Cinta Yang Dalam - Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri

Gandi tidak menyangka wanita ini bahkan tidak memanggilnya “suamiku”, apakah dia sedang protes di hadapan ibunya?

"Kenapa siang sekali baru bangun? Apa tidak tau mama sedang menunggumu untuk sarapan?" Gandi bertanya dengan dingin, sama dengan sinis dingin yang biasa dia berikan kepada Neva.

Tubuh Neva membatu, lalu berkata dengan pelan: "Maaf, Gandi."

Dia tidak tau apa yang harus dia katakan selain maaf, agar pria ini tidak menyulitkannya.

Tiba-tiba Shinta memukul Gandi, berkata: "Bentak apa? Pria harus menyayangi istri, tau tidak?"

Gandi dalam sekejap mengalah, membuka mulut berkata: "Ma, Neva ini......"

"Karena Neva sudah bangun, maka sudah saatnya makan. Sikapmu ini terhadap istri, kenapa tidak bisa seperti papamu......"

Shinta berkata sampai sini, tiba-tiba merasa dirinya terlalu banyak bicara, suaranya langsung terhenti.

Kejadian dulu, dia kehilangan suami yang paling dia cintai.

Saat itu dia hanya seorang wanita, semua kesulitan harus dia telan kedalam perutnya. Memikul tanggung jawab membesarkan anak, membesarkan dan menguatkan grup perusahaan.

Beberapa tahun ini akhirnya situasi berubah, anak keduanya juga sangat berjuang memikul grup perusahaan Tirta . Setelah santai, dia malah selalu tidak sengaja teringat dengan orang yang paling dia cintai, dan juga suara, wajah, dan senyuman anak pertamanya, seperti ada di hadapannya.

Dia menghela nafas, saat mengangkat kepalanya lagi, wajahnya sudah tergantung senyuman yang tipis dan berkata: "Neva, minum air hangat dulu, kita sarapan bersama."

Neva duduk di sebelah Gandi, di sebelah Shinta adalah Fandi yang matanya pun belum terbuka yang tadi baru saja dibangunkan, begitu lihat langsung tau dia pasti begadang sampai malam sekali.

Saat makan sarapan sampai setengah, handphone Gandi berdering.

Gandi melihat sekilas, berkata: "Ma, aku angkat telepon dulu."

Neva dengan tak sadar melirik layar handphone Gandi, atasnya tertulis nama Julian.

Jantungnya berdenyut, dalam sekejap rasa manis bubur dimulutnya berubah menjadi pahit dan sulit ditelan.

Shinta memperhatikan perubahan ekspresi Neva yang mendadak, seperti mengerti sesuatu.

Handphone Gandi masih berbunyi, Shinta melambaikan tangannya, Gandi langsung keluar menjawab telepon.

Suasana meja makan dalam sekejap menjadi hening yang sedikit canggung.

Neva menyantap sarapan dengan tenang, tapi hatinya malah sudah terbang keluar.

Julia menelepon Gandi untuk mengatakan apa? Apakah masalah di mall semalam? Datang kemari mengadu kepada Gandi.

Masih belum menunggu Neva berpikir lebih jauh lagi, Gandi buru-buru masuk, berkata kalau ada masalah di kantor, harus kesana dulu, meninggalkan makanannya yang baru dia makan setengah, lalu pergi.

Neva berdiri diam-diam, melihat suaminya sendiri masuk ke dalam mobil, meninggalkan mansion Tirta.

Gandi melajukan mobilnya, melihat tubuh Neva yang sedikit kurus dari kaca spion.

Di bawah sinar matahari, bayangan Neva tertarik semakin panjang, panjang sekali sampai meskipun mobilnya sudah keluar jauh sekali, tapi Gandi malah merasa Neva masih tidak jauh dari mobilnya, melihatnya pergi.

Awalnya Neva berencana siang nanti pulang ke rumahnya sendiri, tapi Shinta terus memaksa untuk tinggal, mau membuatkan makanan siang untuk Gandi, menyuruh Neva mengantarkannya.

Setelah terus terangan semalam, Neva merasa dia sudah menjaga jarak dengan Gandi, poin pentingnya adalah membutuhkan beberapa waktu untuk mengobati luka.

Tapi agar Ibu Tirta tidak menyadari ada kejanggalan, dia tetap memaksa dirinya, membuat makanan siang untuk Gandi bersama Ibu Tirta.

Dia membawa mobil sendiri sampai ke tempat parkir grup perusahaan Tirta , sesampainya diresepsionis, dengan tebiasa mau meletakkan di tempat resepsionis.

Tapi resepsionis malah dengan raut wajah sedikit tidak enak berkata: "Nyonya muda, presdir Gandi mengatakan kalau menyuruh anda langsung membawakan makanannya ke kantornya saja.

Sesampainya Neva diluar ruangan Gandi, dia mengetuk pintu pelan, menunggu lama sekali, tidak ada yang menjawab.

Dia membuka pintunya pelan, tidak dikunci, menjulurkan kepalanya masuk kedalam, malah melihat Gandi sedang duduk di kursi kebesarannya, dengan kening berkerut sepertinya sedang berpikir sesuatu.

Dia mendengar suara, mengangkat kepala melihat Neva, dengan dingin berkata: "Untuk apa datang kemari?"

Neva berkata pelan: "Pak Gandi, aku.....datang mengantarkan makanan siang untukmu."

Gandi mengerutkan keningnya, berkata: "Letakkan saja di resepsionis, siapa yang menyuruhmu naik?"

Neva tercengang, pria ini, mau mencari kesalahan juga harus memilih alasan yang bagus bukan?

Jelas-jelas resepsionis berkata kalau dia yang menyuruh Neva harus mengantarkan ke atas.

"Itu, resepsionis tidak membolehkanku meletakkannya disana." Neva termasuk menjaga gengsi Gandi, tidak langsung mengeksposnya.

Gandi tercengang, lalu samar-samar terpikir, sepertinya dirinya memang pernah mengatakan ini.

Mengenai kenapa dia mengatakan begitu? Sepertinya agar mamanya tidak menemukan kejanggalan melalui mata-matanya di kantor.

Dia sedikit tidak sabar berkata: "Baik, letakkan saja."

Neva mengangguk, meletakkan nasi kotak, menunggu di samping.

Neva masih ingat, Gandi pernah mengatakan, nasi ini harus dua orang yang makan.

Gandi sedang melihat dokumen, tiba-tiba mengangkat kepalanya, melihat Neva masih berdiri disana, dengan berat berkata: "Masih menunggu apa lagi kamu disini?"

"Aku, aku menunggumu makan......." Suara Neva pelan sekali.

Kening Gandi langsung berkerut, berkata: "Keluar!"

"Ah?" Neva dengan kebingungan melihat Gandi, tapi melihat tatapannya, malah tau maksudnya.

Memang benar, tidak peduli bagaimana Neva berusaha, Gandi tetap sangat membencinya.

Neva memutarkan badannya, keluar dari ruangan Gandi.

Baru saja keluar, langsung melihat Rey berjalan kemari.

Dia melihat Neva baru keluar dari kantor presdir, sedikit terkejut dan berkata: "Nyonya muda, anda sudah datang......"

Neva mengangguk, berkata: "Asisten Rey, tolong nanti kalau presdir Gandi sudah siap makan, letakkan kotak makanannya di resepsonis, nanti aku akan datang menjemput."

Rey mengangguk, emosi presdir selalu kalau mau marah langsung marah, semalam mereka berdua masih makan bersama.

Tapi, dia ini hanya seorang asisten, sudah terbiasa dengan emosi Gandi.

Neva baru saja sampai di tempat perkir, handphonenya tiba-tiba brbunyi.

Dia melihat sekilas, itu adalah telepon dari Gita.

Moodnya hari ini tidak begitu bagus, memikirkan kejadian perkumpulan teman sekolah kemarin, sekejap dia sedikit tidak ingin mengangkatnya.

Tapi panggilan Gita berdering dengan sangat yakin, Neva ragu sebentar, tapi tetap menganglatnya.

Suara Gita yang jernih terdengar dari ujung sana: "Neva, sedang apa dirumah?"

Neva membuka kunci mobil, duduk di kursi pengemudi, berkata: "Tidak melakukan apa-apa, baru saja mengantarkan makanan untuk suamiku."

"Wu......kepada tuan muda kedua Tirta ya, hubungan kalian berdua benar-benar bagus sekali. Sekarang kamu sedang tidak melakukan apa-apa bukan? Ayo keluar bermain bersama." Gita dengan ramah meneriaki Neva.

Neva tidak langsung menjawab, hanya dengan pelan bertanya: "Gita, ada siapa saja?"

Neva tidak ingin ingin bertemu dengan temannya yang begitu meremehkannya, perkumpulan kemarin, dia sedikitpun tidak merasakan hubungan pertemanan.

"Hanya beberapa temanku saja, tidak ada teman sekolah kita." Gita samar-samar merasa perkumpulan kemarin sepertinya sedikit aneh, jadi dia mengulanginya lagi.

Neva tetap tidak mau pergi, teman Gita, harusnya anak-anak orang kaya bukan?

Berkumpul bersama orang-orang seperti itu, hanya membicarakan barang-barang mewah, memamerkan suami dan pacar, membandingkan mobil mewah siapa yang paling mahal, rumah mewah siapa paling besar.

Perkumpulan seperti ini, lebih baik Neva mencari cafe untuk membaca buku.

Merasakan Neva ragu, Gita mengajaknya dan berkata: "Neva, cepat datang! Kali ini semuanya adalah teman baik yang berlatar belakang sama, pasti akan seru sekali obrolannya."

Novel Terkait

Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu