Cinta Yang Dalam - Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
Winda terkekeh dan tidak bisa menahan tawa.
Karena senyumnya, ekspresi wajah Gandi tiba-tiba menjadi malu.
Dia pernah memikirkannya, wanita ini pasti akan mendengar kata-katanya dengan patuh. Tetapi tidak disangka, wanita ini malah menertawakannya.
Karena itu, wajah Gandi yang serius, saat ini berubah menjadi sedikit kemerahan.
Seolah-olah seperti seorang pria yang menyatakan cinta dan tidak menyangka wanitanya tidak merespon.
Melihat Gandi yang berwajah serius, senyuman di wajah Winda sejak awal perlahan-lahan ditarik kembali.
Hingga akhirnya, wajahnya juga memerah.
Dia juga ragu dalam hatinya, Apakah seharusnya dia menyetujui Gandi, pergi bersamanya menonton film?
Tetapi kalau menyetujuinya, apa yang baru saja dia pikirkan tentang sepasang kekasih seolah benar-benar terjadi?
Tetapi kalau tidak menyetujuinya, itu……
Winda memandangi wajah serius Gandi dan merasa kalau dia menolaknya, mungkin dirinya tidak akan melihat matahari besok.
Oleh karena itu, setelah memikirkannya……
Winda berkata “Tuan Gandi, ini sudah larut dan kamu harus bekerja besok. Bagaimana kalau hari ini selesai sampai di sini, lalu pulang istirahat?”
Winda menggunakan nada bertanya, tetapi berkata dengan tegas.
Dan dalam tatapan Gandi, meskipun tenang seperti biasa, tetapi tidak dapat dihindari ada kilatan kekecewaan di matanya.
Hanya saja ekspresi kecewanya, muncul dengan cepat dan menghilang dengan cepat.
Sebagai penghasut yang baru saja sadar, Winda tidak menyadarinya.
Begitu tiba di lantai pertama, Winda melihat seikat bunga.
“Nona cantik, kamu dan abang ganteng adalah perwakilan dari keindahan restoran hari ini. Ini adalah hadiah bunga eksklusif dari restoran kami! Aku harap kamu memiliki hubungan yang bahagia……”
Orang yang memberikan bunga adalah pemilik restoran.
Ketika dia di bawah, dia selalu bertanya-tanya tuan yang membayar 400 juta tadi, sepertinya memiliki hubungan tidak biasa dengan wanita yang ada di dalam ruangan.
Hubungan yang tidak biasa ini bukan mengacu pada bagaimana hubungan perasaan keduanya.
Melainkan Tuan Gandi seperti sedang mengejar nona ini.
Ketika Gandi memainkan lagu pernikahan dalam mimpi, tatapannya yang penuh kasih sayang selalu tertuju pada ruangan tadi.
Ini membuat pemilik restoran semakin yakin akan hubungan keduanya.
Oleh karena itu dia memutuskan secara pribadi, membantu melakukan hal sepele ini.
Winda tertegun sejenak, buru-buru menyela perkataan pemilik restoran, tanpa menjelaskan, lalu mengucapkan terima kasih dan mengambil bunganya.
Setelah itu, tanpa basa-basi, ia langsung keluar dari restoran.
Gandi berjalan turun, menatap pemiliknya dengan dalam dan mengangguk sedikit.
Isyarat kecil ini membuat pemiliknya sangat senang.
Kesempatan untuk menyanjung orang besar seperti ini, sama sekali tidak mungkin terjadi padanya.
Dan hari ini, dia hanya memberikan seikat bunga untuk membuat Tuan Gandi terkesan dengan restorannya.
Gandi keluar dari restoran dan kebisingan di luar adalah karakteristik kebisingan di warung makan pinggir jalan.
Karena restoran pasangan memiliki kedap suara yang cukup, tidak mungkin bisa merasakan keseruan di luar.
Suara keras ini membuat Winda tiba-tiba merasa seperti terpisah dengan dunia.
“Mau jalan-jalan?” Ucap Gandi.
Kehidupan kota yang semarak seperti ini adalah sesuatu yang tidak dapat dialami oleh Winda di Australia.
Dia datang ke kota S begitu lama, untuk pertama kalinya datang ke tempat seperti ini.
Karena biasanya, baik Riana maupun Arya dan lainnya, selalu ke tempat kelas atas, bagaimana mungkin tertarik pergi ke tempat seperti ini?
Winda yang pernah mengalami kehidupan susah, prihatin dengan kehidupan yang bising ini, kulit bawang putih dan barbekyu di jalanan seharga 4 ribu, tahu seharga 10 ribu, mie dingin panggang seharga 16 ribu, semuanya memiliki perasaan yang aneh.
Meskipun ia amnesia, tetapi dirinya tidak mengerti entah mengapa bisa memiliki perasaan ini.
Gandi mengikuti tatapan Winda dan mengerti banyak hal.
“Kamu tunggu sebentar di sini.” Setelah itu, Gandi berjalan menuju jalan yang ramai.
Winda tertegun sesaat, tidak tahu apa yang ingin dilakukan Gandi, jadi buru-buru menyusulnya “Tuan Gandi, apa yang akan kamu lakukan? Ini bukan jalan pulang ke rumah Yang.”
Mendengar kata-kata Winda, Gandi berdiri diam, berbalik dan menepuk bahu Winda, berkata “Berdiri saja di sini, aku akan segera kembali.”
Dari kepribadian Wandi, dia pasti akan menolak tidak setuju.
Tetapi tidak tahu mengapa, hari ini menerima banyak pengaruh dari pria ini, Winda malah mengangukkan kepala dengan patuh.
Gandi pergi ke jalan dan Winda mengawasinya berhenti di beberapa warung.
Setelah dua puluh menit berlalu, ketika dia kembali, tangannya memegang beberapa makanan.
Warna dan aromanya sangat menarik, meskipun sedikit berminyak. Namun aromanya yang wangi membuat perut Winda yang tidak tahu rasanya menjerit-jerit.
“Nih.” Gandi menyerahkan.
Tanpa sadar Winda mengambilnya, tetapi akal sehatnya membuatnya menghentikan lengan yang telah terangkat itu.
Dia melirik jam, berkata dengan malu “Tuan Gandi, sekarang sudah sangat malam, aku tidak boleh makan……”
“Benarkah?” Gandi tidak membujuk Winda lagi, sebaliknya mengeluarkan daging panggang dari kantong dan menggigitnya.
Lalu dia dengan lebaynya membuat penampilan memakan makanan enak.
Ini membuat Winda yang melihatnya, tidak bisa berkata-kata.
Kalau orang yang mengenal Presdir Grup Tirta yang legendaris memotret ekspresi liciknya.
Bukankah keesokan harinya dia akan menjadi selebgram?
Winda menggunakan tatapan membunuhnya, mengutuk Gandi yang menggodanya.
Tetapi Gandi seolah tidak melihatnya, dengan cepat mengambil barbekyu kedua.
Kombinasi aneh kedua orang ini dengan cepat menyebabkan orang yang lewat berhenti melihat dan mengambil foto.
Seorang wanita cantik melihat pria tampan makan dan wajah wanita cantik itu jelas terlihat marah. Hal semacam ini kalau disebarkan di internet pasti viral.
Baik demi memotret wanita cantik atau pria tampan. Hanya fotografernya yang tahu.
Dan Gandi, benar-benar ketagihan memakan barbekyunya.
Awalnya, dia hanya berusaha menggoda Winda, membuatnya makan apa yang dia belikan.
Tetapi tidak disangka, makanan jalanan ini menyebabkan kerakusan Gandi yang dibesarkan dalam lingkungan mewah bangkit.
Akhirnya, barbekyu ketiga juga disantap.
Winda tidak tahan lagi, dia merendahkan suaranya dan memelototi Gandi, berkata dengan getir “Tuan Gandi, kamu membelikannya untukku? Tetapi kamu sudah memakannya sampai habis!”
Ketika Gandi melihat Winda akhirnya berbicara, dia menarik keluar daging berbekyu. Tepatnya, ia jatuhkan di tempat sampah sejauh tiga meter.
Sikap tampan ini langsung membuat beberapa penonton berteriak.
Dan Winda menunjukkan ekspresi tidak berdaya.
Gadis-gadis ini terlalu ribut. Teriakan seperti ini bukankah setuju dengan tindakan Gandi?
“Aku memberikannya padamu, tetapi kamu tidak menginginkannya!”
Gandi mengangkat bahunya tanpa daya, seolah dirinya adalah korban.
Namun makanan yang tidak tersisa banyak di tangannya, diserahkan kepada Winda.
Winda mengambilnya dan berjalan keluar.
Dia tidak memakannya, meskipun Gandi membangkitkan rasa rakus di dalam hatinya. Tetapi dia tidak memiliki hobi seperti Gandi yang diawasi orang seperti monyet.
Keduanya berjalan keluar dari kerumunan dan berdiri di pinggir jalan. Pengawal sudah membuka pintu mobil.
Winda mengangkat matanya, memandang sinar bulan yang cerah di atas kepalanya dan ada angin sepoi-sepoi. Ini membuatnya jatuh ke dalam suasana yang tidak terkatakan.
“Tuan Gandi, kamu pulanglah lebih dulu!”
Kata Winda tidak naik ke mobil.
Gandi memandang wanita ini dengan takjub, bertanya-tanya mengapa dia menjadi gila lagi.
“Bukankah seharusnya aku mengantarnya pulang”
“Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri.”
Setiap tindakan Gandi hari ini, ia lakukan untuk Winda. Ekspresi Winda terlihat tenang dan diam, tetapi hatinya tergerak.
Winda merasa dirinya perlu tenang sejenak, berpikir apakah perlu jalan sesuai dengan pemikirannya sendiri.
“Kutemani kamu!”
Gandi melambaikan tangannya dan memberi isyarat kepada pengawal itu untuk naik ke dalam mobil dan mengikutinya perlahan di jalan.
Tetapi Winda menggelengkan kepalanya dengan tegas “Tidak perlu Tuan Gandi, aku bisa pulang sendiri sambil memikirkan sesuatu. Jarak dari sini ke rumah keluarga Yang sangat dekat, tidak perlu mengkhawatirkanku.”
Melihat sikap Winda yang sangat tegas, mata hitam dan putih itu mengandung emosi tertentu yang tidak dapat dilihat oleh Gandi.
Gandi bukan orang yang bertele-tele, lalu mengangguk dan berkata “Kalau begitu kamu pulang dulu!”
“Tuan Gandi pulang dulu!”
“Aku melihatmu dari sini.”
Winda mengetahui kalau dirinya terus berbicara, ia akan terjebak dalam lingkaran tidak berujung dengan Gandi.
Lalu dia mengambil makanan yang dibeli Gandi, perlahan-lahan berjalan pulang ke rumah.
Di belakang, dia bisa merasakan ada tatapan yang tertuju pada tubuhnya.
Sampai dia berjalan sangat jauh, melewati sebuah belokan, sudah tidak bisa merasakan tatapannya lagi.
Seharusnya dia sudah pulang, kan?
Dalam hati Winda, ada beberapa perasaan kecewa yang tidak terkatakan.
Meskipun dirinya tahu, dia yang mengatakan tidak perlu diantar Gandi.
Gandi benar-benar tidak mengantarnya, di dalam hatinya, ada perasaan tidak nyaman untuk pria ini.
Kekhawatiran Winda tidak bisa diungkapkan kepada orang lain di keluarga Yang.
Sekalipun Riana, biasanya kalau Winda tidak mengatakannya, dia juga tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Winda.
Jadi terkait masalah Gandi, Winda memilih untuk memendamnya sendiri.
Dia berjalan ke depan dengan hampa, seolah berjalan bersama dengan ingatan Gandi.
Pria ini muncul di Australia dan memaksa dirinya melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan bersama dengannya.
Karena penolakan dirinya, dia akan sedih, kecewa dan terpuruk.
Tetapi Winda yang melukai Gandi, mengira Gandi tidak akan pernah muncul lagi, keesokan harinya, Gandi tetap muncul di tempat dia lewat.
Pria ini benar-benar banyak berkorban untuk dirinya.
Sekalipun potongan-potongan ingatan yang terkadang mengingatkan Winda, betapa parah hal yang pernah dilakukan Gandi.
Tetapi dia tidak tahan dengan proses Gandi memotong dagingnya dengan pisau tumpul, perasaannya pada Gandi perlahan berubah menjadi semakin lembut.
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuMata Superman
BrickThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlTakdir Raja Perang
Brama aditioBaby, You are so cute
Callie WangCinta Seorang CEO Arogan
MedellineHis Second Chance
Derick HoCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip