Cinta Yang Dalam - Bab 9 Nana yang Baik

Gilbert mulai berkata bahwa pernikahan ini sangat penting bagi keluarga Aska, bahkan kedudukan keluarga Aska yang dulu sebelum kemunduran, tetap harus memberi muka pada Keluarga Tirta.

Lexi mengangguk: “tenanglah, Neva sudah setuju.”

Gilbert terkejut dan melihat Lexi, Neva menyetujui dengan begitu mudah?

Namun, dia tidak banyak berkata. Baginya, selama tujuannya bisa tercapai, maka prosesnya itu tidak penting.

Mata Nevi terpintas semacam kekejaman: “segala ini seharusnya milikku!”

Lexi tersenyum dingin dan menasihati: “tenanglah, tidak ada yang bisa merebut barang-barang putriku. Neva masih berani tawar-menawar dengan aku, tunggu kamu sembuh, aku akan menghancurkannya dan membuat dia dengan patuh mengosongkan posisi nyonya muda Tirta!”

Neva mengawasi langsung abu orang tuanya terkubur di dalam taman permakaman rumah Aska.

Dia bersikeras untuk tidak mengganti batu baru, tetapi menggunakan batu nisan lama dengan menyusun kembali kepingan yang pecah.

Cermin yang pecah tidak akan kembali seperti semula, dan bekas retakan di batu nisan mengingatkan Neva untuk tidak boleh melupakan kebencian ini.

Ketika pulang ke hotel di malam hari, Neva terlihat sangat lelah dan langsung berbaring di tempat tidur.

Lexi tidak mengatakan dengan jelas bahwa dia akan menikah dengan siapa yang ada di Keluarga Tirta. Mungkinkah….. mengingat pria itu, hati yang telah tenang selama bertahun-tahun berdebar kencang tak terkendali.

Detik berikutnya, Neva tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran itu. Dia…… seharusnya sudah menikah bertahun-tahun.

Mengeluarkan ponsel, Neva menemukan ada banyak panggilan video tidak terjawab, dia pun bangkit dan menelepon balik.

Panggilan langsung terhubung, Neva dengan cepat menarik senyuman santai.

“Ibu, apakah kamu sudah makan?”

Terdengar suara manja dari putrinya, Neva merasakan kehangatan di hatinya. Semua ketidaksenangan di hari ini pun menghilang seketika: “sudah makan, sayang. Apakah Nana hari ini baik-baik?

“Nana sangat baik hari ini, bibi mengatakan jika Nana baik maka Ibu akan segera pulang!”

Neva merasakan pahit di hatinya. Tahun ini putrinya baru berusia empat tahun, tahun dimana dia membutuhkan keluarganya untuk menemaninya bertumbuh besar.

Tetapi karena masalah ini, ia harus berpisah dengan putrinya.

“sayang, Ibu juga ingin bersamamu, tunggu Ibu selesai kerja, Ibu akan pulang ya?”

Nana mengangguk di dalam video, Neva tidak bisa menahan untuk menyentuh layar dengan lembut, menggosok wajah putrinya yang seperti apel.

Nana seperti tweety yang berkicauan tak henti, mulut kecil terbuka dan tertutup tanpa henti., sampai pada jam Sembilan, di bawah bujukan Neva, Nana pun pergi tidur dengan enggan.

Hidung Neva terasa masam, tidak ada putri disampingnya membuat hari-harinya terasa semakin sulit untuk dilalui.

Untungnya ibu dari teman baiknya yang sudah pensiun merasa bosan di rumah sehingga membantunya merawat Nana, ini membuatnya bisa tenang.

Keesokan harinya, Neva dibawa pulang ke rumah Aska.

Rumah yang diambil alih oleh Gilbert.

Suasana yang akrab dan hangat di taman sudah terbongkar hilang, digantikan oleh gaya favorit Gilbert Aska yang penuh kemewahan, bahkan pelayan juga tidak ada satu yang dikenalinya.

Tiba-tiba Neva menjadi panik, jejak kehidupan dia dengan orang tuanya telah sepenuhnya terhapus……

Untuk menyambut kembalinya Neva, Lexi sengaja mengadakan pesta besar di rumah.

Kedua orang tuanya sudah meninggal, harta telah direbut orang. Neva bagai orang yang tidak memiliki rumah, ia telah menjadi lelucon di kota Z.

Namun, pulangnya dia serta akan menjadi bagian dari Keluarga Tirta. Walau para gadis di kota tidak suka padanya, mereka juga harus memberi muka.

“Kak Neva, kamu benar-benar sangat beruntung, kamu bisa menikah ke Keluarga Tirta!”