Cinta Yang Dalam - Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal

Semakin berpikir, Neva semakin merasa ini benar-benar.

Ia ingin membujuk dan menahan Shivas, level keluarga Tirta terlalu dalam, tidak bisa dengan mudah masuk kedalam.

Tetapi baru saja kata-katanya akan keluar, malah ditekannya kembali masuk kedalam.

Bujukan dan tahanan darinya seolah-olah tidak memiliki kekuatan.

Bagaimanapun juga statusnya saat ini, adalah nyonya dari keluarga Tirta.

Ia mulanya juga berpikir dirinya tidak mungkin dapat bertahan disana, berkali-kali berpikir dirinya tidak akan tahan dan akhirnya akan mati ditangan Gandi.

Tetapi setelah berkali-kalipun ia menyadari, dirinya sekarang sepertinya telah menduduki posisi nyonya dengan stabil.

Untuk siapa adalah nyonya kecil dan siapa nyonya yang sebenarnya, Neva makin lama makin tidak mempedulikannya.

Cinta kan, yang penting siapa yang bisa mendapatkan hati sang pria, itulah yang akan menjadi pemenang diakhirnya.

Neva menjulurkan tangannya, dengan lembut menggenggam tangan Shivas.

Saat ini, ia baru menyadari, tangan Shivas ternyata sedikit gemetar.

Ia berkata: “Disaat kamu sudah tidak dapat menjalaninya lagi, ingat, kamu masih memilikiku disampingmu. Hanya perlu sekata darimu, aku pasti akan langsung berada disisimu.”

Shivas dengan sedikit terkejut melihat kearah Neva, seolah-olah terkejut dengan jawaban dari Neva. Tetapi tidak ada pertanyaan terhadap jawaban dari Neva, ia malah tidak terhenti disini dan kembali melanjutkan perkataannya: “Menurutmu, jika aku gagal?”

Kata-kata Neva tersumbat, kegagalan itu bagaimana rasanya?

Ia teringat akan dirinya didalam 20 tahun ini, seolah-olah adalah hari-hari yang bahagia, satu-satunya yang dapat diingatnya kembali adalah saat ayahnya masih ada disini, saat masih ada Nardi, dan juga Nana ada disisinya.

Saat itu meskipun sangat susah, tetapi ia tetap dapat melaluinya.

Sekarang kembali memikirkan hal itu, benar-benar luar biasa.

“Gagal, paling parah mengulang lagi dari awal. Aku dulu berkali-kali berpikir diriku sudah tidak memiliki harapan lagi, bahkan hatiku telah mati. Tetapi setelah aku berhasil melaluinya, sekuat tenaga melepaskan diri dari kesusahan itu, sekarang kembali memikirkan hal itu, aku rasa itu hanyalah sebuah masalah yang tidak begitu pentingnya.”

“Kak Shivas, terkadang berjalan maju kedepan, bukanlah selalu adalah arah yang tepat. Melihat pemandangan disekitar perjalanan itu, kembali mengingat-ngingat dan menikmati rasa saat itu juga cukup indah.”

Shivas melihat kearah Neva, pandangan matanya menunjukkan rasa kagum.

Ia mengetahui kehidupan Neva dikeluarga Tirta, julukannya sebagai nyonya muda Tirta, tetapi ditekan oleh orang ketiga dan dirinya menjadi sebuah pajangan belaka.

Keluarganya, keluarga Aska menganggapnya sebagai pohon penghasil uang, tidak pernah membantunya untuk membantu, malah tidak ada habisnya meminta dan memohon bantuan.

Dan juga, ia secara diam-diam memeriksa pernikahan diantara Neva dan Gandi, pernikahan ini sebenarnya Neva akan digantikan oleh Nevi.

Tetapi tiba-tiba dihari itu Nevi menyalahgunakan narkoba, sekujur tubuhnya menjadi kehilangan akal, sama sekali tidak dapat melakukannya.

Karena itu kembali memberikan pernikahan itu kepada Neva, tetapi seluruh data kekacauan dari Nevi itu sudah tertera ditubuh Neva.

Hari-hari Neva ini, seharusnya benar-benar sangat menderita!

Dibandingkan dengan seluruh permasalahannya ini, dirinya benar-benar sedikit terlalu terbawa perasaan!

Shivas kembali menggenggam erat tangan Neva, berkata: “Terima kasih, kalau begitu mari kita sama-sama berjuang!”

Neva seakan-akan melihat Shivas yang sedang bersekolah itu, berantusias dan optimis, tidak takut akan segala resiko dan kesusahan yang akan dihadapinya, selamanya akan selalu berusaha, berusaha, dan berusaha!

Pijatan selama setengah jam itu membuat hati kedua orang itu jauh lebih santai.

Neva melihat sekilas jam, sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 6 malam, ia sudah harus pulang.

Setelah berpamitan kepada Shivas dan berkata sampai jumpa, Neva menyetir mobilnya dan pulang.

Didalam perjalanan, ia tiba-tiba teringat akan Meko, masih berada didaerah Mashita.

Karena itu ia berputar kemudian pergi kedaerah Mashita.

Mobilnya baru saja berhenti didepan pintu, langsung mendengar suara Meko yang menggonggong dengan semangat dari dalam kamar.

Meko sudah tumbuh besar, pintu khusus untuk Richie sudah tidak dapat dilalui oleh Meko.

Richie menjulurkan kepalanya, dari dalam pintu kecil secara hati-hati ia melihat secara diam-diam.

Setelah mengetahui bahwa itu adalah Neva, dengan segera mengeong, menggunakan kecepatan yang sama sekali tidak sesuai dengan tubuhnya menerjang dan melompat kedalam pelukan Neva.

Wajah Neva terlukiskan sebuah senyuman, memeluk Richie dan membelai lembut bulunya yang halus.

Setelah menyiapkan setumpuk snack untuk Richie, Neva membawa Meko pulang kerumahnya.

Meko telah menghabiskan waktu beberapa saat bersama Richie, agak sedikit tidak rela meninggalkannya.

Tetapi tepat disaat ini Richie menolak Meko, melihat Meko yang bergerak dengan lambat dan merontak untuk pergi, Richie mengancam dengan mengacungkan cakarnya.

Meko beberapa waktu ini sudah terlalu sering diselesaikan oleh Richie, dengan segera melemah dan mengikuti Neva keluar dari ruangan.

Saat kembali kedalam villa, Mbok Ting sudah menyiapkan makan malam.

Gandi masih belum pulang, Neva mengirimkan sebuah pesan kepada Gandi, bertanya padanya apakah malam akan pulang untuk makan malam.

Setelah lewat beberapa saat, Gandi baru kemudian mengirimkan balasan.

Didalamnya hanya ada sekata, tidak.

Kata sederhana dengan arti mengerikan, Neva dengan segera memberitahu Mbok Ting mereka berdua sudah bisa mulai makan.

Setelah menghabiskan sepanjang sore diluar, Neva sudah cukup lelah.

Makan malam ini ia secara penuh menghabiskan dua mangkok bubur, disaat terakhir saat ia sudah kenyang, perut kecilnya sudah menggembung.

Berebahan diatas kasur, ia teringat besok adalah hari ulang tahun Gandi.

Hadiah yang disiapkan olehnya dibantu Shinta itu, ia seharusnya menyukainya kan?

Untuk malam ini Gandi akan pulang kerumah ataupun tidak, Neva sama sekali tidak menuntutnya.

Bagaimanapun juga untuk penyiksaan sekali lagi, ia sudah memiliki ketakutan.

Subuh pagi hari, Neva dengan kesadarannya membuka mata dan menyentuh sebelahnya, kosong.

Gandi tidak ada disampingnya, ia masih agak sedikit tidak terbiasa.

Seperti orang hidup yang membutuhkan air, hangat dan dingin dapat secara alami dirasakan.

Ia meraba ponselnya, dimalam hari pukul 12 ada seseorang yang memohon pertemanan di wechat nya.

Sekilas melihat pesan yang ditinggalkan, Neva seketika ragu-ragu akan menerimanya atau tidak.

Dalam pesan singkat itu tertinggal dua kata: Mustika.

Mustika datang untuk mencari Neva, meskipun tidak memutar otak, Neva pun mengetahui ini tentang masalah apa.

Ia sedikit ragu-ragu, kemudian menekan setuju, tidak disangkanya lewat 2 menit Mustika langsung mengiriminya pesan.

“Kakak ipar, apakah aku bisa bertemu denganmu untuk berbicara?”

Neva tercengang, ia sebenarnya sangat membenci julukan Mustika kepadanya. Mustika masih belum menjadi orang dikeluarga Tirta, panggilan kakak ipar ini, benar-benar tidak masuk akal.

Neva terdiam sesaat kemudian menjawab: “Aku tidak ada waktu, jika ada masalah apa kapan-kapan baru kita bicarakan!”

Ia baru saja menjawabnya, langsung melihat Mustika sedang mengetik pesan.

Neva menunggu sesaat baru, pesan dari Mustika masih juga tidak masuk, terlihat jelas ia sedang mengetik pesan yang sangat panjang.

Neva sedikit menyesal menerima permintaan pertemanan dari Mustika, tetapi sekarang juga tidak bisa memblokirnya, jika tidak akan membuatnya terlihat benar-benar tidak memiliki toleransi.

Chelsi tidak sedikit memberitahunya mengenai hal seperti ini, jadi orang harus jujur, jika merasa tidak nyaman, langsung masukkan orang itu kedalam area hitam.

Wanita yang membalas dendam, sepanjang hari adalah malam.

“Kakak ipar, aku tidak tahu bagaimana kamu bisa mengenal Shivas. Tetapi apakah kamu benar-benar mengenali Shivas? Ia berinisiatif untuk merayu Fandi tidak perlu kita ungkit lagi, kematiannya diluar negeri, ia sembarangan berhubungan seks, menggunakan narkoba, membunuh dengan pistol, bahkan menyukai sehubungan darahnya…… seluruh masalah buruk ini, ia pernah melakukannya semua. Orang yang buruk seperti ini, jika bibi mengetahuinya, pasti akan marah kan!”

Novel Terkait

Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu