selama dua tahun ini secara langsung.
Karena itu, Sansan juga memandangnya dengan kagum dan menerimanya langsung ke lingkaran dalam di sekitarnya.
Ruri sangat senang, Ruri sedang khawatir karena tidak memiliki kesempatan untuk membereskan Dania, tapi tidak disangka Dania datang sendiri.
Yang namanya hukum tidak berlaku untuk tindakan orang banyak, Ruri hanya perlu bekerja dengan baik, maka Dania akan menderita kerugian besar.
"Apa yang kamu lakukan? Dania, kamu kira dirimu sebagai asisten Direktur Yang, mengandalkan hubungan keluargamu sudah bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan? Ini adalah perusahaan, bukan rumahmu pribadi. Aku menyarankanmu jangan terlalu banyak ikut campur, jangan karena ada yang mendukungmu, kamu bersikap sembarangan ... "
Ruri sangat ahli dalam melemparkan kesalahan, begitu muncul, Ruri langsung memberikan masalah kepada Dania.
Raut wajah Dania tiba-tiba berubah sedikit.
Dania tidak menyangka, hanya masalah sepele, ternyata membuat Ruri mengambil kesempatan untuk memfitnah dirinya.
Dan rekan-rekan di sekitar saat ini awalnya cemburu karena Dania menjadi asisten Winda dan gajinya lebih tinggi dua kali lipat.
Begitu Ruri mengatakan ini, segera menyebabkan beberapa orang mulai menunjuk-nunjuk Dania dan berbisik.
"Aku sudah mengira bahwa dia bukanlah orang yang baik sejak awal. Dulu saat mengikuti kak Sansan, begitu patuh. Dalam sekejap mata, langsung berpaling ke Direktur Yang dan langsung membalikkan wajahnya. Dengar-dengar, akhir-akhir ini dia banyak membawakan masalah bagi kak Sansan! "
"Pelan sedikit, jangan sampai dia merekam. Hati orang ini sangat jahat dan harus waspada. Ternyata adalah orang yang berasal dari keluarga yang bisa mendapatkan uang banyak dengan mudah. Tidak peduli bagaimana dia berpura-pura, tetap tidak bisa menghilangkan karakter perubahan pikiran saat melihat uang."
"Hei, kenal dengan penampilan luar tetapi tidak kenal dengan hatinya! Dulu benar-benar sudah salah menilai tentang dirinya, dulu juga pernah membantuku dengan makanan dan aku selalu berpikir dalam hatiku bahwa dia adalah orang yang baik ..."
Serangkaian perkataan ini membuat kepala Dania hampir meledak.
Dania sama sekali bukan orang seperti itu, tetapi sekarang di bawah penilaian orang-orang di sekitar, Dania tampaknya telah menjadi wanita keji dengan karakter yang sangat buruk dan tidak ada batasnya.
Dania memang memiliki temperamen yang baik karena dirinya bersedia menerima aturan lisan di perusahaan tempat bekerja.
Bagaimanapun juga, setiap orang telah berkembang dari karyawan baru menjadi karyawan lama selangkah demi selangkah.
Jadi meskipun dirinya diintimidasi hebat, saat hidupnya begitu suram, Dania selalu bersabar.
Tapi kesabarannya tidak berarti dirinya adalah orang yang tidak berguna.
Yang namanya manusia pasti memiliki emosi sendiri.
Dania juga tidak berpikir bahwa semua rekannya yang telah membicarakan dirinya dan menindasnya secara diam-diam adalah orang yang jahat.
Karena semua orang datang dari saat ini.
Tapi masalah sekarang benar-benar sudah berbeda.
Insiden ini sudah melibatkan Direktur Yang.
Mengenai Direktur Yang, di dalam perusahaan ini, Dania bisa mengatakan bahwa dirinya adalah salah satu orang yang paling mengenal Direktur Yang.
Bagaimanapun juga, bergaul siang dan malam, meskipun Direktur Yang mengatur pekerjaan untuknya, itu juga melalui diskusi bersama.
Tidak pernah seperti Sansan dulu, siapa siapa siapa, masalah ini segera ditangani. Bagaimana jika tidak bisa menyelesaikannya? Apakah kamu masih memiliki wajah untuk bertanya? Jika tidak bisa menyelesaikannya, maka kerja lembur! Setelah semuanya selesai baru boleh kembali ke rumah! Besok juga harus berangkat kerja tepat waktu dan tidak boleh menunda pekerjaan besok.
Sansan yang dulu menunjukkan penampilan bos kejam dan menunjukkan kekuatannya.
Namun, saat bertindak jahat, Sansan lebih banyak menargetkan bawahannya.
Sedangkan untuk rekan kerja di departemen lain, Dania selalu berprilaku baik di depan dan sangat membantu orang lain.
Inilah mengapa, saat posisi Direktur jatuh ke tangan Winda, banyak orang di perusahaan itu secara diam-diam bergosip, merasa Sansan telah diperlakukan dengan buruk.
Dania juga tidak bermaksud harus memperbaiki nama Winda, karena dirinya juga tahu bahwa dirinya sangat diremehkan oleh orang lain.
memang kenapa kalau diremehkan oleh orang lain? Mungkinkah Dania bisa menonton sekelompok orang ini memfitnah sembarangan di sini?
Jadi Dania langsung berkata: "Ruri, pertama, aku adalah asisten Direktur Yang, tetapi aku tidak pernah menggunakan kekuatanku untuk melakukan hal buruk bagi perusahaan atau rekan. Kedua, aku masuk Young Group mengandalkan keterampilan dan keahlianku dan tidak ada hubungannya dengan keluarga. Terakhir, aku akan menasihatimu bahwa manusia harus berbudi luhur, manusia sedang berbuat, Tuhan sedang melihat. Direktur Yang itu orang yang seperti apa, jika kamu bertukar posisi dan memikirkannya, menukarkan posisi Kak Sansan dan Direktur Yang. Menurutmu, apakah kamu masih bisa belagu sampai sekarang? "
Kata-kata Dania membuat orang-orang di sekitarnya secara spontan memikirkannya.
Mereka yang tidak mengenal Sansan masih bisa diterima, merasa berdasarkan kepribadian Sansan, pasti akan sangat toleran, paling tidak, hanya marah beberapa kata, hanya masalah kerja saja.
Namun, Ruri tiba-tiba berkeringat dingin.
Berpikir dengan hati-hati, kata-kata yang sangat tepat untuk menggambarkan dirinya sekarang.
Sebagai anah buah asuhan Sansan yang nomor satu, sambil menikmati sepenuhnya manfaat dari rantai hubungan Sansan di perusahaan, Ruri juga harus menanggung kebrutalan dan kemurungan yang disembunyikan di balik keanggunan Sansan, membuat orang lain merasa kecemburuan yang ketakutan.
Karena awalnya berpikir menduduki posisi Direktur yang pasti dan bisa berlalu begitu saja. Dan hal ini membuat Sansan sangat marah, gelas air yang di atas meja sudah diganti 6 kali.
Belum lagi, karena masalah kecil di tempat kerja, Ruri juga akan marah besar.
Untuk sementara, di dalam perusahaan Ruri, mereka mendiskusinya dengan hati-hati, semua tindakan seperti duduk di atas peniti dan jarum. Karena khawatir jika tidak berhati-hati, Sansan akan melampiaskan emosinya lagi.
Hari ini, kebetulan menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan kesetiaannya kepada Sansan, sehingga penderitaannya sedikit berkurang.
Saat masalah hari ini sampai ke telinganya, Sansan akan tahu, dia Ruri masih tetap merupakan orang yang paling setia terhadap Sansan dan tidak ada duanya.
"Oh, perkataan barusan hanya untuk menghibur dirimu sendiri. Suka berlutut dan menjilat, tidak ada yang akan menghentikanmu. Tetapi kebebasan berbicara di perusahaan, kamu di sini jangan mencoba menggunakan jabatanmu untuk menekan orang lain! Perusahaan akhir-akhir ini baru saja meluncurkan proyek besar dan sekarang kak Sansan sedang mengambil alih. Siapa orang terpenting di dalam perusahaan, apakah sampai sekarang, matamu masih buta? "
Novel Terkait
My Only One
Alice SongWanita Yang Terbaik
Tudi Sakti1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaEverything i know about love
Shinta CharityAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanThe Great Guy
Vivi HuangCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip