Cinta Yang Dalam - Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya

Saat botol anggur ditangan Gandi tiba-tiba menghilang, dia langsung tersadar.

Gandi mengangkat kepalanya dan melihat Neva.

Dia berpikir, Apa wanita ini tidak tahu bahwa dia suasana hatinya sedang sangat buruk?

“Kembalikan padaku!”

Gandi mengulurkan tangannya untuk mengambil botol anggur dari tangan Neva.

Neva menepis tangan Gandi, tetapi Gandi dengan cepat meraih pinggangnya.

Neva merasa kesakitan, tetapi Gandi yang merasakan pinggang lembut Neva tanpa sadar memeluknya, dia seperti merasakan dorongan dari dalam dirinya.

Neva tertegun sejenak, setelah tersadar, dia buru-buru meletakkan botol anggur, melangkah maju dan duduk di sisi lain sofa.

“Tuan, Tuan Gandi, kamu sudah minum terlalu banyak…”

Gandi menarik kembali dan melirik tangannya dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak.

“Kemarilah!”

Di bawah pengaruh alkohol, Gandi pun berkata dengan sesuka hatinya.

Neva merasa gugup, suaranya bergetar: “Tuan, Tuan Tirta, kita, kita diluar…”

Dia yang melihat sorot mata Gandi, tentu saja mengerti apa yang ada di pikiran Gandi.

Tapi mereka sedang berada di bar, jika dia memiliki keinginan seperti itu…

Sampai disini, Neva tidak berani membayangkan kelanjutannya..

Tidak bisa, dia harus segera membeli obat pereda mabuk.

Neva berdiri, dan berkata “Tuan Tirta, aku akan pergi membeli obat Pereda mabuk.”

Setelah memberi tahu Gandi, Neva dengan cepat berlari keluar.

Setelah diluar, Neva melihat ada toko obat tidak jauh dari tempatnya.

Jantungnya berdenyut dan berdebar, dan langsung berlari dengan cepat untuk membeli obat Pereda mabuk. Ketika dia kembali, dia sengaja berjalan dengan pelan, dengan harapan Gandi bisa menjadi sedikit lebih tenang.

Dia baru saja berjalan melewati gang, tetapi dia langsung ditarik dengan kuat.

Neva kehilangan keseimbangannya dan terjatuh ke tanah.

Sikunya langsung terasa perih karena tergores beton lantai.

“Perempuan murahan, akhirnya kamu keluar juga? Apakah kamu percaya jika aku akan membunuhmu karena telah merusak bisnisku?”

Sebelum Neva menyesuaikan diri dalam kegelapan, dia mendengar kata-kata dari atas kepalanya.

Suaranya terdengar akrab.

Sebelum Neva bisa mengingatnya, terasa sakit yang tajam dari kepalanya, rupanya pihak lain telah menjambak dan menarik rambutnya ke atas.

Dengan bantuan cahaya dari tepi jalan, Neva akhirnya melihat wanita ramping yang berdiri di depannya.

Neva mengulurkan tangannya untuk mendorong wanita itu. Dia terguncang dan melepaskan tangan yang menarik rambut Neva, dia berkata dengan suara yang berat “Kamu masih berani melawan?”

Neva melirik sekeliling, dia menyadari bahwa wanita ramping ini tidak memiliki bantuan lain, Neva pun menghela napas lega dan berkata dengan sungguh-sungguh “Aku tidak tahu bagaimana aku telah menyinggung perasaanmu, aku juga tidak pernah menghancurkan usahamu. Kamu telah membalaskan dendammu pada orang yang salah, kita berdua sama sekali tidak pernah bersinggunggan.”

Wanita ramping itu mendengus, mengeluarkan sebuah pisau dari tasnya, dan menodongnya ke arah Neva “Oh! Kamu masih bisa mengelak. Baiklah, beritahu aku, Tuan muda yang tadi, bagaimana kamu bisa menggodanya?”

Tuan muda? Wajah Gandi muncul di benak Neva, sudut mulutnya terangkat sedikit dan dia berkata “Jika aku memberitahumu bahwa dia adalah suamiku, akankah kamu percaya?”

“Omong kosong apa itu?” Wanita ramping itu melihatnya dengan tatapan menghina, dia tertawa “Dasar pelacur, kamu juga harus tahu batasnya saat berbohong.”

“Melihat penampilanmu yang polos, seharusnya kamu sudah terlatih bukan? Baiklah, biarkan aku berpikir, apakah kamu diutus oleh keluarga Kaya Raya untuk merebut bisnis kita?”

Wanita ramping itu sudah sangat menghina Neva. Kaya Raya adalah klub hiburan yang baru dibuka di Kota Z. Rumornya mereka didukung oleh pemegang saham misterius, dan mereka memiliki uang dan kekuasaan.

Neva menggelengkan kepalanya dan berkata “Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan, aku harus kembali.”

Setelah berbicara, Neva beranjak pergi.

Tapi begitu dia berbalik, ada rasa sakit yang tajam di kepalanya, dan pandangannya menjadi gelap dan dia kehilangan kesadaran.

Neva dibangunkan oleh baskom berisi air dingin, dia terbatuk beberapa kali, membuka matanya, dan menunggu pandangannya untuk fokus, hanya untuk menyadari bahwa dia sedang terbaring di tanah, dikelilingi oleh beberapa orang, memandangnya dengan merendahkan.

“Sudah sadar?” di depan Neva melihat wajah seorang pria dari kejauhan dengan matanya yang menyipit untuk mengamati tubuh Neva.

Jantung Neva berdegup dengan kencang, dia langsung berusaha berdiri.

Saat berdiri, kepala Neva langsung mengenai leher pria itu.

Neva tidak merasakan sakit karena dia terbentur leher pria itu, tetapi pria itu menjerit dan terduduk di tanah.

Neva mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri, tetapi baru saja dia berlari tidak beberapa lama, dia bertemu dengan jalan buntu.

Tidak heran jika sekelompok orang yang dibelakangnya tidak berlari mengejarnya.

Hati Neva tertekan, khawatir atas hal-hal buruk yang akan dia hadapi.

Dia menoleh dan mendengar suara geram di belakangnya “Dia tidak akan bisa lari, ada jalan buntu di depannya. Bawa dia kembali padaku dan berikan dia makanan.”

Neva mendengar langkah kaki yang mendekat, dia menoleh melihat sekeliling, mengambil batu-bata yang berada di tanah dan memandang kedepan dengan gugup.

Orang-orang yang mengejar langsung segera menemuinya, seorang diantaranya dengan darah yang mengucur di hidungnya, dia yakin bahwa itu pasti orang yang tadi dia tabrak.

Neva akhirnya melihat pelaku asli, yaitu wanita ramping yang ditemuinya.

“Kenapa kamu melakukan ini? Aku jelas-jelas tidak pernah menyinggungmu, tetapi kamu malah menyuruh orang untuk menyakitiku!”

Neva akhirnya menyadari bahwa semua bencana ini bermula dari wanita ramping itu.

Wanita ramping itu tertawa beberapa kali, melirik batu bata di tangan Neva dengan sedikit keraguan, tetapi dengan arogan berkata: "Kamu masih berani memukul Kakak ketiga, kamu akan menerima ganjarannya!”

Orang yang diketahui sebagai Kakak ketiga ini adalah seorang pemimpin, saat pertama kali dia melihat Neva, hatinya sudah terbakar nafsu.

Penampilan polos wanita ini membuatnya hanya ingin dia menekannya ke tanah dan memberinya ganjaran yang sesuai.

Memikirkan hal ini, saudara ketiga tidak terburu-buru.

Dia melangkah maju dengan senyum cabul, dan mencoba meraih dada Neva dengan tangannya.

Neva buru-buru melangkah mundur, meraih batu bata di tangannya, dan berkata dengan suara bergetar: "Jangan mendekat, jika kamu melangkah maju lagi aku akan, benar-benar, memukulmu!”

“Hei, perempuan, temperamenmu sangat besar, aku menyukaimu. Kemarilah dan gunakan pantatmu untuk memukulku!”

Kakak ketiga berkata, tapi dia tidak melangkah maju.

Disaat ini, wanita ramping yang berdiri disamping berkata “Kakak ketiga, perempuan ini adalah seorang pelacur. Terserah mau kamu apakan, lagipula tidak akan ada yang berkata apapun!”

Meski wanita ramping itu berkeliaran di pasar malam, tapi dia memiliki dukungan yang cukup terkenal di wilayah itu.

Dukungannya juga merupakan orang ternama di kota Z, Jika wanita itu terlibat masalah, dia tinggal melayaninya beberapa kali, dan lelaki itu akan langsung membantunya.

Kakak ketiga memberi isyarat kepada orang di sebelah kiri dan kanannya untuk menghampiri Neva, mereka langsung maju menghampirinya. Sebelum Neva sempat mengayunkan batu tersebut, tangannya tertahan oleh sebuah tangan lain.

Neva hanyalah seorang perempuan yang lemah, dalam hal fisik maupun hati. Bagaimana mungkin dia bisa turun tangan terhadap orang seperti ini?

Tangan Neva digenggam erat, dia menggunakan kakinya untuk menendang dan berjuang mati-matian, tetapi dipukul oleh orang lain langsung di perutnya.

"Wanita murahan, masih berani menolak!"

Dengan suara dengungan, air yang tadi dipecahkan oleh Neva pun mengalir keluar.

Rasa sakit yang dirasakan Neva juga menjadi tidak tertahan, dia seperti kehilangan seluruh tenaganya dan langsung diseret ke hadapan kakak ketiga.

Kakak ketiga belum sempat membuka mulut, wanita ramping itu langsung maju dan menamparnya, tamparannya sangat keras sampai membuat sudut bibir Neva berdarah, kemudian dia berkata “Perempuan murahan! Kamu membuatku malu!”

Wanita ramping itu belum merasa puas, dia melanjutkan tamparannya lagi.

Neva seperti melihat bintang-bintang, sebelum wanita itu memukulnya lagi, tangannya tiba-tiba tertahan.

“Jika kamu memukulnya lagi, dia akan terlihat seperti babi. Bagaimana aku akan bermain dengannya?”

Wanita ramping itu tidak segera menurukan tangannya, tetapi menggambar lingkaran dengan lembut di telapak tangan kakak ketiga, dan berkata: "Mainkan saja, kakak.Jika kamu bermain dengannya dengan baik, kita bisa bersenang-senang juga! "

Kakak ketiga menelan ludah dengan tidak sadar, dia sudah lama mengenal wanita ramping itu.

Tapi dia hanya bermain dengannya sekali, dan kemudian dia dan kakak laki-lakinya yang tertua, dan kakak ketiga tidak pernah lagi mendapat bagiannya.

“Baiklah, baiklah,apakah kamu akan menonton drama erotis di sini?” Kakak ketiga berkata dengan senyum cabul.

Wanita ramping itu mengangguk, dan berkata, "Kakak ketiga, kamu bersenang-senanglah. Jika dia tidak melakukannya sepuluh kali atau delapan kali, dia tidak akan merasa puas!"

Neva telah mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya, dan dia langsung panik, mencoba membebaskan diri dengan seluruh kekuatannya.

"Kalian tidak boleh melakukan ini, aku adalah istri Gandi, Nyonya muda keluarga Tirta, jika kalian menyentuhku, kalian akan menyesalinya…”

Jalan ini terletak sangat dalam, dan sebagian besar penduduk sekitar bekerja di penyepuhan, jadi pemandangan seperti ini bukan hanya terlihat sekali atau dua kali.

Seseorang melirik ke bawah jendela, lalu menutupnya dan mengabaikannya.

Kakak ketiga memandang Neva dengan sedikit cemas, dia tahu keluarga Tirta.

Apakah wanita ini benar-benar Nyonya Tirta?

Melihat bahwa dia sedikit terguncang, wanita ramping itu buru-buru meniup telinganya dan berkata: "Kakak, jangan tertipu olehnya. Jika dia adalah nyonya muda dari keluarga Tirta, apakah dia akan ke Club Golden? Wanita ini, dia berbohong juga bukannya mencari alasan yang masuk akal, dia hanya menggunakan nama baik keluarga Tirta!”

Mendengar apa yang dikatakannya, Kakak ketiga sedikit tersadar, dan dia langsung menjadi kejam.

Lupakan saja, orang yang penakut hanya akan mati kelaparan, wanita yang sepolos ini, jika dia tidak melakukannya, dia tidak tahu kapan akan mendapatkan kesempatan sebagus ini lagi.

Kakak ketiga meminta dua orang untuk memegang Neva, dan dia melangkah maju dan merobek mantel Neva.

Neva berjuang mati-matian, berteriak minta tolong, menendang kakak ketiga dengan tenaga kedua kakinya, mencoba menendangnya menjauh darinya.

Disaat dia berjuang seperti ini, kakak ketiga menggunakan kesempatan ini untuk meraih kaki Neva dan merobek pakaiannya secara langsung.

Neva sudah bisa merasakan angin dingin di gang saat ini, dan tubuhnya tinggal ditutupi oleh dua potong pakaian terakhir.

Penghinaan yang tak teramat sangat ini membuat Neva memiliki keinginan untuk menggigit lidahnya dan bunuh diri.

Apakah ini takdir?

Apakah ini bencana yang tidak bisa dia hindari?

Neva menatap putus asa pada kegelapan di depan, senyum cabul pria di depannya semakin dekat, dan dia sudah merasa bahwa masih ada dua tangan yang meraba-raba sekelilingnya dengan sesuka hatinya.

Air mata penghinaan terjatuh dari sudut mata Neva, hanya rasa sakit di ujung lidah merangsangnya untuk hidup.

Tapi Neva tidak bisa membayangkan bagaimana dia akan menghadapi dunia ini setelah dia ternodai.

Dia terus mengerahkan kekuatannya, dan bau darah yang kuat telah memenuhi seluruh mulutnya.

Selamat tinggal, Gandi!

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu