Cinta Yang Dalam - Bab 14 Penuh Cinta

Saat malam Gandi pulang larut, seminggu sudah tidak berjumpa, Neva merasa sedikit gugup, tatapannya penuh kemaluan dan ketakutan tapi Gandi malah menganggapnya sebagai gelisah dan serba salah. Gandi dengan ruat muka yang buruk menyuruh pelayan untuk membawa mobil kemari, melihat Neva masih terbengong di tempat, ia langsung tampak tidak sabar, berkata, “cepat naik!”

Neva segera masuk ke mobil, sepanjang jalan tidak mengatakan apa-apa, tidak lama kemudian pun tiba di rumah Tirta.

Gandi turun dari mobil terlebih dahulu dan membuka pintu mobil untuk Neva, ini membuat Neva sedikit tersanjung.

Neva berkata dengan suara kecil: “terima kasih Pak Gandi!”

“Kamu panggil aku apa?” Gandi berkata dengan dingin.

Neva termenung dan berpikir sejenak, kemudian ia berkata lagi dengan suara ringan: “Gandi!”

Tatapan Gandi terpintas kebencian, Neva dengan jelas menyadarinya.

Hati Neva sangat sakit, tetapi ia masih berpura-pura tidak menyadari tatapan itu, kemudian merangkul lengan Gandi dan melangkah masuk ke rumah Tirta.

Tingkah mesra kedua pasangan baru ini, membuat Fandi yang juga dipaksa untuk ikut serta makan malam ini, kagum hingga mulut terbuka lebar.

Bukankah kakak sangat benci dengan wanita ini? bahkan acara pernikahan saja, ia melarikan diri.

Tetapi sekarang, kelakuan mereka berdua tampak penuh dengan cinta.

Terlihat pandangan Fandi yang aneh, Gandi memelototinya dengan muka tak berekspresi.

Fandi segera menarik kembali pandangannya dan menyambut mereka dengan senyuman: “kakak, kakak ipar, kalian sudah datang.

Ketika mereka masuk ke ruang tamu, Shinta baru saja sedang melepaskan celemeknya.

Meja makan penuh dengan makanan lezat dan mewah, mata Neva berkilauan: “Bu, apakah ibu yang memasak semua makanan lezat ini? Melihat ini membuatku jadi lapar.

Wajah Shinta yang awalnya tampak segera berubah cerah, menjawab: “sudah lama tidak masak, sudah menurun kemampuan memasak. Semua makanan ini adalah kesukaan Gandi, tidak tahu apakah cocok dengan seleramu.”

Meskipun kota Z sangat dekat dengan lautan, tetapi Neva sudah tidak suka makanan laut sejak kecil. Neva tanpa mengedipkan mata langsung mengangguk: “Hanya orang bodoh yang tidak suka dengan masakan Ibu!” Kata-kata ini membuat Shinta tidak henti tertawa.

Fandi yang pasrah melihat meja makan yang penuh dengan makanan seafood langsung menatap Neva dengan tatapan marah. Wanita ini memang tidak menyenangkan, memarahinya bodoh dengan alasan yang begitu banyak!

Kakaknya tidak hanya tidak menanggapi perkataan mereka, dia juga sambil bertatapan dengan pandangan ibu yang senang dan mengambil satu kaki kepiting untuk Neva.

Meskipun tahu bahwa semua ini hanyalah sedang berakting tetapi jantung Neva tetap berdebar sangat kencang, telinganya juga mulai merah. Shinta tersenyum melihat semua ini, tiba-tiba ia menjadi percaya dengan kata-kata Neva bahwa Gandi memperlakukannya sangat baik.

Fandi menggunakan sumpit untuk menusuk Gandi yang terus menyantap makanan berbisik: “kak, situasi apa ini? Jangan-jangan kamu telah diracuni oleh wanita ini?”

Gandi tampaknya kecanduan dalam memberi makanan, dia mengambil udang dan memberikannya untuk Fandi, bernada rendah: “makan dan diam.”

Fandi hampir menangis saat melihat piringnya, kakaknya jelas-jelas tahu kalau dia tidak suka makan udang!

Selesai makan, Shinta beralasan ingin berbincang dengan Neva dan menyuruh kedua anaknya naik ke lantai atas.

Ketika duduk di sofa, dia memegang tangan Neva dan bertanya: “apakah Gandi masih berhubungan dengan Julia?”

Alasan Shinta langsung berkata terang-terangan adalah karena masalah Gandi dan Julia memang membisingkan seluruh kota ini, tidak ada yang tidak tahu masalah ini, dia juga tahu kalau Neva pasti tahu, jadi dia tidak pun langsung terus terang.

Neva sangat baik dalam menyembunyikan kekesalan di tatapannya, ia berkata dengan suara riang: “tidak, Gandi selalu pulang menemaniku. Ibu, jangan khawatir, sekarang ibu hanya perlu menikmati hidup.” Neva menjawabnya dengan nada manja, beberapa hari berdinamika dengan mer tuannya, ia sudah menganggap Shinta seperti ibu kandungannya sendiri.

Shinta merespons dengan senyuman, ia mengelus wajah Neva dengan penuh belas kasihan.

Shinta bukan tidak tahu segala hal, pelayan yang diatur untuk bekerja di sana dipecat oleh Gandi. Gandi juga terus tinggal di rumah Julia semenjak malam pernikahan, tidak pernah pulang ke rumah.

Tetapi Neva tidak mengeluh padanya, tidak menangis dan membuat onar, menjaga situasi keseluruhan. Kebaikan Neva membuat orang merasa kasihan padanya.

Ini membuat Shinta semakin suka dengan menantu perempuan ini.

Shinta sebagai seorang senior menyadari bahwa beberapa hal jika terlalu dipaksa maka akan semakin memburuk, pasangan suami istri memang harus mengalami waktu pencocokkan.

Dalam proses pencocokkan ini, jika Gandi menyadari kebaikan dari Neva, maka dia juga akan melepaskan Julia.

Oleh sebab itu, Shinta memutuskan untuk membantu pasangan suami istri ini.

“Gandi, kamu dan Neva jangan pulang malam ini, tidur di sini saja!”

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu