Cinta Yang Dalam - Bab 58 Kalah

Neva bermimpi, mimpi yang tidak dapat dijelaskan.

Dalam mimpi itu, Gandi menekannya ke sudut, Neva merasakan gairah yang berapi-api dari orang yang berada di hadapannya.

Detak jantung pria itu kuat, pria itu dengan kuat melepaskan pakaiannya, kemudian, dia merasakan perpaduan antara panas dan dingin…..

Tapi dia tidak tahu itu hanyalah mimpi, dia hanya samar-samar mengingat bahwa tubuhnya tidak sehat, dan kemudian dia dengan sopan menolaknya.

Tetapi dia tidak mengira bahwa kata-kata dalam mimpinya benar-benar dia ucapkan.

Napas Gandi sedikit berat, dia merasa tidak bisa mengendalikan diri lagi.

Dia melirik tubuh Neva, wanita ini, tidur dengan begitu terbuka, apakah dia dengan sengaja merayuya?

Gandi mencoba untuk menekan dorongan di dalam hatinya, tetapi reaksi tubuh Neva menjadi semakin hebat karena mimpi yang tidak dapat dijelaskan itu.

Di hadapannya terbaring tubuh wanita yang harum dan lembut, dia hanya bisa melihatnya tetapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Gandi berbalik badan, melihat wanita yang sedang tidur di depannya.

Rambutnya sedikit berantakan, menghalangi wajahnya yang lembut.

Dia mengulurkan tangannya dan dengan perlahan merapikan rambut Neva.

Tapi tiba-tiba, Neva mengulurkan tangan, meraih tangannya dan menekannya dengan kuat di dadanya, seolah-olah dia telah menggenggam penyelamat hidupnya, dan tidak akan membiarkannya pergi lagi.

Gandi menarik napas dalam-dalam dan memberitahu dirinya untuk tenang.

Tetapi hanya dalam 30 detik, sentuhan lembut di tangannya menggagalkan usahanya.

Pikiran kotor dari dalam dirinya belum muncul keluar, tetapi tangannya bergerak tanpa sadar untuk beberapa kali.

Gandi berusaha memikirkan Neva yang sudah kotor, tetapi ada suara di dalam hatinya yang berteriak, teruskan, dalam hal ini, jika dia tidak meneruskannya, dia bukanlah seorang lelaki!

Dengan keteguhan yang besar, dia menarik tangannya dari pelukan Neva, turun dari tempat tidur, pergi ke kamar mandi untuk mandi air dingin, dan kemudian perlahan-lahan memadamkan api di dalam hatinya.

Setelah keluar dari kamar mandi, Gandi memilih untuk tidur di sofa.

Tidak tahu mengapa, kata "turun derajat" tiba-tiba muncul di benaknya.

Ya, dia merasa bahwa dia benar-benar telah mengalami penurunan derajat, Neva jelas seorang wanita pergaulan bebas. walaupun wanita ini cantik seperti peri, dia tidak boleh meliriknya sama sekali

Terlalu kotor, bisa menodai mata.

Tapi sekarang, hatinya berdebar-debar, jika ini bukan penurunan derajat, apa lagi?

Malam itu, Gandi mengalami insomnia, keesokan harinya ketika langit sudah terang, dia terbangun dan mengusap matanya yang mengantuk. Setelah beberapa saat, dia baru tersadar lalu bangun dan duduk di sofa.

Tapi sebuah selimut merosot dari tubuhnya.

Gandi ingat dengan jelas bahwa dia tidur dengan jubah mandi tadi malam.

Sehingga sudah jelas siapa yang menyelimutinya semalam.

Dia melihat ke ranjang, selimutnya sudah di lipat dengan rapi dan spreinya pun rapi.

Ada satu hal tentang wanita ini yang tidak dapat dikeluhkan oleh Gandi.

Hal itu adalah dia sama sekali tidak malas, dan sangat menyukai kebersihan.

Gandi mencuci muka, mengenakan pakaiannya dan turun ke bawah, dia melihat Neva membuka celemeknya dan baru saja keluar dari dapur.

Mbok Ting sedang menyapu dan mengepel lantai. Ketika dia melihat Gandi turun, dia berteriak: "Tuan, sarapan sudah siap. Nona memasaknya sendiri, silahkan mencicipi."

Raut wajah Gandi kosong, dia menatap Mbok Ting lalu berkata sambil tersenyum, "Mbok Ting, sudah berapa kali aku katakan, di rumah panggil saja aku Gandi. Sedangkan dia, panggil nama saja sudah cukup."

Awalnya Neva mengharapkan Gandi duduk dan mencicipi sarapan yang dibuat olehnya.

Tapi mendengar Gandi tidak menyebut namanya, dan malah menggunakan kata “dia”, membuat hatinya tiba-tiba merasa sedikit sedih.

Ketika dia bangun dipagi hari, dia menyadari bahwa dirinya seperti sangat egois karena menguasai kasur.

Matanya redup setelah beberapa saat langsung terbangun dan duduk, mengingat mimpi memalukan tadi malam, dia meraba-raba seluruh tubuhnya dengan gugup, melihat pakaiannya yang masih utuh dia lalu bernapas lega.

Untunglah, itu hanyalah mimpi, lelaki itu…… ai, kenapa dia tidur diatas sofa?

Neva telah melupakan semua tentang tindakan ambigu dan cerobohnya ketika dia tidur tadi malam.

Jadi mengenai Gandi yang tidur di sofa, dia sudah memikirkannya dan memutuskan untuk melupakannya.

Pria ini pasti punya hobi khusus yaitu tidur di sofa, tapi dia menyembunyikannya dengan sangat baik, sehingga dia tidak mengetahuinya.

Awalnya Gandi ingin pergi ke meja makan, tetapi tiba-tiba ponselnya berdering. Dia mengambilnya dan melihat pesan WeChat yang dikirim oleh Julia Morez.

"Gandy, aku di Langit Wangi. Cepat kemari! Aku memesan steamed dumpling kesukaanmu. Ayo sarapan bersama." Kata-kata Julia Morez sangat lembut, yang membuat Gandi juga bersikap lembut.

Senyumannya, terlihat oleh Neva yang sedang duduk di bawah, dia mengira Gandi tersenyum karena pengakuannya terhadap masakannya.

Dia merasakan kegembiraan di hatinya, akhirnya hubungannya dengan pria ini membaik.

Tapi detik berikutnya, Gandi naik ke atas untuk mengambil jasnya, menitipkan pesan kepada Mbok Ting kalau dia tidak akan makan sarapannya, lalu pergi.

Neva merasa kecewa, dia berdiri di tempat, melihat Gandi berlari keluar dari villa menuju mobilnya.

Kemudian mobil itu mulai berjalan dan perlahan-lahan menjauh sampai menjadi sebuah titik hitam dan menghilang dari pandangan Neva.

Dia menghela nafas dalam hatinya. Seperti yang sudah diperkirakan, dia tidak memiliki harapan. Memang benar bahwa semakin besar harapan, semakin besar kekecewaan.

Ibu Tirta lagi-lagi memanggil Neva untuk datang, dia mengatakan kalau dia bosan di rumah, dia meminta Neva untuk menemaninya berjemur di bawah sinar matahari.

Belum lagi klub dan pesta yang dihadiri Ibu Tirta setiap hari, hanya karena cuaca yang panas dan sinar matahari, dia ingin berjemur, apakah dia ingin kehilangan lapisan kulitnya?

Tapi Ibu Tirta hanya membutuhkan alasan, jadi Neva memanfaatkan pagi yang dingin dan mengendarai mobil Mitsuoka Orochi menuju rumah kediaman keluarga Tirta

Begitu memasuki halaman rumahnya, dia langsung melihat Ibu Tirta yang sedang berdiri di gerbang halaman, pandangannya tertuju pada Neva.

Shinta bukanlah orang yang terlalu memperhatikan tata krama, dia adalah seorang ibu mertua, menurut kebiasaan, seharusnya dia duduk di rumah dan menunggu menantu perempuannya datang untuk melayaninya.

Tetapi hal yang paling tersembunyi dalam temperamen Shinta adalah sifatnya yang lembut.

Jadi ketika dia melihat Neva mengemudikan Mitsuoka Orochi yang Gandi berikan untuknya, dia turun lebih awal dan menunggu Neva masuk.

Neva melangkah maju dengan cepat, membungkuk di depan Ibu Tirta dan berkata, "Selamat pagi, Bu. Pagi ini cuacanya sedikit dingin. Ibu harus memakai pakaian yang lebih tebal saat keluar. Jika tidak, Ibu bisa terserang flu, Ibu akan rugi...."

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu